Anda di halaman 1dari 102

FISIOLOGI SISTEM

PENGINDERAAN

Dosen
Armina, M.Kep., Ns.Sp.Kep.An
Tujuan Pembelajaran

Indera Penglihatan
Indera Pendengaran
Indera Penciuman
Indera Pengecapan
Defenisi

 Sistem penginderaan adalah


organ-organ akhir yang
dikhususkan untuk menerima
jenis rangsangan tertentu :
Penglihatan, pendengaran,
penghidu, pengecapan
Mata
 Mata adalah organ penglihatan yang
mendeteksi cahaya.
 Yang dilakukan mata yang paling
sederhana tak lain hanya mengetahui
apakah lingkungan sekitarnya adalah
terang atau gelap.
 Mata yang lebih kompleks dipergunakan
untuk memberikan pengertian visual.
Organ Mata

1. Organ luar ( Organ Okuli Asesoria ) :


 Bulu mata ( Siliae )
 Rongga mata ( Cavum orbita )
 Alis mata ( Supersilium )
 Kelopak mata ( Palpebra )
 Kelenjar air mata ( Aparatus lakrimalis )
 Otot mata ( musculus okuli )
 konjungtiva
2. Organ Dalam /
Bola Mata :
 Kornea
 Sclera
 Iris dan Pupil
 Lensa
 Retina
 Koroid
 Saraf optik
Lapisan Mata

Lapisan Bola Mata


 Lapisan mata dari luar ke dalam adalah:
(1) tunika fibrosa : jaringan ikat fibrosa yang
tampak Putih, tdd sklera di bagian belakang
(ditembus N.Optikus).
(2) Lamina vaskulosa, yaitu koroidea (lapisan
berpigmen koroid tdp pleksus vena), Korpus
SIliaris (belakang tepi iris) & iris (diafragma
berpigmen tipis di dalam cairan mata/aquous
humor); dan
(3) tunika nervosa : retina.
Lapisan Mata
Organ Luar Mata

1. Rongga Mata (Orbita)


 Orbita berbentuk suatu rongga
berbentuk piramida yang
berkonvergensi ke arah belakang.
 Puncaknya adalah foramen optikum,
dan dasarnya menghadap ke depan luar
dan terbuka disebut aditus orbitae.
 Sedangkan dinding-dindingnya meliputi
dinding medial, dinding lateral, dinding
atas (atap orbita), dan dinding bawah
(dasar orbita).
 Orbita terletak di kanan dan kiri basis
nasal (pangkal hidung)
 Merupakan rongga mata yang
bentuknya seperti kerucut
Terdiri :
os frontalis,
os zigomatikum,
os spenoidal,
os etmoidalis,
os maxilaris,
os lakrimal
 Di dalam orbita, selain bola mata,
juga terdapat otot-otot ekstraokuler,
syaraf, pembuluh darah, jaringan
ikat, dan jaringan lemak, yang
kesemuanya ini berguna untuk
menyokong fungsi mata.
 Orbita merupakan pelindung bola
mata terhadap pengaruh dari dalam
dan belakang, sedangkan dari depan
bola mata dilindungi oleh palpebra.
2. Bulu Mata ( Siliae ) .
 Bulu mata, adalah bagian
dari kelopak mata yang berupa
helaian rambut-rambut.
 Rambut mata merupakan
rambut yang sangat lembut.
 Rambut-rambut ini berfungsi
untuk melindungi upaya debu,
keringat atau air yang
menetes dari dahi agar tidak
masuk ke mata.
3. Alis Mata
 Alis mata berupa bagian yang
menonjol sedikit di atas kedua
belah kelopak mata dan mempunyai
sedikit rambut halus.
 Alis mata berfungsi sebagai pelindung
mata yang peka dari tetesan keringat
yang jatuh dari bagian dahi air hujan,
atau sinar matahari yang berlebihan.
4. Kelopak Mata ( Palpebra )
 Kelopak mata adalah lipatan kulit yang
lunak yang menutupi dan melindungi mata.
 Terdiri dari kelopak mata atas & bawah
 Berfungsi pelindung mata apabila ada
gangguan pada mata (menutup & membuka
mata)
 Kelopak mata atas : terdiri dari muskulus
levator palpebra superior
 Bagian kelopak yang berlipat (tarsus)
→pada kedua tarsus terdapat kelenjar
tarsalia, sebasea & keringat
5. Kelenjar Air Mata ( Aparatus Lakrimalis )
 Kelenjar lakrimalis teletak pada sebelah
atas dan lateral dari bola mata.
 Kelenjar lakrimalis mensekresi cairan
lakrimalis.
 Air mata mengalir untuk membasahi dan
melembabkan kornea,
 kelebihan sekresi akan dialirkan ke
kantung lakrimalis yang terletak pada
sisi hidung dekat mata dan melalui
duktus nasolakrimalis untuk ke hidung.
Aparatus Lakrimatis
 Proses melalui duktus
ekskretorius
lakrimaris → sakus
konjungtiva →
melalui bagian depan
bola mata → sudut
tengah bola mata →
kanalis lakrimalis →
duktus nasolakrimaris
→ meatus nasalis
inferior
6. Selaput Bening Mata ( Conjungtiva )
 Ada 2 bagian :
 Konjungtiva palpebra
 Konjungtiva bulbar
 Konjungtiva adalah suatu membran
tipis yang melapisi kelopak mata (
konjungtiva palpebra), kecuali darah
pupil.
 Konjungtiva palpebra melipat kedalam
dan menyatu dengan konjungtiva
bulbar membentuk kantung yang
disebut sakus konjungtiva.
 Walaupun konjungtiva transparan,
bagian palpebra tampak merah muda
karena pantulan dari pembuluh –
pembuluh darah yang ada didalamnya,
pembuluh – pembuluh darah kecil
dapat dari konjungtiva bulbar diatas
sklera mata.
 Konjungtiva melindungi mata dan
mencegah mata dari kekeringan.
7. Otot-otot Mata ( Muskulus Okuli )
 Otot – otot mata terdiri dari dua
tipe; ekstrinsik dan intrinsik.
 Otot – otot ekstrinsik bersifat
volunter ( dibawah sadar ), diluar
bola mata yang mengontrol
pergerakan diluar mata.
 Otot – otot intrinsik bersifat
involunter ( tidak disadari ) berada
dalam badan ciliary yang
mengontrol ketebalan dan ketipisan
lensa, iris dan ukuran pupil.
 M.
Levator palpebralis superior inferior
(mengangkat kelopak mata)
 M.
Orbikularis okuli * lingkar mata
(menutup mata)
 M.
Rektus okuli inferior * disekitar mata
(menutup mata)
 M.
Rektus okuli medial * disekitar mata
(menggerakan mata dalam /bola mata)
 M.Obliques okuli inferior (menggerakan
bola mata ke bawah ke dalam)
 M.Obliques okuli superior (memutar mata
ke atas, ke bawah dan keluar)
Organ dalam Mata (Bola Mata)

1. Kornea
 Kornea adalah bagian depan
mata yang tembus pandang yang
menutupi iris dan pupil.
 Bila kornea disentuh
maka kelopak mata akan
menutup secara refleks.
 Kornea tidak memiliki pembuluh
darah
Bola Mata
2. Iris dan Pupil
 Posisi iris mata terlindung di
belakang kornea dan di depan lensa,
iris mata adalah lingkaran berwarna
yang terletak di sekeliling biji mata.
 Otot – otot bekerja adalah :
 M. ciliaris
 M. spinkter pupilae
 M. dilatator pupilae
 Iris adalah berwarna, membran
membentuk lingkaran ( bundar )
mengandung dilator involunter dan otot –
otot spingter yang mengatur ukuran pupil.
 Pupil adalah ruangan ditengah – tengah
iris.
 Ukuran pupil bervariasi dalam merespon
intensitas cahaya dan memfokuskan objek
(akomodasi) untuk memperjelas
penglihatan, pupil mengecil (miosis) jika
cahaya terang atau untuk penglihatan
dekat
Iris dan Pupil
 Pupil
 Tempat masuknya cahaya ke bagian mata
 Yang dikontrol saraf otonom
 Cahaya terang
 Pupil mengecil apabila otot sirkuler
/konstriktor berkontraksi & membentuk
cincin yang lebih kecil)
 Oleh saraf simpatis
 Cahaya gelap
 Ototradialis memendek menyebabkan
ukuran pupil meningkat
 Oleh saraf parasimpatis
3. Sklera
 Sklera merupakan dinding bola mata yang
padat dan paling keras, terdiri atas jaringan
fibrosa, tidak jernih, dan tampak berwarna
putih.
 Tebal sklera rata-rata 1 mm, tetapi pada
insersi otot rektur menebal menjadi 3 mm.
 Sklera mempunyai 2 buah lubang utama, yaitu
:
 Foramen skleralis anterior, tempat
melekatnya kornea, dan
 Foramen skleralis posterior, atau kanalis
skleralis, merupakan pintu keluar nervus
optikus.
Gambar Sclera
 Permukaan luar
sklera diliputi
jaringan elastik
tipis, namanya
episklera,
mengandung
banyak pembuluh
darah yang
memberi nutrisi
bagi sklera.
 Sklera dipelihara
oleh syaraf siliaris.
4. Lensa Mata
 Lensa mata
merupakan suatu
kristal,
berbentuk
bikonfek (
cembung )
bening, terletak
dibelakang iris,
terbagi kedalam
ruang anterior
dan posterior.
Gambar Lensa mata

Lensa tersusun dari


sel – sel epitel
yang dibungkus
oleh membrab
elastis,
ketebalannya
dapat berubah –
ubah menjadi
lensa cembung bila
refraksi lebih besar
 Kapsul lensa adalah suatu membran
semipermeabel yang dapat dilewati air
dan elektrolit.
 Disebelah depan terdapat selapis epitel
subkapsular.
 Nukleus lensa lebih keras daripada
korteksnya.
 Sesuai dengan bertambahnya usia, serat-
serat lamelar subepitel terus diproduksi,
sehingga lensa lama-kelamaan menjadi
kurang elastik.
 Lensa terdiri dari enam puluh lima persen
air, 35% protein, dan sedikit sekali
mineral yang biasa ada di jaringan tubuh
lainnya. Tidak ada serat nyeri, pembuluh
darah atau pun saraf di lensa.
PEMFOKUSAN BERKAS CAHAYA

 Pembelokan suatu berkas cahaya (refraksi)


suatu ketika cahaya mengenai permukaan lengkung
dengan densitas lebih besar, arah refraksi
tergantung pada sudut kelengkungan
 Lensa konveks (cembung) menyebabkan
konvergensi / penyatuan berkas cahaya
 Lensa konkaf (cekung) menyebabkan divergensi
(penyebaran) berkas cahaya
FUNGSI REFRAKSI MATA
 cahaya jatuh di atas mata → bayangan letaknya difokuskan pada retina
→ menembus & diubah kornea
 lensa, badan aques & vitrous → membiaskan & memfokus- kan
bayangan pada retina bersatu menangkap sebuah titik bayangan yang
difokuskan
AKOMODASI
 Akomodasi adalah kemampuan menyesuaikan kekuatan lensa sehingga
baik sumber cahaya dekat maupun jauh dapat difokuskan di retina.
 Kontraksi otot siliaris, ligamentum suspensorium melemas & tegangan
pada lensa berkurang (lensa membulat & menguat).
5. Retina
 Retina adalah selapis tipis sel yang
terletak pada bagian belakang bola
mata
 Retina merupakan bagian mata yang
mengubah cahaya menjadi sinyal syaraf.
 Retina memiliki sel fotoreseptor yang
menerima cahaya.
 Sinyal yang dihasilkan kemudian
mengalami proses rumit yang dilakukan
oleh neuron retina yang lain, dan diubah
menjadi potensial aksi pada sel ganglion
retina.
Gambar Retina
 Strukturretina manusia adalah 72%
seperti bola dengan diameter
sekitar 22 mm. Pada bagian tengah
retina terdapat cakram optik, yang
dikenal sebagai "titik buta" (blind
spot) karena tidak adanya
fotoreseptor di daerah itu
 Retina tidak hanya mendeteksi
cahaya, melainkan juga memainkan
peran penting dalam persepsi
visual.
6. Koroidea
 Tunika vaskular mata terdiri dari koroid
di bagian belakang, badan siliaris serta
iris di bagian depan.
 Koroid berada di lima perenam bagian
posterior bola mata.
 Koroid merupakan membran tipis,
vaskular, warna coklat tua atau muda.
 Dibagian belakang ditembus oleh nervus
optikus.
 Lapisan ini lebih tebal di bagian belakang
daripada di bagian depan.
Gambar Koroid

 Fungsi koroid :
memberikan nutrisi
untuk retina serta
menyalurkan
pembuluh darah
dan saraf menuju
badan siliaris dan
iris.
Ruang Bola Mata
 Terdiri 2 rongga berisi cairan → dipisah- kan sebuah
lensa,memungkinkan cahaya lewat menembus mata dari kornea ke
retina

 Rongga anterior
 Antara kornea & lensa (aqueous humor)
 Mengandung zat gizi untuk kornea &
lensa
 Rongga posterior
 Antara lensa & retina (vitreous humor)
 Membentuk bola mata yang sferis
FUNGSI MATA

 Menerima rangsangan berkas


cahaya pada retina dengan
perantaraan serabut nervus
optikus
 Menghantarkan rangsangan ini
kepusat penglihatan pada otak
untuk ditafsirkan
FISIOLOGI INDERA PENGLIHATAN
Bola mata tdd: 3 lapisan yakni,
1. Lapisan terluar  sklera, keruh yg semakin ke depan
se-makin tembus pandang  kornea
2. Lapisan kedua  khoroid, hitam (gelap), ke depan
akan membentuk otot ciliari & iris (berfungsi untuk
menga-tur cahaya  bila cahaya terlalu besar maka
iris saling mendekati, pupil mengecil sedangkan jika
cahaya redup iris saling menjauhi, pupil membesar
3. Lapisan terdalam  retina, mempunyai pembuluh
darah arteri & vena retinalis sehingga bola mata
teraliri drh
FISIOLOGI INDERA PENGLIHATAN

 Selain ke 3 lapisan terdahulu, terdapat pula lensa


kris-talina, aquous humor, vitrous humor (aquous
vitrous yg lbh kental)
 Media penglihatan  kornea, aquous humor, lensa
kris-talina, vitrous humor (aquous vitrous)
 Kerusakan atau gangguan dari salah satu di atas, kita
tidak dapat melihat
 Terdapat pula bintik kuning (fovea nasalis = makula
lu-tea = fovea sentralis = fovea medialis)  tempat
peneri-ma benda yg dilihat oleh mata karena di
tempat ini tdpt sel kerucut (dlm fovea) & sel batang
(tersebar di retina) sebagai organ yg peka terhadap
cahaya
FISIOLOGI INDERA PENGLIHATAN

 Selain bintik kuning terdapat bintik buta (blind spot),


karena daerah ini tdk peka terhadap cahaya krn tdk
ada sel batang & sel kerucut
 Sel batang untuk melihat cahaya redup (remang-
remang), sedangkan sel kerucut untuk siang hari &
warna
 Pd retina  mekanis pengaturan penglihatan senja &
malam hari serta mekanisme yg mengatur
penglihatan siang hari & warna
 Sel batang & sel kerucut dipersyarafi oleh syaraf
optik secara bipolar  merupakan syaraf penglihatan
serta syaraf kranial yang ke II (N. Optikus)
FISIOLOGI INDERA PENGLIHATAN

 Selain syaraf optik (II), ada syaraf


kranial lain yang membantu dlm
pengoperasian & gerakan bola mata,
yaitu syaraf okulumotor (III), troklearis
(IV), abdusens (VI) & trigeminal (V) 
selain mempersyarafi daerah mata
sampai ke kepala juga mempersyarafi
daerah rahang atas & rahang bawah
FISIOLOGI INDERA PENGLIHATAN
 Cahaya masuk ke mata dan di
belokkan (refraksi) ketika melalui
kornea dan struktur-struktur lain dari
mata (kornea, humor aqueous, lensa,
humor vitreous) yang mempunyai
kepadatan berbeda-beda untuk
difokuskan di retina, hal ini disebut
refraksi.
 Mata mengatur (akomodasi)
sedemikian rupa ketika melihat objek
yang jaraknya bervariasi dengan
menipiskan dan menebalkan lensa.
FISIOLOGI INDERA PENGLIHATAN

 Penglihatan dekat memerlukan kontraksi dari


badan ciliaris, yang bisa memendekkan jarak
antara kedua sisi badan ciliaris yang diikuti
dengan relaksasi ligamen pada lensa. Lensa
menjadi lebih cembung agar cahaya dapat
terfokuskan pada retina.
 Akomodasi juga dibantu dengan perubahan
ukuran pupil.
 Penglihatan dekat, iris akan mengecilkan pupil
agar cahaya lebih kuat melelui lensa yang tebal.
FISIOLOGI INDERA PENGLIHATAN

1. Untuk dpt melihat benda, stimulus berupa cahaya


harus jatuh di reseptor (penerima) yg selanjutnya di
teruskan ke pusat penglihatan (fovea sentralis) &
diperlukan ketajaman (visus) penglihatan
2. Visus sangat dipengaruhi sifat fisis mata (aberasi mata
= kegagalan sinar utk berkonvergensi/bertemu di titik
identik), besarnya pupil, komposisi cahaya, mekanisme
akomodasi, elastisitas otot, faktor stimulus (warna yg
kontras, besar kecilnya stimulus, durasi, intensitas
cahaya, serta faktor retina (semakin kecil & rapat sel
kerucut).
FISIOLOGI INDERA PENGLIHATAN

 RUMUS VISUS: dengan menggunakan OPTOTYPE SNELLEN


d d = jarak antara alat dgn subyek yang diperiksa
V = ------- V = visus (ketajaman penglihatan)
D D = jarak skala huruf yang masih dapat dibaca oleh
Mata normal
 Penglihatan normal = emetropi
 Bila benda yg dilihat jatuh di depan fovea sentralis  disebut
rabun jauh (myopi) dan dpt diatasi dgn lensa cekung (negatif), bila
benda yg dilihat jatuh di belakang fovea sentralis  disebut rabun
dekat (hypermetropi), dpt diatasi dgn lensa cembung (positif) /
lensa bikonveks.
INDERA PENDENGARAN
ANATOMI TELINGA
ANATOMI TELINGA
• Telinga luar (auris eksterna) : daun telinga (aurikula),
liang telinga (Meatus akustikus eksterna)
• Telinga tengah (kavum timpani) : membran timpani,
maleus, incus, stapes, tuba eustachius, prosesus
mastoideus
• Telinga dalam ( labirin ) : kanalis semisirkularis,
utrikulus, sakulus, koklea
TELINGA
Gambar DALAM
labirin :
FISIOLOGIS
TELINGA LUAR
• Gelombang bunyi ditangkap oleh daun telinga
dan ditransmisikan ke dalam meatus auditorius
eksternus lalu ke membran timpani (telinga
tengah)
MEMBRANA TYMPANI

• Gelombang bunyi  vibrasi membrane timpani


• Sifat membrane elastic  mudah bergetar bila
tekanan pada kedua sisinya bersifat atmosferik
• Ujung faring tuba eustachius terbuka saat menelan,
bersin, dan menguap  (bila tuba paten) telinga
tengah terus terisi dengan udara tekanan atmosfer.
• Membrana timpani tidak akan bergetar dengan
baik bila tuba tersumbat dan tekanan kedua
sisi tidak sama.

• Amplitude getaran membrane proporsional


dengan intensitas bunyi

• Membran sangat teredam, yaitu berhenti


bergetar segera setelah bunyi berhenti.
OSIKULA
• Getaran membrane timpani ditangkap ke
bagian osikula yaitu oleh malleus, yang melekat
pada permukaan dalamnya dan ditransmisikan
melalui incus ke stapes.
• Bagian kaki stapes menstransmisikan vibrasi
melalui fenestrum ovale (jendela stapes oval)
yang melekat pada stapes.
• membrane timpani 15 – 20 kali lebih besar dari pada
fenestrum ovalem  gaya vibrasi pada fenestrum
lebih besar dari pada gaya pada membrane timpani

• Muskulus stapedius dan tensor timpani berkontraksi


secara reflektorik sebagai respons terhadap bunyi
yang keras  berkontraksi menarik osikel  membuat
system osikular lebih kaku  melindungi telinga
dalam.
KOKLEA
• Vibrasi fenestrum ovale menyebabkan gelombang
tekanan dalam perilimf telinga dalam

• Gelombang berjalan ke atas pada perilimf dalam


skala vestibule dan ke bawah pada perilimf di dalam
skala timpani
• Ketika gelombang mencapai fenestrum
rotundum pada bagian dasar, membrane
menutup fenestrum tersebut menyebabkan
pembonjolan kecil di dalam telinga
tengah.
ORGAN CORTI
• Gerakan membrane basalis, dihasilkan
oleh gelombang yang berjalan naik turun
didalam koklea,  menggerakkan sel-sel
rambut mentransmisikan impuls ke saraf
nervus kokhlearis disekitar dasar sel
rambut
• gelombang yang dihasilkan oleh bunyi
berfrekuensi tinggi hanya berjalan sedikit di
dalam koklea sebelum teredam, dan bunyi
berfrekuensi rendah berjalan sampai ke apeks
koklea.
• Pembedaan oleh telinga antara suara dengan
berfrekuensi yang berbeda agaknya
diakibatkan oleh pola getaran yang berbeda
yang dihasilkan membrane basalis oleh
berfrekuensi yang berbeda.
• Nada / frekwensi tinggi resonansinya terjadi di dekat
basis koklea dan nada / frekwensi rendah
merangsang apeks koklea.

FISIOLOGI PENDENGARAN
• Bunyi ditangkap daun telinga  membran timpani 
tulang pendengaran  fenestra ovale 
menggerakkan perilimfe pada skala vestibuli 
melalui membran reissner mendorong endolimfe
menimbulkan gerak relatif membran basilaris dan
membran tektoria  defleksi stereosilia sel rambut 
kanal ion terbuka  terjadi pertukaran ion 
depolarisasi sel rambut  pelepasan neurotransmiter
 potensial aksi saraf auditorius  nukleus auditorius
 korteks pendengaran di lobus temporalis
KESEIMBANGAN
• Kanalis semisirkularis, sakulus dan
utrikulus
• Kanalis semisirkularis berperan pada
gerakan kepala berputar  gerakan
endolimfe dalam kanalis semisirkularis
yang merangsang sel-sel rambut
• Otolit sakulus dan utrikulus; bergerak oleh perubahan
posisi kepala
• Rangsangan ditransmisikan sepanjang serat saraf
nervus kranialis kedelapan (auditorius) pars
vestibularis ke otak tengah , medulla oblongata,
serebelum , dan medulla spinalis.
• Rangsangan ini memulai perubahan refleks pada otot-
otot leher , mata, badan, dan ekstremitas untuk
mempertahankan keseimbangan dan postur dan mata
dapat difiksasi pada objek yang bergerak.
FISIOLOGI Keseimbangan
• Informasi keseimbangan tubuh akan
ditangkap oleh reseptor vestibuler, visual dan
propioseptik.
• Dari ketiga jenis reseptor tersebut, reseptor
vestibuler yang punya kontribusi paling besar
(> 50% ) disusul kemudian reseptor visual
dan yang paling kecil konstibusinya adalah
propioseptik.
• bila ada gerakan atau perubahan dari
kepala atau tubuh  perpindahan cairan
endolimfe di labirin  hair cells menekuk
• Tekukan hair sel  menyebabkan
permeabilitas membran sel berubah
sehingga ion Kalsium menerobos masuk
kedalam sel (influx)
• Influx  menyebabkan depolarisasi
dan juga merangsang pelepasan
eksitator (glutamat)  saraf aferen
(vestibularis)  pusat-pusat
keseimbangan di otak .
• Pusat Integrasi alat keseimbangan tubuh pertama
di inti vestibularis (menerima impuls aferen dari
propioseptik, visual dan vestibuler)

• Serebellum merupakan pusat integrasi kedua


juga pusat komparasi informasi yang sedang
berlangsung dengan informasi gerakan yang
sudah lewat

• informasi tentang gerakan juga tersimpan di


pusat memori prefrontal korteks serebri
Gambar jaras vestibular
INDERA PENCIUMAN
STRUKTUR RONGGA HIDUNG
(KAVUM NASAL)

• KONKA NASALIS
- KONKA NASALIS SUPERIOR
- KONKA NASALIS MEDIA
- KONKA NASALIS INFERIOR
• SINUS PARANASAL
- SINUS MAKSILARIS
- SINUS SFENOIDALIS
- SINUS FRONTALIS
Fisiologi Penciuman
PROSES PENCIUMAN :
BAU →RONGGA HIDUNG →SARAF / NERVUS OLFAKTORIUS
→ LOBUS TEMPORAL (PERASAAN DITAFSIRKAN).
RANGSANG PENCIUMAN DIRANGSANG OLEH GAS YANG
DIHISAP
Substansi yang tercium  kontak dg permukaan olfaktori
menyebar difusi sepanjang mukosa yang menutupi silia
(membran siliaris) di kavum nasalis dan mengaktifkan sel
reseptor olfaktorius (bau khusus, bau yang kuat atau iritatif
cth bau mentol, bau klor, dsb)merangsang N. Trigeminus
(nyeri) iritasi hidunglakrimasi (cucuran air mata).
INDERA PENGECAPAN
LIDAH
 Lidah Terdiri 2 Kelompok
- Otot Intrinsik Melakukan Gerakan Halus
- Otot Ekstrinsik Melaksanakan Gerakan Kasar
Pada Waktu Mengunyah & Menelan
 Bagian Lidah
- Radik Lingua (Pangkal Lidah)
- Dorsum Lingua (Punggung Lidah)
- Apeks Lingua (Ujung Lidah)
 Fungsi Alat Pengecap
Merasakan Arti Makanan, Sebagai Alat Reflek
Saliva
 Susunan Saliva (Kelenjar Ludah)
Air, Glikoprotein, Enzim Pencernaan
(Ptialin), Garam Alkali, dll
 Fungsi Saliva
- Mekanis
- Kimiawi (Enzim Ptialin- Hidrat Arang →
Maltose, Enzim Maltose → Glukosa)
- Membasahi Lidah
- Melarutkan Makanan
- Mencegah Karies Gigi (Mengubah Suasana
Asam
Rangsangan reseptor

 Sel reseptor berespon thd senyawa yg


larut di dalam cairan di mulut 
menyebar ke mikrovili lidah neuron
sensorik : 1/3 anterior lidah (N.Fasialis)
 1/3 posterior lidah mencapai batang
otak (N. Glosofaringeus & N. Vagus) 
terjemahan rasa manis, asam. asin atau
pahit.
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai