Anda di halaman 1dari 30

PITYRIASIS ROSEA

DEFINISI
Pityriasis rosea adalah sebuah bentuk peradangan
akut, erupsi kulit yang pada awalnya muncul seperti
plak bersisik bentuk oval pada badan (herald patch),
berbentuk eritema dan skuama halus yang kemudian
diikuti dengan lesi sekunder yang mempunyai
gambaran khas, asimptomatik, dan merupakan
penyakit kulit yang dapat sembuh sendiri.

Lesi pertama yang muncul akan diikuti kemunculan


lesi-lesi berikutnya dalam hitungan hari hingga
beberapa minggu kemudian yang berlokasi sepanjang
lipatan tungkai (Christmas tree pattern).
EPIDEMIOLOGI
Sebagian besar kasus pityriasis rosea terjadi
antara usia 15 hingga 35 tahun ( remaja dan
dewasa ) dan hal ini jarang terjadi pada masa
bayi, anak usia dini atau usia tua. Prevalensi
penyakit ini pada wanita sedikit lebih tinggi
dibandingkan dengan pria.

Kerentanan terhadap penyakit ini tidak


dipengaruhi oleh ras maupun bangsa.
ETIOLOGI
Penyebab terjadinya Pityriasis rosea belum
diketahui, tetapi diduga berhubungan dengan
virus, karena adanya gejala prodromal yang biasa
muncul pada infeksi virus bersamaan dengan
munculnya bercak kemerahan di kulit.

Diduga terdapat peranan HHV-6 dan HHV-7.


Dalam suatu penelitian, partikel HHV telah
terdeteksi pada 70% pasien penderita pityriasis
rosea.
Cont ...
Hal-hal yang diduga berhubungan dengan pityriasis rosea adalah
:

Faktor cuaca. Hal ini karena pitiriasis rosea lebih kerap


ditemukan pada musim semi dan musim gugur.

Faktor penggunaan obat-obat tertentu, seperti bismuth,


barbiturat, captopril, mercuri, methoxypromazine,
metronidazole, D-penicillamine, isotretinoin, tripelennamine
hydrochloride, ketotifen, dan salvarsan.

Diduga berhubungan dengan penyakit kulit lainnya (dermatitis


atopi, dermatitis seboroik, acne vulgaris) dikarenakan pitiriasis
rosea dijumpai pada penderita penyakit dengan dermatitis
atopik, dermatitis seboroik, acne vulgaris dan ketombe.
PATOGENESIS
Patogenesis pityriasis rosea masih belum
diketahui.

Pityriasis rosea adalah kelainan kulit yang


dihubungkan dengan reaktivasi HHV 7 dan HHV 6
(kadang-kadang oleh keduanya).

RNA messenger pada HHV 7 dan sedikit HHV 6,


serta protein pada HHV 7 dan sedikit HHV 6
didapatkan pada leukosit-leukosit yang menyebar
pada perivascular pasien pityriasis rosea dan
tidak ditemukan pada orang sehat maupun
pasien penyakit peradangan kulit yang lain.
Cont...
DNA HHV 7 dan HHV 6 ditemukan pada saliva
pasien pityriasis rosea yang tidak didapatkan
pada infeksi primer HHV 7 dan HHV 6.

Diambil secara bersamaan, data ini menguatkan


pernyataan bahwa pityriasis rosea merupakan
sistemik reaktivasi dari HHV 6 dan HHV 7.
MANIFESTASI KLINIS
Kurang lebih pada 20-50% kasus, bercak merah pada
pitiriasis rosea didahului dengan munculnya gejala mirip
infeksi virus seperti :
Gangguan traktus respiratorius bagian atas
Gangguan gastrointestinal.

Pada 5% dari kasus pitiriasis rosea didahului dengan


gejala prodormal berupa :
Sakit kepala
Rasa tidak nyaman di saluranpencernaan
Demam
Malaise
Artralgia.
Cont ...
Lesi utama yang paling umum ialah munculnya
lesi soliter berupa makula eritem atau papul
eritem pada batang tubuh, yang secara bertahap
akan membesar dalam beberapa hari dengan
diameter 2-10 cm, berwarna pinksalmon,
berbentuk oval dengan skuama tipis.

Lesi yang pertama muncul ini disebut dengan


Herald patch/Motherplaque/Medalion.

Insidens munculnya herald patch sekitar 12-94%,.


HERALD PATCH
Lesi terdiri dari eritema dan skuama yang
terdapat pada tepi lesi dan
menghilang/berkurang ditengah lesi.

Dalam waktu beberapa hari hingga minggu


(sekitar 7 hingga 14 hari) penyakit ini memasuki
fase erupsi, lesi-lesi kecil muncul dan mencapai
jumlah maksimumnya dalam 1 hingga 2 minggu.
Lesi tersebut susunannya sejajar dengan tulang
rusuk sehingga terlihat seperti pohon cemara
terbalik (Christmas tree pattern).

Ruam dapat timbul serentak atau dalam


beberapa hari.

Tempat predileksi :
Badan,
Lengan atas, dan
Paha atas
CHRISTMAS TREE PATTERN
Gejala atipikal terjadi pada 20% penderita Pitiriasis Rosea.
Ditemukannya lesi yang tidak sesuai dengan lesi pada
Pitiriasis Rosea pada umumnya, berupa tidak ditemukannya
herald patch atau berjumlah 2 atau multipel.

Distribusi lesi biasanya menyebar ke daerah aksila, inguinal,


wajah, telapak tangan dan telapak kaki.

Bentuk lesi lebih bervariasi berupa :


urtika,
eritema multiformis,
purpura,
pustul dan
vesikuler.
DIAGNOSIS
Anamnesa :
Kapan pertama kali adanya erupsi kulit
Pengobatan apa saja yang sudah dilakukan oleh pasien.
Informasi mengenai gejala prodormal atau infeksi traktus
respiratorius bagian atas.

Pemeriksaan Fisik :
Erupsi kulit berupa papiloeritroskuamosa.

Padapemeriksaan klinis minimal terdapat dua lesi dari tiga


kriteria di bawah ini :
Makula berbentuk oval atau sirkuler.
Skuama pada tepi lesi.
Terdapatnya koleret pada tepi lesi dengan bagian tengah yang lebih
tenang.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
KOH (untuk membedakan dari tinea
corporis)
Biopsi kulit histopstologi :
Pada lapisan epidermis ditemukan adanya
parakeratosis fokal, hiperplasia, spongiosis
fokal, eksositosis limfosit, akantosis ringan dan
menghilang atau menipisnya lapisan granuler.
Sedangkan pada dermis ditemukan adanya
ekstravasasi eritrosit serta beberapa monosit.
Tes Rapid Plasma Reagen (RPR) atau tes VDRL
(Veneral Disease of Research Laboratorium)
HISTOPATOLOGI
DIAGNOSA BANDING
Sifilis sekunder
Tinea korporis
Dermatitis numular
Psoriasis gutata
SIFILIS SEKUNDER
TINEA KORPORIS
DERMATITIS NUMULER
PSORIASIS GUTATA
TATALAKSANA
Penatalaksanaan Umum
Jaga hygiene dan sanitasi
Jangan menggaruk
Mencuci dan membersihkan badan
dengan bahan yang lembut
Mandi dengan sabun yang mengandung
moistirizer
Cont ...
Penatalaksanaan Khusus
Topikal
Untuk mengurangi rasa gatal dapat
menggunakan zink oksida, kalamin losion
atau 0,25% mentol. Pada kasus yang
lebih berat dengan lesi yang luas dan
gatal yang hebat dapat diberikan
glukokortikoid topikal (bethametasone
dipropionate 0,025% ointment 2 kali
sehari ).
Sistemik
Antihistamin oral : mengurangi rasa gatal. Gejala yang
berat dengan serangan akut dapat diberikan
kortikosteroid sistemik atau pemberian triamsinolon
diasetat atau asetonid 20-40 mg yang diberikan secara
intramuskuler.

Jika disertai dengan gatal hebat:


Prednison 5 mg 4x1 tablet selama 3 hari, kemudian
3x1 tablet selama 4 hari, kemudian 2 tablet setiap pagi
selama 1-2 minggu, sampai gatalnya menghilang.
Eritromisin 250 mg, diberikan 2x sehari selama 2
minggu.
Asiklovir : 5x800 mg selama 1 minggu.

Fototerapi UVB : dapat mempercepat


hilangnya erupsi kulit yang ada. Satu-
satunya efeksamping dari terapi ini ialah
kulit yang terasa sedikit perih dan
kekeringan pada kulit.
PROGNOSIS
Bersifat selflimiting yang akan
menghilang dalam waktu kurang lebih 6
minggu.
Pada beberapa kasus dapat jugabertahan
hingga 3-5 bulan.
Dapat sembuh tanpa meninggalkan bekas.
Relaps dan rekurenjarang ditemukan.

Anda mungkin juga menyukai