Anda di halaman 1dari 13

OBAT ANTI KONVULSI

PENGERTIAN …
 Obat-obat yang dipakai untuk serangan kejang epilepsy disebut
sebagai antikonvulsi atau antiepilepsi. Obat-obat antikonvulsi
menekan impuls listrik abnormal dari pusat
serangan kejang ke daerah korteks lainnya, sehingga mencegah
serangan kejang, tetapi tidak menghilangkan penyebab kejang.
Antikonvulsi diklasifikasikan sebagai penekan SSP.

 Epilepsi (dari bahasa Yunani Kuno Epilepsia) adalah gangguan


neurologis umum kronis yang ditandai dengan kejang berulang
tanpa alasan. Ini adalah tanda-tanda kejangsementara dan / atau
gejala dari aktivitas neuronal yang abnormal, berlebihan atau
sinkron diotak
Mekanisme : terjadinya kejang epilepsi
dan kerja obat antiepilepsi (OAE)
Konvulsi terjadi akibat naiknya keterangsangan neuron karena:
a. pengaruh pada pompa Na+-K+ akibat defisiensi energi (hipoglikemia,
hipoksia, inhibitor enzim);
b. turunnya potensial membran akibat gangguan elektrolit;
c. depolarisasi membran sel akibat: naiknya neurotransmitter eksitasi
atau turunnya neurotransmiter inhibisi atau gagalnya sinaps
inhibitorik;
d. kerusakan mekanik: trauma kepala, luka lahir, tumor serebri, vaskular
tidak normal;
e. infeksi SSP: meningitis, ensefalitis-herpes;
f. gejala putus obat: alkohol, antipsikotik, anti-depresi, anti-epilepsi;
g. idiopatik (tidak diketahui sebabnya): tinggi pada anak-anak.
Lanjutan …
Berdasarkan penyebab konvulsi tersebut di atas maka mekanisme kerja obat
antikonvulsi beserta contoh obatnya adalah:
a. Inhibisi kanal Na+ pada sel akson: Fenitoin, karbamazepin, valproat, dan
felbamat.
b. Inhibisi kanal Ca++ tipe T pada neuron talamus (pace-maker): Etosuksimid,
valproate, dan klonazepam.
c. Peningkatan inhibisi GABA melalui
1) langsung pada kompleks GABA dan kompleks Cl-: Benzodiazepin,
barbiturate.
2) menghambat degradasi GABA (reuptake danmetabolisme): Vigabatrin,
Valproat, gabapentin.
d. Penurunan eksitasi glutamat melalui
1) blok reseptor NMDA (N-Metil-D-Aspartat): Felbamat, valproate.
2) hambat pelepasan glutamate: Fenitoin, lamotrigin, fenobarbital.
Mekanisme kerja antikonvulsi

Tempat kerja antiepileptik pada neuron


 Sinap glutamate adalah sinaps eksitasi (perangsangan). Pendudukan reseptor
NMDA menyebabkan peningkatan permeabilitas membrane terhadap natrium
dan kalsium yang akan menyebabkan penerusan rangsang konvulsi.
 Penghambatannya oleh antagonis reseptor NMDA (felbamat dan valproate)
berakibat sebaliknya. Fenitoin, lamotrigin, dan fenobarbital menghambat
pelepasan glutamate.
 Carbamazepin, valproate, dan fenitoin menghambat penerusan rangsang melalui
peningkatan inaktivasi. Etosuksimid dan valproate
menghambat kanal kalsium sehingga saraf epilepsy tidak terdepolarisasi sehingga
rangsang konvulsi tidak diteruskan.
 Sinaps GABA bersifat inhibitorik, pendudukan reseptor GABA oleh GABA dan zat
yang bersifat gabamimetik (benzodiazepin, barbiturate, vigabatrin, tiagabin,dan
gabapentin) yang membuka kanal klorida sehingga sel saraf epilepsy bermuatan
sangat negative (hiperpolarisasi) dan tidak mudah terangsang.
Tempat kerja antiepileptik pada sinaps GABA
Obat-obat Antikonvulsi
 Ada banyak jenis antikonvulsi yang dipakai untuk mengobati epilepsy,
yaitu
 obat generasi pertama (obat klasik): fenitoin (hidantoin), barbiturate
dengan masa kerja panjang (fenobarbital, mefobarbital, dan primidon),
suksinimid (etosuksimid), oksazolidon (trimetadion), benzodiazepin
diazepam, klonazepam), karbamazepin, dan asam valproate
 obat generasi ke-2: vigabatrin, lamotrigin, gabapentin, felbamat,
tiagabin, topiramat, dan zonisamida.
 Obat generasi ke-2 umumnya tidak diberikan tunggal sebagai monoterapi
melainkan sebagai tambahan dalam kombinasi dengan obat-obat klasik.
 Obat generasi ke-2 pengalaman penggunaannya masih relative singkat
dibanding obat klasik yang masih membuktikan keampuhan dan
keamanannya.
 Anti konvulsi tidak dipakai untuk semua jenis serangan
kejang, contohnya fenitoin
efektif untuk mengobati serangan kejang grand-mal
(tonik-klonik) dan serangan kejang
psikomotor, tetapi tidak efektif untuk mengatasi
serangan kejang petit-mal (absence).
Antikonvulsi biasanya dipakai seumur hidup. Dalam
beberapa kasus, dokter mungkin
menghentikan antikonvulsi jika dalam 3-5 tahun
terakhir tidak lagi terjadi serangan kejang.
Efek samping berupa:

a. nausea, turun BB, rontok rambut,


hirsutisme, kelainan psikis, darah, dan hati;
b. Sistem endokrin: memengaruhi
metabolisme vitamin D dengan akibat
menurunnya kadar kalsium dan fosfat harus
diperhatikan pada pemakaian lama.
Efek terhadap kehamilan:

 Asam valproat, karbamazepin, fenitoin, dan


fenobarbital, menghambat resorpsi asam
folat dan menginduksi enzim hingga ekskresi
folat meningkat sehingga menyebabkan
spina bifida janin dan anemia makrositer.
Interaksi obat:
 Fenitoin, fenobarbital, primidon, karbamazepin
saling menurunkan kadarnya dalam darah
karena peningkatan ekskresi. Selain itu, karena
bersifat auto induksi enzim pemetabolisme
maka menurunkan kadar antikoagulansia, zat
steroida, asetosal.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai