Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN FIBROADENOMA MAMMAE


I.

TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Tumor payudara adalah benjolan tidak normal akibat pertumbuhan sel yang terjadi secara
terus menerus (Kumar dkk, 2007). Fibroadenoma adalah benjolan padat dan kecil dan
jinak pada payudara yang terdiri dari jaringan kelenjar dan fibrosa. Benjolan ini biasanya
ditemukan pada wanita muda, seringkali pada remaja putri (Prawirohardjo, 2008).
Fibroadenoma muncul sebagai nodus diskret, biasanya tunggal, mudah digerakkan dan
bergaris tengah 1 hingga 10 cm. Walaupun jarang, tumor mungkin multiple dan bergaris
tengah lebih dari 10 cm. Berapapun ukurannya, tumor ini biasanya mudah dikupas
( Sarjadi, 2007).
Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak pada payudara yang lebih sering didiagnosa
pada wanita muda.22 Fibroadenoma dilaporkan terjadi pada lebih dari 9% penduduk
wanita. Fibroadenoma sangat dipengaruhi oleh hormon dan bervariasi selama siklus
menstruasi dan masa kehamilan.3 Berdasarkan laporan dari NSW Breast Cancer Institute,
fibroadenoma umumnya terjadi pada wanita dengan usia 21-25 tahun, kurang dari 5%
terjadi pada usia di atas 50 tahun.3 Belum ada data yang pasti mengenai insiden
fibroadenoma pada populasi umum. Dalam suatu studi disebutkan bahwa angka kejadian
fibroadenoma pada wanita yang menjalani pemeriksaan di klinik payudara sekitar 7%-13%
sementara itu pada studi yang lain didapatkan 9% dari otopsi. Fibroadenoma didapatkan
dari 50% semua biopsi payudara dan hal ini meningkat mencapai 75% pada biopsi
payudara wanita yang berumur < 20 tahun (Greenberg, et all, 1998).18 Data dari
penelitian di Depatemen Patologi Rumah Sakit Komofo Anyoke Teaching di Ghana
(Bewtra, 2009) dilaporkan bahwa dari 65 spesimen payudara ditemukan 31 kasus (48%)
penderita fibroadenoma, dan sebanyak 11 kasus (35%) terjadi pada kelompok remaja (
Kanker payudara merupakan penyakit keganasan yang paling banyak menyerang wanita.
Penyakit ini disebabkan karena terjadinya pembelahan sel-sel tubuh secara tidak teratur
sehingga pertumbuhan sel tidak dapat dikendalikan dan akan tumbuh menjaadi benjolan
tumor (kanker). Apabila tumor ini tidak diambil , dikhawatirkan akan masuk dan menyebar
ke dalam jaringan yang sehat. Ada kemungkinan sel-sel tersebut melepaskan diri dan
menyebar ke seluruh tubuh. Kanker payudara umumnya menyerang wanita kelompok
umur 40-70 tahun, tetapi resiko terus meningkat dengan tajam dan cepat sesuai dengan
pertumbahan usia. Kanker payudara jarang terjadi pada usia dibawah 30 tahun.
Fibroadenoma mammae merupakan neoplasma jinak yang terutama terdapat pada wanita
muda, dan jarang ditemukan setelah menopause.14 Fibroadenoma adalah kelainan pada
perkembangan payudara normal dimana ada pertumbuhan berlebih dan tidak normal pada
jaringan payudara dan pertumbuhan yang berlebih dari sel-sel yang melapisi saluran air

susu di payudara.3 Universitas Sumatera Utara Fibroadenoma merupakan jenis tumor


jinak mamma yang paling banyak ditemukan, dan merupakan tumor primer yang paling
banyak ditemukan pada kelompok umur muda.21
1 Pengertian Payudara dan Anatomi Payudara Payudara adalah organ yang berperan
dalam proses laktasi, sedangkan pada pria organ ini tidak berkembang dan tidak memiliki
fungsi dalam proses laktasi seperti pada wanita (rudimeter). Payudara terletak antara iga
ketiga dan ketujuh serta terbentang lebarnya dari linea parasternalis sampai axillaris
anterior dan mediana. Berat dan ukuran payudara bervariasi sesuai pertambahan umur,
pada masa pubertas membesar, dan bertambah besar selama kehamilan dan sesudah
melahirkan, dan menjadi atropi pada usia lanjut.13 Setiap payudara terdiri atas 15 sampai
25 lobus kelenjar yang masing-masing mempunyai saluran ke papilla mamma yang
disebut duktus laktiferus dan dipisahkan oleh jaringan lemak yang bervariasi jumlahnya.16
Diantara kelenjar susu dan fasia pektoralis, juga di antara kulit dan kelenjar tersebut
terdapat jaringan lemak. Di antara lobus tersebut terdapat jaringan ikat yang disebut
ligamentum cooper yang merupakan tonjolan jaringan payudara, yang bersatu dengan
lapisan luar fasia superfisialis yang berfungsi sebagai struktur penyokong dan memberi
rangka untuk payudara.14 Jaringan ikat memisahkan payudara dari otot-otot dinding dada,
otot pektoralis dan anterior.16 Pembuluh darah mammae berasal dari arteri mamaria
interna dan arteri torakalis lateralis. Vena supervisialis mamae mempunyai banyak
anastomosa yang bermuara ke vena mamaria interna dan vena torakalis
interna/epigastrika, sebagian besar bermuara ke vena torakalis lateralis.15 Aliran limfe dari
payudara kurang lebih 75% ke aksila, sebagian Universitas Sumatera Utara lagi ke
kelenjar terutama dari bagian yang sentral dan medial dan ada pula aliran ke kelenjar
interpektoralis.14 Untuk lebih jelas dari anatomi payudara dapat dilihat pada gambar
berikut: Gambar 2.1. Anatomi Payudara 2.1.2. Fisiologi Payudara Perkembangan dan
fungsi payudara dimulai oleh berbagai hormon. Esterogen diketahui merangsang
perkembangan duktus mamilaris. Progesteron memulai perkembangan lobulus-lobulus
payudara juga diferensiasi sel epitelial.19 Payudara mengalami tiga macam perubahan
yang dipengaruhi oleh hormon, antara lain:14 Universitas Sumatera Utara a. Perubahan
pertama adalah mulai dari masa hidup anak melalui masa hidup pubertas, masa fertilitas,
sampai ke klimakterium, dan menopause. Sejak pubertas pengaruh estrogen dan
progesteron yang diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise, telah menyebabkan
duktus berkembang dan timbulnya asinus. b. Perubahan kedua adalah perubahan sesuai
dengan daur haid. Sekitar hari ke-8 haid, payudara menjadi lebih besar dan pada
beberapa hari sebelum haid berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang
timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang haid, payudara
menjadi tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik terutama palpasi tidak mungkin
dilakukan. Begitu haid dimulai, semuanya berkurang. c. Perubahan ketiga terjadi pada
masa hamil dan menyusui. Pada masa kehamilan, payudara menjadi besar karena epitel

duktus lobul dan duktus alveolus berproliferasi, dan tumbuh duktus baru. Sekresi hormon
prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-sel alveolus
mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui duktus ke puting susu.
B. Etiologi
Sebab keganasan pada payudara masih belum jelas, tetpi ada beberapa faktor yang berkaitan erat
dengan munculnya keganasan payudara yaitu: virus, faktor lingkungan , faktor hormonl dan familial;
1. Wanita resiko tinggi dari pada pria (99:1)
2. Usia: resiko tertinggi pada usia diatas 30 tahun
3. Riwayat keluarga: ada riwayat keluarga Ca Mammae pada ibu/saudara perempuan
4. Riwayat meastrual:
early menarche (sebelum 12 thun)
Late menopouse (setelah 50 th)
5. Riwayat kesehatan: Pernah mengalami/ sedang menderita otipical hiperplasia atau benign
proliverative yang lain pada biopsy payudara, Ca. endometrial.
6. Menikah tapi tidak melahirkan anak
7. Riwayat reproduksi: melahirkan anak pertama diatas 35 tahun.
8. Tidak menyusui
9. Menggunakan obat kontrasepsi oral yang lama, penggunaan therapy estrogen
10. Mengalami trauma berulang kali pada payudara
11. Terapi radiasi; terpapar dari lingkungan yang terpapar karsinogen
12. Obesitas
13. Life style: diet tinggi lemak, mengkomsumsi alcohol (minum 2x sehari), merokok.
14. Stres hebat.
Faktor Risiko Fibroadenoma Mammae Sampai saat ini penyebab FAM masih belum diketahui
secara pasti, namun berdasarkan hasil penelitian ada beberapa faktor risiko yang mempengaruhi

timbulnya tumor ini antara lain: a. Umur Umur merupakan faktor penting yang menentukan insiden
atau frekuensi terjadinya FAM. Fibroadenoma biasanya terjadi pada wanita usia muda < 30
tahun.26 terutama terjadi pada wanita dengan usia antara 15-25 tahun.4 Berdasarkan data dari
penelitian di Depatemen Patologi Rumah Sakit Komofo Anyoke Teaching di Ghana (Bewtra, 2009)
dilaporkan bahwa rata-rata umur pasien yang menderita fibroadenoma adalah 23 tahun dengan
rentang usia 14-49 tahun.12 b. Riwayat Perkawinan Riwayat perkawinan dihubungkan dengan
status perkawinan dan usia perkawinan, paritas dan riwayat menyusui anak. Berdasarkan
penelitian Bidgoli, et all (2011) di Iran menyatakan bahwa tidak menikah meningkatkan risiko
kejadian FAM (OR=6.64, CI 95% 2.56-16.31) artinya penderita FAM kemungkinan 6,64 kali adalah
wanita yang tidak menikah. Hasil penelitian tersebut juga menyatakan bahwa menikah < 21 tahun
meningkatkan risiko kejadian FAM (OR=2.84, CI 95% 1.23-6.53) artinya penderita FAM
kemungkinan 2,84 kali adalah wanita yang menikah pada usia < 21 tahun.27 Universitas Sumatera
Utara c. Paritas dan Riwayat Menyusui Anak Penurunan paritas meningkatkan insiden terjadinya
FAM, terutama meningkat pada kelompok wanita nullipara. Pengalaman menyusui memiliki peran
yang penting dalam perlindungan terhadap risiko kejadian FAM.27 d. Penggunaan Hormon
Diperkirakan bahwa fibroadenoma mammae terjadi karena kepekaan terhadap peningkatan
hormon estrogen.33 Penggunaan kontrasepsi yang komponen utamanya adalah estrogen
merupakan faktor risiko yang meningkatkan kejadian FAM. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
di Department of Surgery, University of Oklahoma Health Sciences Center (Organ, 1983),
dilaporkan proporsi penderita FAM yang menggunakan kontrasepsi dengan komponen utama
estrogen adalah sekitar 60%.28 e. Obesitas Berat badan yang berlebihan (obesitas) dan IMT yang
lebih dari normal merupakan faktor risiko terjadinya FAM. Berdasarkan penelitian Bidgoli, et all
diketahui bahwa IMT > 30 kg/m2 meningkatkan risiko kejadian FAM (OR=2.45,CI 95% 1.04-3.03)
artinya wanita dengan IMT > 30 kg/m2 memiliki risiko 2,45 kali menderita FAM dibandingkan
wanita dengan IMT < 30 kg/m2 . 27 f. Riwayat Keluarga Tidak ada faktor genetik diketahui
mempengaruhi risiko fibroadenoma. Namun, riwayat keluarga kanker payudara pada keluarga
tingkat pertama dilaporkan oleh beberapa peneliti berhubungan dengan peningkatan risiko tumor
ini. 18 Dari beberapa penelitian menunjukkan adanya risiko menderita FAM pada wanita yang ibu
dan saudara perempuan mengalami penyakit payudara. Dilaporkan 27 % dari penderita FAM
Universitas Sumatera Utara memiliki riwayat keluarga menderita penyakit pada payudara (Organ,
1983).28 Tidak seperti penderita dengan fibroadenoma tunggal, penderita multiple fibroadenoma
memiliki riwayat penyakit keluarga yang kuat menderita penyakit pada payudara.18 g. Stress
Stress berat dapat meningkatkan produksi hormon endogen estrogen yang juga akan
meningkatkan insiden FAM. Berdasarkan penelitian Bidgoli, et all diketahui orang yang mengalami
stress memiliki risiko lebih tinggi menderita FAM (OR=1.43 CI 95%1.16-1.76) artinya orang yang
mengalami stress memiliki risiko 1,43 kali menderita FAM dibandingkan dengan orang yang tidak
stress.27 h. Faktor Lingkungan Tinggal di dekat pabrik yang memproduksi Polycyclic aromatic
hydrocarbons (PAHs) juga dapat menjadi faktor risiko terjadinya FAM. Berdasarkan penelitian
Bidgoli, et all pada tahun 2011 di Iran dilaporkan 38% dari penderita FAM memiliki riwayat tinggal
di dekat pabrik yang memproduksi PAHs. Penelitian tersebut menggunakan desain case control
dimana diketahui OR=3.7,CI95%1.61-7.94 yang artinya orang yang tinggal didekat pabrik yang

memproduksi zat PAHs memiliki risiko 3,7 kali menderita FAM. 27 PAHs adalah salah satu
pencemar organik yang paling luas. PAHs dibentuk oleh pembakaran tidak sempurna dari karbon
yang mengandung bahan bakar seperti kayu, batu bara, diesel, lemak, tembakau, dan dupa. 36
Banyak senyawa-senyawa aromatik, termasuk PAHs, yang bersifat karsinogenik. Hal ini
berdasarkan sifatnya yang hidrofobik (tidak suka akan air), dan tidak memiliki gugus metil atau
gugus reaktif lainnya untuk dapat diubah menjadi senyawa yang lebih polar. Akibatnya senyawa
PAHs sangat sulit diekskresi dari dalam tubuh dan biasanya terakumulasi pada jaringan hati, ginjal,
maupun Universitas Sumatera Utara adiposa atau lemak tubuh. Dengan struktur molekul yang
menyerupai basa nukleat (adenosin, timin, guanin, dan sitosin), molekul PAHs dapat dengan
mudah menyisipkan diri pada untaian DNA. Akibatnya fungsi DNA akan terganggu dan apabila
kerusakan ini tidak dapat diperbaiki dalam sel, maka akan menimbulkan penyakit kanker.37

C. Patosifiologi
Fibroadenoma merupakan tumor jinak payudara yang sering ditemukan pada masa
reproduksi yang disebabkan oleh beberapa kemungkinan yaitu akibat sensitivitas jaringan
setempat yang berlebihan terhadap hormon estrogen sehingga kelainan ini sering
digolongkan dalam mamary displasia. Fibroadenoma biasanya ditemukan pada kuadran
luar atas, merupakan lobus yang berbatas jelas, mudah digerakkan dari jaringan di
sekitarnya.2 Fibroadenoma mammae biasanya tidak menimbulkan gejala dan ditemukan
secara kebetulan.20 Fibroadenoma biasanya ditemukan sebagai benjolan tunggal, tetapi
sekitar 10%-15% wanita yang menderita fibroadenoma memiliki beberapa benjolan pada
kedua payudara.38 Penyebab munculnya beberapa fibroadenoma pada payudara belum
diketahui secara jelas dan pasti. Hubungan antara munculnya beberapa fibroadenoma
dengan penggunaan kontrasepsi oral belum dapat dilaporkan dengan pasti. Selain itu
adanya kemungkinan patogenesis yang berhubungan dengan hipersensitivitas jaringan
payudara lokal terhadap estrogen, faktor makanan dan faktor riwayat keluarga atau
keturunan. Kemungkinan lain adalah bahwa tingkat fisiologi estrogen penderita tidak
meningkat tetapi sebaliknya jumlah reseptor estrogen meningkat. Peningkatan kepekaan
terhadap estrogen dapat menyebabkan hyperplasia kelenjar susu dan akan berkembang
menjadi karsinoma.43 Universitas Sumatera Utara Fibroadenoma sensitif terhadap
perubahan hormon. Fibroadenoma bervariasi selama siklus menstruasi, kadang dapat
terlihat menonjol, dan dapat membesar selama masa kehamilan dan menyusui. Akan
tetapi tidak menggangu kemampuan seorang wanita untuk menyusui. Diperkirakan bahwa
sepertiga dari kasus fibroadenoma jika dibiarkan ukurannya akan berkurang bahkan hilang
sepenuhnya.3 Namun yang paling sering terjadi, jika dibiarkan ukuran fibroadenoma akan
tetap. Tumor ini biasanya bersifat kenyal dan berbatas tegas dan tidak sulit untuk diraba.
Apabila benjolan didorong atau diraba akan terasa seperti bergerak-gerak sehingga
beberapa orang menyebut fibroadenoma sebagai breast mouse. Biasanya fibroadenoma
tidak terasa sakit, namun kadang kala akan menimbulkan rasa tidak nyaman dan sangat
sensitif apabila disentuh.4 2.4. Klasifikasi Fibroadenoma Mammae Secara sederhana

fibroadenoma dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam: 2.4.1. Common Fibroadenoma


Common fibroadenoma memiliki ukuran 1-3 cm, disebut juga dengan simpel
fibroadenoma.33 Sering ditemukan pada wanita kelompok umur muda antara 21-25 tahun.
Ketika fibroadenoma dapat dirasakan sebagai benjolan, benjolan itu biasanya berbentuk
oval atau bulat, halus, tegas, dan bergerak sangat bebas. Sekitar 80% dari seluruh kasus
fibroadenoma yang terjadi adalah fibroadenoma tunggal.3 2.4.2. Giant Fibroadenoma
Giant fibroadenoma adalah tumor jinak payudara yang memiliki ukuran dengan diameter
lebih dari 5 cm.33 Secara keseluruhan insiden giant fibroadenoma sekitar 4% dari seluruh
kasus fibroadenoma. Giant fibroadenoma biasanya ditemui pada wanita hamil dan
menyusui.18 Giant fibroadenoma ditandai dengan ukuran yang besar dan Universitas
Sumatera Utara pembesaran massa enkapsulasi payudara yang cepat. Giant
fibroadenoma dapat merusak bentuk payudara dan menyebabkan tidak simetris karena
ukurannya yang besar, sehingga perlu dilakukan pemotongan dan pengangkatan terhadap
tumor ini.17 2.4.3. Juvenile Fibroadenoma Juvenile fibroadenoma biasa terjadi pada
remaja perempuan,33 dengan insiden 0,5-2% dari seluruh kasus fibroadenoma. Sekitar
10-25% pasien dengan juvenile fibroadenoma memiliki lesi yang multiple atau bilateral.18
Tumor jenis ini lebih banyak ditemukan pada orang Afrika dan India Barat dibandingkan
pada orang Kaukasia.21 Fibroadenoma mammae juga dapat dibedakan secara histologi
antara lain: 2 a. Fibroadenoma Pericanaliculare Yakni kelenjar berbentuk bulat dan lonjong
dilapisi epitel selapis atau beberapa lapis. b. Fibroadenoma intracanaliculare Yakni
jaringan ikat mengalami proliferasi lebih banyak sehingga kelenjar berbentuk panjangpanjang (tidak teratur) dengan lumen yang sempit atau menghilang. Pada saat menjelang
haid dan kehamilan tampak pembesaran sedikit dan pada saat menopause terjadi regresi.
Universitas Sumatera Utara Gambar 2.2. Fibroadenoma Gambar 2.3. Common
Fibroadenoma (Massa yang ditunjukkan berbatas tegas ) Gambar 2.4. Giant
Fibroadenoma (Massa Gambar 2.5. Juvenile Fibroadenoma (Massa yang ditunjukkan
berbatas tegas dan yang ditunjukkan memiliki permukaan yang memiliki kapsul yang
tebal) berlendir dan multiple celah, berbatas tegas dan berbentuk bulat)
Untuk dapat menegakkan dignosa kanker dengan baik, terutama untuk melakukan pengobatan
yang tepat, diperlukan pengetahuan tentang proses terjadinya kanker dan perubahan strukturnya.
Tumor/neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan ciri : proliferasi yang berlebihan dan tak
berguna, yang tak mengikuti pengaruh jaringan sekitarnya. Proliferasi abnormal sel kanker akan
menggangu fungsi jaringan normal dengan menginfiltrasi dan memasukinya dengan cara menyebarkan
anak sebar ke organ-organ yang jauh. Di dalam sel tersebut telah terjadi perubahan secara biokimiawi
terutama dalam intinya. Hampir semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel yang mengalami transformasi
maligna dan berubah menjadi sekelompok sel ganas diantara sel normal.
Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase, yaitu:
1. Fase induksi 15 30 tahun

