TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Tumor payudara adalah benjolan tidak normal akibat pertumbuhan sel yang terjadi secara
terus menerus (Kumar dkk, 2007). Fibroadenoma adalah benjolan padat dan kecil dan
jinak pada payudara yang terdiri dari jaringan kelenjar dan fibrosa. Benjolan ini biasanya
ditemukan pada wanita muda, seringkali pada remaja putri (Prawirohardjo, 2008).
Fibroadenoma muncul sebagai nodus diskret, biasanya tunggal, mudah digerakkan dan
bergaris tengah 1 hingga 10 cm. Walaupun jarang, tumor mungkin multiple dan bergaris
tengah lebih dari 10 cm. Berapapun ukurannya, tumor ini biasanya mudah dikupas
( Sarjadi, 2007).
Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak pada payudara yang lebih sering didiagnosa
pada wanita muda.22 Fibroadenoma dilaporkan terjadi pada lebih dari 9% penduduk
wanita. Fibroadenoma sangat dipengaruhi oleh hormon dan bervariasi selama siklus
menstruasi dan masa kehamilan.3 Berdasarkan laporan dari NSW Breast Cancer Institute,
fibroadenoma umumnya terjadi pada wanita dengan usia 21-25 tahun, kurang dari 5%
terjadi pada usia di atas 50 tahun.3 Belum ada data yang pasti mengenai insiden
fibroadenoma pada populasi umum. Dalam suatu studi disebutkan bahwa angka kejadian
fibroadenoma pada wanita yang menjalani pemeriksaan di klinik payudara sekitar 7%-13%
sementara itu pada studi yang lain didapatkan 9% dari otopsi. Fibroadenoma didapatkan
dari 50% semua biopsi payudara dan hal ini meningkat mencapai 75% pada biopsi
payudara wanita yang berumur < 20 tahun (Greenberg, et all, 1998).18 Data dari
penelitian di Depatemen Patologi Rumah Sakit Komofo Anyoke Teaching di Ghana
(Bewtra, 2009) dilaporkan bahwa dari 65 spesimen payudara ditemukan 31 kasus (48%)
penderita fibroadenoma, dan sebanyak 11 kasus (35%) terjadi pada kelompok remaja (
Kanker payudara merupakan penyakit keganasan yang paling banyak menyerang wanita.
Penyakit ini disebabkan karena terjadinya pembelahan sel-sel tubuh secara tidak teratur
sehingga pertumbuhan sel tidak dapat dikendalikan dan akan tumbuh menjaadi benjolan
tumor (kanker). Apabila tumor ini tidak diambil , dikhawatirkan akan masuk dan menyebar
ke dalam jaringan yang sehat. Ada kemungkinan sel-sel tersebut melepaskan diri dan
menyebar ke seluruh tubuh. Kanker payudara umumnya menyerang wanita kelompok
umur 40-70 tahun, tetapi resiko terus meningkat dengan tajam dan cepat sesuai dengan
pertumbahan usia. Kanker payudara jarang terjadi pada usia dibawah 30 tahun.
Fibroadenoma mammae merupakan neoplasma jinak yang terutama terdapat pada wanita
muda, dan jarang ditemukan setelah menopause.14 Fibroadenoma adalah kelainan pada
perkembangan payudara normal dimana ada pertumbuhan berlebih dan tidak normal pada
jaringan payudara dan pertumbuhan yang berlebih dari sel-sel yang melapisi saluran air
duktus lobul dan duktus alveolus berproliferasi, dan tumbuh duktus baru. Sekresi hormon
prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-sel alveolus
mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui duktus ke puting susu.
