Anda di halaman 1dari 13

Diagnosis Glaukoma

Anamnesis
Keluhan utama : gangguan penglihatan,
mata sakit, mata merah
Pemeriksaan Fisik
Ketajaman Penglihatan : snellen chart, .
Pada lens induced glaucoma, ketajaman
penglihatan dapat berkisar antara 20/400
hingga hanya persepsi cahaya.


Pengukuran tekanan intraokuler.
Tekanan intraokuler normal berkisar antara
10-21 mmHg. Makin tinggi tekanan
intraokuler, makin besar kesempatan
menderita glaukoma.
Akurasi pengukuran tekanan intraokuler
dipengaruhi oleh ketebalan kornea. Ketebalan
kornea diukur dengan menggunakan
pachymeter
Cara pengukuran tekanan intraokuler
Secara palpasi
Schiotz indentation tonometry
Tonometer schiotz sering memberikan hasil
yang tidak tepat. Sebagai contoh pada penurunan
rigiditas sklera pada mata miopia akan
menyebabkan pin tonometer tertanam lebih
dalam. Oleh karena itu, pada pemeriksaan
dengan menggunakan tonometer schiotz perlu
dilanjutkan dengan tonometer applanasi.

Tonometer applanasi
Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan yang paling
banyak dilakukan dalam pengukuran tekanan intraokuler


Pneumatic non contact tonometry
Pemeriksaan ini menggunakan hembusan
udara yang diarahkan ke permukaan kornea.
Udara yang terpantul dari permukaan kornea
akan mengenai membran penerima tekanan
pada alat ini.
Hasil pemeriksaan melalui instrumen ini
tidak seteliti tonometer applanasi
Pemeriksaan Lapangan pandang
secara kasar dan cepat dapat dilakukan
dengan tes konfrontasi.
Lebih akurat dengan Perimeter

Pemeriksaan Nervus Optikus
Gonioskopi
visualisasi langsung struktur-struktur sudut

Penatalaksanaan
Medikamentosa
Prostaglandin analog :
Latanaprost (Xalatan)
Bimanoprost (lumigan)
-Adrenergic antagonist ( -bloker ) :
Timolol maleate (timoptic)
Adrenergic agonist
- Epinefrin (epifrin)
- Dipivefrin HCl (propin)





2-Adrenergik agonist : Apraclonidin HCl
(iopidin) : obat ini mempunyai konsentrasi 0,5%,
1% dan dosis pemakaian 2-3 kali sehari.
Parasympatomimetic (miotic) agents
- Agonist kolinergik (direct acting) :
Pilocarpin HCl (isoptocarpine)
- Anti kolinesterase agent (indirect acting)
Echothiopate iodide (phospholine iodide)

Carbonic anhidrase inhibitors
Oral
Asetazolamide (diamox) : obat ini mempunyai
konsentrasi 62,5, 125 dan 250mg dan dosis
pemakaian 2-4 kali sehari. Efeknya yaitu
menurunkan produksi akuos. Acetazolamide
bekerja pada badan siliaris dan mencegah sintesis
bikarbonat. Ini menyebabkan penurunan
transport natrium dan pembentukan akuos
karena transport bikarbonat dan natrium saling
berkaitan.
Metazolamide (metazane) : obat ini
mempunyai konsentrasi 25, 50 dan 100mg dan
dosis pemakaian 2-3 kali sehari. .
Topikal
Dorzolamide (trusopt) : obat ini mempunyai
konsentrasi 2% dan dosis pemakaian 2-3 kali
sehari.
Hiperosmotic agents
Mannitol parenteral (osmitrol) :
Gliserin (oral) : obat ini mempunyai
konsentrasi 50% dan dosis pemakaian
2gr/kgBB
Non Medikamentosa
Indikasi Operasi :
Target penurunan tekanan intraokular tidak
tercapai.
Kerusakan jaringan saraf dan penurunan
fungsi penglihatan yang progresif meski telah
diberi dosis maksimal obat yang bisa
ditoleransi ataupun telah dilakukan laser
terapi ataupun tindakan pembedahan lainnya.
Adanya variasi tekanan diurnal yang
signifikan pada pasien dengan keruksakan
diskus yang berat.

Anda mungkin juga menyukai