Kontak dengan bahan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun sampai dapat merubah jaringan
displasia menjadi tumor ganas.
2. Fase insitu: 5 10 tahun
Terjadi perubahan jaringan menjadi lesi pre concerous yang bisa ditemukan di serviks uteri, rongga mulut,
paru, saluran cerna, kulit dn akhirnya juga di payudara.
3. Fase invasi: 1 5 tahun
Sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi melalui membran sel ke jaringan sekitarnya dan ke
pembuluh darah sera limfa
4. Fase desiminasi: 1 - 5 tahun
Terjadi penyebaran ke tempat lain

D. Tanda dan Gejala


Gejala klinis yang sering terjadi pada fibroadenoma mammae adalah adanya bagian yang
menonjol pada permukaan payudara, benjolan memiliki batas yang tegas dengan
konsistensi padat dan kenyal.16 Ukuran diameter benjolan yang sering terjadi sekitar 1-4
cm, namun kadang dapat tumbuh dan berkembang dengan cepat dengan ukuran benjolan
berdiameter lebih dari 5 cm.21 Benjolan yang tumbuh dapat diraba dan digerakkan
dengan bebas.2 Umumnya fibroadenoma tidak menimbulkan rasa nyeri atau tidak sakit.14
Perubahan fibroadenoma menjadi ganas dalam komponen epitel fibroadenoma umumnya
dianggap langka.18 Fibroadenoma secara signifikan tidak meningkatkan risiko
berkembang menjadi kanker payudara4 Insiden karsinoma berkembang dalam suatu
fibroadenoma dilaporkan hanya 20/10.000 sampai 125/10.000 orang yang berisiko. Sekitar
50% dari tumor ini adalah lobular carcinoma in situ (LCIS), 20% infiltrasi karsinoma lobular,
20% adalah karsinoma duktal in situ (DCIS), dan 10% sisanya infiltrasi karsinoma duktal.
Berdasarkan pemeriksaan klinis ultrasonografi dan mammografi biasanya ditemukan
fibroadenoma jinak dan perubahan menjadi ganas ditemukan hanya jika fibroadenoma
tersebut dipotong.18 Fibroadenoma yang dibiarkan selama bertahun-tahun akan berubah
menjadi ganas, dikenal dengan istilah progresi dan persentase kemungkinannya hanya
0,5% - 1%.35
1. Secara makroskopik : tumor bersimpai, berwarna putih keabu-abuan, pada penampang
tampak
jaringan
ikat
berwarna
putih,
kenyal
2.
Ada
bagian
yang
menonjol
ke
permukaan
3.
Ada
penekanan
pada
jaringan
sekitar
4.
Ada
batas
yang
tegas
5. Bila diameter mencapai 10 15 cm muncul Fibroadenoma raksasa ( Giant

Fibroadenoma
)
6.
Memiliki
kapsul
dan
soliter
7.
Benjolan
dapat
digerakkan
8.
Pertumbuhannya
lambat
9.
Mudah
diangkat
dengan
lokal
surgery
10. Bila segera ditangani tidak menyebabkan kematian
Sampai saat ini penyebab FAM masih belum diketahui secara pasti, namun berdasarkan
hasil penelitian ada beberapa faktor risiko yang mempengaruhi timbulnya tumor ini antara
lain: a. Umur Umur merupakan faktor penting yang menentukan insiden atau frekuensi
terjadinya FAM. Fibroadenoma biasanya terjadi pada wanita usia muda < 30 tahun.26
terutama terjadi pada wanita dengan usia antara 15-25 tahun.4 Berdasarkan data dari
penelitian di Depatemen Patologi Rumah Sakit Komofo Anyoke Teaching di Ghana
(Bewtra, 2009) dilaporkan bahwa rata-rata umur pasien yang menderita fibroadenoma
adalah 23 tahun dengan rentang usia 14-49 tahun.12 b. Riwayat Perkawinan Riwayat
perkawinan dihubungkan dengan status perkawinan dan usia perkawinan, paritas dan
riwayat menyusui anak. Berdasarkan penelitian Bidgoli, et all (2011) di Iran menyatakan
bahwa tidak menikah meningkatkan risiko kejadian FAM (OR=6.64, CI 95% 2.56-16.31)
artinya penderita FAM kemungkinan 6,64 kali adalah wanita yang tidak menikah. Hasil
penelitian tersebut juga menyatakan bahwa menikah < 21 tahun meningkatkan risiko
kejadian FAM (OR=2.84, CI 95% 1.23-6.53) artinya penderita FAM kemungkinan 2,84 kali
adalah wanita yang menikah pada usia < 21 tahun.27 Universitas Sumatera Utara c.
Paritas dan Riwayat Menyusui Anak Penurunan paritas meningkatkan insiden terjadinya
FAM, terutama meningkat pada kelompok wanita nullipara. Pengalaman menyusui
memiliki peran yang penting dalam perlindungan terhadap risiko kejadian FAM.27 d.
Penggunaan Hormon Diperkirakan bahwa fibroadenoma mammae terjadi karena
kepekaan terhadap peningkatan hormon estrogen.33 Penggunaan kontrasepsi yang
komponen utamanya adalah estrogen merupakan faktor risiko yang meningkatkan
kejadian FAM. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Department of Surgery, University
of Oklahoma Health Sciences Center (Organ, 1983), dilaporkan proporsi penderita FAM
yang menggunakan kontrasepsi dengan komponen utama estrogen adalah sekitar 60%.28
e. Obesitas Berat badan yang berlebihan (obesitas) dan IMT yang lebih dari normal
merupakan faktor risiko terjadinya FAM. Berdasarkan penelitian Bidgoli, et all diketahui
bahwa IMT > 30 kg/m2 meningkatkan risiko kejadian FAM (OR=2.45,CI 95% 1.04-3.03)
artinya wanita dengan IMT > 30 kg/m2 memiliki risiko 2,45 kali menderita FAM
dibandingkan wanita dengan IMT < 30 kg/m2 . 27 f. Riwayat Keluarga Tidak ada faktor
genetik diketahui mempengaruhi risiko fibroadenoma. Namun, riwayat keluarga kanker
payudara pada keluarga tingkat pertama dilaporkan oleh beberapa peneliti berhubungan
dengan peningkatan risiko tumor ini. 18 Dari beberapa penelitian menunjukkan adanya
risiko menderita FAM pada wanita yang ibu dan saudara perempuan mengalami penyakit
payudara. Dilaporkan 27 % dari penderita FAM Universitas Sumatera Utara memiliki
riwayat keluarga menderita penyakit pada payudara (Organ, 1983).28 Tidak seperti