B. Etiologi
Sebab keganasan pada payudara masih belum jelas, tetpi ada beberapa faktor yang berkaitan erat
dengan munculnya keganasan payudara yaitu: virus, faktor lingkungan , faktor hormonl dan familial;
1. Wanita resiko tinggi dari pada pria (99:1)
2. Usia: resiko tertinggi pada usia diatas 30 tahun
3. Riwayat keluarga: ada riwayat keluarga Ca Mammae pada ibu/saudara perempuan
4. Riwayat meastrual:
early menarche (sebelum 12 thun)
Late menopouse (setelah 50 th)
5. Riwayat kesehatan: Pernah mengalami/ sedang menderita otipical hiperplasia atau benign
proliverative yang lain pada biopsy payudara, Ca. endometrial.
6. Menikah tapi tidak melahirkan anak
7. Riwayat reproduksi: melahirkan anak pertama diatas 35 tahun.
8. Tidak menyusui
9. Menggunakan obat kontrasepsi oral yang lama, penggunaan therapy estrogen
10. Mengalami trauma berulang kali pada payudara
11. Terapi radiasi; terpapar dari lingkungan yang terpapar karsinogen
12. Obesitas
13. Life style: diet tinggi lemak, mengkomsumsi alcohol (minum 2x sehari), merokok.
14. Stres hebat.
Faktor Risiko Fibroadenoma Mammae Sampai saat ini penyebab FAM masih belum diketahui
secara pasti, namun berdasarkan hasil penelitian ada beberapa faktor risiko yang mempengaruhi
timbulnya tumor ini antara lain: a. Umur Umur merupakan faktor penting yang menentukan insiden
atau frekuensi terjadinya FAM. Fibroadenoma biasanya terjadi pada wanita usia muda < 30
tahun.26 terutama terjadi pada wanita dengan usia antara 15-25 tahun.4 Berdasarkan data dari
penelitian di Depatemen Patologi Rumah Sakit Komofo Anyoke Teaching di Ghana (Bewtra, 2009)
dilaporkan bahwa rata-rata umur pasien yang menderita fibroadenoma adalah 23 tahun dengan
rentang usia 14-49 tahun.12 b. Riwayat Perkawinan Riwayat perkawinan dihubungkan dengan
status perkawinan dan usia perkawinan, paritas dan riwayat menyusui anak. Berdasarkan
penelitian Bidgoli, et all (2011) di Iran menyatakan bahwa tidak menikah meningkatkan risiko
kejadian FAM (OR=6.64, CI 95% 2.56-16.31) artinya penderita FAM kemungkinan 6,64 kali adalah
wanita yang tidak menikah. Hasil penelitian tersebut juga menyatakan bahwa menikah < 21 tahun
meningkatkan risiko kejadian FAM (OR=2.84, CI 95% 1.23-6.53) artinya penderita FAM
kemungkinan 2,84 kali adalah wanita yang menikah pada usia < 21 tahun.27 Universitas Sumatera
Utara c. Paritas dan Riwayat Menyusui Anak Penurunan paritas meningkatkan insiden terjadinya
FAM, terutama meningkat pada kelompok wanita nullipara. Pengalaman menyusui memiliki peran
yang penting dalam perlindungan terhadap risiko kejadian FAM.27 d. Penggunaan Hormon
Diperkirakan bahwa fibroadenoma mammae terjadi karena kepekaan terhadap peningkatan
hormon estrogen.33 Penggunaan kontrasepsi yang komponen utamanya adalah estrogen
merupakan faktor risiko yang meningkatkan kejadian FAM. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
di Department of Surgery, University of Oklahoma Health Sciences Center (Organ, 1983),
dilaporkan proporsi penderita FAM yang menggunakan kontrasepsi dengan komponen utama
estrogen adalah sekitar 60%.28 e. Obesitas Berat badan yang berlebihan (obesitas) dan IMT yang
lebih dari normal merupakan faktor risiko terjadinya FAM. Berdasarkan penelitian Bidgoli, et all
