ketergantungan insulin.
Ketoasidosis diabetik (KAD) adalah keadaan dekompensasi metabolik yang ditandai oleh
hiperglikemia, asidosis dan ketosis, terutama disebabkan oleh defisiensi
Etiologi
Infeksi tetap merupakan faktor pencetus paling sering untuk KAD dan
KHH.Infeksi yang paling sering diketemukan adalah pneumonia dan infeksi
saluran kemih yang mencakup antara 30% sampai 50% kasus. Penyakit
medis lainnya yang dapat mencetuskan KAD adalah penyalahgunaan alkohol,
trauma, emboli pulmonal dan infark miokard. Beberapa obat yang
mempengaruhi metabolisme karbohidrat juga dapat menyebabkan KAD atau
KHH, diantaranya adalah: kortikosteroid, pentamidine, zat simpatomimetik,
penyekat alpha dan beta serta penggunaan diuretik berlebihan pada pasien
lansia
Peningkatan penggunaan pompa insulin yang menggunakan injeksi insulin
kerja pendek dalam jumlah kecil dan sering telah dikaitkan dengan
peningkatan insidens KAD secara signifikan bila dibandingkan dengan
metode
suntikan
insulin
konvensional.
Studi
Diabetes
Control
and
penyakit.
Anoreksia, mual, muntah, dan nyeri perut (lebih sering pada anak-anak) dapat
dijumpai dan ini mirip dengan kegawatan abdomen. Ketonemia diperkirakan
sebagai penyebab dari sebagian besar gejala ini. Beberapa penderita
diabetes bahkan sangat peka dengan adanya keton dan menyebabkan mual
dan muntah yang berlangsung dalam beberapa jam sampai terjadi KAD.
Ileus (sekunder akibat hilangnya kalium karena diuresis osmotik) dan dilatasi
Faktor Resiko
Faktor resiko dari keoasidosis diabetikum antara lain :
Pemeriksaan Diagnostik
Glukosa
Glukosa serum biasanya > 250 mg/dl. Kadar glukosa mencerminkan
derajat kehilangan cairan ekstraseluler. Kehilangan cairan yang berat
menyebabkan aliran darah ginjal berkurang dan menurunnya ekskresi
glukosa. Diuresis osmotik akibat hiperglikemia menyebabkan hilangnya
cairan dan elektrolit, dehidrasi, dan hiperosmolaritas (umumnya sampai
340 mOsm/kg).
Keton
Glukosa serum biasanya > 250 mg/dl. Kadar glukosa mencerminkan
derajat kehilangan cairan ekstraseluler. Kehilangan cairan yang berat
menyebabkan aliran darah ginjal berkurang dan menurunnya ekskresi
glukosa. Diuresis osmotik akibat hiperglikemia menyebabkan hilangnya
cairan dan elektrolit, dehidrasi, dan hiperosmoTiga benda keton utama
adalah : betahidroksibutirat, asetoasetat, dan aseton. Kadar keton total
umumnya melebihi 3 mM/L dan dapat meningkat sampai 30 mM/L (nilai
normal adalah sampai 0,15 mM/L). Kadar aseton serum meningkat 3-4
kali dari kadar asetoasetat, namun berbeda dengan keton lainnya aseton
tidak berperan dalam terjadinya asidosis. Betahidroksibutirat dan
asetoasetat menumpuk dalam serum dengan perbandingan 3:1 (KAD
hiponatremia
walaupun
Hipertrigliseridemia
terjadi
dapat
juga
dehidrasi
dan
menyebabkan
diuresis osmotik
Pemeriksaan penunjang lain
Kadar nitrogen ureum darah (BUN) biasanya sekitar 20-30 mg/dl. Lekosit
sering meningkat setinggi 15.000-20.000/ml pada KAD, maka dari itu
tidak dapat dipakai sebagai satu-satunya bukti adanya infeksi.
Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan pada pasien dengan KAD meliputi pengkajian menyeluruh, monitor TTV
dan kesadaran pasien secara teratur menggunakan Glasgow Coma Scale (GCS). Hal yang
penting dalam manajemen KAD meliputi:
1. Mengembalikan volume peredaran darah
Penggantian cairan adalah salah satu hal yang paling penting dalam penatalaksanaan
pasien KAD. Pasien KAD biasanya mengalami dehidrasi dan mengoreksi deficit cairan
yang terjadi dapat meningkatkan perbaikan metabolic. Tujuan dari resusitasi cairan
adalah:
mengembalikan
volume
darah,
membersihkan
keton
dan
mengoreksi
hipokalemia dan hiperkalemia adalah kondisi yang dapat mengancam nyawa dan
merupakan komplikasi yang sering terjadi pada pasien KAD. Serum kalium sering tinggi
saat pasien masuk RS tetapi akan cepat menurun saat diberikan terapi insulin, sehingga
pemantauan secara teratur sangat penting dan harus diberikan serum kalium pada infus
IV jika serum kalium <5,5mmol/L.
Gula Darah Kapiler
Pencegahan terjadimya hipoglikemia sangatlah penting, pemantauan gula darah harus
dilakukan setiap 1-2jam sekali. Biasanya diperlukan terapi dextrose melalui selang
infuse untuk menstabilkan gula darah. Untuk mencegah terjadinya komplikasi yang
berhubungan dengan kecepatan infuse harus dilakukan pemantauan keseimbangan
cairan dan elektrolit terus-menerus. Pengkajian secara berkala pada edema serebral
dan kelebihan cairan adalah hal yang sangat penting dilakukan.
4. Mengidentifikasi dan mengobati faktor presipitasi
5. Melibatkan tim spesialis diabetes
Tim spesialis diabetes harus selalu dilibatkan pada pasien dengan KAD dan rujukan
harus dibuat sesegera mungkin selama fase akut.
Komplikasi
Edema Serebral
Peningkatan tekanan intrakranial asimtomatik selama terapi KAD telah
dikenal lebih dari 25 tahun. Penurunan ukurnan ventrikel lateral secara
signifikan, melalu pemeriksaan eko-ensefalogram, dapat ditemukan pada
menggunakan
hidrasi
lambat
dengan
cairan
isotonik
arterial alveolar yang biasanya normal pada pasien dengan KAD saat
presentasi. Pada beberapa subset pasien keadaan ini dapat
28 berkembang menjadi ARDS. Dengan meningkatkan tekanan atrium kiri
dan menurunkan tekanan koloid osmotik, infus kristaloid yang berlebihan
dapat menyebabkan pembentukan edema paru (bahkan dengan fungsi
jantung yang normal). Pasien dengan peningkatan gradien AaO2 atau
yang mempunyai rales paru pada pemeriksaan fisis dapat merupakan
risiko untuk sindrom ini. Pemantauan PaO2 dengan oksimetri nadi dan
pemantauan gradien AaO2 dapat membantu pada penanganan pasien
ini. Oleh karena infus kristaloid dapat merupakan faktor utama,
disarankan pada pasien-pasien ini diberikan infus cairan lebih rendah
dengan penambahan koloid untuk terapi hipotensi yang tidak responsif
Daftar Pustaka
Joint
Sjaifoellah, Noer., Waspadji S, Rahman AM. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid 1,
edisi III, Balai Penerbit FKUI, Jakarta. 2006
Stevent, Soementri MD,Pendekatan diagnostik dan tatalaksana ketoasidosis
diabetikum, 2009