DAN HIPOPARATIROID
Oleh:
Septiana Hanani Adina Putri
(125070200111007)
(125070200111009)
(125070200111011)
(125070200111013)
(125070200111015)
Kartika Rahmawati
(125070200111019)
HIPERPARATIROID
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hiperparatiroidisme adalah karakter penyakit yang disebabkan
kelebihan sekresi hormone paratiroid, hormon asam amino polipeptida.
Sekresi hormon paratiroid diatur secara langsung oleh konsentrasi cairan
ion kalsium. Efek utama dari hormon paratiroid adalah meningkatkan
konsentrasi cairan kalsium dengan meningkatkan pelepasan kalsium dan
fosfat dari matriks tulang, meningkatkan penyerapan kalsium oleh ginjal,
dan meningkatkan produksi ginjal. Hormon paratiroid juga menyebabkan
phosphaturia, jika kekurangan cairan fosfat. hiperparatiroidisme biasanya
terbagi menjadi primer, sekunder dan tersier. (Lawrence Kim, MD, 2005)
Hiperparatiroidisme adalah suatu keadaan dimana kelenjar-kelenjar
paratiroid memproduksi lebih banyak hormon paratiroid dari biasanya.
Pada pasien dengan hiperparatiroid, satu dari keempat kelenjar paratiroid
yang tidak normal dapat membuat kadar hormon paratiroid tinggi tanpa
mempedulikan kadar kalsium. dengan kata lain satu dari keempat terus
mensekresi hormon paratiroid yang banyak walaupun kadar kalsium
dalam darah normal atau meningkat.
Prevalensi penyakit hiperparatiroid di Indonesia kurang lebih 1000
orang tiap tahunnya. Wanita yang berusia 50 tahun lebih, memiliki faktor
risiko 2 kali lebih besar daripada pria. Di Amerika Serikat prevalensinya
mencapai 100.000 orang diketahui terkena penyakit hiperparatiroid tiap
tahunnya. Perbandingan wanita dan pria sekitar 2 banding 1. Pada wanita
yang berusia 60 tahun lebih, sekitar 2 dari 10.000 bisa terkena
hiperparatiroidisme. Hiperparatiroidisme primee merupakan salah satu
dari 2 penyebab tersering hiperkalsemi, penyebab yang lain adalah
keganasan. Kelainan ini dapat terjadi pada semua usia, tetapi yang
tersering adalah pada dekade 6 dan wanita lebih sering 3 kali
dibandingkan laki-laki.
berbagai
hiperparatiroidisme
adenoma
utama
atau
hyperplasia).
disebabkan
oleh
Sedikit
paratiroid
kasus
karsinoma
BAB II
ISI
1. Tujuan Umum
A. Definisi
Hiperparatiroidisme adalah kondisi medis yang ditandai dengan
produksi berlebihan dari hormon paratiroid oleh kelenjar paratiroid yang
terletak di daerah leher, yang menyebabkan tingginya kadar kalsium
darah.
B. Epidemiologi
Prevalensi penyakit hiperparatiroid di Indonesia kurang lebih 1000
orang tiap tahunnya. Wanita yang berusia 50 tahun lebih, memiliki faktor
risiko 2 kali lebih besar daripada pria. Di Amerika Serikat prevalensinya
mencapai 100.000 orang diketahui terkena penyakit hiperparatiroid tiap
tahunnya. Perbandingan wanita dan pria sekitar 2 banding 1. Pada wanita
yang berusia 60 tahun lebih, sekitar 2 dari 10.000 bisa terkena
hiperparatiroidisme. Hiperparatiroidisme primer merupakan salah satu dari
2
penyebab
tersering
hiperkalsemi,
penyebab
yang
lain
adalah
keganasan. Kelainan ini dapat terjadi pada semua usia, tetapi yang
tersering adalah pada dekade 6 dan wanita lebih sering 3 kali
dibandingkan laki-laki.
Sekitar 85% dari kasus hiperparatiroid primer disebabkan oleh
adenoma tunggal. Sedangkan 15% lainnya melibatkan berbagai kelenjar
(contoh
berbagai
hiperparatiroidisme
adenoma
utama
atau
disebabkan
hyperplasia).
oleh
Sedikit
paratiroid
kasus
karsinoma
terjadi.
Namun,
jika
telah
memiliki
pengobatan
endocrine
neoplasia
(MEN) yang
mempengaruhi
Penyakit
ginjal.
Ini
adalah
penyebab
paling
umum
dari
3. HIPERPARATIROIDISME TERSIER
Jenis
hiperparatiroidisme
hiperparatiroidisme
sekunder
terjadi
yang
sebagai
akibat
berkepanjangan.
dari
Dalam
telah
terus
D. Etiologi
Hiperparatiroidisme
meningkatkan
produksi
disebabkan
hormon
oleh
paratiroid.
faktor-faktor
Kelenjar
yang
paratiroid
mempertahankan tingkat yang tepat dari kedua kalsium dan fosfor dalam
tubuh dengan memutar sekresi hormon paratiroid (PTH) off atau on,
seperti termostat mengontrol sistem pemanas untuk menjaga suhu udara
konstan. Vitamin D juga terlibat dalam mengatur jumlah kalsium dalam
darah.
Biasanya, tindakan penyeimbangan ini bekerja dengan baik. Ketika
kadar kalsium dalam darah turun terlalu rendah, kelenjar paratiroid
mengeluarkan cukup PTH untuk mengembalikan keseimbangan. PTH
meningkatkan kadar kalsium dengan melepaskan kalsium dari tulang dan
meningkatkan jumlah kalsium yang diserap dari usus kecil.
Ketika kadar kalsium terlalu tinggi, kelenjar paratiroid memproduksi
lebih sedikit PTH. Tapi kadang -kadang satu atau lebih dari kelenjar ini
menghasilkan terlalu banyak hormon, yang mengarah ke tingkat abnormal
tinggi kalsium (hiperkalsemia) dan rendahnya tingkat fosfor dalam darah.
Kalsium mineral terkenal karena perannya dalam menjaga gigi dan tulang
yang sehat. Tapi kalsium memiliki fungsi lain. Hal ini membantu dalam
transmisi sinyal di sel-sel saraf, dan itu terlibat dalam kontraksi otot.
Fosfor, mineral lain, bekerja sama dengan kalsium di daerah-daerah.
Kelainan secara umum dapat dibagi menjadi dua jenis berdasarkan
penyebabnya. Hiperparatiroidisme dapat terjadi karena masalah dengan
kelenjar paratiroid sendiri (hiperparatiroidisme primer) atau karena
penyakit lain yang mempengaruhi fungsi kelenjar '(hiperparatiroidisme
sekunder).
E. Faktor Resiko
a) Menderita kekurangan vitamin D
b) Sebelumnya pernah menjalani terapi radiasi pada kepala dan
daerah leher
c) Sedang menderita gagal ginjal
d) Sedang menderita multiple endocrine neoplasia tipe 1
e) Sedang menjalani menopause
G. Pemeriksaan Diagnostik
Hiperparatiroidisme didiagnosis ketika tes menunjukkan tingginya
level kalsium dalam darah disebabkan tingginya kadar hormone paratiroid.
Penyakit lain dapat menyebabkan tingginya kadar kalsium dalam darah,
tapi hanya hiperparatiroidisme yang menaikkan kadar kalsium karena
terlalu banyak hormon paratiroid. Pemeriksaan radioimmunoassay untuk
parathormon sangat sensitif dan dapat membedakan hiperparatiroidisme
primer dengan penyebab hiperkalasemia lainnya.
Pemeriksaan antibodi ganda hormon paratiroid digunakan untuk
membedakan hiperparatiroidisme primer dengan keganasan, yang dapat
menyebabkan hiperkalsemia. Pemeriksaan USG, MRI, Pemindai thallium
serta biopsi jarum halus telah digunakan untuk mengevaluasi fungsi
paratiroid dan untuk menentukan lokasi kista, adenoma serta hiperplasia
pada kelenjar paratiroid.
1. Pemeriksaan Laboratorium
Tes darah mempermudah diagnosis hiperparatiroidisme
karena menunjukkan penilaian yang akurat berapa jumlah hormon
paratiroid. Sekali diagnosis didirikan, tes yang lain sebaiknya
dilakukan untuk melihat adanya komplikasi. Karena tingginya kadar
hormon paratiroid dapat menyebabkan kerapuhan tulang karena
kekurangan kalsium, dan pada hiperparatiroid biasanya ditemukan:
a Kalsium serum meninggi
b Fosfat serum rendah
c Fosfatase alkali meninggi
d Kalsium dan fosfat dalam urin bertambah
2. Foto Rontgen
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat kemungkinan
adanya klasifikasi tulang, penipisan dan osteoporosis, pada
hiperparatiroid dapat ditemukan:
a Tulang menjadi tipis, ada dekalsifikasi
b Cystic-cystic dalam tulang
c Trabeculae di tulang
d PA: osteoklas, osteoblast, dan jaringan fibreus bertambah
3. Percobaan Kalsium intravena
Percobaan
ini
didasarkan
pada
anggapan
bahwa
semua
orang
dengan
hiperparatiroidisme
mendapat
J. Patofisiologi
2. Asuhan Keperawatan
Pengkajian Keperawatan
1. Identitas Klien
Di kaji nama, jenis kelamin, usia, pekerjaan, status perkawinan
2. Riwayat Kesehatan Saat ini
Di kaji adanya keluhan mudah lelah, kelemahan otot, mual, muntah,
konstipasi, mudah tersinggung ataupun nyeri tekan atau nyeri skeletal
khususnya di daerah punggung dan persendian, nyeri ketika
menyangga tubuh, fraktur patologis, deformitas dan pemendekan
badan. Dikaji lama dan kualitas keluhan, faktor yang mencetuskan
serta yang memperberat.
3. Riwayat Kesehatan Sebelumnya
Dikaji adakah riwayat penyakit paratiroid karsinoma pada klien
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Dikaji adakah riwayat penyakit hiperparatiroidisme turunan atau tidak
5. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Dikaji tingkat kesadaran dan TTV klien
Kepala
disebabkan oleh efek langsung kalsium pada otak serta sistem syaraf.
Peningkatan kadar kalsium akan menurunkan potensial eksitasi
jaringan syaraf dan otot.
Leher dan Ketiak
:Dada dan Punggung : Dikaji adanya nyeri tekan atau nyeri skeletal
khususnya di daerah punggung dan persendian
Abdomen
:Genitalia dan Anus
:Ekstremitas
:Kulit dan Kuku : Kaji kondisi kulit, apakah kering atau tidak
6. Pemeriksaan Per Sistem
a. Integumen : Warna kulit, apakah tampak pucat
b. Muskuloskeletal: Gejala muskolskeletal terjadi akibat demineralisasi
tulang atau tumor tulang, yang muncul berupa sel sel raksasa
benigna akibat pertumbuhan osteoklast yang berlebihan. Pasien dapat
mengalami nyeri tekan atau nyeri skeletal khususnya di daerah
punggung dan persendian, nyeri ketika menyangga tubuh, fraktur
patologis, deformitas dan pemendekan badan.
c. Neurologik: Kaji adanyaneurosis hingga keadaan psikosis yang
disebabkan oleh efek langsung kalsium pada otak serta sistem syaraf.
d. Kardiorespiratorik : Kaji adanyahipertensi dan aritmia jantung karena
peningkatan kadar kalsium darah.
e. Gastrointestinal: Kaji adanyaulkus peptikum dan pankreatitis, mual,
muntah, konstipasi
f. Renalis: Kaji adanyaHiperkalsemia
darah
dapat
menyebabkan
kalsiumdalam
plasma
yang
Hasil
pemeriksaan
laboratorium
pada
Reg
Tanggal
Diagnosa
Resiko deficit kekurangan cairan
TTD
Data Fokus
DS :
Etiologi
Masalah
Hiperparatiroidisme
Keperawatan
Resiko
kekurangan
DO :
- Klien
sering
Timbunan kalsium
Hiperkalsemia
GIT terganggu
Vomiting, gastric
bleeding
Resiko kekurangan
volume cairan
Analisa Data
volume cairan
No
Data Fokus
DS:
Sering berkemih
Etiologi
Masalah
Hiperparatiroidisme
Keperawatan
Gangguan
Eleminasi Urin
Timbunan kalsium
DO:
Penyebab
Hiperkalsemia
multiple
Munculnya batu di ginjal
Ganguan eliminasi urin
Analisa Data
No
1.
