Anda di halaman 1dari 22

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Warna kulit manusia ditentukan oleh berbagai pigmen,oxyhaemoglobin
(dalam darah) dan karoten.

15

Namun yang paling berperan adalah pigmen

melanin. Pada penyakit kelainan pigmentasi, sebagian besar diakibatkan oleh


gangguan pada melanosit. Hal ini terlihat pada individu yang mempunyai kulit
dengan pigmen yang sedikit atau tanpa pigmen melanin, yang mengalami
kerusakan kulit lebih nyata akibat matahari dan beberapa jenis keganasan kulit. 1
Kelainan pigmentasi dapat berupa perubahan warna kulit menjadi putih
(hipopigmentasi), perubahan warna kulit menjadi kecoklatan (hiperpigmentasi).2
Hiperpigmentasi adanya peningkatan pigmentasi kulit dapat berasal dari
peningkatan produksi melanin, peningkatan jumlah sel yang memproduksi
melanin, atau keduanya.1
Melasma merupakan kelainan kulit berupa bercak-bercak kehitaman dan
kecoklatan

(hiperpigmentasi)

pada

wajah,

sehingga

dapat

mengganggu

penampilan seseorang.14 Biasanya mengenai area yang terpajan sinar ultra violet
dengan tempat predilkesi pada pipi, dahi, daerah atas bibir, hidung, dan dagu
bersifat simetris,2 mungkin juga dapat ditemukan di lengan. Melasma dapat
teridentifikasi atau terlihat dengan menggunakan sinar ultraviolet (UV), biasanya
dapat dilihat pada 30% dari wanita Asia usia pertengahan.7
Kasus melasma terbanyak diderita oleh wanita, karena paparan sinar
matahari di wajah, walaupun 10% dan kasus terjadi pada pria. Flek dapat terjadi
1

pada berbagai kelompok masyarakat, dan suku, serta jenis kulit manusia apa saja. 3
Melasma lebih jelas atau lebih sering pada orang dengan warna kulit cokelat atau
hitam seperti orang dari Asia, Timur tengah, India, Amerika Selatan.16
Secara umum faktor risiko terhadap terjadinya penyakit adalah disebabkan
faktor peilaku, manusia, agen penyebab dan faktor lingkungan.12 Berkaitan dengan
penyakit melasma, cenderung disebabkan oleh faktor fisik berupa paparan sinar
matahari, dan faktor kimia seperti paparan bahan kimia, serta faktor manusia yaitu
kebiasaan menggunakan kosmetik yang mengandung bahan kimia yang
berlangsung lama, kebiasaan menggunakan alat kontrasepsi yaitu jenis hormonal,
penggunaan obat-obatan yang bersifat fototoksik, kehamilan serta faktor genetik.3
Penggunaan bahan kimia yang berlebihan baik dalam bentuk kosmetik,
obat-obatan juga menimbulkan efek samping bagi kulit, khususnya kulit wajah,
sehingga berpotensi terhadap terjadinya melasma. Jenis bahan kimia tersebut
seperti merkuri, senyawa bismuth, fenol, hidrogen peroksida. 15 Sinar matahari
diketahui sebagai pencetus utama timbulnya melasma, sehingga kasus ini sering
terjadi pada orang-orang yang biasa terpajan sinar matahari. 5 Paparan sinar
matahari pada kulit akan menyebabkan proses melanogenesis yaitu pembentukan
melanin yang menyebabkan hiperpigmentasi. Secara epidemiologi sering terjadi
terutama pada bangsa Latin dan Asia. Tampak lebih jelas pada musim panas.13

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Definisi
Melasma dalam bahasa Yunani dikenal dengan black spot yang artinya

titik hitam, kloasma16 merupakan hipermelanosis kutaneus yang ditandai dengan


makula hiperpigmentasi pada area wajah yang terpajan sinar matahari. Namun
kadang-kadang dapat dijumpai pada leher dan dagu.8
Melasma

juga

dikenal

dengan

nama

kloasma

atau

mask

of

pregnancy.8,16 Melasma adalah hipermelanosis yang didapat (acquired) biasanya


tidak merata terutama pada wajah, memiliki lesi berupa makula yang tidak merata
berwarna coklat muda sampai coklat tua, berkembang lambat, dan umumnya
simetrik,9 terutama bila mengenai pipi, sedangkan penyebarannya menyerupai
topeng.6

Gambar 2.1
Melasma10

2.2

Epidemiologi
Melasma dapat mengenai semua ras terutama penduduk yang tinggal

didaerah tropis.15 Melasma lebih sering tampak pada orang dengan kulit berwarna
coklat atau hitam seperti orang Asia, Timur Tengah, India, Amerika Selatan. 16
Melasma dijumpai terutama pada wanita, meskipun didapat pula pada pria. Di
Indonesia perbandingan kasus wanita dan pria adalah 24:1. Terutama tampak pada
wanita usia subur dengan riwayat langsung terkena pajanan sinar matahari.
Insidens terbanyak pada usia 30-44 tahun.15
Menurut Fitzpatrick,3 kasus melasma terbanyak diderita oleh wanita karena
paparan sinar matahari diwajah, walaupun 10% dari kasus terjadi pada pria. Flek
dapat terjadi pada berbagai kelompok masyarakat, dan suku, serta jenis kulit
manusia. Kelainan ini ditemukan pada 70% kehamilan serta pada wanita yang
mendapat kontrasepsi oral dan pemakai kosmetik.4

2.3

Etiologi
Etiologi melasma sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Faktor

kausatif yang dianggap berperan pada patogenesis melasma adalah :


1. Genetik, dilaporkan adanya kasus keluarga sekitar 20-70%
2. Sinar ultra violet, dapat memacu proses pembentukan pigmen melanin.
Spektrum sinar matahari ini merusak gugus sulfhidril di epidermis yang
merupakan penghambat enzim tirosinase dengan cara mengikat ion Cu

dari enzim tersebut. Sinar ultra violet menyebabkan enzim tirosinase tidak
dihambat lagi sehingga memacu proses melanogenesis.
3. Hormon, seperti esterogen, progesteron, dan MSH (Melanin Stimulating
Hormone) berperan pada terjadinya melasma.14 Pada kehamilan, melasma
biasanya

meluas

pada

trimester

ke-3.

Perubahan

pigmen

yang

mengganggu secara kosmetik terjadi sampai 75% pada wanita hamil. Pada
pemakai pil kontrasepsi, melasma tamapak dalam 1 bulan sampai 2 tahun
setelah dimulai pemakaian pil tersebut.
4. Obat, seperti difenil hidantoin, mesantoin, klorpromasin, sitostatik, dan
minosiklin dapat menyebabkan timbulnya melasma. Obat ini dtimbun di
lapisan dermis bagian atas dan secara kumulatif dpat merangsang
melanogenesis.
5. Ras, melasma banyak dijumpai pada golongan kulit berwarna gelap.
6. Kosmetika, pemakaiannya yang mengandung parfum, zat pewarna, atau
bahan-bahan

tertentu

dapat

menyebabkan

fotosensitivitas

yang

mengakibatkan timbulnya hiperpigmentasi pada wajah, jika terpajan sinar


matahari.
7. Idiopatik.8,15

2.4

Patogenesis
Pada umumnya mengenai wanita usia dewasa atau masa subur dan

pertengahan. Melasma lebih banyak dijumpai pada orang dengan kulit berwarna,
yaitu kulit tipe IV-VI.7 Fitzpatrick9 membagi jenis kulit manusia menjadi 6
kelompok berdasarkan kepekaannya terhadap sinar matahari, yaitu :
a. Tipe I, golongan orang yang selalu terbakar sinar matahari, dan tidak pernah
menjadi coklat tua, memiliki warna dasar kulit putih.
b. Tipe II, golongan orang yang mudah terbakar sinar matahari, sulit mengalami
perubahan warna coklat tua, warna dasar kulit putih.
c. Tipe III, golongan orang yang sedikit terbakar sinar matahari setelah terpajan
dan sedikit berubah warna colat tua, warna dasar kulit putih.
d. Tipe IV, golongan orang sulit terbakar sinar matahari dan mengalami perubahan
warna coklat tua, warna dasar kulit coklat muda.
e. Tipe V, golongan orang yang jarang terbakar sinar matahari dan mudah berubah
warna coklat tua, warna dasar kulit coklat.
f. Tipe VI, golongan yang tidak pernah terbakar sinar matahari, selalu berubah
warna coklat tua, warna dasar kulit coklat tua sampai hitam.
Pemilik kulit tipe I-II biasanya orang Kaukasia, tipe III-IV biasanya orang
Mongoloid, tipe IV-V orang Polinesia, dan tipe VI adalah orang Negro. Orang
Asia memiliki kulit berwarna kuning sampai sawo matang dan termasuk jenis
kulit Asia, yang menurut Fitzpatrick termasuk tipe IV dan V.7
Patogenesis melasma masih banyak yang belum diketahui. Tetapi banyak
faktor yang mempengaruhi timbulnya melasma, yaitu :

a. Peningkatan produksi melanosom karena hormon maupun karena sinar ultra


violet. Melasma dianggap merangsang melanosit atau pigmen memproduksi sel
hormon seks wanita esterogen dan progesteron untuk menghasilkan lebih
banyak pigmen melanin saat kulit terkena sinar matahari.4 Perempuan dengan
jenis kulit coklat muda yang tinggal di daerah dengan paparan sinar matahari
yang intens, sangat rentan untuk mengembangkan kondisi ini. Kenaikan
melanosom ini juga disebabkan karena bahan farmakologik seperti perak dan
psoralen.
b. Penghambatan dalam Malpighian cell turn over, keadaan ini dapat terjadi
karena obat sitostatik.15

2.5

Gambaran Klinis dan Klasifikasi


Lesi melasma berupa makula berwarna coklat muda atau coklat tua berbatas

tegas dengan tepi tidak teratur seperti peta dan biasanya simetris. Perjalan
penyakit kronis dan mengalami eksaserbasi bila terkena sinar matahari. Biasanya
terjadi setelah kehamilan yang berulang-ulang dan dapat mengadakan resolulsi
setelah melahirkan atau penghentian oral kontrasepsi.11 Melasma sering pada pipi,
dan hidung yang disebut pola malar. Pola mandibular terdapat pada dagu,
sedangkan pola sentrofasial di pelipis, dahi, alis, dan bibir atas. Warna keabuabuan atau kebiru-biruan terutama pada tipe dermal.
Terdapat beberapa jenis melasma dapat dibedakan berdasarkan ditinjau dari
gambaran klinis, pemeriksaan histopatologik, dan pemeriksaan sinar Wood.

Berdasarkan gambaran klinis :

1. Bentuk sentrofasial meliputi daerah dahi, hidung, pipi bagian medial,


bawah hidung, serta dagu (63%).
2. Bentuk malar meliputi hidung dan pipi bagian lateral (21%).
3. Bentuk mandibular meliputi daerah mandibula (16%).

Berdasarkan pemeriksaan dengan sinar Wood :9


1. Tipe epidermal, melasma tampak lebih jelas dengan sinar Wood
dibandingkan dengan sinar biasa.
2. Tipe dermal, dengan sinar Wood tak tampak warna kontras dibanding
dengan sinar biasa.
3. Tipe campuran, tampak beberapa lokasi lebih jelas sedang lainnya tidak
jelas.
Perbedaan tipe-tipe ini sangat berarti pada pemberian terapi, tipe dermal
lebih sulit diobati dibanding tipe epidermal.

Berdasarkan pemeriksaan histopatologis :


1. Melasma tipe epidermal, umumnya berwarna coklat, melanin terutama
terdapat pada lapisan basal dan suprabasal. Kadang-kadang di seluruh
stratum korneum dan stratum spinosum.
2. Melasma tipe dermal, berwarna coklat kebiruan, terdapat makrofag
bermelanin di sekitar pembuluh darah di dermis bagian atas dan
bawah, pada dermis bagian atas terdapat fokus-fokus infiltrat.15

Gambar 2.2
Gambaran Klinis Melasma3

2.6

Diagnosis
Diagnosis melasma ditegakkan hanya dengan pemeriksaan klinis. Untuk

menentukan tipe melasma dilakukan pemeriksaan sinar Wood, sedangkan


pemeriksaan histopatologik hanya dilakukan pada kasus-kasus tertentu.15

2.7

Pemeriksaan Penunjang
Dengan menggunakan pemeriksaan histopatologik, mikroskop elektron, dan

pemeriksaan dengan sinar Wood.

Pemeriksaan histopatologis :
1. Melasma tipe epidermal, melanin terutamaterdapat pada lapisan basal
dan suprabasal. Kadang-kadang di seluruh stratum korneum dan
stratum spinosum. Sel-sel yang padat mengandung melanin adalah
melanosit,14 sel-sel lapisan basal, dan suprabasal, juga terdapat pada
keratinosit dan sel-sel stratum korneum.
2. Melasma tipe dermal, terdapat makrofag bermelanin di sekitar
pembuluh darah di dermis bagian atas dan bawah, pada dermis bagian
atas terdapat fokus-fokus infiltrat.

Pemeriksaan mikroskop elektron :


Gambaran ultrastruktur melanosit dalam lapisan basal memberi kesan
aktivitas melanosit meningkat.15

Pemeriksaan dengan sinar Wood :


1. Tipe epidermal, warna lesi tampak lebih kontras.
2. Tipe dermal, warna lesi tidak bertambah kontras.
10

3. Tipe campuran, lesi ada yang bertambah kontras ada yang tidak.

2.8

Diagnosis Banding
Hiperpigmentasi pasca peradangan dan efelid. Dengan anamnesis yang jelas

dan pemeriksaan histopatologi, penyakit ini dapat dipastikan.14


Post inflammatory hyperpigmentation (PIH)
Pada umumnya pasien datang dengan keluhan utama berupa bercak hitam,
bintik hitam, perubahan warna kulit dan noda. Pasien dengan PIH
mempunyai riwayat klinikal atau subklinikal atau riwayat trauma kutaneus
inflamasi. PIH ialah hasil dari respon

patofisiologi

dari inflamasi

kutaneus seperti akne, dermatitisatopik, liken planus, dan psoriasis.

Gambar 2.3
Hiperpigmentasi Pasca Infalamsi16

Efelid

11

Makula hiperpigmentasi berwarna coklat terang yang timbul pada


kulityang sering terkena sinar matahari. Dan pada musim panas jumlahnya
akan bertambah lebih besar, dan gelap.

Gambar 2.4
Efelid
2.9

Penatalaksanaan
Pengobatan melasma memerlukan waktu yang cukup lama, kontrol yang

teratur serta kerja sama yang baik anatara penderita dan dokter yang
menanganinya. Kebanyakan penderita berobat untuk alsan kosmetik. Pengobatan
dan perawatan kulit harus dilakukan secara teratur karena melasma bersifat kronis
residif.15
Penatalaksaan melasma meliputi :

Pencegahan
a. Pencegahan terhadap timbulnya atau bertambah berat serta kambuhnya
melasma adalah perlindungan terhadap sinar matahari. Hal ini biasanya
dilakukan dengan cara konvensional, misalnya dengan memakai topi
lebar atau payung, atau dengan menggunakan tabir surya (sunscreen).

12

b. Menghilangkan faktor yang merupakan penyebab melasma misalnya,


penghentian pemakaian pil kontrasepsi, menghentikan kosmetika yang
berwana atau mengandung parfum.15

Pengobatan
Terapi yang sering digunakan pada melasma meliputi obat-obat bleaching
(pemutih), tabir surya dan bila perlu bedah kimia.
a. Pengobatan Topikal :
1. Bleaching
Hydroquinone 2-5% dalam bentuk krim (dosis makin besar iritasi
makin besar). Krim tersebut dipakai pada malam hari disertai
pemakaian tabir surya pada siang hari. Umumnya tampak perbaikan
dalam 6-8 minggu dan dilanjutkan sampai 6 bulan. Efek samping
adalah dermatitis kontak iritan atau alergik. Setelah penghentian
penggunaan hidroquinon sering terjadi kekambuhan. Formula
Kligman : Krim yang mengandung Hydroquinone 5% + Tretinoin
0,1% + dexamethason 0,1%.
2. Tabir surya
Sebaiknya berbentuk opaque (bahan fisik : mengandung titanium
dioxyde dan zinc oxyde) atau dipaki tabir surya dengan SPF > 30.
Tanpa penggunaan tabir surya yang opaque terapi akan gagal.
3. Asam Retinoat (retinoid acid/tretinoin)
Asam retinoat 0,1% terutam digunakan sebagai terapi tambahan
atau terapi kombinasi. Krim tersebut juga dipakai pada malam hari.
Efek samping berupa eritema, deskuamasi, dan fotosintesis.

4. Asam azeleat (Azeleic acid)


13

Asam azeleat merupakan obat yang aman untuk dipakai.


Pengobatan dengan asam azeleat 20% selama 6 bulan memberikan
hasil yang baik. Efek sampingnya rasa panas dan gatal.
b. Pengobatan Sistemik :
1. Asam askrobat / Vitamin C
Vitamin C mempunyai efek merubah melanin bentuk oksidasi
mejadi melanin bentuk reduksi yang berwarna lebih cerah dan
mencegah pembentukan melanin.
2. Glutation
Glutation bentuk reduksi adalah senyawa sulfhidril yang berpotensi
menghambat pembentukan melanin.

Tindakan Khusus :
a. Bedah kimia
- Larutan glicolic acid 20-50% 3-4 minggu sekali
- Solusio Jessner :

Asam salisilat 14g, resorsinol 14gr


Asam laktat (85%) 14 gr, etanol ad 100ml.

Epidermal melasma :
Tabir surya opaque pagi hari, hydroquinone dan tretinoin malam hari.
Hasil pengobatan mulai terlihat setelah 2 bulan dan melasma hilang selama 6
bulan pengobatan.

Dermal melasma :
Hasil pengobatan minimal, terapi pilihan dengan kosmetika opaque. Terapi
laser tidak menjanjikan. Pengobatan melasma bersam penggunaan kontrasepsi
oral mengurangi keberhasilan pengobatan. Pengobatan melasma pada masa
kehamilan dan menyusui tidak dianjurkan.11,13

14

2.10

Komplikasi
Okronosis eksogen (exogenous ochronosis) yaitu, warna hitam bertambah

setelah penggunaan hydroquinone konsentrasi tinggi, disebabkan adanya


timbunan pigmen didalam dermis seperti yang terdapat pada okronosis.13

2.11

Prognosis
Ketika melasma muncul selama kehamilan, prognosis untuk perbaikan

spontan setelah melahirkan sangat baik. Namun, dalam banyak kasus melasma
bertahan bahkan setelah stimulus homonal telah dihilangkan. Walaupun
pengobatan dapat membantu, peningkatan pigmentasi biasanya dapat kembali
setelah kulit terkena sinar matahari. Dalam semua kasus, melasma adalah kondisi
jinak tanpa kecenderungan untuk transformasi ganas.8 Bila faktor-faktor penyebab
dapat dihilangkan, prognosis baik.14

15

DAFTAR PUSTAKA
1. Abdullah, Benny.2009. Dermatologi. Airlangga University Press, Surabaya.
2. Andrianto,Petrus. 1988. Dermatovenerologi. EGC, Jakarta.h.110-111.
3. Fitzpatrick,R,Rokhsar,C, 2005. The Treatment of Melasma with Fractional
Photothermolysis a Pilot Study, Journal American Society dor Dermatology
Surgery,Inc.
4. Goldstein BG, Goldstein AO. 1998. Dermatologi Praktis. Hipokrates, Jakarta,
pp.229-230.
5. Graham, Brown, Burns T. 2005.Lectures Notes on Dermatology. Erlangga,
Jakarta.
6. Harahap, Marwali. 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Hipokrates, Jakarta, pp.35-45.
7. James WD, Berger TG. 2006. Andrews Disease of The Skin Clinical
Dermatology, 10th Edition.Elsivier,Philadelphia, pp.854-855.
8. Johnson, Bernett L. 1987. Disorders of Pigmentaion. In: Bondi Edward E.
Dermatology Diagnosis and Therapy. Departement of Dematology University
of Pennsylvania School of Medicine,Philadelphia,pp.201-202.
9. Laperee H, Boone B, Schepper SD et al. Hypomelanoses

and

Hypermelanoses. In:Armando A, James ST, Apra S, editors.Fitzpatricks


Dermatology in General Medicine. 7th ed. New York: McGraw Hill; 2008.
p.622
10. Lawrence, Clifford M. 1993. Dermatology Color Atlas and Text. Europe :
Wolfe.
11. Muriastutik,Dwi et al. 2010. Melasma. Dalam: Atlas Penyakit Kulit dan
Kelamin. Edisi 2. Airlangga Press,Surabaya,h.173-175.
12. Notoatmodjo,S. 2003. Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta,
Jakarta.
13. Sawitri, Dwi Muriastutik et al. 2005. Melasma. Dalam: Pedoman Diagnosis
dan Terapi BAG/SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 3.
RSU.Dr.Soetomo, Surabaya, h.109-111
14. Siregar,R.S.2005. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit, Edisi 2. EGC,
Jakarta,h.279-280.
15. Soepardiman, Lily. 2006. Kelainan Pigmen. Dalam: Djuanda Adhi, Hamzah
Mochtar, Aisah Siti. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin.Edisi 4.Balai Penerbit
FKUI,Jakarta,h.289-292.
16

16. Wolff, Klaus. 2009. Pigmentary Disorders. In : Fitzpatricks Color Atlas and
Synopsis of Clinical Dermatology. 6th Edition.McGraw-Hill,USA, pp.344-346.

LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama

: Ny. A

Umur

: 41 tahun
17

JenisKelamin

: Perempuan

Alamat

: Sumbersari, Jember

Status

: Menikah

Agama

: Islam

Pekerjaan

: Pedagang

Tanggal Pemeriksaan

: 9 Juli 2015

Anamnesis
Keluhan Utama :
Bercak coklat kehitaman di wajah, pipi, hidung dan dahi
Riwayat penyakit sekarang:

Bercak coklat kehitaman sejak 1,5 thn yang lalu


Tidak gatal, nyeri maupun didahului peradangan.
Awalnya bercak tipis muncul pada pipi kemudian 1 bulan yll
bercak tampak semakin jelas dan meluas ke hidung dan dahi.
Setahun yll pasien menggunakan krim pemutih dan kosmetik dan
bercak semakin parah.
Pasien menggantinya dg merk lain tapi keluhan tetap muncul dan
semakin luas.
Pasien sering terpapar matahari , dan tdk menggunakan pelindung
(payung, topi, tabir surya).
Pada saat hamil, tidak timbul keluhan seperti ini.

Menggunakan pil kontrasepsi 2 tahun yang lalu tapi tdk timbul keluhan
seperti ini.
18

Riwayat kesehatan masa lalu:

Kanker, Epilepsi, DM disangkal

Tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya


Riwayat pengobatan:

Pil KB sejak 2 tahun yang lalu

Paien tidak mengkonsumsi obat-obatan anti kejang


Riwayat keluarga:

Tidak ada keluarga yang sakit seperti ini

Riwayat sosial:
Pasien seorang pedagang di pasar, dalam bekerja pasien sering terpapar
sinar matahari dan pasien tidak menggunakan pelindung seperti topi,
payung maupun tabir surya. Pasien bekerja dari pagi hingga sore dan
jarang berada di rumah.

Pemeriksaan Fisik
Status Dermatologis

19

Gambar 3.1 Lokasi Flek Hitam


Regio zygoma bilateral, R. nasal, r frontal

Makula hiperpigmentasi berwarna coklat

Batas tegas

Simetris

Tepi tidak teratur

Status Generalis
Keadaan Umum

: Baik, tampak menahan nyeri saat berjalan.

Kesadaran

: Compos mentis

Tanda vital

: Tensi: Tidak dilakukan pemeriksaan


Nadi : Tidak dilakukan pemeriksaan

Kepala/Leher

RR

: Tidak dilakukan pemeriksaan

Tax

: Tidak dilakukan pemeriksaan

:
20

Konjuntiva anemis

: -/-

Sklera ikterik

: -/-

Edema palpebra

: -/-

Pembesaran kelenjar getah bening : Tidak dilakukan pemeriksaan

Thorax

: Cor/Pulmo : Tidak dilakukan pemeriksaan

Abdomen

: Hepar/Lien: Tidak dilakukan pemeriksaan

Ekstremitas

Pembesaran kelenjar getah bening inguinal +/+

Diagnosis Banding
1. Efelid
2. Post inflammatory hyperpigmentation (PIH)
Pemeriksaan Penunjang
Lampu wood: tidak dilakukan
Diagnosis
Melasma Sentrofasial

Penatalaksanaan
Terapi yang diberikan pada pasien yaitu :
1. Tabir surya SPF 30 untuk menghindari pajanan UV
21

2. Obat Topikal :Hidroquinon 4% + Treitonin 0,05% +Flucinolon acetonid 0,1%


Edukasi

Memberikan penjelasan pada pasien tentang penyakit yang di derita

Pasien diharapkan untuk menghindari paparan sinar matahari

atau

menggunakan pelindung, seperti topi atau payung

Pilih jenis KB yag lain

Gunakan obat secara teratur dan sesuai aturan

Kontrol

22

Anda mungkin juga menyukai