diketahui bahwa IMT > 30 kg/m2 meningkatkan risiko kejadian FAM (OR=2.45,CI 95% 1.04-3.03)
artinya wanita dengan IMT > 30 kg/m2 memiliki risiko 2,45 kali menderita FAM dibandingkan
wanita dengan IMT < 30 kg/m2 . 27 f. Riwayat Keluarga Tidak ada faktor genetik diketahui
mempengaruhi risiko fibroadenoma. Namun, riwayat keluarga kanker payudara pada keluarga
tingkat pertama dilaporkan oleh beberapa peneliti berhubungan dengan peningkatan risiko tumor
ini. 18 Dari beberapa penelitian menunjukkan adanya risiko menderita FAM pada wanita yang ibu
dan saudara perempuan mengalami penyakit payudara. Dilaporkan 27 % dari penderita FAM
Universitas Sumatera Utara memiliki riwayat keluarga menderita penyakit pada payudara (Organ,
1983).28 Tidak seperti penderita dengan fibroadenoma tunggal, penderita multiple fibroadenoma
memiliki riwayat penyakit keluarga yang kuat menderita penyakit pada payudara.18 g. Stress
Stress berat dapat meningkatkan produksi hormon endogen estrogen yang juga akan
meningkatkan insiden FAM. Berdasarkan penelitian Bidgoli, et all diketahui orang yang mengalami
stress memiliki risiko lebih tinggi menderita FAM (OR=1.43 CI 95%1.16-1.76) artinya orang yang
mengalami stress memiliki risiko 1,43 kali menderita FAM dibandingkan dengan orang yang tidak
stress.27 h. Faktor Lingkungan Tinggal di dekat pabrik yang memproduksi Polycyclic aromatic
hydrocarbons (PAHs) juga dapat menjadi faktor risiko terjadinya FAM. Berdasarkan penelitian
Bidgoli, et all pada tahun 2011 di Iran dilaporkan 38% dari penderita FAM memiliki riwayat tinggal
di dekat pabrik yang memproduksi PAHs. Penelitian tersebut menggunakan desain case control
dimana diketahui OR=3.7,CI95%1.61-7.94 yang artinya orang yang tinggal didekat pabrik yang
memproduksi zat PAHs memiliki risiko 3,7 kali menderita FAM. 27 PAHs adalah salah satu
pencemar organik yang paling luas. PAHs dibentuk oleh pembakaran tidak sempurna dari karbon
yang mengandung bahan bakar seperti kayu, batu bara, diesel, lemak, tembakau, dan dupa. 36
Banyak senyawa-senyawa aromatik, termasuk PAHs, yang bersifat karsinogenik. Hal ini
berdasarkan sifatnya yang hidrofobik (tidak suka akan air), dan tidak memiliki gugus metil atau
gugus reaktif lainnya untuk dapat diubah menjadi senyawa yang lebih polar. Akibatnya senyawa
PAHs sangat sulit diekskresi dari dalam tubuh dan biasanya terakumulasi pada jaringan hati, ginjal,
maupun Universitas Sumatera Utara adiposa atau lemak tubuh. Dengan struktur molekul yang
menyerupai basa nukleat (adenosin, timin, guanin, dan sitosin), molekul PAHs dapat dengan
mudah menyisipkan diri pada untaian DNA. Akibatnya fungsi DNA akan terganggu dan apabila
kerusakan ini tidak dapat diperbaiki dalam sel, maka akan menimbulkan penyakit kanker.37
C. Patosifiologi
Fibroadenoma merupakan tumor jinak payudara yang sering ditemukan pada masa
reproduksi yang disebabkan oleh beberapa kemungkinan yaitu akibat sensitivitas jaringan
setempat yang berlebihan terhadap hormon estrogen sehingga kelainan ini sering
digolongkan dalam mamary displasia. Fibroadenoma biasanya ditemukan pada kuadran
luar atas, merupakan lobus yang berbatas jelas, mudah digerakkan dari jaringan di
sekitarnya.2 Fibroadenoma mammae biasanya tidak menimbulkan gejala dan ditemukan
secara kebetulan.20 Fibroadenoma biasanya ditemukan sebagai benjolan tunggal, tetapi