Data Fokus
DS :
DO :
Etiologi
Masalah
Keperawatan
Resiko cedera
osteoblas
- Struktur tulang
berubah
dominan osteoklas
Banyak Ca dimobilisasi
dari tulang
Ca darah meningkat
Resiko cedera
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa No.1
Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
melalui rute normal
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam resiko klien
menurun
Kriteria Hasil
Saat evaluasi didapatkan skor NOC dibawah ini
NOC :Respiratory status : Ventilation, Respiratory status : Airway
patency
No
1
Indikator
Palpasi nadi perifer
3
Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
Intervensi
NIC :
Fluid Management
Timbang diapers
Berikan cairan, anjurkan untuk minum 2L setiap harinya
Monitor jika ada terapi elektrolit
Catat intake dan output yang akurat
Monitor status hidrasi
Monitor TTV
Rencana Asuhan Keperawatan
4
V
V
V
Diagnosa no.2
Gangguan eliminasi urin ditandai dengan sering berkemih
Tujuan
Setelah dilakukan intervensi selama 5x24 jam, gangguan berkemih klien
dapat menurun
Kriteria Hasil
Saat eveluasi didapatkan skor NOC dibawah ini
NOC : urinary elimination
No
1
Indikator
Urin tidak terlalu bau
3
V
c.
e.
V
V
Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
Not adequat
Slightly adequat
Moderatly adequat
Substantialy adequat
Totally adequat
Intervensi
Urinary elimination Management
Ajarkan klien untuk minum 8 gelas air antara makan dan dipagi hari
Minta klien untuk memonitor eleminasi urin termasuk frekuensi,
Diagnosa no 3
Resiko cedera berhubungan dengan struktur tulang yang berubah
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 30 menit pasien
mengerti akan keadaannya
Kriteria Hasil
Indikator
Proses penyakit yang spesifik
Faktor penyebab
Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
Parah
Berat
Sedang
Ringan
Normal
Intervensi
Teaching : Disease Process
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hiperparatiroidisme adalah kondisi medis yang ditandai dengan
produksi berlebihan dari hormon paratiroid oleh kelenjar paratiroid yang
terletak di daerah leher, yang menyebabkan tingginya kadar kalsium
darah.
Hiperparatiroidisme
meningkatkan
produksi
disebabkan
hormon
oleh
paratiroid.
faktor-faktor
Prevalensi
yang
penyakit
5
V
yang berusia 50 tahun lebih, memiliki faktor risiko 2 kali lebih besar
daripada
pria.
Hiperparatiroidisme
dikelompokkan
menjadi
primer,
artimia
jantung.
Hiperparatiroidisme
didiagnosis
ketika
tes
antibodi
ganda
hormon
paratiroid
USG,
MRI.
HIPOPARATIROID
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipoparatiroidisme adalah suatu ketidakseimbangan metabolisme
kalsium dan fosfat yang terjadi karena produksi hormon paratiroid yang
kurang sehingga menyebabkan hipokalsemia. (Kowalak, 2011). Atau
hipoparatiroid hipofungsi dari kelenjar paratiroid sehingga hormon
paratiroid tidak dapat disekresi dalam jumlah yang cukup, dengan gejala
utamanya yaitu tetani.
Prevalensi penyakit hipoparatiroid di Indonesia jarang ditemukan.
Kira-kira 100 kasus dalam setahun yang dapat diketahui, sedangkan di
negara maju seperti Amerika Serikat penderita penyakit hipoparatiroid
lebih banyak ditemukan, kurang lebih 1000 kasus dalam setahun. Pada
Wanita mempunyai resiko untuk terkena hipoparatiroidisme lebih besar
dari pria. Prevalensi penyakit hiperparatiroid di Indonesia kurang lebih
1000 orang tiap tahunnya. Wanita yang berumur 50 tahun keatas
mempunyai resiko yang lebih besar 2 kali dari pria. Di Amerika Serikat
sekitar 100.000 orang diketahui terkena penyakit hiperparatiroid tiap
tahun. Perbandingan wanita dan pria sekitar 2 banding 1. Pada wanita
yang berumur 60 tahun keatas sekitar 2 dari 10.000 bisa terkena
hiperparatiroidisme. Hiperparatiroidisme primer merupakan salah satu dari
2 penyebab tersering hiperkalsemia; penyebab yang lain adalah
keganasan. Kelainan ini dapat terjadi pada semua usia tetapi yang
tersering adalah pada dekade ke-6 dan wanita lebih sering 3 kali
dibandingkan laki-laki. Insidensnya mencapai 1:500-1000. Bila timbul
pada anak-anak harus dipikirkan kemungkinan endokrinopati genetik
seperti neoplasia endokrin multipel tipe I dan II Kelenjar paratiroid
berfungsi mensekresi parathormon (PTH), senyawa yang membantu
memelihara
keseimbangan
dari
kalsium
dan
phosphorus
dalam
tubuh. Oleh karena itu yang terpenting hormon paratiroid penting sekali
dalam pengaturan kadar kalsium dalam tubuh seseorang.
Peran perawat terhadap pasien memberikan intervensi untuk
pasien hipoparatiroidisme, untuk memberikan perawatan pada pasien
tersebut perawat harus mengetahui konsep hipoparatiroidisme.
Oleh karena itu tujuan dari makalah ini adalah membuat asuhan
keperawatan pada pasien. hipoparatiroidisme dan menjelaskan konsep
umumnya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
a) Mengetahui definisi hipoparatiroid.
BAB II
ISI
a. Tujuan Umum
A. Definisi
Hipoparatiroidisme adalah kondisi medis yang ditandai dengan
ketidakcukupan sekresi hormon paratiroid oleh kelenjar paratiroid yang
terletak pada daerah leher.
B. Epidemiologi
Prevalensi penyakit hipoparatiroid di Indonesia jarang ditemukan.
Kira-kira 100 kasus dalam setahun yang dapat diketahui, sedangkan di
negara maju seperti Amerika Serikat penderita penyakit hipoparatiroid
lebih banyak ditemukan, kurang lebih 1000 kasus dalam setahun. Pada
Wanita mempunyai resiko untuk terkena hipoparatiroidisme lebih besar
dari pria. Prevalensi penyakit hiperparatiroid di Indonesia kurang lebih
1000 orang tiap tahunnya. Wanita yang berumur 50 tahun keatas
mempunyai resiko yang lebih besar 2 kali dari pada pria. Di Amerika
Serikat sekitar 100.000 orang diketahui terkena penyakit hiperparatiroid
tiap tahun. Perbandingan wanita dan pria sekitar 2 banding 1. Pada wanita
yang berumur 60 tahun keatas sekitar 2 dari 10.000 bisa terkena
hiperparatiroidisme. Hiperparatiroidisme primer merupakan salah satu dari
2 penyebab tersering hiperkalsemia; penyebab yang lain adalah
keganasan. Kelainan ini dapat terjadi pada semua usia tetapi yang
tersering adalah pada dekade ke-6 dan wanita lebih sering 3 kali
dibandingkan laki-laki. Insidensnya mencapai 1:500-1000. Bila timbul
pada anak-anak harus dipikirkan kemungkinan endokrinopati genetik
seperti neoplasia endokrin multipel tipe I dan II Kelenjar paratiroid
berfungsi mensekresi parathormon (PTH), senyawa yang membantu
memelihara
keseimbangan
dari
kalsium
dan
phosphorus
dalam
tubuh. Oleh karena itu yang terpenting hormon paratiroid penting sekali
dalam pengaturan kadar kalsium dalam tubuh seseorang.
C. Klasifikasi
Berdasarkan etologi.
Hipoparatiroidisme Transient pada periode neonatal
Beberapa neonatus, terutama berisiko tinggi (misalnya, bayi dari ibu
dengan diabetes, bayi prematur dan bayi dengan asfiksia perinatal), dapat
mengembangkan hipokalsemia. Awal onset hipokalsemia muncul dalam
waktu 72 jam dan memerlukan pengobatan dengan suplemen kalsium
setidaknya 72 jam. Akhir-onset hipokalsemia biasanya muncul setelah
tujuh hari dan membutuhkan terapi jangka panjang.
memiliki
lonjakan
PTH
postnatal
normal,
sehingga
mengakibatkan hipokalsemia.
Bayi
dari
ibu
dengan
diabetes:
hipomagnesemia
karena
Anomali somatik.
Perawakan pendek.
Wajah bulat.
Leher pendek.
Hypothyroidism.
Diabetes mellitus.
Disgenesis gonad.
Fitur
termasuk
hipoparatiroidisme,
insufisiensi
autoimun
polyendocrinopathy-candidiasis-ectodermal
Hipoparatiroidisme
Terisolasi
dengan
penyebab
autoimun
Acquired hipoparatiroidisme
Pengobatan
yodium
radioaktif
untuk
hipertiroidisme:
efek
Alkohol.
Alkoholisme kronis.
Luka Bakar.
Pseudohipoparatiroidisme
Pseudohipoparatiroidisme
termasuk
kelompok
heterogen
gangguan
terjadi
ketika
kelenjar
paratiroid
tidak
Acquired
hipoparatiroidisme.
hipoparatiroidisme
Penyebab
berkembang
ini
setelah
paling
umum
kerusakan
akibat
mereka
seolah-olah
mereka
benda
asing.
Dalam
Rendahnya
tingkat
magnesium
dalam
darah,
yang
dapat
pada
tempat
keluarnya
dari
foramen
sylomastoideus)
tempat
keluarnya
dari
foramen
sylomastoideus)
H. Penatalaksanaan Medis
1) Hipoparatiroid akut:
a) Koreksi kalsium secepatnya (calsium glukonas 10 cc IV atau
perinfus), hati-hati karena bisa menyebabkan aritmia dari jantung.
b) Suntikan hormon paratiroid IM (100 200 U).
c) Pemberian vitamin D2 per oral (100.000 U)
2) Hipoparatiroid kronik
Maksudnya
untuk
meningkatkan
kadar
kalsium
serum
dan
J. Patofisiologi
b. Asuhan Keperawatan
Pengkajian Keperawatan
1. Identitas (meliputi nama, usia, jenis kelami, alamat, dll)
2. Status kesehatan saat ini
Biasanya pasien mengeluh sesak napas, lemah, kesemutan, sering
kram, mati rasa, dan mungkin pernah kejang.
3. Riwayat kesehatan saat ini
Biasanya pasien mengeluh sesak napas, lemah, kesemutan, sering
kram, mati rasa, dan mungkin pernah kejang.biasanya ditemukan
kalsium banyak terbuang bersama urin, terjadi aritmia jantung dan
pada pemeriksaan fisik kadang ditemukan pergerakan yang abnormal.
Selain itu juga bisa ditemukan kelainan bnetuk tulang dan mungkin
pendarahan sulit berhenti.
4. Riwayat kesehatan terdahulu
Kepala leher
Ditemukan katarak, pusing, mungkin kehilangan daya ingat
Paru
Biasanya terjadi bunyi pernapasan stridor
Abdomen
Ekstremitas
Kelainan tulang dan reflex, Rambut jarang dan tipis; pertumbuhan kuku
buruk, deformitas dan mudah patah; kulit kering dan kasar.
b. Foto Rontgen:
-
NO
1
DATA FOKUS
DS :
ETIOLOGI
MASALAH
Ketidakefektifan
Pengangkatan
kelenjar paratiroid
DO:
Sekresi
paratiroid
Hipokalsemi
adekuat
hormone
tidak
Hipoparatiroid
banyak
disimpan
Kalsium darah turun
Eksitabilitas
neuromuskuler
meningkat
Bronkospasme
Ketidakefektifan
bersihan jalan napas
ANALISA DATA
NO
2.
DATA FOKUS
DS:
ETIOLOGI
MASALAH
Risiko cedera
Pengangkatan kelenjar
DO:
paratiroid
Hipokalsemia
Hormon
menurun
paratiroid Sekresi
paratiroid
hormone
tidak
adekuat
Hipoparatiroid
menurun
Kalsium
banyak
disimpan
Kalsium darah turun
Eksitabilitas
neuromuskuler
meningkat
tetani
Risiko cedera
ANALISA DATA
NO
3.
DATA FOKUS
DS :
ETIOLOGI
MASALAH
Nyeri Akut
Pengangkatan
kelenjar paratiroid
DO:
-
Hipokalsemia
Hormon
Sekresi
paratiroid paratiroid
menurun
-
hormone
tidak
adekuat
Kalsium
banyak
disimpan
Kalsium darah turun
Eksitabilitas
neuromuskuler
meningkat
Bronkospasme
Nyeri Akut
DAFTAR PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Klien :
No. Reg
No
1.
Tgl Muncul
Diagnosa Keperawatan
Ketidakefektifan bersihan jalan napas
2.
Risiko cedera
3.
Nyeri akut
TTD
Indikator
RR normal
2.
Ansietas berkurang
3.
4.
Keterangan :
5
V
Indikator
Mengetahui faktor risiko
2.
3.
4.
Keterangan :
1. Tidak pernah didemokan
2. Jarang
3. Kadang-kadang
4. Sering
5. Konsisten
5
V
Intervensi
NIC : Risk Identification, Electrolyte management : Hypocalcemia
Risk Identification
1. Review riwayat kesehatan pasien
2. Tentukan kehadiran dan dukungan keluarga
3. Rencanakan aktivitas yang mengurangi risiko
Electrolyte management : Hypocalcemia
1. Monitor kadar serum kalsium
2. Monitor tanda-tanda vital pasien
3. Monitor level kadar kalsium
4. Monitor manifestasi kardiovaskular pasien
5. Monitor akut spasme laring dan tetan
Rencana Asuhan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan No. 3
Nyeri akut
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 3x 24 jam, nyeri
pasien berkurang
Kriteria hasil
Saat evaluasi, didapatkan indikator NOC di bawah ini
NOC : Pain level
No
1.
Indikator
Melaporkan nyeri
2.
3.
Agitasi
4.
RR meningkat
Nadi meningkat
5.
Keterangan :
1. Sangat berat
2. Berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Normal
5
V
Intervensi
NIC : Pain Management
1. Kaji keluhan pasien tentang nyeri
2. Kaji pengetahuan pasien tentang nyeri
3. Kolaborasi dengan dokter pemberian obat nyeri
4. Kurangi faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri
5. Ajari teknik non farmakologi untuk mengurangi nyeri
6. Promosikan istirahat yang adekuat
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipoparatiroidisme adalah kondisi medis yang ditandai dengan
ketidakcukupan sekresi hormon paratiroid oleh kelenjar paratiroid yang
terletak pada daerah leher. Prevalensi penyakit hipoparatiroid di Indonesia
jarang ditemukan. Kira-kira 100 kasus dalam setahun yang dapat
diketahui. Pada Wanita mempunyai resiko untuk terken hipoparatiroidisme
lebih besar dari pria. Prevalensi penyakit hiperparatiroid di Indonesia
kurang lebih 1000 orang tiap tahunnya. Hipoparatiroidisme terjadi ketika
kelenjar paratiroid tidak mengeluarkan hormon paratiroid cukup. Wanita
yang berumur 50 tahun keatas mempunyai resiko yang lebih besar 2 kali
dari pria. Hipoparatiroidisme dapat diklasifikasikan berdasarkan etiologi
transient
pada
periode
neonatal,
hipoparatiroidisme,
bawaan
atau
acquired
warisan
genetik
hipoparatiroidisme,
tetanus,
ansietas,
iritabilitas,
depresi
bahkan
derilium,
refleks
patologis,
elektrokardiografi,
foto
rontgen,
dan
DAFTAR PUSTAKA
Brunner dan Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta: EGC
Ginayah, Miratul dan Harsinen Sanusi. 2011. Hiperkalsemia. Continuing
Medical
Education.
CDK
184/Vol.38
no.3/April
201.
Subbagian
Universitas
Hasanuddin/
Rumah
Sakit
Dr
Wahidin
Jakarta : EGC