Referat
Oleh :
Dimas Noor Zulfikar Fauzi
Pembimbing :
dr. Usman Gumanti Rangkuti, Sp.S
Definisi
Miastenia gravis adalah suatu kelainan
autoimun yang ditandai oleh suatu
kelemahan abnormal dan progresif pada
otot lurik yang dipergunakan secara terusmenerus dan disertai dengan kelelahan
saat beraktivitas.
Epidemiologi
Tersebar luas di seluruh dunia tanpa
memandang ras.
Terbanyak pada usia 10-30 tahun
Tidak dipengaruhi oleh keadaan sosialekonomi
Usia >40 tahun, 60% pria
Usia <40 tahun, 70% wanita
Etiologi
Etiologi MG sampai saat ini masih belum
dapat dipastikan. Namun dari beberapa
penilitian menunjukkan adanya hubungan
kejadian MG dengan timoma
Anatomi dan
fisiologisNeuromuscular Junction
Anatomi
Fisiologi
Sintesis
ACh dalam
sitosol
terminal
saraf
Ach
diabsorbsi
ke dalam
vesikel
sinaps
yang
terdapat di
motor end
Molekul
Ach
plate
dihidrolisis
oleh AChE
menjadi kolin
agar tidak
terjadi
kontraksi otot
berlebihan
Pelepasan
ACh
melewati
celah sinaps
melalui
potensial
aksi ion
CA2+
ACh
berikatan
dengan
AChRs di
membran
post
sinaptik
Patofisiologi
Masih belum diketahui secara pasti
Ikatan
Produksi
patofisiologi dari MG.
anti-AChRs
Antidengan
AChRs
reseptor
oleh Sel B
ACh
Jumlah reseptor
Ach di
neuromuskular
junction
berkurang
Transmisi
Ach
terganggu
Gejala Klinis
Khas : Kelemahan otot lurik yang
Klasifikasi
Menurut Myasthenia Gravis Foundation of
America
(MGFA)
Kelas I
Kelas II b
Kelas IIIb
Kelas IVb
Kriteria Osserman
I. Occular Myasthenia
Diagnosis
Anamnesis
2. Tensilon Tes
Apabila tidak ada efek samping sesudah
pemberian tensilon 2 mg intravena, maka
disuntikkan lagi 5-8 mg tensilon. Reaksi
dianggap positif apabila ada perbaikan
kekuatan otot yang jelas (misalnya dalam
waktu 1 menit), menghilangkan ptosis,
lengan dapat dipertahankan dalam posisi
abduksi lebih lama, dan meningkatnya
kapasitas vital. Reaksi ini tidak akan
berlangsung lebih lama dari 5 menit.
3. Progstigmin Tes
Prostigmin 0.5 mg dicampur dengan 0.6
mg atropine sulfas kemudian disuntikkan
kedalam pembuluh darah penderita secara
intra muskular. Test dianggap positif
apabila
gejala-gejala
kelemahan
menghilang
dan
tenaga
membaik.
Prostigmin secara oral juga bisa diberikan
sebagai dosis test. Efeknya masih perlahan
4. Tes Fungsi Paru-paru
pada permulaan dan berakhir lebih dari 2
Test 3mengukur
kekuatan pernafasan
sampai
jam.
untuk memprediksikan apakah pernafasan
akan gagal dan membawa kepada krisis
Myasthenia
Pemeriksaan penunjang
Anti-asetilkolin reseptor antibodi
Diagnosis Banding
1. Adanya ptosis atau strabismus dapat juga
disebabkan oleh lesi nervus III pada beberapa
penyakit selain miastenia gravis, antara lain :
Meningitis basalis (tuberkulosa atau luetika)
Infiltrasi karsinoma anaplastik dari nasofaring
Aneurisma di sirkulus arteriosus Willisii
Paralisis pasca difteri
Pseudoptosis pada trachoma
2. Sklerosis multiplek
3. Sindrom Eaton-Lambert (Lambert-Eaton
Myasthenic Syndrome)
Penatalaksanaan
Antikholin esterase
Kortikosteroid
Timektomi
Penyulit
Myasthenia Crysis
Terima Kasih