Anda di halaman 1dari 12

ANEMIA

Disusun oleh:

Kelompok 2

1. Asfiyaul Mustaufiyah
(2018200003)

2. Dera Amellenia Mentari


(2018200021)

3. Diana Fatmawati (2018200028)


Anatomi dan Fisiologi Anemia
1. Anatomi Darah
a. , lemakAir : 91%
b. Protein : 3% (albumin, globulin, protombin, dan fibrinogen)
c. Mineral : 0,9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam fosfat, magnesium, kalsium dan zat besi)
d. Bahan organik : 0,1% (glukosa, asam urat, kreatinin, kolesterol, dan asam amino)
2. Fisiologi Darah

– Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila kekurangan
oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein pernafasan ( respiratory protein) yang
mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen. Manusia memiliki
sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir dalam pembuluh darah dan disirkulasikan jantung. Darah
dipompa oleh jantun menuju paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbon dioksida dan menyerap oksigen
melalui pembuluh darah aorta. Darah mengedarkan oksigen melalui pembuluh darah pulmonalis, lalu dibawa lagi
kejantung melalui vena pulmonalis. Darah juga mengangkut bahan-bahan sisa metabolisme obat-obatan dan bahan kimia
asing ke hati untuk dibuang sebagai urin.
Definisi Anemia
– Anemia , dalam bahasa yunani tanpa darah adalah penyakit kurang darah
yang ditandai dengan kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit)
lebih rendah dibandingkan normal.Jika kadar hemoglobin kurang dari 14g/dl
dan eritrosit kurang dari 41% pada pria , maka pria tersebut dikatakan
anemia. Demikian pula pada wanita , wanita yang memiliki kadar hemoglobin
kurang dari 12 g/dl dan eritrosit kurang dari 37% , maka wanita itu dikatakan
anemia.
– Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah
dan kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer, 2002 :
935).
ETIOLOGI ANEMIA

– Anemia umumnya disebabkan oleh perdarahan kronik. Gizi yang buruk atau gangguan penyerapan
nutrisi oleh usus. Juga adapat menyebabkan seseorang mengal;ami kekurangan darah. Demikian juga
pada wanita hamil atau menyusui, jika asupan zat besi berkurang, besar kemungkinan akan terjadi
anemia.
– Pendarahan saluran pencernaan, kebocoran pada saringan darah di ginjal, menstruasi yang
berlerbihan, serta para pendonor darah yang tidak diimbangi dengan gizi yang baik dapat mjemiliki
resiko anemia.
– Jenis- jenis anemia :
1. Anemia Defesiensi Zat Besi
2. Anemia Sel Sabit
3. Anemia Aplastik
4. Anemia Hemolitik
MANIFESTASSI KLINIS ANEMIA

– Gejala yang sering kali muncul pada penderita anemia di antaranya:

 Lemah ,letih,lesu ,mudah lelah dan lunglai.

 Wajah tampak pucat.

 Mata berkunang-kunang.

 Sulit berkosentrasi dan mudah lupa.

 Sering sakit.

 Pada bayi dan batita biasanya terdapat gejala seperti kulit pucat atau berkurangnya warna merah muda pada
bibir dan bawah kuku.Perubahan ini dapat terjadi perlahan-lahan sehingga sulit disadari.

 Jika anemia disebabkan penghancuran berlebihan dari sel darah merah ,makaterdapat gejala lain seperyi
jaundice,warna kuning pada bagian putih mata ,pembesaran limpa dan warna urin seperti teh.
Patofisiologi

Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum-sum


tulang atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sistem
fagositik atau dalam sistem retikuloendotelial terutama dalam hati
dan limpa. Sebagai hasil samping proses ini bilirubin yang sedang
terbentuk dalam fagosit akan masuk dalam aliran darah. Setiap
kenaikan dekstruksi sel darah merah (hemolisis) segera
direpleksikan dengan meningkatkan bilirubin plasma.
Komplikasi

– Anemia juga menyebabkan daya tahan tubuh berkurang. Akibatnya, penderita


anemia akan mudah terkena infeksi. Gampang batuk pilek, gampang flue, atau
gampang terkena infeksi saluran nafas, jantung juga menjadi gampang lelah,
karena harus mempompa darah lebih kuat. Pada kasus ibu hamil dengan anemia,
jika lambat ditangani dan berkelanjutan dapat menyebabkan kematian, dan
beresiko bagi janin. Selain bayi lahir dengan berat badan rendah, anemia bisa
juga mengganggu perkembangan organ-organ tubuh, termasuk otak.
Penatalaksanaan Medis

1. Transpalasi sel darah merah.

2. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi.

3. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.

4. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktifitas yang membutuhkan oksigen.

5. Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.

6. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.


ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian

1. Aktivitas / istirahat

2. Sirkulasi Riwayat kehilangan darah kronis, riwayat endokarditis infektif kronis, palpitasi.

3. Integritas ego

4. Eliminasi

5. Makanan/cairan

6. Nyeri/kenyamanan

7. Pernafasan

8. Seksualitas
B. Diagnosa Keperawatan

1. GANngguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan suolai


oksigen/nutrisi ke sel.
2. Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai
oksigen
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kegagalan
untuk mencerna ,absorbsi makanan.
4. Konstipasi atau diare berhubungan dengan penurunan jumlah makanan,
perubahan proses pencernaan, efek samping penggunaan obat.
C. Intervensi
Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai oksigen/nutrisi ke sel.
-kaji tanda-tanda vital, warna kulit, membrane mukosa, dasar kuku
-beri posisi semi fowler
-kaji nyeri dan adanya palpitasi
-pertahankan suhu lingkungan dan tubuh pasien
-hindari penggunaan penghangat atau air panas.
Kolaborasi
-monitor pemeriksaan laboratorium misalnya Hb/Ht dan jumlah sel darah merah
-berikan sel darah merah lengkap
-berikan oksigen tambahan sesuai dengan indikasi
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai