Anda di halaman 1dari 38

ANATOMI DAN FISIOLOGI MATA

Oleh :
Arlesiane Bida Ndjurumbaha
131911123012
AJ2 / B22
ANATOMI MATA
 Mata adalah organ penglihatan yang
mendeteksi cahaya.
 Yang dilakukan mata yang paling sederhana
tak lain hanya mengetahui apakah
lingkungan sekitarnya adalah terang atau
gelap.
 Mata yang lebih kompleks dipergunakan
untuk memberikan pengertian visual.
Organ Mata Kornea
1. Organ luar (Organ Okuli Sclera
Asesoria) Iris dan Pupil
Bulu mata ( Siliae ) Lensa
Rongga mata ( Cavum orbita ) Retina
Alis mata ( Supersilium ) Koroid
Kelopak mata ( Palpebra ) Saraf optik
Kelenjar air mata ( Aparatus
lakrimalis )
Otot mata ( musculus okuli )
Selaput bening mata
( konjungtiva )
2. Organ Dalam :
LAPISAN MATA

Lapisan mata dari luar ke


dalam adalah:
1. tunika fibrosa, terdiri dari
sklera di bagian belakang
dan kornea di bagian
depan
2. tunika vascular berpigmen,
di bagian belakang
terdapat koroid, dan di
bagian depan terdapat
badan siliaris dan iris; dan
3. tunika nervosa, retina.
ORGAN LUAR MATA
1. Rongga mata  Orbita terletak di kanan dan kiri
 Orbita berbentuk suatu rongga basis nasi (pangkal hidung)
yang secara skematis
digambarkan sebagai piramida
yang berkonvergensi ke arah
belakang.

 Puncaknya adalah foramen


optikum, dan dasarnya
menghadap ke depan luar dan
terbuka disebut aditus orbitae.

 Sedangkan dinding-dindingnya
meliputi dinding medial,
dinding lateral, dinding atas
(atap orbita), dan dinding
bawah (dasar orbita).
 Di dalam orbita, selain bola mata, juga
terdapat otot-otot ekstraokuler, syaraf,
pembuluh darah, jaringan ikat, dan
jaringan lemak, yang kesemuanya ini
berguna untuk menyokong fungsi
mata.

 Orbita merupakan pelindung bola


mata terhadap pengaruh dari dalam
dan belakang, sedangkan dari depan
bola mata dilindungi oleh palpebra.
2. Bulu Mata (Siliae) 2. Alis Mata
 Bulu mata, atau lebih  Alis mata pada sebagian
tepatnya rambut mata, besar manusia berupa bagian
adalah bagian dari yang sedikit menonjol sedikit
kelopak mata yang berupa di atas kedua belah kelopak
helaian rambut- rambut. mata dan mempunyai sedikit
 Rambut-rambut ini rambut halus.
berfungsi untuk  Alis mata berfungsi sebagai
melindungi supaya debu, pelindung mata yang peka
keringat atau air yang dari tetesan keringat yang
menetes dari dahi tidak jatuh dari bagian dahi air
masuk ke mata. hujan, atau sinar matahari
 Rambut mata merupakan yang berlebihan.
rambut yang sangat
lembut.
4. Kelopak Mata  Bagian kelopak yang
( Palpebra ) berlipat (tarsus) →pada
 Kelopak mata adalah kedua tarsus terdapat
lipatan kulit yang lunak kelenjar tarsalia,
yang menutupi dan sebasea & keringat
melindungi mata.
 Terdiri dari kelopak
mata atas & bawah –
Berfungsi pelindung
mata apabila ada
gangguan pada mata
(menutup & membuka
mata)
 Kelopak mata atas
terdiri dari muskulus
levator palpebra
superior
5. Kelenjar Air Mata  Air mata berguna untuk
((Aparatus Lakrimalis ) membasahi dan
 Kelenjar lakrimalis melembabkan kornea,
teletak pada sebelah  Kelebihan sekresi akan
atas dan lateral dari dialirkan ke kantung
bola mata. lakrimalis yang terletak
 Kelenjar lakrimalis pada sisi hidung dekat
mengsekresi cairan mata dan melalui
lakrimalis. duktus nasolakrimalis
untuk kehidung.
(Proses) melalui duktus ekskretorius
lakrimaris → sakus konjungtiva → melalui
bagian depan bola mata → sudut tengah bola
mata → kanalis lakrimalis → duktus
nasolakrimaris → meatus nasalis inferior
6. Selaput bening mata  Konjungtiva palpebra
(Conjungtiva) melipat kedalam dan
menyatu dengan
 Ada 2 bagian :
konjungtiva bulbar
(Konjungtiva palpebra
membentuk kantung
dan Konjungtiva
yang disebut sakus
bulbar )
konjungtiva.
 Konjungtiva adalah
suatu membran tipis
yang melapisi kelopak Walaupun konjungtiva
mata ( konjungtiva transparan, bagian palpebra
palpebra), kecuali tampak merah muda karena
darah pupil. pantulan dari pembuluh-pembuluh
darah yang ada didalamnya,
pembuluh-pembuluh darah kecil
dapat dari konjungtiva bulbar
diatas sklera mata.

Konjungtiva melindungi mata dan


mencegah mata dari kekeringan.
7.Otot-otot Mata ( Muskulus Okuli )
 Otot – otot mata terdiri dari dua tipe; ekstrinsik dan
intrinsik.
 Otot-otot ekstrinsik bersifat volunter ( dibawah sadar ),
diluar bola mata yang mengontrol pergerakan diluar mata.
 Otot-otot intrinsik bersifat involunter ( tidak disadari )
berada dalam badan ciliary yang mengontrol ketebalan dan
ketipisan lensa, iris dan ukuran pupil
 M. Levator palpebralis superior inferior (mengangkat
kelopak mata)
 M. Orbikularis okuli , lingkar mata (menutup mata)
 M. Rektus okuli inferior , disekitar mata (menutup mata) –
M. Rektus okuli medial , disekitar mata (menggerakan mata
dalam /bola mata)
 M. Obliques okuli inferior (menggerakan bola mata ke
bawah ke dalam)
 M. Obliques okuli superior (memutar mata ke atas, ke
bawah dan keluar)
ORGAN DALAM MATA

1. Kornea
 Kornea adalah bagian depan mata yang tembus
pandang yang menutupi iris dan pupil.
 Bila kornea disentuh maka kelopak mata akan
menutup secara refleks.
 Kornea tidak memiliki pembuluh darah.
2. Iris dan Pupil
 Posisi iris mata terlindung di belakang
kornea dan di depan lensa, iris mata
adalah lingkaran berwarna yang terletak
di sekeliling biji mata.
 Retina adalah garis mata bagian
belakang di mana penglihatan diproses.  Pupil

 Iris mata Bukan Retina. - Tempat masuknya cahaya ke bagian mata

 Otot-otot bekerja adalah : - Yang dikontrol saraf otonom

M. ciliaris , M. spinkter pupilae ,M.  Cahaya terang


dilatator pupilae - Pupil mengecil apabila otot sirkuler /konstriktor
berkontraksi & membentuk cincin yang lebih kecil)
 Iris adalah berwarna, membran
membentuk lingkaran ( bundar ) - Oleh saraf simpatis
mengandung dilator involunter dan otot –  Cahaya gelap
otot spingter yang mengatur ukuran
pupil. - Otot radialis memendek menyebabkan ukuran
pupil meningkat
 Pupil adalah ruangan ditengah – tengah
iris. - Oleh saraf parasimpatis

 Ukuran pupil bervariasi dalam merespon


intensitas cahaya dan memfokuskan
objek (akomodasi) untuk memperjelas
penglihatan, pupil mengecil jika cahaya
terang atau untuk penglihatan dekat.
3. Sklera  Tebal sklera rata-rata
 Sklera merupakan 1 mm, tetapi pada
dinding bola mata insersi otot rektur
yang padat dan menebal menjadi 3
paling keras, terdiri mm.
atas jaringan fibrosa,
tidak jernih, dan
tampak berwarna
putih.
4. Lensa Mata
 Lensa mata merupakan suatu kristal, berbentuk
bikonfek ( cembung ) bening, terletak dibelakang iris,
terbagi kedalam ruang anterior dan posterior.
 Lensa tersusun dari sel-sel epitel yang dibungkus oleh
membrab elastis, ketebalannya dapat berubah – ubah
menjadi lensa cembung bila refraksi lebih besar.
 Kapsul lensa adalah suatu membran semipermeabel
yang dapat dilewati air dan elektrolit.
 Disebelah depan terdapat selapis epitel subkapsular.
 Nukleus lensa lebih keras daripada korteksnya.
 Sesuai dengan bertambahnya usia, serat-serat lamelar
subepitel terus diproduksi, sehingga lensa lama-
kelamaan menjadi kurang elastik.
 Lensa terdiri dari enam puluh lima persen air, 35%
protein, dan sedikit sekali mineral yang biasa ada di
jaringan tubuh lainnya.. Tidak ada serat nyeri,
pembuluh darah atau pun saraf di lensa.
PEMFOKUSAN BERKAS CAHAYA

 Pembelokan suatu berkas cahaya


(refraksi) suatu ketika cahaya
mengenai permukaan lengkung dengan
densitas lebih besar, arah refraksi
tergantung pada sudut kelengkungan
 Lensa konveks (cembung)
menyebabkan konvergensi / penyatuan
berkas cahaya
 Lensa konkaf (cekung) menyebabkan
divergensi (penyebaran) berkas cahaya
FUNGSI REFRAKSI MATA
 CAHAYA JATUH DI ATAS MATA → BAYANGAN LETAKNYA
DIFOKUSKAN PADA RETINA → MENEMBUS & DIUBAH KORNEA
 LENSA, BADAN AQUES & VITROUS → MEMBIASKAN &
MEMFOKUS- KAN BAYANGAN PADA RETINA BERSATU
MENANGKAP SEBUAH TITIK BAYANGAN YANG DIFOKUSKAN
AKOMODASI
 AKOMODASI ADALAH KEMAMPUAN MENYESUAIKAN KEKUATAN
LENSA SEHINGGA BAIK SUMBER CAHAYA DEKAT MAUPUN
JAUH DAPAT DIFOKUSKAN DI RETINA
 KONTRAKSI OTOT SILIARIS, LIGAMENTUM SUSPENSORIUM
MELEMAS & TEGANGAN PADA LENSA BERKURANG (LENSA
MEMBULAT & MENGUAT)
5. Retina
 Retina adalah selapis tipis sel yang terletak pada bagian
belakang bola mata
 Retina merupakan bagian mata yang mengubah cahaya
menjadi sinyal syaraf.
 Retina memiliki sel fotoreseptor yang menerima cahaya.
 Sinyal yang dihasilkan kemudian mengalami proses
rumit yang dilakukan oleh neuron retina yang lain, dan
diubah menjadi potensial aksi pada sel ganglion retina
 Struktur retina manusia adalah 72% seperti bola dengan
diameter sekitar 22 mm. Pada bagian tengah retina
terdapat cakram optik, yang dikenal sebagai "titik buta"
(blind spot) karena tidak adanya fotoreseptor di daerah
itu
 Retina tidak hanya mendeteksi cahaya, melainkan juga
memainkan peran penting dalam persepsi visual.
 Struktur unik pembuluh darah pada retina telah
digunakan sebagai identifikasi biometrik
6. Koroid
 Tunika vaskular mata
terdiri dari koroid di
bagian belakang, badan
siliaris serta iris di bagian
depan.
 Koroid berada di lima
perenam bagian posterior
bola mata.
 Koroid merupakan
membran tipis, vaskular,
warna coklat tua atau
muda.
 Di bagian belakang
ditembus oleh nervus
optikus.
 Lapisan ini lebih tebal di
bagian belakang daripada
di bagian depan
RUANG BOLA MATA
 Terdiri 2 rongga berisi  Rongga posterior
cairan → dipisah- kan Antara lensa &
sebuah retina (vitreous
lensa,memungkinkan humor)
cahaya lewat
menembus mata dari
kornea ke retina
 Rongga anterior 
Antara kornea &
lensa (aqueous
humor)
Mengandung zat gizi
untuk kornea &
lensa
FISIOLOGI INDERA PENGLIHATAN

Bola mata tdd: 3 lapisan yaitu:


1. Lapisan terluar sklera, keruh yg semakin ke
depan se-makin tembus pandang kornea
2. Lapisan kedua khoroid, hitam (gelap), ke
depan akan membentuk otot ciliari & iris
(berfungsi untuk menga-tur cahaya bila
cahaya terlalu besar maka iris saling
mendekati, pupil mengecil sedangkan jika
cahaya redup iris saling menjauhi, pupil
membesar
3. Lapisan terdalam retina, mempunyai
pembuluh darah arteri & vena retinalis
sehingga bola mata teraliri darah
 Selain ke 3 lapisan  Selain bintik kuning  Selain syaraf optik (II),
terdahulu, terdapat terdapat bintik buta ada syaraf kranial lain
pula lensa kris- talina, (blind spot), karena yang membantu dlm
aquous humor, vitrous daerah ini tdk peka pengoperasian &
humor (aquous vitrous terhadap cahaya krn gerakan bola mata,
yg lbh kental) tdk ada sel batang & yaitu syaraf okulumotor
 Media penglihatan sel kerucut (III), troklearis (IV),
-kornea, aquous humor,  Sel batang untuk abdusens (VI) &
lensa kris- talina, melihat cahaya redup trigeminal (V)  selain
vitrous humor (aquous (remang- remang), mempersyarafi daerah
vitrous) sedangkan sel kerucut mata sampai ke kepala
untuk siang hari & juga mempersyarafi
 Kerusakan atau daerah rahang atas &
gangguan dari salah warna
rahang bawah
satu di atas, kita tidak  Pd retina terkenal teori
dapat melihat duplisitas  skotop 
 Terdapat pula bintik mekanis me
kuning (fovea nasalis = pengaturan
makula lu-tea = fovea penglihatan senja &
malam hari serta FISIOLOGI INDRA
sentralis = fovea
medialis) - tempat photop mekanisme yg PENGLIHATAN
peneri-ma benda yg mengatur penglihatan
dilihat oleh mata siang hari & warna
karena di tempat ini  Sel batang & sel
tdpt sel kerucut (dlm kerucut dipersyarafi
fovea) & sel batang oleh syaraf optik secara
(tersebar di retina) bipolar  merupakan
sebagai organ yg peka syaraf penglihatan
terhadap cahaya. serta syaraf kranial
yang ke II
FISIOLOGI INDERA PENGLIHATAN

 Penglihatan dekat memerlukan kontraksi


dari badan ciliary, yang bisa
memendekkan jarak antara kedua sisi
badan ciliary yang diikuti dengan
relaksasi ligamen pada lensa. Lensa
menjadi lebih cembung agar cahaya
dapat terfokuskan pada retina.
 Akomodasi juga dibantu dengan
perubahan ukuran pupil.
 Penglihatan dekat, iris akan mengecilkan
pupil agar cahaya lebih kuat melelui lensa
yang tebal.
REFLEKS CAHAYA
 Reseptor : Retina
 Saraf sensorik : N.optikus

 Pusat refleks : Nukleus Edinger Westpal

 Saraf motorik : N.okulomotorius

 Efektor : M.spinkter pupil


PEMERIKSAAN PENUNJANG
PENGLIHATAN

1. Pemeriksaan dengan kartu snnelen:


(untuk memeriksa ketajaman mata)
2. Pemeriksaan mata dengan tonometrii
(untuk memeriksa tekanan pada mata)
3. Pemeriksaan fisik (meliputi
pemeriksaan lapang pandang,sclera,
dan gerak bola mata)
4. Pemeriksaan buta warna
menggunakan ishara cart (untuk
mengetahui buta warna atau tidak)
PENATALAKSANAAN
PENGLIHATAN

1. Penggunaan kacamata
2. Perbanyak konsumsi makanan yang
mengandung vitamin A
3. Hindari melihat layar Hp atau leptop
dalam keadaan gelap
4. Menonton tv dengan jarak min 2
meter
5. Hindari membaca buku dengan
tiduran
PEMERIKSAAN PENUNJANG PADA ORGAN
MATA MELIPUTI :

1. Pemeriksaan dengan kartu snnelen :


(untuk memeriksa ketajaman mata)
2. Pemeriksaan mata dengan tonometrii
(untuk memeriksa tekanan pada
mata)
3. Pemeriksaan fisik (meliputi
pemeriksaan lapang pandang,sclera,
dan gerak bola mata)
4. Pemeriksaan buta warna
menggunakan ishara cart (untuk
mengetahui buta warna atau tidak)
HIPERMETROPI (RABUN DEKAT)

 Biasanya bola mata lebih kecil dari normal sinar akan


difokuskan di belakang retina.
 Orang dewasa dg rabun dekat, kadang-kadang tidak mpy
keluhan krn matanya dpt mengimbangi rabun dekatnya
dg mengubah kekuatan lensa.
 Keluhan: sukar utk melihat dekat atau mata harus selalu
berakomodasi utk melihat dekat.
 Pd anak-anak yg tidak mengeluh kelainan penglihatan,
tetapi mengeluh sakit kepala & tidak berkeinginan
membaca mrp isyarat bahwa ia mengalami rabun dekat
berat.
 Kelainan ini dikoreksi dg kaca mata (+)
MASALAH KEPERAWATAN

1. Gangguan Persepsi Sensori b.d


gangguan penglihatan
2. Nyeri b.d usaha memfokuskan
pandangan
3. Resiko cidera b.d gamgguan
penglihatan
DAFTAR PUSTAKA

Syarifudin.2014.Anatomi Fisiologi.ECG:Jakarta
Peate. 2015.Dasar dasar phatofisiologi terapan.Bumi Medika:Jakarta
PPNI.2016.Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.Pengurus pusat PPNI:Jakarta
THANK YU

Anda mungkin juga menyukai