Anda di halaman 1dari 1

Gangguan pada glandula Zeis dan Moll atau glandula Meibom yang berkaitan

etiologi dengan dermatitis seboroik

Glandula yang mengalami gangguan mengalami overproduksi lipid yang kemudian


patofisiologi dipecah oleh Corynebacterium acne menjadi asam lemak yang mengiritasi
1.blepharitis seboroik tanda dan gejala Penumpukan sisik putih pada bulu mata dengan dasar hiperemis (tanpa ulkus)

Bersihkan sisik dengan sabun, salep salisil 1% atau merkuri amoniak. Kompres
hangat 5 – 10 menit. Antibiotik topikal (basitrasin, eritromisin, atau gentamisin12x2
terapi tetes hingga membaik).

etiologi infeksi kronik stafilokokus

Infeksi kronik oleh stafilokokus pada dasar bulu mata mengakibatkan terbentuknya
patofisiologi abses intrafolikular, ulserasi dermis dan epidermis

Krusta kekuningan pada dasar bulu mata, bila diusap biasanya meninggalkan
1.blepharitis 2.blepharitis ulseratif tanda dan gejala keropeng atau ulkus yang mudah berdarah

Bersihkan krusta. Kompres hangat 5 – 10 menit b.i.d atau q.i.d. Antibiotik topical
(basitrasin, eritromisin, atau gentamisin 12x2 tetes hingga gejala membaik).
Antibiotik oral (doksisiklin 1x100mg selama 2-4 minggu atau azithromisin 1x500mg
terapi selama 5 hari)

etiologi Gangguan pada kelenjar Meibom

Gangguan kulit seperti rosacea akan menyebabkan tersumbatnya muara kelenjar


patofisiologi Meibom sehingga terjadi hipertrofi dan inflamasi dari kelenjar
3.blepharitis posterior tanda dan gejala Muara kelenjar Meibom tampak prominen dengan sekresi kental keputihan

Pemijatan kelopak mata. Antibiotik topical (eritromisin, basitrasin atau


gentamisin 12x2 tetes hingga gejala membaik). Antibiotik oral (tetrasiklin 1x1000mg
terapi PO dalam dosis terbagi selama 6-12 minggu)

2.1.Peradangan granulomatosa kronik non-infektif pada kelenjar Meibom

2.2.etiologi: Proliferasi dan reaksi granulomatosa dari dinding kelenjar


2.chalazion 2.3.tanda dan gejala: Benjolan lunak hingga keras, tidak nyeri

2.4.terapi: Konservatif. Injeksi intralesi steroid (triamsinolon 40 mg/ml sebanyak 0,10-0,20


ml) Ekokleasi kalazion

eksternum: Peradangan supuratif akut pada kelenjar Zeis atau Moll


3.1.definisi
internum: Peradangan supuratif akut pada kelenjar Meibom

eksternum: Sebagian besar oleh infeksi Staphylococcus aureus


Eyelid 3.2.etiologi
internum: Infeksi stafilokokal (primer) atau kalazion yang terinfeksi (sekunder)
Definisi: Peradangan pada kornea
internum: Benjolan merah, hangat, edema dan nyeri pada palpebra
Etiologi: 3.hordeolum internum 3.3.tanda dan gejala
bakteri S.aureus. S.pneumonia, pseudomonas, enterobakter. eksternum: Benjolan merah, hangat, edema dan nyeri pada tepi palpebra
virus herpes simpleks, varicella zooster.
Kompres hangat 4-6 kali sehari selama 15 menit
Tanda dan Gejala: Mata merah, penurunan visus, nyeri, fotofobia, blefarospasme, Jaga kebersihan kelopak mata
edema kornea, infiltrate seluler, dan injeksi siliar (perikornea) Keratitis Antibiotik topical (salep oxytetrasiklin 3x1; salep kloramfenikol 3x1; tetes mata
kloramfenikol 12x1)
Terapi: Antibiotik oral (eritromisin 2x500mg atau dikloksasilin 4x1 selama 3 hari)
bakteri: sikloplegik tetes dan antibiotik spekturm luas (fluoroquinolon). 3.4.terapi Insisi dan drainase abses
virus: Acyclovir 5x400 mg selama 7 hari (herpes simplex)
Acyclovir 5x800 mg selama 7-10 hari (herpes zoster) Tumbuhnya bulu mata ke arah dalam dengan posisi palpebra yang normal;
Gel mata ganciclovir 0.15% 5x1 Tumbuhnya bulu mata ke arah dalam oleh karena palpebra yang entropion disebut
sebagai pseudotrichiasis
Gejala:
Nyeri terutama saat malam hari, mata merah, fotofobia, blefarospasme, lakrimasi, Etiologi: Trachoma, blefaritis ulseratif, hordeolum eksternum
penurunan visus 4.1.trichiasis

Tanda: Tanda dan Gejala: Sensasi benda asing, fotofobia, nyeri, dan lakrimasi
Edema palpebra Terapi: Epilasi
Corneal signs → edema kornea, keratic precipitate (KP), opasitas kornea posterior Adanya barisan bulu mata tambahan pada kelopak mata, di mana satu atau
Anterior Chamber signs → aqueous cells, aqueous flare (Tyndal phenomenon), keduanya dapat menekuk ke arah bola mata
hypopyon, hifema, perubahan kedalaman dan sudut anterior chamber
Iris signs → perubahan pola normal dan warna iris, iris nodules (Koeppe’s nodules, Etiologi: Kongenital, atau riwayat trauma
Uveitis anterior
Busacca’s nodules), sinekia posterior, neovaskularisasi iris (rubeosis iridis) 4.2.distichiasis
Pupillary signs → pupil miosis, ireguler, ektropion, hilangnya reflex pupil, occlusio Tanda dan Gejala: Sensasi benda asing, fotofobia, nyeri, dan lakrimasi
pupillae
4.anomali palpebra dan posis bulu mata Terapi: Epilasi
Terapi:
Topikal: Mydriatic-cyclopegic drugs (atropine sulfat, siklopentolat); Kortikosteroid Penggulungan margo palpebra ke arah dalam
(dexamethasone, betamethasone, hidrokortison, prednisolone); Antibiotik
Etiologi: Kongenital, trachoma, degenerasi
Sistemik: Kortikosteroid; NSAIDs; Immunosupresan 4.3.entropion
Uveitis Tanda dan Gejala: Sensasi benda asing, fotofobia, nyeri, dan lakrimasi
Gejala:
Penurunan visus, photopsia, sensasi bintik hitam melayang di depan mata, Terapi: Rekonstruksi palpebra
metamorphopsia, micropsia, macropsia, scotoma
Penggulungan margo palpebra ke arah luar
Tanda:
Opasitas vitreous Etiologi: Degenerasi, trauma
Patch of choroiditis 4.4.ekstropion
Pada fase aktif → area peninggian berwarna putih kekuningan, batas tidak tegas Tanda dan Gejala: Sensasi benda asing, fotofobia, nyeri, dan lakrimasi
Pada fase atrofi atau penyembuhan → area putih kehitaman, batas tegas
Uveitis posterior Terapi: Rekonstruksi palpebra
visus turun visus normal
Terapi:
Non-spesifik
Mata Merah 1.1.Etiologi: S. aureus, S. epidermidis, H. influenzae, S. pneumoniae, M. catarrhalis
Kortikosteroid topical dan sistemik
Immunosupresan 1.2.Tanda dan Gejala: : Mata merah, sensasi benda asing, secret mukopurulen atau
Spesifik
Terapi penyebab (toxoplasmosis, tuberculosis, sifilis) Evita Pratiwi 1.konjungtivitis bakteri sederhana purulen, akut, kemosis, jarang menyebabkan pembesaran preauricular node

Definisi:
1810312017 1.3.Terapi: Salep kloramfenikol 3x1 selama 3 hari, tetes mata kloramfenikol 6x1 selama 3
hari
Kelompok penyakit neuropati optic progresif yang ditandai dengan adanya
perubahan spesifik pada diskus optikus dan defek lapang pandang 2.1.Etiologi: N. gonorrhea
irreversible yang seringkali namun tidak selalu berhubungan dengan peningkatan
tekanan intraocular (IOP) 2.2.Tanda dan Gejala: Mata merah, sensasi benda asing, sekret purulen berat,
hiperakut (dalam 12-24 jam), kemosis berat, pembengkakan lnn. preaurikular, edema
Etiologi: palpebra, pseudomembran
Raised intraocular pressure (mechanical theory): Peningkatan IOP peregangan
2.konjungtivitis gonokokal 2.3.Terapi: Tetes mata kloramfenikol 0.5-1% 1 tetes per jam dengan
lamina cribrosa penurunan aliran darah deformasi dan iskemik neuron
Pressure independent factor (vascular insufficiency theory): Penurunan aliran darah Ceftriaxon 1 gr IM + Azithromisin 1 gr PO (jk mengenai kornea, rawat inap dan
menuju neuron yang diakibatkan oleh kegagalan mekanisme autoregulasi, Ceftriaxon diberikan secara IV setiap 12 / 24 jam)
vasospasm, hipotensi sistemik Jika tidak ada / alergi ceftriaxone : gemifloksasin 320 mg PO single dose + Azithromisin
2 gr PO single dose atau gentamisin 240 mg IM single dose + Azithromisin 2 gr PO
Gejala Conjunctiva
Asimptomatik, beberapa mengeluhkan nyeri kepala dan mata ringan
Penurunan lapang pandang progresif kronik 3.1.Etiologi: Herpes Simplex Virus 1 dan 2
Delayed dark adaptation Tanda dan Gejala: Terdapat lesi primer herpetic pada wajah dan palpebra

Tanda: 3.2.Etiologi: Varicella-Zoster Virus


3.konjungtivitas herpes
Anterior chamber : normal, sudut terbuka Tanda dan Gejala: Penyebaran lesi secara dermatomal
Perubahan IOP : awalnya bervariasi di mana IOP menurun saat malam hari (diurnal
variation test), pada tahap lanjut IOP meningkat secara permanen 3.3.Terapi: Salep mata acyclovir 3%, 5x1 selama 10 hari
Diskus optikus : atrofi, asimetris, cupping (normal cup-disk ratio 0.3-0.4), bayonetting 4.1.Klasifikasi: Seasonal dan Perennial
glaukoma sudut terbuka (POAG)
sign Tanda dan Gejala: Konjungtivitis alergika non-spesifik akut (hipersensitivitas tipe I),
Lapang pandang : terjadi konstriksi lapang pandang ringan, yang ditandai dengan gatal, hiperemis, dan reaksi papilar ringan serupa dengan
Terapi: reaksi urtikaria ringan
monoterapi: PGA atau CAI atau Beta blocker Terapi: Hindari allergen; Artificial tears; Antihistamin; Vasokonstriktor (adrenalin,
terapi kombinasi ephedrine, dan naphazoline); Stabilizer sel mast (tetes mata sodium kromoglikat 2%);
terapi bedah 4.konjungtivitis alergi Steroid
Glaukoma

Gejala: Etiologi: sebagian besar kasus berhubungan dgn penyakit sistemik terutama
Skleritis rheumatoid arthritis
Nyeri mata, mual, muntah, penurunan visus, fotofobia, lakrimasi

klasifikasi Tanda dan Gejala: Mata merah gradual, nyeri sedang berat hingga kepala dan wajah
Tanda: yang seringkali membangunkan pasien di pagi hari, fotofobia, lakrimasi, pembuluh
Palpebra edema dan hiperemis darah tidak mengecil meskipun diberi vasokonstrktor seperti fenilefrin 2,5%
Konjungtiva kemosis, injeksi konjungtiva dan silier
Kornea edema Etiologi: Peradangan rekuren jinak dari episklera termasuk kapsula Tenon tanpa
Anterior chamber dangkal Sclera
keterlibatan sklera di bawahnya, idiopatik, berhubungan dengan gout, rosacea, dan
Sudut iridokornealis tertutup psoriasis
Pupil semi dilatasi, terfiksir, non-reaktif
IOP meningkat secara akut Tanda dan Gejala: Mata merah oleh karena vasodilatasi, nyeri ringan saat penekanan
Episkleritis bola mata, sensasi benda asing
Terapi: berikan obat dibawah secara bersama-sama
Asetasolamid HCl 500mg, dilanjutkan 4x250mg/hari Terapi: Vasokonstriktor topical seperti fenilefrin 2,5%  pembuluh darah akan
KCl 0,5gr 3x/hari glaukoma sudut tertutup (PACG) mengecil; Kortikosteroid topical; Kompres dingin
timolol 0,5%, 2x1 tetes per hari
cegah infeksi sekunder: tetes mata antibiotik+kortikosteroid 1 tetes 4-6x/hari
terapi simtomatik

Pemeriksaan Penunjang:
Tonometri : mengukur IOP
Gonioskopi : melihat sudut chamber anteriorb (Van Herick grading)
Perimetri : melihat defek lapang pandang
Oftalmoskopi direk dan indirek : melihat perubahan fundus dan diskus optikus

Anda mungkin juga menyukai