penderita dengan fibroadenoma tunggal, penderita multiple fibroadenoma memiliki riwayat


penyakit keluarga yang kuat menderita penyakit pada payudara.18 g. Stress Stress berat
dapat meningkatkan produksi hormon endogen estrogen yang juga akan meningkatkan
insiden FAM. Berdasarkan penelitian Bidgoli, et all diketahui orang yang mengalami stress
memiliki risiko lebih tinggi menderita FAM (OR=1.43 CI 95%1.16-1.76) artinya orang yang
mengalami stress memiliki risiko 1,43 kali menderita FAM dibandingkan dengan orang
yang tidak stress.27 h. Faktor Lingkungan Tinggal di dekat pabrik yang memproduksi
Polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs) juga dapat menjadi faktor risiko terjadinya FAM.
Berdasarkan penelitian Bidgoli, et all pada tahun 2011 di Iran dilaporkan 38% dari
penderita FAM memiliki riwayat tinggal di dekat pabrik yang memproduksi PAHs.
Penelitian tersebut menggunakan desain case control dimana diketahui
OR=3.7,CI95%1.61-7.94 yang artinya orang yang tinggal didekat pabrik yang
memproduksi zat PAHs memiliki risiko 3,7 kali menderita FAM. 27 PAHs adalah salah satu
pencemar organik yang paling luas. PAHs dibentuk oleh pembakaran tidak sempurna dari
karbon yang mengandung bahan bakar seperti kayu, batu bara, diesel, lemak, tembakau,
dan dupa. 36 Banyak senyawa-senyawa aromatik, termasuk PAHs, yang bersifat
karsinogenik. Hal ini berdasarkan sifatnya yang hidrofobik (tidak suka akan air), dan tidak
memiliki gugus metil atau gugus reaktif lainnya untuk dapat diubah menjadi senyawa yang
lebih polar. Akibatnya senyawa PAHs sangat sulit diekskresi dari dalam tubuh dan
biasanya terakumulasi pada jaringan hati, ginjal, maupun Universitas Sumatera Utara
adiposa atau lemak tubuh. Dengan struktur molekul yang menyerupai basa nukleat
(adenosin, timin, guanin, dan sitosin), molekul PAHs dapat dengan mudah menyisipkan diri
pada untaian DNA. Akibatnya fungsi DNA akan terganggu dan apabila kerusakan ini tidak
dapat diperbaiki dalam sel, maka akan menimbulkan penyakit kanker.37
Penentuan Ukuran Tumor, Penyebaran Berdasarkan Kategori T, N, M
TUMOR SIZE ( T )
1. Tx: Tak ada tumor
2. To: Tak dapat ditunjukkan adanya tumor primer
3. T1: Tumor dengan diameter , kurang dari 2 cm
4. T2: Tumor dengan diameter 2 5 cm
5. T3: Tumor dengan diameter lebih dari 5
6. T4: Tumor tanpa memandang ukurannya telah menunjukkan perluasan secara langsung ke
dinding thorak atau kulit
REGIONAL LIMPHO NODUS ( N )

1. Nx Kelenjar ketiak tak teraba


2. No: Tak ada metastase kelenjar ketiak homolateral
3. N1: Metastase ke kelenjar ketiak homolateral tapi masih bisa digerakkan
4. N2: Metastase ke kelenjar ketiak homolateral, melekat terfiksasi satu sama lain atau jaringan
sekitrnya
5. N3: Metastase ke kelenjar homolateral suprklavikuler/ infraklavikuler atau odem lengan
METASTASE JAUH ( M )
1. Mo: Tak ada metastase jauh
2. M1: Metastase jauh termasuk perluasan ke dalam kulit di luar payudara

E. Komplikasi
F. Pemeriksaan Penunjang
1.

Pemeriksaan labortorium meliputi:


Morfologi sel darah
LED
Test fal marker (CEA) dalam serum/plasma
Pemeriksaan sitologis
2. Test diagnostik lain:

a.

Non invasive;
Mamografi
Ro thorak
USG
MRI
PET
b. Invasif
Biopsi, ada 2 macam tindakan menggunakan jarum dan 2 macam tindakan pembedahan
Aspirasi biopsy (FNAB)
Dengn aspirasi jarum halus , sifat massa dibedakan antar kistik atau padat
True cut / Care biopsy
Dilakukan dengan perlengkapan stereotactic biopsy mamografi untuk memandu jarum pada massa

Incisi biopsy
Eksisi biopsy
Hasil biopsi dapat digunakan selama 36 jam untuk dilakukan pemeriksaan histologik secara froxen section
G. Penatalaksanaan
Pencegahan Primer Pencegahan primer merupakan upaya untuk
mempertahankan orang yang sehat agar tetap sehat atau mencegah orang yang
sehat menjadi sakit. Konsep dasar dari pencegahan primer adalah untuk
menurunkan insiden penyakit.25 Cara yang dilakukan adalah dengan menghindari
faktor-faktor tertentu yang dapat merangsang pertumbuhan sel-sel tumor antara
lain: a. Mencegah terpaparnya dengan zat atau bahan yang dapat memicu
berkembangnya sel-sel tumor fibroadenoma, seperti mengkonsumsi makanan
yang terkontaminasi dengan bahan atau zat-zat hormonal, menghindari
pemakaian pil kontrasepsi dengan komponen utama estrogen. Penggunaan zat
tersebut jika dipakai terus menerus akan menyebabkan terjadinya perubahan
jaringan pada payudara yang meningkatkan angka kejadian FAM.29 Selain itu
menghindari terpapar dengan zat Polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs) yang
bersifat karsinogenik.27 b. Menggunakan atau mengkonsumsi zat dan bahan yang
dapat menurunkan kejadian FAM antara lain dengan mengkonsumsi buah dan
sayuran. Penggunaan alat kontrasepsi oral juga dapat menurunkan risiko
terjadinya FAM.29 c. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)32 Universitas
Sumatera Utara Pemeriksaan terhadap payudara sendiri dilakukan setiap bulan
secara teratur. Dengan melakukan pemeriksaan sendiri secara teratur maka
kesempatan untuk menemukan tumor dalam ukuran kecil lebih besar, sehingga
dapat dengan cepat dilakukan tindakan pengobatan. SADARI dapat dilakukan
dengan cara: c.1. Berdiri di depan cermin, perhatikan payudara. Dalam keadaan
normal, ukuran payudara kiri dan kanan sedikit berbeda. Perhatikan perubahan
perbedaan ukuran antara payudara kiri dan kanan dan perubahan pada puting
susu (misalnya tertarik ke dalam) atau keluarnya cairan dari puting susu.
Perhatikan apakah kulit pada puting susu berkerut. c.2. Masih berdiri di depan
cermin, kedua telapak tangan diletakkan di belakang kepala dan kedua tangan
ditarik ke belakang. Dengan posisi seperti ini maka akan lebih mudah untuk
menemukan perubahan kecil akibat tumor. Perhatikan perubahan bentuk dan
kontur payudara, terutama pada payudara bagian bawah. c.3. Kedua tangan
diletakkan di pinggang dan badan agak condong ke arah cermin, tekan bahu dan
sikut ke arah depan. Perhatikan perubahan ukuran dan kontur payudara. c.4.
Angkat lengan kiri. Dengan menggunakan 3 atau 4 jari tangan kanan, telusuri
payudara kiri. Gerakkan jari-jari tangan secara memutar (membentuk lingkaran
kecil) di sekeliling payudara, mulai dari tepi luar payudara lalu bergerak ke arah
dalam sampai ke puting susu. Tekan secara perlahan, rasakan setiap benjolan

atau massa di bawah kulit. Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan
dengan cara mengangkat lengan kanan dan memeriksanya dengan tangan kiri.
Perhatikan juga daerah antara kedua payudara dan ketiak. Universitas Sumatera
Utara c.5. Tekan puting susu secara perlahan dan perhatikan apakah keluar cairan
dari puting susu. Lakukan hal ini secara bergantian pada payudara kiri dan kanan.
c.6. Berbaring terlentang dengan bantal yang diletakkan di bawah bahu kiri dan
lengan kiri ditarik ke atas. Telusuri payudara kiri dengan menggunakan jari-jari
tangan kanan. Dengan posisi seperti ini, payudara akan mendatar dan
memudahkan pemeriksaan. Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan
dengan meletakkan bantal di bawah bahu kanan dan mengangkat lengan kanan,
dan penelusuran payudara dilakukan oleh jari-jari tangan kiri. c.7. Pemeriksaan no.
c.5. dan c.6. akan lebih mudah dilakukan ketika mandi karena dalam keadaan
basah tangan lebih mudah digerakkan dan kulit lebih licin. SADARI secara visual
dapat dilihat pada gambar berikut : Universitas Sumatera Utara Gambar 2.6.
SADARI Universitas Sumatera Utara 2.7.2. Pencegahan Sekunder Pencegahan
sekunder merupakan upaya yang dilakukan untuk mengurangi ketidakmampuan.
Pencegahan ini dapat dilakukan dengan cara medeteksi penyakit secara dini dan
melakukan pengobatan secara cepat dan tepat.25 a. Anamnesa Anamnesa
terpadu harus didapatkan sebelum dilakukan pemeriksaan fisik. Penyelidikan
terperinci tentang faktor risiko harus meliputi riwayat kehamilan dan ginekologi
seperti usia, paritas, serta riwayat menstruasi dan menyusui. Riwayat terapi
hormonal sebelumnya yang mencakup kontrasepsi oral dan estrogen.14 b.
Diagnosa Fibroadenoma dapat didiagnosa dengan tiga cara, yaitu dengan
pemeriksaan fisik (phisycal examination), pemeriksaan radiologi (dengan foto
thorax dan mammografi atau ultrasonografi), dengan Fine Needle Aspiration
Cytology (FNAC). b.1. Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik penderita
diperiksa dengan sikap tubuh duduk tegak atau berbaring atau kedua-duanya.
Kemudian diperhatikan bentuk kedua payudara, warna kulit, tonjolan, lekukan,
adanya kulit berbintik, seperti kulit jeruk, ulkus, dan benjolan. Kemudian dilakukan
palpasi dengan telapak jari tangan yang digerakkan perlahan-lahan tanpa tekanan
pada setiap kuadran payudara.14 Palpasi dilakukan untuk mengetahui ukuran,
jumlah, dapat bergerak-gerak, kenyal atau keras dari benjolan yang ditemukan.30
Dilakukan pemijatan halus pada puting susu untuk mengetahui pengeluaran
cairan, darah atau nanah dari kedua puting susu. Cairan yang keluar dari puting
susu harus Universitas Sumatera Utara dibandingkan. Pengeluaran cairan diluar
masa laktasi dapat disebabkan oleh berbagai kelainan seperti fibroadenoma atau
bahkan karsinoma.14 b.2. Mammografi Pemeriksaan mammografi terutama
berperan pada payudara yang mempunyai jaringan lemak yang dominan serta
jaringan fibroglanduler yang relatif sedikit. Pada mammografi, keganasan dapat
memberikan tanda-tanda primer dan sekunder. Tanda primer berupa fibrosis
reaktif, comet sign (Stelata), adanya perbedaan yang nyata antara ukuran klinis

dan radiologis, adanya mikroklasifikasi, adanya spikulae, dan ditensi pada struktur
payudara. Tanda sekunder berupa retraksi, penebalan kulit, bertambahnya
vaskularisasi, keadaan daerah tumor dan jaringan fibroglandular tidak teratur,
infiltrasi dalam jaringan lunak di belakang mamma dan adanya metastatis ke
kelenjar (gambaran ini tidak khas). Mammografi digunakan untuk mendiagnosa
wanita dengan usia tua sekitar 60-70 tahun.31 b.3. Ultrasonografi (USG) Untuk
mendeteksi luka-luka pada daerah padat payudara usia muda karena
fibroadenoma pada wanita muda tebal, sehingga tidak terlihat dengan baik jika
menggunakan mammografi. Pemeriksaan ini hanya membedakan antara lesi atau
tumor yang solid dan kistik. Pemeriksaan gabungan antara USG dan mammografi
memberikan ketepatan diagnosa yang tinggi.31 Beberapa gambar hasil USG pada
payudara : Universitas Sumatera Utara Gambar 2.7. Fibroadenoma Kecil (1cm)
Gambar 2.8. Fibroadenoma Besar (3cm) Gambar 2.9. Fibroadenoma > 5 cm
(ukuran 8,5 x 7 x 6 cm) b.4. Fine Needle Aspiration Cytology (FNAC) Dengan
FNAC diperoleh diagnosis tumor apakah jinak atau ganas, tanpa harus melakukan
sayatan atau mengiris jaringan. Pada FNAC diambil sel dari fibroadenoma dengan
menggunakan penghisap berupa sebuah jarum yang dimasukkan pada suntikan.
Dari alat tersebut dapat diperoleh sel yang terdapat pada fibroadenoma, lalu hasil
Universitas Sumatera Utara pengambilan tersebut dikirim ke laboratorium patologi
untuk diperiksa di bawah mikroskop. Di bawah mikroskop tumor tersebut tampak
seperti berikut :30 b.4.1. Tampak jaringan tumor yang berasal dari mesenkim
(jaringan ikat fibrosa) dan berasal dari epitel (epitel kelenjar) yang berbentuk lobuslobus. b.4.2. Lobuli terdiri atas jaringan ikat kolagen dan saluran kelenjar yang
berbentuk bular (perikanalikuler) atau bercabang (intrakanalikuler). b.4.3. Saluran
tersebut dibatasi sel-sel yang berbentuk kuboid atau kolumnar pendek uniform. c.
Penatalaksanaan Medis Terapi untuk fibroadenoma tergantung dari beberapa hal
sebagai berikut:3 c.1. Ukuran c.2. Terdapat rasa nyeri atau tidak c.3. Usia pasien
c.4. Hasil biopsi Karena fibroadenoma mammae adalah tumor jinak maka
pengobatan yang dilakukan tidak perlu dengan pengangkatan mammae. Yang
perlu diperhatikan adalah bentuk dan ukurannya saja. Pengangkatan mammae
harus memperhatikan beberapa faktor yaitu faktor fisik dan psikologi pasien.
Apabila ukuran dan lokasi tumor tersebut menyebabkan rasa sakit dan tidak
nyaman pada pasien maka diperlukan pengangkatan. Terapi pengangkatan tumor
ini disebut dengan biopsi eksisi yaitu pembedahan dengan mengangkat seluruh
jaringan tumor beserta sedikit jaringan sehat disekitarnya Terapi dengan operasi
pengangkatan tumor ini tidak akan merubah bentuk payudara Universitas
Sumatera Utara tetapi hanya akan meninggalkan jaringan parut yang akan
digantikan jaringan normal secara perlahan.31 2.7.3. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier dilakukan untuk mengurangi ketidakmampuan dan melakukan
rehabilitasi.25 Rehabilitasi dilakukan untuk mengurangi ketidakmampuan
penderita agar dapat melakukan aktivitasnya kembali. Upaya rehabilitasi dilakukan

baik secara fisik, mental, maupun sosial, seperti menghilangkan rasa nyeri,
mendapatkan asupan gizi yang baik, dan dukungan moral dari orang-orang
terdekat terhadap penderita pasca operasi. 34

II.

ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian Keperawatan
B. Diagnosa Keperawatan
1.
Nyeri akut / kronis b/d agen injuri fisik
2.
Risiko infeksi b/d imunitas tubuh primer menurun, prosedur invasive, penyakit
3.
PK: Perdarahan
4.
Cemas b.d status kesehatan
5.
Deficite Knolage b.d Kurang paparan sumber informasi
6.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor psikologis
7.
Sindrom deficite self care b.d nyeri, kelemahan
C. Rencana Keperawatan

No
1

Diagnosa
Tujuan
Intervensi
Nyeri Akut b/d agen Setelah dilakukan askep Manajemen nyeri :
injuri fisik
.
jam
tingkat Kaji nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
kenyamanan
klien karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor
meningkat,
nyeri presipitasi.
terkontrol dengan KH: Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan.
klien melaporkan nyeri Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk
berkurang, skala nyeri 2-3 mengetahui pengalaman nyeri klien sebelumnya.
Ekspresi wajah tenang Berikan lingkungan yang tenang
& dapat istirahat, tidur. Ajarkan teknik non farmakologis (relaksasi, distraksi
v/s dbn (TD 120/80 dll) untuk mengetasi nyeri.
mmHg, N: 60-100 x/mnt, Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri.
RR: 16-20x/mnt).
Evaluasi tindakan pengurang nyeri/kontrol nyeri.
Monitor penerimaan klien tentang manajemen nyeri.
Administrasi analgetik :.
Cek program pemberian analogetik; jenis, dosis, dan
frekuensi.
Cek riwayat alergi.
Monitor V/S
Berikan analgetik tepat waktu terutama saat nyeri
muncul.
Evaluasi efektifitas analgetik, tanda dan gejala efek

samping.
2

Risiko infeksi b/d Setelah dilakukan askep Konrol infeksi :


adanya luka operasi, . jam tidak terdapat Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain.
imunitas
tubuh faktor risiko infeksi dg Batasi pengunjung bila perlu dan anjurkan u/
menurun, prosedur KH:
istirahat yang cukup
invasive
bebas dari gejala Anjurkan keluarga untuk cuci tangan sebelum dan
infeksi,
setelah kontak dengan klien.
angka lekosit normal Gunakan sabun anti microba untuk mencuci tangan.
(4-11.000)
Lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
V/S dbn
keperawatan.
Gunakan baju dan sarung tangan sebagai alat
pelindung.
Pertahankan lingkungan yang aseptik selama
pemasangan alat.
Lakukan perawatan luka dan dresing infus,DC setiap
hari.
Tingkatkan intake nutrisi. Dan cairan yang adekuat
berikan antibiotik sesuai program.
Proteksi terhadap infeksi
Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal.
Monitor hitung granulosit dan WBC.
Monitor kerentanan terhadap infeksi.
Pertahankan teknik aseptik untuk setiap tindakan.
Inspeksi kulit dan mebran mukosa terhadap
kemerahan, panas, drainase.
Inspeksi keadaan luka dan sekitarnya
Monitor perubahan tingkat energi.
Dorong klien untuk meningkatkan mobilitas dan
latihan.
Instruksikan klien untuk minum antibiotik sesuai
program.
Ajarkan keluarga/klien tentang tanda dan gejala
infeksi.dan melaporkan kecurigaan infeksi.

PK: Perdarahan

setelah
dilakukan
Pantau tanda dan gejala perdarahan pada luka /
perawatan ..
jam luka post operasi.
perawat akan mengurangi Monitor V/S
komplikasi
dari Pantau laborat Hb, HMT. AT
perdarahan dg KH:
kolaborasi untuk tranfusi bila terjadi perdarahan (hb

perdarahan berkurang. < 10 gr%)


HB > /= 10 gr %
Kelola terpi sesuai order
Pantau daerah yang dilakukan operasi

Lakukan perawatan luka dengan hati-hati dengan


menekan daerah luka dengan kassa steril dan tutuplah
dengan tehnik aseptic basah-basah / kering-kering
sesuai indikasi
Pantau keadaan umum secara klinis
4

Cemas b.d status setelah


dilakukan Penurunan kecemasan
kesehatan
perawatan selama .. Bina Hub. Saling percaya
jam cemas ps terkontrol
Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan /
dg KH :
suport mental dan spiritual
Ps Mengungkapkan
Jelaskan semua Prosedur tindakan yang akan
cemas berkurang
dilakukan
Dapat tidur dan rileks Hargai pengetahuan ps tentang penyakitnya
Pasien kooperatif saat Bantu ps untuk mengefektifkan sumber support
dilakukan tindakan
Berikan reinfocement untuk menggunakan Sumber
Coping yang efektif
Deficite
Knolage setelah
diberikan Teaching : Dissease Process
tentang penyakit dan penjelasan selama . X
Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga
perawatannya
b.d pengetahuan klien dan tentang proses penyakit
Kurang paparan thdp keluarga meningkat dg
Jelaskan tentang patofisiologi penyakit, tanda dan
sumber
informasi, KH:
gejala serta penyebabnya
terbatasnya kognitif ps mengerti proses Sediakan informasi tentang kondisi klien
penyakitnya dan Program Berikan informasi tentang perkembangan klien
prwtn serta Th/ yg
Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin
diberikan dg:
diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang

Ps
mampu: akan datang dan atau kontrol proses penyakit
Menjelaskan
kembali
Diskusikan tentang pilihan tentang terapi atau
tentang
apa
yang pengobatan
dijelaskan

Jelaskan alasan dilaksanakannya tindakan atau


Pasien / keluarga terapi
kooperatif
Gambarkan komplikasi yang mungkin terjadi
Anjurkan klien untuk mencegah efek samping dari
penyakit
Gali sumber-sumber atau dukungan yang ada
Anjurkan klien untuk melaporkan tanda dan gejala
yang muncul pada petugas kesehatan
Ketidakseimbangan
Setelah dilakukan asuhan Manajemen Nutrisi
nutrisi kurang dari keperawatan jam klien Kaji adanya alergi makanan.

kebutuhan tubuh b.d menunjukan status nutrisi Kaji makanan yang disukai oleh klien.
faktor psikologis
adekuat dengan KH:
Kolaborasi team gizi untuk penyediaan nutrisi TKTP
BB stabil

Anjurkan klien untuk meningkatkan asupan nutrisi


tingkat energi adekuat TKTP dan banyak mengandung vitamin C

masukan nutrisi Yakinkan diet yang dikonsumsi mengandung cukup


adekuat
serat untuk mencegah konstipasi.
Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori.
Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi.
Monitor Nutrisi
Monitor BB jika memungkinkan

Monitor respon klien terhadap situasi yang


mengharuskan klien makan.

Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak


bersamaan dengan waktu klien makan.
Monitor adanya mual muntah.
Kolaborasi untuk pemberian terapi sesuai order

Monitor adanya gangguan dalam input makanan


misalnya perdarahan, bengkak dsb.
Monitor intake nutrisi dan kalori.
Monitor kadar energi, kelemahan dan kelelahan.
7

Sindrom defisit self Setelah dilakukan askep Bantuan perawatan diri


care b/d kelemahan, jam klien dan keluarga Monitor kemampuan pasien terhadap perawatan diri
penyakitnya
dapat merawat diri : yang mandiri
activity daily living (adl) Monitor kebutuhan akan personal hygiene,
dengan kritria :
berpakaian, toileting dan makan, berhias
kebutuhan klien sehari- Beri bantuan sampai klien mempunyai kemapuan
hari terpenuhi (makan, untuk merawat diri
berpakaian,
toileting, Bantu klien dalam memenuhi kebutuhannya sehariberhias, hygiene, oral hari.
higiene)
Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari
klien bersih dan tidak sesuai kemampuannya
bau.
Pertahankan aktivitas perawatan diri secara rutin
dorong untuk melakukan secara mandiri tapi beri
bantuan ketika klien tidak mampu melakukannya.
Berikan reinforcement positif atas usaha yang
dilakukan.
D. Implementasi Keperawatan

Pelaksanaan tindakan atau implementasi adalah pemberian tindakan keperawatan


yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan rencan tindakan yang telah disusun setiap
tindakan keperawatan yang dilakukan dan dicatat dalam pencatatan keperawatan agar
tindakan keperawatan terhadap klien berlanjut. Prinsip dalam melaksanakan tindakan
keperawatan yaitu cara pendekatan kepada klien efektif, teknik komunikasi terapi serta
penjelasan untuk setiap tindakan yang diberikan kepada klien.
Dalam melakukan tindakan keperawatan menggunakan tiga tahap yaitu
independen, dependen, interdependen. Tindakan keperawatan secara independen adalah
suatu tindakan yang dilakukan oleh perawat tanpa petunjuk dan perintah dokter atau
tenaga kesehatan lainnya, dependen adalah tindakan yang sehubungan dengan tindakan
pelaksanaan rencana tindakan medis dan interdependen adalah tindakan keperwatan
yang menjelaskan suatu kegiatan yang memerlukan suatu kerjasama dengan tenaga
kesehatan lainnya, misalnya tenaga sosial, ahli gizi dan dokter, keterampilan yang harus
perawat punya dalam melaksanakan tindakan keperawatan yaitu kongnitif dan sifat
psikomotor.
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan
pelaksanaannya sudah berhasil dicapai kemungkinan terjadi pada tahap evaluasi adalah
masalah dapat diatasi, masalah teratasi sebagian, masalah belum teratasi atau timbul
masalah yang baru. Evaluasi dilakukan yaituevaluasi proses dan evaluasi hasil.
Evaluasi proses adalah yang dilaksanakan untuk membantu keefektifan terhadap
tindakan. Sedangkan, evaluasi hasil adalah evaluasi yang dilakukan pada akhir tindakan
keperawatan secara keseluruhan sesuai dengan waktu yang ada pada tujuan.
F. Discharge Planning

III.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai