Anda di halaman 1dari 3

KOMPLIKASI 9,10

Deep vein thrombosis (DVT)

adalah bekuan darah yang terbentuk di vena dalam, biasanya di tungkai bawah. Kondisi ini
cukup serius, karena terkadang bekuan tersebut bisa pecah dan mengalir melalui peredaran
darah ke organ-organ vital seperti emboli paru atau menyumbat arteri pada limpa sehingga
terjadi iskemi dan bisa menyebabkan gangguan jantung hingga kematian.

Gagal ginjal akut

Terjadi Hemogloblinuria oleh karena terjadi penghancuran eritrosit dalam sirkulasi, maka Hb
dalam plasma akan meningkat dan jika konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin
plasma maka Hb akan berdifusi dalam glomerulus ginjal. Selain itu juga terjadi
mikrioangiopati pada pembuluh darah ginjal sehingga merusak tubuli ginjal menyebabkan
oligouria dan gangguan berat fungsi ginjal.

Komplikasi splenektomi

Komplikasi sewaktu operasi

A. Trauma pada usus. Karena flexura splenika letaknya tertutup dan dekat dengan usus
pada lubang bagian bawah dari limpa, ini memungkinkan usus terluka saat
melakukan operasi.
B. Perlukaan vasklular adalah komplikasi yang paling sering pada saat melakukan
operasi. Dapat terjadi sewaktu melakukan hilar diseksi atau penjepitan capsular
pada saat dilakukan retraksi limpa.
C. Bukti penelitian dari trauma pancreas terjadi pada 1%-3% dari splenektomi dengan
melihat tigkat enzim amylase. Gejala yang paling sering muncul adalah
hiperamilase ringan, tetapi tidak berkembang menjadi pankreatitis fistula pankeas,
dan pengumpulan cairan dipankreas.
D. Trauma pada diafragma. Telah digambarkan selama melakukan pada lubang
superior tidak menimbulkan kesan langsung jika diperbaiki. Pada laparoskopi
splenektomi, mungkin lebih sulit untuk melihat luka yang ada di
pneomoperitoneum. Ruang pleura meruapakan hal utama dan harus berada dalam
tekanan ventilasi positf untuk mengurangi terjadinya pneumotoraks.
Komplikasi yang terjadi segera setelah operasi

A. Koplikasi pulmonal hampir terjadi pada 10% pasien setelah dilakukan open
splenektomi, termasuk didalamnya atelektasis, pneumonia dan efusi pleura.
B. Abses subprenika terjadi pada 2-3% pasien setelah dilakukan open splenektomi.
Tetapi ini sangat jarang terjadi pada laparoskopi splenektomi (0,7%). Terapi
biasanya dengan memasang drain di bawak kulit dan pemkaian antibiotic
intravena.
C. Akibat luka seperti hematoma, seroma dan infeksi pada luka yang sering terjadi
setelah dilakukan open splenektomi adanya gangguan darah pada 4-5% pasien.
Komplikasi akibat luka pada laparoskpoi splenektomi biasanya lebih sedikit (1,5%
pasien)
D. Komplikasi tromsbositosis dan dan trombotik. Dapat terjadi setelah dilakukan
laparoskopt splenektomi.
E. Ileus dapat terjadi setelah dilakukan open splenektomi, juga pada berbagai jenis
operas intra-abdominal lainnya.

Komplikasi yang lambat terjadi setelah opeasi

A. Infeksi pasca splenektomi (Overwhelming Post Splenektomy Infection) adalah


komplikasi yang lambat terjadi pada pasien splenektomi dan bisa terjadi kapan saja
selama hidupnya. Pasien akan merasakan flu ringan yang tidak spesifik, dan sangat
cepat berubah menjadi sepsis yang mengancam, koagulopati konsumtif,
bekateremia, dan pada akhirnya dapat meninggal pada 12-48 jam pada individu
yang tak mempunyai limpa lagi atau limpanya sudah kecil. Kasus ini sering
ditemukan pada waktu 2 tahun setelah splenektomi.
B. Splenosis, terlihat adanya jaringan limpa dalam abdomen yang biasanya terjadi
pada setelah trauma limpa.
C. Pancreatitis dan atelectasis.

Beberapa yang menjadi faktor resiko terjadinya komplikasi akibat spelenektomi

 Obesitas
 Merokok
 Gizi yang buruk
 Penyakit kronik
 Diabetes
 Lanjut Usia
 Penyakit jantung dan paru yang telah ada sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai