Disusun oleh :
Tugas Mahardhika (1102007280)
Pembimbing :
Dr. Rita Murni Kusuma, SpM.
Tujuan
Mengkonsumsi
Tidak kooperatif
antikoagulan
Memilii penyakit
mata seperti
glauoma
Pasien
berkunjung 1
Pasien rawat minggu,1
Hifema akibat Menentukan jalan di follow bulan, 3
Pemeriksaan
trauma tipe hifema up sampai bulan, 6 bulan
COA jernih dan 1 tahun
Hasil
Diskusi
Hifema didefinisikan sebagai keberadaan sel
darah merah di kamera okuli anterior (anterior
chamber).
blood staining.
Peningkatan Tekanan Intraokular
Peningkatan TIO disebabkan oleh :
• sumbatan jaringan trabekula oleh sel darah dan
bekuan fibrin dari perdarahan.
• Dislokasi lensa akibat trauma mendorong iris ke
depan sehingga menutup jaringan trabekula.
• Jaringan trabekula yang tertutup menyebabkan
hambatan aliran aquos humour, sehingga aquos
humour tetap tertahan di COA dan menyebabkan
peningkatan TIO.
Corneal Blood Staining
• Corneal blood staining, yakni adanya deposisi
dari hemoglobin dan hemosiderin pada
stroma kornea akibat keberadaan darah
hifema total yang umumnya disertai dengan
peningkatan tekanan intraokular. Corneal
blood staining dapat menghilang, namun
memerlukan waktu berbulan-bulan hingga
bertahun-tahun lamanya.
Coneal Blood Staining
Penatalaksanaan Hifema
• Pasien hifema disarankan untuk tirah baring
dan mengurangi aktifitas. Pasien diistirahatkan
dengan posisi kepala yang agak ditinggikan
sekitar 30-60 derajat dan kedua mata ditutup
untuk memberikan istirahat pada mata
Penatalaksanaan medikamentosa :
• Untuk mengurangi rasa sakit dapat digunakan
analgesik asetaminofen.
• Pemberian siklopegik seperti atropin 1% tetes mata
bermanfaat untuk mencegak kontraksi badan siliar
agar tidak terjadi perdarahan ulang.
• Steroid dapat diberikan setelah 3 hari terjadi hifema.
Steroid bermanfaat untuk mencegah komplikasi
seperti sinekia anterior perifer, sinekia posterior, dan
iridosiklitis
• Pemberian antiglaukoma lokal seperti timolol atau
golongan penghambat kolinesterase apabila terjadi
peningkatan TIO. Apabila dengan pengobatan
tersebut TIO masih tetap tinggi perlu ditambahkan
asetazolamide.
• Indikasi dilakukanya parasentesis :
• Hifema grade 3 atau grade 4 yang tidak menunjukan
adanya absorpsi darah setelah 8 hari.
• Tidak ada tanda-tanda berkurangnya darah pada
hifema grade 4 setelah 5 hari.
• Imbibisi kornea
• Hifema grade 3 dengan TIO > 25 mmHg selama 6 hari
meskipun telah diberikan antiglaukoma secara
optimal.
• Hifema grade 4 dengan TIO > 50 mmHg selama 4 hari
meskipun telah diberikan antiglaukoma secara
optimal.
• Pasien hifema grade berapapun yang menderita sickle
cell dengan TIO tetap >35 mmHg dalam 24 jam.
KESIMPULAN
• Terkait dengan hasil penelitian pada urnal ini maka hifema adalah
keberadaan sel darah merah di kamera okuli anterior (anterior
chamber). Hifema dapat terjadi akibat trauma tumpul pada mata .
Apabila keberadaan sel darah merah sangat sedikit sehingga hanya
terbentuk suspensi sel-sel darah merah tanpa pembentukan
lapisan darah, keadaan ini disebut sebagai mikrohifema.
Sedangkan pada makrohifema darah terdapat dalam COA dan
terlihat jelas tanpa harus menggunakan mikroskop. Komplikasi
yang di timbulkan oleh hifema bermacam-macam seperti,
perdarahan vitreus, perdarahan retina, defek pada epitel retina,
glaukoma,atrofi nervus optikus dan juga corneal blood staining.
Dalam studi kami diungkapkan bahwa mikroskopik trauma lebih
sering menyebabkan kelainan pada mata dari pada makroskopik
hifema.