Oleh:
TRI PUSPITA NIRMALA (022010101029)
ROSITA DEWI (022010101086)
CEDERA
TULANG BELAKANG
Tulang
Ligamentum
Radiks
48% fatal
15% multipel
Komplikasi
Angka kematian 4-17%
Pergerakan penderita
CMS
(Keadaan kritis)
CMS
menjadi lebih berat
Batasan
Trauma=Luka/cedera:
Hilangnya/terbukanya/rusaknya sebagian jaringan
tubuh.
Epidemiologi
Demografi CMS Akut
48%: kasus fatal.
Angka kematian: 4-17%.
15% CMS akut:
Umur
(tahun)
Prosentase
(%)
<11
11-20
21-30
31-40
41-50
51-60
>60
10
20
25
15
10
10
10
Etiologi
(1)
Cedera traumatik:
Ledakan
fraktur,dislokasi,
menghancurkan,
menekan vertebra
Luka tembak
Luka tajam
Cedera non-traumatik:
Arthritis
Kanker
Gangguan pembuluh
darah/perdarahan
Radang/Infeksi
Degenerasi
diskus vertebra
Patofisiologi
Pemeriksaan mikroskopik:
30 menit pasca cedera: petechie di sentral masa abu-abu,
cornu anterior, sekitar kanalis sentralis
meluas ke kornu posterior & masa putih.
2 jam pasca cedera: invasi sel-sel inflamasi.
4 jam pasca cedera: hampir MS nekrotik.
6 jam pasca cedera: edema primer vasogenik.
dalam 48 jam: edema & nekrotik tempat cedera
Gangguan fisiologis:
2 jam pasca cedera: aliran darah
(40-50 20 ml/100 gr jaringan/menit)
kongesti vaskular ekstravasasi eritrosit & cairan
edema edema MS tekanan perfusi di MS
Tekanan O2 , tekanan CO2 hipoksia, iskemik, infark.
Patogenesis CMS
1.Primer:
2.Sekunder:
Aktivasi biokimia.
Nekrosis hemoragik progresif, edema, & inflamasi
kerusakan sekunder stasis vaskuler, spinal blood flow ,
kematian sel.
Radikal bebas.
Influks Ca>>> & eksitotoksisitas.
Eicosanoid & sitokin.
Programmed cell death (Apoptosis).
1. Radikal bebas
Cedera
H202
H 2O + O 2
Cedera:
- RB merusak lipid/protein RB .
- Pelepasan antioksidan endogen
(asam askorbat, glutation, vitamin E).
- Kerusakan SOD.
Regenerasi
Banyak peneliti sel saraf SSP mamalia
tidak dapat beregenerasi.
Tetapi penemuan-penemuan menunjukkan:
Sel saraf di otak & MS dapat tumbuh kembali.
MS melakukan mekanisme perbaikan.
Regenerasi terjadi setelah CMS.
Neuron di SSP+faktor tropik hidup & tumbuh.
Faktor tropik NGF diperlukan beberapa tipe sel
perifer.
(tidak jelas pada sel SSP).
Grade C - incomplete
Grade D - incomplete
Grade E - normal
Faktor Resiko
1. Laki-laki (80-85%).
2. Dewasa muda & orang tua.
16 tahun, 35 tahun, usia lebih tua.
Kecelakaan sepeda motor CMS pada
dewasa muda.
3. Atlet
Sepak bola, renang, menyelam, berkuda, dll.
4. Orang-orang yang memiliki faktor predisposisi:
arthritis/osteoporosis.
5. Pengguna alkohol (25%).
1. Cervico-Medullary Syndrome
Sangat jarang.
Kelemahan dari batas lesi ke bawah & gangguan propioseptik.
5. Brown-Sequard Syndrome
Penatalaksanaan
Hal terpenting:
Pemeriksaan penunjang
(patologi, elektrofisiologi, neuroimaging)
membantu menentukan
perjalanan penyakit, beratnya, & mekanisme cedera.
PENATALAKSANAAN UMUM
Rentetan terapi (5 aspek):
1. Terapi emergensi dengan memperhatikan
ABC, immobilisasi, & transfer pasien.
2.Terapi masalah umum:
gangguan respirasi, kardiovaskular, GIT.
3.Kesegarisan spinal (stabilisasi spinal).
4.Dekompresi bedah bila ada indikasi.
5.Program rehabilitasi.
Manajemen Awal
(1)
ABC
Lesi servikal: Mungkin perlu intubasi nasotrakheal/orotrakheal.
Kecurigaan CMS:
Nyeri vertebra, kesemutan, kelemahan ekstremitas,
tangan seperti terbakar.
Tentukan level cedera & lesi komplit/tidak komplit
memperkirakan prognosis.
Kecurigaan cedera servikal imobilisasi dengan
cervical collar.
Stabilitas:
Terapi Segera
Analgetik adekuat.
Terapi disotonomi: perbaikan volume sirkulasi.
Anemia transfusi darah, cairan koloid/kristaloid (NaCl fisiologis).
Hindari hipervolemia.
Hipotensi vasokonstriktor perifer (fenileprin)-infus dg titrasi.
Dopamin & dobutamin MABP 85.
Bradikardi simptomatis atropin.
Cedera pada C5/atas innervasi diafragma & n. Frenikus (-)
bantuan ventilasi: intubasi nasotrakheal/orotrakheal
& ventilasi mekanik TV 10 cc/kg, Fi02 cukup untuk p02 80 -100.
Perbaikan ventilasi (-) dalam 2 minggu tracheostomi.
Intervensi Bedah
Pemulihan fungsi CMS dipengaruhi:
Immobilisasi sewaktu pemindahan.
Terapi segera.
Intervensi bedah perbaikan lingkungan fisiologis &
neurologis mortalitas & morbiditas rehabilitasi
segera dapat dilakukan.
Intervensi bedah komplikasi memperpendek
perawatan.
stabil
kerusakan neuron
(meski belum ada studi yang membandingkan pengaruh
tindakan operatif & non-operatif terhadap status
neurologi).
Indikasi Operasi:
Perawatan Umum
1. Perawatan Kandung Kemih
2. Perawatan Rektum
3. Perawatan Kulit
4. Nutrisi
TKTP.
Jika pasien tidak dapat makan makanan parenteral/tube nasogastrik.
Keseimbangan carian & elektrolit diawasi dengan ketat.
5. Kontrol Nyeri
6. Perawatan Psikiatri
Rehabilitasi
1.Fisioterapi: masase & gerakan pasif sedini
mungkin, latihan khusus mengembangkan
grup otot tertentu.
2.Terapi kerja: menyiapkan tipe pekerjaan
untuk px sesuai kecacatannya.
3.Olah raga: basket dengan kursi roda,
berenang, dll.
4.Psikiatrik:
cegah depresi/ancaman bunuh diri.
Komplikasi
1. Masalah traktus urinarius
Inkontinensia urine.
Batu buli-buli & infeksi.
Pencegahan:
- vitamin C 1 gram 4x/hari keasaman urine me.
- mobilisasi dini.
- meningkatkan pengosongan urine.
2. Ulkus dekubitus
Pencegahan: mobilisasi pasif.
3. Spasme otot
Penanganan: diazepam, baclofen, dantrolene.
4. Gangguan sistem pencernaan
Gangguan kontrol bowel inkontinensia fekal.
5. Trombosis vena dan emboli paru
Prognosis
Di Amerika Serikat:
Sebelum PD II
Px CMS meninggal
Kemajuan teknologi
Penemuan lateks/plastik
Prosedur perawatan lebih baik
Harapan hidup
Fasilitas rehabilitasi
Harapan hidup
Kecacatan
2.
Terima
kasih