Anda di halaman 1dari 16

ULKUS KORNEA

DEFINISI
Keratitis ulseratif yang lebih dikenal sebagai ulserasi kornea yaitu terdapatnya destruksi
(kerusakan) pada bagian epitel kornea.

ETIOLOGI
Faktor penyebabnya antara lain:
Kelainan pada bulu mata (trikiasis) dan sistem air mata (insufisiensi air mata, sumbatan saluran
lakrimal), dan sebagainya.
Faktor eksternal, yaitu : luka pada kornea (erosio kornea), karena trauma, penggunaan lensa
kontak, luka bakar pada daerah muka
Kelainan-kelainan kornea yang disebabkan oleh : oedema kornea kronik, exposure-keratitis (pada
lagophtalmus, bius umum, koma) ; keratitis karena defisiensi vitamin A, keratitis
neuroparalitik, keratitis superfisialis virus.
Kelainan-kelainan sistemik; malnutrisi, alkoholisme, sindrom Stevens-Jhonson, sindrom
defisiensi imun.
Obat-obatan yang menurunkan mekaniseme imun, misalnya: kortikosteroid, IUD, anestetik lokal
dan golongan imunosupresif.
Secara etiologik ulkus kornea dapat disebabkan oleh :
Bakteri : kuman yang murni dapat menyebabkan ulkus kornea adalah streptokok pneumoniae,
sedangkan bakteri lain menimulkan ulkus kornea melalui faktor-faktor pencetus diatas.
Virus : herpes simplek, zooster, vaksinia, variola
Jamur : golongan kandida, fusarium, aspergilus, sefalosporium.
Reaksi hipersensifitas : reaksi terhadap stapilokokus (ulkus marginal), TBC(keratokonjungtivitis
flikten), alergen tak diketahui (ulkus cincin).

GEJALA DAN TANDA


Pada ulkus yang menghancurkan membran bowman dan stroma, akan menimbulkan
sikatrik kornea. Gejala subyektif pada ulkus kornea sama seperti gejala-gejala keratitis.
Gejala obyektif berupa injeksi silier, hilangnya sebagian jaringan kornea dan adanya infiltrat.
Pada kasus yang lebih berat dapat terjadi iritis disertai hipopion. Adanya Fotofobia dan rasa
sakit dan lakrimasi.
ULKUS KORNEA SENTRAL

Ulkus Kornea oleh Bakteri


Bakteri yang ditemukan pada hasil kultur ulkus dari kornea yang tidak ada faktor
pencetusnya (kornea yang sebelumnya betul-betul sehat) adalah:
Streptokokok pneumonia
Streptokokok alfa hemolitik
Pseudomonas aeroginosa
Klebaiella Pneumonia
SpesiesMoraksella
Sedangkan dari ulkus kornea yang ada faktor pencetusnya adalah bakteri patogen
opportunistik yang biasa ditemukan di kelopak mata, kulit, periokular, sakus konjungtiva,
atau rongga hidung yang pada keadaan sistem barier kornea normal tidak menimbulkan
infeksi. Bakteri pada kelompok ini adalah Stafilokukkus Epidermidis dan Streptokokok Beta
Hemolitikus.
Ulkus kornea oleh bakteri Streptokokus
Bakteri kelompok ini yang sering dijumpai pada kultur dari infeksi ulkus kornea adalah :
Streptokok pneumonia(pneumokok)
Streptokok viridans(streptokok alfa hemolitik
Streptokok pyogenes (streptokok beta hemolitik)
Streptokok faecalis (streptokok non-hemolitik)
Walaupun streptokok pneumonia adalah penyebab yang biasa terdapat pada keratitis
bakterial, akhir-akhir ini prevalensinya banyak digantikan oleh stafilokokus dan
pseudomonas.
Ulkus oleh streptokok viridans lebih sering ditemukan mungkin disebabkan karena
pneumokok adalah penghuni flora normal saluran pernafasan, sehingga terdapat semacam
kekebalan. Streptokok pyogenes walaupun seringkali merupakan bakteri patogen untuk
bagian tubuh yang lain, kuman ini jarang menyebabkan infeksi kornea. Ulkus oleh streptokok
faecalis didapatkan pada kornea yang ada faktor pencetusnya. Gambaran Klinis Ulkus kornea
oleh bakteri Streptokokok. Ulkus berwarna kuning keabu-abuan, berbetuk cakram dengan
tepi ulkus menggaung. Ulkus cepat menjalar ke dalam dan menyebabkan perforasi kornea,
Karena eksotoksin yang dihasilkan oleh streptokok pneumonia.
Pengobatan : Sefazolin, Basitrasin dalam bentuk tetes, injeksi subkonjungtiva dan intra vena.
Ulkus kornea oleh bakteri Stafilokokkus
Infeksi oleh Stafilokokus paling sering ditemukan. Dari 3 spesies stafilokokus Aureus,
Epidermidis dan Saprofitikus, infeksi oleh Stafilokokus Aureus adalah yang paling berat,
dapat dalam bentuk : infeksi ulkus kornea sentral, infeksi ulkus marginal, infeksi ulkus alergi
(toksik).Infeksi ulkus kornea oleh Stafilokokus Epidermidis biasanya terjadi bila ada faktor
penceus sebelumnya seperti keratopati bulosa, infeksi herpes simpleks dan lensa kontak yang
telah lama digunakan.
Pada awalnya berupa ulkus yang berwarna putih kekuningan disertai infiltrat berbatas tegas
tepat dibawah defek epithel. Apabila tidak diobati secara adekuat, akan terjadi abses kornea
yang disertai oedema stroma dan infiltrasi sel lekosit. Walaupun terdapat hipopion ulkus
sering kali indolen yaitu reaksi radangnya minimal. Infeksi kornea marginal biasanya bebas
kuman dan disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas terhadap Stafilokokus Aureus.

Ulkus Kornea oleh Bakteri Pseudomonas


Berbeda dengan ulkus kornea sebelumnya, pada ulkus pseudomonas bakteri ini ditemukan
dalam jumlah yang sedikit. Bakteri pseudomonas bersifat aerob obligat dan menghasilkan
eksotoksin yang menghambat sintesis protein. Keadaan ini menerangkan mengapa pada ulkus
pseudomonas jaringan kornea cepat hancur dan mengalami kerusakan. Bakteri pseudomonas
dapat hidup dalam kosmetika, cairan fluoresein, cairan lensa kontak.
Biasanya dimulai dengan ulkus kecil dibagian sentral kornea dengan infiltrat berwarna
keabu-abuan disertai oedema epitel dan stroma. Ulkus kecil ini dengan cepat melebar dan
mendalam serta menimbulkan perforasi kornea. Ulkus mengeluarkan discharge kental
berwarna kuning kehijauan.
Pengobatan : gentamisin, tobramisin, karbesilin yang diberikan secara lokal, subkonjungtiva
serta intra vena.

Ulkus Kornea oleh Virus


Ulkus kornea oleh virus herpes simpleks cukup sering dijumpai. Bentuk khas dendrit dapat
diikuti oleh vesikel-vesikel kecil dilapisan epitel yang bila pecah akan menimbulkan ulkus.
Ulkus dapat juga terjadi pada bentuk disiform bila mengalami nekrosis di bagian sentral.

Ulkus Kornea oleh Jamur


Ulkus kornea oleh jamur banyak ditemukan, hal ini dimungkinkan oleh :
Penggunaan antibiotika secara berlebihan dalam jangka waktu yang lama atau pemakaian
kortikosteroid jangka panjang
Fusarium dan sefalosporium menginfeksi kornea setelah suatu trauma yang disertai lecet epitel,
misalnya kena ranting pohon atau binatang yang terbang mengindikasikan bahwa jamur
terinokulasi di kornea oleh benda atau binatang yang melukai kornea dan bukan dari adanya
defek epitel dan jamur yang berada di lingkungan hidup.
Infeksi oleh jamur lebih sering didapatkan di daerah yang beriklim tropik, maka faktor ekologi
ikut memberikan kontribusi. Fusarium dan sefalosporium terdapat dimana-mana, ditanah, di
udara dan sampah organik. Keduanya dapat menyebabkan penyakit pada tanaman dan pada
manusia dapat diisolasi dari infeksi kulit, kuku, saluran kencing.

Aspergilus juga terdapat dimana-mana dan merupakan organisme oportunistik , selain


keratitis aspergilus dapat menyebabkan endoftalmitis eksogen dan endogen, selulitis orbita,
infeksi saluran lakrimal.
Kandida adalah jamur yang paling oportunistik karena tidak mempunyai hifa (filamen)
menginfeksi mata yang mempunyai faktor pencetus seperti exposure keratitis, keratitis sika,
pasca keratoplasti, keratitis herpes simpleks dengan pemakaian kortikosteroid.
Pengobatan : Pemberian obat anti jamur dengan spektrum luas, apabila memungkinkan
dilakukan pemeriksaan laboratorium dan tes sensitifitas untuk dapat memilih obat anti jamur
yang spesifik.

ULKUS MARGINAL
Ulkus marginal adalah peradangan kornea bagian perifer dapat berbentuk bulat atau dapat
juga rektangular (segiempat) dapat satu atau banyak dan terdapat daerah kornea yang sehat
dengan limbus. Ulkus marginal dapat ditemukan pada orang tua dan sering dihubungkan
dengan penyakit rematik atau debilitas. Dapat juga terjadi bersama-sama dengan radang
konjungtiva yang disebabkan oleh Moraxella, basil Koch Weeks dan Proteus Vulgaris. Pada
beberapa keadaan dapat dihubungkan dengan alergi terhadap makanan. Secara subyektif ;
penglihatan pasien dengan ulkus marginal dapat menurun disertai rasa sakit, lakrimasi dan
fotofobia. Secara obyektif : terdapat blefarospasme, injeksi konjungtiva, infiltrat atau ulkus
yang sejajar dengan limbus.
Pengobatan : Pemberian kortikosteroid topikal akan sembuh dalam 3 hingga 4 hari, tetapi
dapat rekurens. Antibiotika diberikan untuk infeksi stafilokok atau kuman lainnya.
Disensitisasi dengan toksoid stafilokkus dapat memberikan penyembuhan yang efektif.
ULKUS CINCIN
Merupakan ulkus kornea perifer yang dapat mengenai seluruh lingkaran kornea, bersifat
destruktif dan biasaya mengenai satu mata. Penyebabnya adalah reaksi alergi dan ditemukan
bersama-sama penyakit disentri basile, influenza berat dan penyakit imunologik. Penyakit ini
bersifat rekuren. Pengobatan bila tidak terjadi infeksi adalah steroid saja.

ULKUS KATARAL SIMPLEK


Letak ulkus perifer yang tidak dalam ini berwarna abu-abu dengan sumbu terpanjang tukak
sejajar dengan limbus. Diantara infiltrat tukak yang akut dengan limbus ditepinya terlihat
bagian yang bening. Terjadi pada pasien lanjut usia. Pengobatan dengan memberikan
antibiotik, steroiddanvitamin.
ULKUS MOOREN
Merupakan ulkus kronik yang biasanya mulai dari bagian perifer kornea berjalan progresif
ke arah sentral tanpa adaya kecenderungan untuk perforasi. Gambaran khasnya yaitu terdapat
tepi tukak bergaung dengan bagan sentral tanpa adanya kelainan dalam waktu yang agak
lama. Tukak ini berhenti jika seluuh permukaan kornea terkenai. Penyebabya adalah
hipersensitif terhadap tuberkuloprotein, virus atau autoimun. Keluhannya biasanya rasa sakit
berat pada mata.
Pengobatan dengan steroid, radioterapi. Flep konjungtiva, rejeksi konjungtiva, keratektomi
dan keratoplasti.

PENATALAKSANAAN
Pasien dengan ulkus kornea berat biasanya dirawat untuk pemberian berseri (kadang sampai
tiap 30 menit sekali), tetes antimikroba dan pemeriksaan berkala oleh ahli opthalmologi. Cuci
tangan secara seksama adalah wajib. Sarung tangan harus dikenakan pada setiap intervensi
keperawatan yang melibatkan mata. Kelopak mata harus dijaga kebersihannya, dan perlu
diberikan kompres dingin. Pasien dipantau adanya peningkatan tanda TIO. Mungkin
diperlukan asetaminofen untuk mengontrol nyeri. Siklopegik dan midriatik mungkin perlu
diresep untuk mengurangi nyeri dan inflamasi. Tameng mata (patch) dan lensa kontak lunak
tipe balutan harus dilepas sampai infeksi telah terkontrol, karena justru dapat memperkuat
pertumbuhan mikroba. Namun kemudian diperlukan untuk mempercepat penyembuhan defek
epitel.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Kartu mata/ snellen telebinokuler (tes ketajaman penglihatan dan sentral penglihatan)
Lapang penglihatan
Pengukuran tonografi : mengkaji TIO, normal 12 - 25 mmHg
Pemeriksaan oftalmoskopi
Pemeriksaan Darah lengkap, LED
Pemeriksaan EKG
Tes toleransi glukosa.
Pengkajian :
Aktifitas / istirahat : perubahan aktifitas
Neurosensori : penglihatan kabur, silau
Nyeri : ketidaknyamanan, nyeri tiba-tiba/berat menetap/tekanan pada & sekitar mata.
Keamanan : takut, ansietas.

GLAUKOMA

DEFINISI
Glaukoma adalah kerusakan penglihatan yang biasanya disebabkan oleh meningkatnya
tekanan bola mata.Meningkatnya tekanan di dalam bola mata ini disebabkan oleh
ketidakseimbangan antara produksi dan pembuangan cairan dalam bola mata, sehingga
terjadi kerusakan pada saraf optikus dan menyebabkan penurunan fungsi penglihatan.
Glaukoma merupakan salah satu jenis penyakit mata dengan gejala yang tidak langsung, yang
secara bertahap menyebabkan penglihatan pandangan mata semakin lama akan semakin
berkurang sehingga akhirnya mata akan menjadi buta. Hal ini disebabkan karena saluran
cairan yang keluar dari bola mata terhambat sehingga bola mata akan membesar dan bola
mata akan menekan saraf mata yang berada di belakang bola mata yang akhirnya saraf mata
tidak mendapatkan aliran darah sehingga saraf mata akan mati.

FAKTOR RESIKO
Glaukoma bisa menyerang siapa saja.Deteksi dan penanganan dini adalah jalan satu-
satunya untuk menghindari kerusakan penglihatan serius akibat glaukoma. Bagi Anda yang
beresiko tinggi disarankan untuk memeriksakan mata Anda secara teratur sejak usia 35 tahun.
Faktor resiko glaukoma antara lain:
1) Usia lebih dari 45 tahun
2) Riwayat glaukoma di dalam keluarga
Untuk glaukoma jenis tertentu, anggota keluarga penderita glaukoma mempunyai resiko 6
kali lebih besar untuk terkena glaukoma.Resiko terbesar adalah kakak-beradik kemudian
hubungan orang tua dan anak-anak.
3) Tekanan bola mata tinggi
Tekanan bola mata diatas 21 mmHg berisiko tinggi terkena glaucoma.Meskipun untuk
sebagian individu, tekanan bola mata yang lebih rendah sudah dapat merusak saraf
optik.Untuk mengukur tekanan bola mata dapat dilakukan dirumah sakit mata dan/atau
dokter spesialis mata.
4) Miopia (rabun jauh)
5) Diabetes (kencing manis)
6) Hipertensi (tekanan darah tinggi)
7) Migrain atau penyempitan pembuluh darah otak (sirkulasi buruk)
8) Kecelakaan/operasi pada mata sebelumnya
9) Menggunakan steroid (cortisone) dalam jangka waktu lama

ETIOLOGI
Penyakit yang ditandai dengan peningkatan tekanan intraokuler ini disebabkan oleh
bertambahnya produksi cairan mata oleh badan ciliary dan berkurangnya pengeluaran cairan
mata di daerah sudut bilik mata atau di celah pupil.
Bilik anterior dan bilik posterior mata terisi oleh cairan encer yang disebut humor
aqueus.Dalam keadaan normal, cairan ini dihasilkan di dalam bilik posterior, melewati pupil
masuk ke dalam bilik anterior lalu mengalir dari mata melalui suatu saluran.Jika aliran cairan
ini terganggu (biasanya karena penyumbatan yang menghalangi keluarnya cairan dari bilik
anterior), maka akan terjadi peningkatan tekanan.
Peningkatan tekanan intraokuler akan mendorong perbatasan antara saraf optikus dan
retina di bagian belakang mata. Akibatnya pasokan darah ke saraf optikus berkurang
sehingga sel-sel sarafnya mati. Karena saraf optikus mengalami kemunduran, maka akan
terbentuk bintik butapada lapang pandang mata. Yang pertama terkena adalah lapang
pandang tepi, lalu diikuti oleh lapang pandang sentral.Jika tidak diobati, glaukoma pada
akhirnya bisa menyebabkan kebutaan.

PATOFISIOLOGI
Bilik anterior dan bilik posterior mata terisi oleh cairan encer yang disebut humor
aqueus.Dalam keadaan normal, cairan ini dihasilkan di dalam bilik posterior, melewati pupil
masuk ke dalam bilik anterior lalu mengalir dari mata melalui suatu saluran. Jika aliran cairan
ini terganggu (biasanya karena penyumbatan yang menghalangi keluarnya cairan dari bilik
anterior), maka akan terjadi peningkatan tekanan. Peningkatan tekanan intraokuler akan
mendorong perbatasan antara saraf optikus dan retina di bagian belakang mata. Akibatnya
pasokan darah ke saraf optikus berkurang sehingga sel-sel sarafnya mati. Karena saraf
optikus mengalami kemunduran, maka akan terbentuk bintik buta pada lapang pandang mata.
Yang pertama terkena adalah lapang pandang tepi, lalu diikuti oleh lapang pandang
sentral.Jika tidak diobati, glaukoma pada akhirnya bisa menyebabkan kebutaan.

KLASIFIKASI
Terdapat 4 jenis glaukoma, yaitu:
1) Primary Open-Angle Glaucoma (Glaukoma Sudut-Terbuka Primer)
Glaukoma sudut-terbuka primer adalah tipe yang yang paling umum dijumpai
(90%).Glaukoma jenis ini bersifat turunan, sehingga resiko tinggi bila ada riwayat dalam
keluarga. Biasanya terjadi pada usia dewasa dan berkembang perlahan-lahan selama
berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Seringkali tidak ada gejala sampai terjadi kerusakan
berat dari syaraf optik dan penglihatan terpengaruh secara permanen.Pemeriksaan mata
teratur sangatlah penting untuk deteksi dan penanganan dini.
Glaukoma sudut-terbuka primer biasanya membutuhkan pengobatan seumur
hidup untuk menurunkan tekanan dalam mata dan mencegah kerusakan lebih lanjut.
2) Acute Angle-Closure Glaucoma (Glaukoma Sudut-Tertutup Akut)
Glaukoma sudut-tertutup akut lebih sering ditemukan karena keluhannya yang
mengganggu.Gejalanya adalah sakit mata hebat, pandangan kabur dan terlihat warna-
warna di sekeliling cahaya.Beberapa pasien bahkan mual dan muntah-muntah.Glaukoma
sudut-tertutup akut termasuk yang sangat serius dan dapat mengakibatkan kebutaan dalam
waktu yang singkat.
3) Secondary Glaucoma (Glaukoma Sekunder)
Glaukoma sekunder terjadi jika mata mengalami kerusakan akibat infeksi,
peradangan, tumor, katarak yang meluas, penyakit mata yang mempengaruhi pengaliran
humor aqueus dari bilik anterior, diabetes, trauma, arthritis maupun operasi mata
sebelumnya.Penyebab yang paling sering ditemukan adalah uveitis, dan lainnya adalah
penyumbatan vena oftalmikus, cedera mata, pembedahan mata dan perdarahan ke dalam
mata.
Obat tetes mata atau tablet yang mengandung steroid juga dapat meningkatkan
tekanan intraokuler pada mata. Karena itu tekanan pada mata harus diukur teratur bila
sedang menggunakan obat-obatan tersebut.
4) Congenital Glaucoma (Glaukoma Kongenital)
Glaukoma kongenital ditemukan pada saat kelahiran atau segera setelah kelahiran,
biasanya disebabkan oleh sistem saluran pembuangan cairan di dalam mata tidak
berfungsi dengan baik. Akibatnya tekanan bola mata meningkat terus dan menyebabkan
pembesaran mata bayi, bagian depan mata berair dan berkabut dan peka terhadap cahaya.

Keempat jenis glaukoma diatas ditandai dengan peningkatan tekanan di dalam bola
mata dan karenanya semuanya bisa menyebabkan kerusakan saraf optikus yang progresif.

Klasifikasi Berdasarkan Lamanya


1. GLAUKOMA AKUT
a. Definisi
Glaukoma akut adalah penyakit mata yang disebabkan oleh tekanan
intraokuler yang meningkat mendadak sangat tinggi.
b. Etiologi
Dapat terjadi primer, yaitu timbul pada mata yang memiliki bakat bawaan
berupa sudut bilik mata depan yang sempit pada kedua mata, atau secara sekunder
sebagai akibat penyakit mata lain. Yang paling banyak dijumpai adalah bentuk
primer, menyerang pasien usia 40 tahun atau lebih.
c. Faktor Predisposisi
Pada bentuk primer, faktor predisposisinya berupa pemakaian obat-obatan
midriatik, berdiam lama di tempat gelap, dan gangguan emosional. Bentuk sekunder
sering disebabkan hifema, luksasi/subluksasi lensa, katarak intumesen atau katarak
hipermatur, uveitis dengan suklusio/oklusio pupil dan iris bombe, atau pasca
pembedahan intraokuler.

d. Manifestasi klinik
1). Mata terasa sangat sakit. Rasa sakit ini mengenai sekitar mata dan daerah
belakang kepala .
2). Akibat rasa sakit yang berat terdapat gejala gastrointestinal berupa mual dan
muntah , kadang-kadang dapat mengaburkan gejala glaukoma akut.
3). Tajam penglihatan sangat menurun.
4). Terdapat halo atau pelangi di sekitar lampu yang dilihat.
5). Konjungtiva bulbi kemotik atau edema dengan injeksi siliar.
6). Edema kornea berat sehingga kornea terlihat keruh.
7). Bilik mata depan sangat dangkal dengan efek tyndal yang positif, akibat
timbulnya reaksi radang uvea.
8). Pupil lebar dengan reaksi terhadap sinar yang lambat.
9). Pemeriksaan funduskopi sukar dilakukan karena terdapat kekeruhan media
penglihatan.
10). Tekanan bola mata sangat tinggi.
11). Tekanan bola mata antara dua serangan dapat sangat normal.
e. Pemeriksaan Penunjang
Pengukuran dengan tonometri Schiotz menunjukkan peningkatan tekanan.
Perimetri, Gonioskopi, dan Tonografi dilakukan setelah edema kornea menghilang.
f. Penatalaksanaan
Penderita dirawat dan dipersiapkan untuk operasi. Dievaluasi tekanan
intraokuler (TIO) dan keadaan mata. Bila TIO tetap tidak turun, lakukan operasi
segera. Sebelumnya berikan infus manitol 20% 300-500 ml, 60 tetes/menit. Jenis
operasi, iridektomi atau filtrasi, ditentukan berdasarkan hasil pemeriksaab gonoskopi
setelah pengobatan medikamentosa.

2. GLAUKOMA KRONIK
a. Definisi
Glaukoma kronik adalah penyakit mata dengan gejala peningkatan tekanan
bola mata sehingga terjadi kerusakan anatomi dan fungsi mata yang permanen.
b. Etiologi
Keturunan dalam keluarga, diabetes melitus, arteriosklerosis, pemakaian
kortikosteroid jangka panjang, miopia tinggi dan progresif.
c. Manifestasi klinik
Gejala-gejala terjadi akibat peningkatan tekanan bola mata. Penyakit
berkembang secara lambat namun pasti. Penampilan bola mata seperti normal dan
sebagian tidak mempunyai keluhan pada stadium dini. Pada stadium lanjut
keluhannya berupa pasien sering menabrak karena pandangan gelap, lebih kabur,
lapang pandang sempit, hingga kebutaan permanen.
d. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan tekanan bola mata dengan palpasi dan tonometri menunjukkan
peningkatan. Nilai dianggap abnormal 21-25 mmHg dan dianggap patologik diatas 25
mmHg.
Pada funduskopi ditemukan cekungan papil menjadi lebih lebar dan dalam,
dinding cekungan bergaung, warna memucat, dan terdapat perdarahan papil.
Pemeriksaan lapang pandang menunjukkan lapang pandang menyempit, depresi
bagian nasal, tangga Ronne, atau skotoma busur.
e. Penatalaksanaan
Pasien diminta datang teratur 6 bulan sekali, dinilai tekanan bola mata dan
lapang pandang. Bila lapang pandang semakin memburuk,meskipun hasil pengukuran
tekanan bola mata dalam batas normal, terapi ditingkatkan. Dianjurkan berolahraga
dan minum harus sedikit-sedikit.

Klasifikasi lain
1. Glaukoma primer
- Glaukoma sudut terbuka
Merupakan sebagian besar dari glaukoma ( 90-95% ) , yang meliputi kedua
mata. Timbulnya kejadian dan kelainan berkembang secara lambat. Disebut sudut
terbuka karena humor aqueousmempunyai pintu terbuka ke jaringan trabekular.
Pengaliran dihambat oleh perubahan degeneratif jaringan rabekular, saluran schleem,
dan saluran yg berdekatan. Perubahan saraf optik juga dapat terjadi. Gejala awal
biasanya tidak ada, kelainan diagnose dengan peningkatan TIO dan sudut ruang
anterior normal. Peningkatan tekanan dapat dihubungkan dengan nyeri mata yang
timbul.
- Glaukoma sudut tertutup(sudut sempit)
Disebut sudut tertutup karena ruang anterior secara anatomis menyempit
sehingga iris terdorong ke depan, menempel ke jaringan trabekular dan menghambat
humor aqueous mengalir ke saluran schlemm. Pergerakan iris ke depan dapat karena
peningkatan tekanan vitreus, penambahan cairan di ruang posterior atau lensa yang
mengeras karena usia tua. Gejala yang timbul dari penutupan yang tiba- tiba dan
meningkatnya TIO, dapat berupa nyeri mata yang berat, penglihatan yang kabur dan
terlihat hal. Penempelan iris menyebabkan dilatasi pupil, bila tidak segera ditangani
akan terjadi kebutaan dan nyeri yang hebat.
2. Glaukoma sekunder
Dapat terjadi dari peradangan mata , perubahan pembuluh darah dan trauma .
Dapat mirip dengan sudut terbuka atau tertutup tergantung pada penyebab.
- Perubahan lensa
- Kelainan uvea
- Trauma
- bedah
3. Glaukoma kongenital
- Primer atau infantil
- Menyertai kelainan kongenital lainnya
4. Glaukoma absolut
Merupakan stadium akhir glaukoma ( sempit/ terbuka) dimana sudah terjadi
kebutaan total akibat tekanan bola mata memberikan gangguan fungsi lanjut .Pada
glaukoma absolut kornea terlihat keruh, bilik mata dangkal, papil atrofi dengan eksvasi
glaukomatosa, mata keras seperti batu dan dengan rasa sakit.sering mata dengan buta ini
mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah sehingga menimbulkan penyulit berupa
neovaskulisasi pada iris, keadaan ini memberikan rasa sakit sekali akibat timbulnya
glaukoma hemoragik.
Pengobatan glaukoma absolut dapat dengan memberikan sinar beta pada badan
siliar, alkohol retrobulber atau melakukan pengangkatan bola mata karena mata telah
tidak berfungsi dan memberikan rasa sakit.
GEJALA
Secara umum, gejala yang dirasakan pertama kali pada penderita glaukoma antara lain
bila memandang lampu neon/sumber cahaya maka akan timbul warna pelangi di sekitar neon
tersebut, mata terasa sakit karena posisi mata dalam keadaan membengkak, namun
penglihatan yang tadinya kabur lama kelamaan akan kembali normal. Hal inilah yang
membuat para penderita glaukoma tidak menyadari bahwa ia sudah menderita penyakit mata
yang kronis.
Pada glaukoma sudut terbuka, saluran tempat mengalirnya humor aqueus terbuka,
tetapi cairan dari bilik anterior mengalir terlalu lambat. Secara bertahap tekanan akan
meningkat (hampir selalu pada kedua mata) dan menyebabkan kerusakan saraf optikus serta
penurunan fungsi penglihatan yang progresif. Hilangnya fungsi penglihatan dimulai pada tepi
lapang pandang dan jika tidak diobati pada akhirnya akan menjalar ke seluruh bagian lapang
pandang, menyebabkan kebutaan. Glaukoma sudut terbuka sering terjadi setelah usia 35
tahun, tetapi kadang terjadi pada anak-anak. Penyakit ini cenderung diturunkan dan paling
sering ditemukan pada penderita diabetes atau miopia.Glaukoma sudut terbuka lebih sering
terjadi dan biasanya penyakit ini lebih berat jika diderita oleh orang kulit hitam.
Pada awalnya, peningkatan tekanan di dalam mata tidak menimbulkan gejala.Lama-
lama timbul gejala berupa penyempitan lapang pandang tepi, sakit kepala ringan, gangguan
penglihatan yang tidak jelas (misalnya melihat lingkaran di sekeliling cahaya lampu atau sulit
beradaptasi pada kegelapan). Pada akhirnya akan terjadi penyempitan lapang pandang yang
menyebabkan penderita sulit melihat benda-benda yang terletak di sisi lain ketika penderita
melihat lurus ke depan (disebut penglihatan terowongan). Glaukoma sudut terbuka mungkin
baru menimbulkan gejala setelah terjadinya kerusakan yang tidak dapat diperbaiki.
Glaukoma sudut tertutup terjadi jika saluran tempat mengalirnya humor aqueus
terhalang oleh iris.Setiap hal yang menyebabkan pelebaran pupil (misalnya cahaya redup,
tetes mata pelebar pupil yang digunakan untuk pemeriksaan mata atau obat tertentu) bisa
menyebabkan penyumbatan aliran cairan karena terhalang oleh iris. Iris bisa menggeser ke
depan dan secara tiba-tiba menutup saluran humor aqueus sehingga terjadi peningkatan
tekanan di dalam mata secara mendadak. Serangan bisa dipicu oleh pemakaian tetes mata
yang melebarkan pupil atau bisa juga timbul tanpa adanya pemicu. Glaukoma akut lebih
sering terjadi pada malam hari karena pupil secara alami akan melebar di bawah cahaya yang
redup. Episode akut dari glaukoma sudut tertutup menyebabkan penurunan fungsi
penglihatan yang ringan, terbentuknya lingkaran berwarna di sekeliling cahaya, nyeri pada
mata dan kepala.
Gejala tersebut berlangsung hanya beberapa jam sebelum terjadinya serangan lebih
lanjut. Serangan lanjutan menyebabkan hilangnya fungsi penglihatan secara mendadak dan
nyeri mata yang berdenyut, penderita juga mengalami mual dan muntah, kelopak mata
membengkak, mata berair dan merah, pupil melebar dan tidak mengecil jika diberi sinar yang
terang. Sebagian besar gejala akan menghilang setelah pengobatan, tetapi serangan tersebut
bisa berulang. Setiap serangan susulan akan semakin mengurangi lapang pandang penderita.

DIAGNOSIS
Pemeriksaan mata secara teratur dan deteksi dini adalah cara terbaik untuk mencegah
kerusakan penglihatan akibat glaukoma. Riwayat penyakit penting ditanyakan untuk mencari
faktor resiko glaukoma. Pemeriksaan mata yang biasa dilakukan adalah:
- Pemeriksaan dengan oftalmoskop
Bisa menunjukkan adanya perubahan pada saraf optikus akibat glaukoma.
- Pengukuran tekanan intraokuler dengan tonometri
Tekanan di dalam bilik anterior disebut tekanan intraokuler dan bisa diukur dengan
tonometri. Biasanya jika tekanan intraokuler lebih besar dari 20-22 mm, dikatakan
telah terjadi peningkatan tekanan. Kadang glaukoma terjadi pada tekanan yang
normal.
- Pengukuran lapang pandang
Pemeriksaan lapang penglihatan atau perimetry bertujuan untuk melihat luasnya
kerusakan syaraf mata. Selama pemeriksaan ini penderita akan diminta untuk melihat
suatu titik di tengah layar dan menekan tombol ketika ia melihat munculnya titik-titik
cahaya di sekitar layar.
- Ketajaman penglihatan
- Tes refraksi
- Respon refleks pupil
- Pemeriksan slit lamp
- Pemeriksaan gonioskopi (lensa khusus untuk mengamati saluran humor aqueus)
- Foto syaraf optik
Dapat membantu melihat hal-hal detil pada syaraf optik dan sekaligus
mendokumentasikan perubahan/perkembangan pada syaraf optic dari waktu ke waktu.
PENATALAKSANAAN
Meskipun belum ada cara untuk memperbaiki kerusakan penglihatan yang terjadi
akibat glaukoma, pada kebanyakan kasus glaukoma dapat dikendalikan.
Glaukoma dapat ditangani dengan obat tetes mata, tablet, tindakan laser atau operasi
yang bertujuan untuk menurunkan/menstabilkan tekanan bola mata dan mencegah kerusakan
penglihatan lebih lanjut. Semakin dini deteksi glaukoma maka akan semakin besar tingkat
kesuksesan pencegahan kerusakan penglihatan.

1) Glaukoma sudut terbuka


Obat tetes mata biasanya bisa mengendalikan glaukoma sudut terbuka. Obat yang
pertama diberikan adalah beta bloker (misalnya timolol, betaxolol, carteolol, levobunolol
atau metipranolol), yang kemungkinan akan mengurangi pembentukan cairan di dalam
mata. Juga diberikan pilocarpine untuk memperkecil pupil dan meningkatkan pengaliran
cairan dari bilik anterior. Obat lainnya yang juga diberikan adalah epinephrine,
dipivephrine dan carbacol (untuk memperbaiki pengaliran cairan atau mengurangi
pembentukan cairan).
Jika glaukoma tidak dapat dikontrol dengan obat-obatan atau efek sampingnya
tidak dapat ditolerir oleh penderita, maka dilakukan pembedahan untuk meningkatkan
pengaliran cairan dari bilik anterior. Digunakan sinar laser (Laser Trabeculoplasty/LTP)
untuk membuat lubang di dalam iris atau dilakukan pembedahan untuk memotong
sebagian iris (iridotomi).
2) Glaukoma sudut tertutup
Minum larutan gliserin dan air bisa mengurangi tekanan dan menghentikan
serangan glaukoma. Bisa juga diberikan inhibitor karbonik anhidrase (misalnya
acetazolamide).
Tetes mata pilocarpine menyebabkan pupil mengecil sehingga iris tertarik dan
membuka saluran yang tersumbat.
Untuk mengontrol tekanan intraokuler bisa diberikan tetes mata beta blocker.
Setelah suatu serangan, pemberian pilocarpine dan beta blocker serta inhibitor karbonik
anhidrase biasanya terus dilanjutkan.
Pada kasus yang berat, untuk mengurangi tekanan biasanya diberikan manitol
intravena (melalui pembuluh darah). Terapi laser untuk membuat lubang pada iris akan
membantu mencegah serangan berikutnya dan seringkali bisa menyembuhkan penyakit
secara permanen.
Jika glaukoma tidak dapat diatasi dengan terapi laser, dilakukan pembedahan
untuk membuat lubang pada iris. Jika kedua mata memiliki saluran yang sempit, maka
kedua mata diobati meskipun serangan hanya terjadi pada salah satu mata.

3) Glaukoma sekunder
Pengobatan glaukoma sekunder tergantung kepada penyebabnya. Jika
penyebabnya adala peradangan, diberikan corticosteroid dan obat untuk melebarkan
pupil. Kadang dilakukan pembedahan.
4) Glaukoma kongenitalis
Untuk mengatasi glaukoma kongenitalis perlu dilakukan pembedahan
(trabeculectomy) yaitu dengan membuat saluran baru yang akan memudahkan cairan
mata keluar dari mata.

PENCEGAHAN
Tidak ada tindakan yang dapat mencegah terjadinya glaukoma sudut terbuka. Jika
penyakit ini ditemukan secara dini, maka hilangnya fungsi penglihatan dan kebutaan bisa
dicegah dengan pengobatan.
Orang-orang yang memiliki resiko menderita glaukoma sudut tertutup sebaiknya
menjalani pemeriksaan mata yang rutin dan jika resikonya tinggi sebaiknya menjalani
iridotomi untuk mencegah serangan akut.

Anda mungkin juga menyukai