sekitar 10%-15% wanita yang menderita fibroadenoma memiliki beberapa benjolan pada
kedua payudara.38 Penyebab munculnya beberapa fibroadenoma pada payudara belum
diketahui secara jelas dan pasti. Hubungan antara munculnya beberapa fibroadenoma
dengan penggunaan kontrasepsi oral belum dapat dilaporkan dengan pasti. Selain itu
adanya kemungkinan patogenesis yang berhubungan dengan hipersensitivitas jaringan
payudara lokal terhadap estrogen, faktor makanan dan faktor riwayat keluarga atau
keturunan. Kemungkinan lain adalah bahwa tingkat fisiologi estrogen penderita tidak
meningkat tetapi sebaliknya jumlah reseptor estrogen meningkat. Peningkatan kepekaan
terhadap estrogen dapat menyebabkan hyperplasia kelenjar susu dan akan berkembang
menjadi karsinoma.43 Universitas Sumatera Utara Fibroadenoma sensitif terhadap
perubahan hormon. Fibroadenoma bervariasi selama siklus menstruasi, kadang dapat
terlihat menonjol, dan dapat membesar selama masa kehamilan dan menyusui. Akan
tetapi tidak menggangu kemampuan seorang wanita untuk menyusui. Diperkirakan bahwa
sepertiga dari kasus fibroadenoma jika dibiarkan ukurannya akan berkurang bahkan hilang
sepenuhnya.3 Namun yang paling sering terjadi, jika dibiarkan ukuran fibroadenoma akan
tetap. Tumor ini biasanya bersifat kenyal dan berbatas tegas dan tidak sulit untuk diraba.
Apabila benjolan didorong atau diraba akan terasa seperti bergerak-gerak sehingga
beberapa orang menyebut fibroadenoma sebagai breast mouse. Biasanya fibroadenoma
tidak terasa sakit, namun kadang kala akan menimbulkan rasa tidak nyaman dan sangat
sensitif apabila disentuh.4 2.4. Klasifikasi Fibroadenoma Mammae Secara sederhana
Kontak dengan bahan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun sampai dapat merubah jaringan
displasia menjadi tumor ganas.
2. Fase insitu: 5 10 tahun
Terjadi perubahan jaringan menjadi lesi pre concerous yang bisa ditemukan di serviks uteri, rongga mulut,
paru, saluran cerna, kulit dn akhirnya juga di payudara.
3. Fase invasi: 1 5 tahun
Sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi melalui membran sel ke jaringan sekitarnya dan ke
pembuluh darah sera limfa
4. Fase desiminasi: 1 - 5 tahun
Terjadi penyebaran ke tempat lain
Fibroadenoma
)
6.
Memiliki
kapsul
dan
soliter
7.
Benjolan
dapat
digerakkan
8.
Pertumbuhannya
lambat
9.
Mudah
diangkat
dengan
lokal
surgery
10. Bila segera ditangani tidak menyebabkan kematian
Sampai saat ini penyebab FAM masih belum diketahui secara pasti, namun berdasarkan
hasil penelitian ada beberapa faktor risiko yang mempengaruhi timbulnya tumor ini antara
lain: a. Umur Umur merupakan faktor penting yang menentukan insiden atau frekuensi
terjadinya FAM. Fibroadenoma biasanya terjadi pada wanita usia muda < 30 tahun.26
terutama terjadi pada wanita dengan usia antara 15-25 tahun.4 Berdasarkan data dari
penelitian di Depatemen Patologi Rumah Sakit Komofo Anyoke Teaching di Ghana
(Bewtra, 2009) dilaporkan bahwa rata-rata umur pasien yang menderita fibroadenoma
adalah 23 tahun dengan rentang usia 14-49 tahun.12 b. Riwayat Perkawinan Riwayat
perkawinan dihubungkan dengan status perkawinan dan usia perkawinan, paritas dan
riwayat menyusui anak. Berdasarkan penelitian Bidgoli, et all (2011) di Iran menyatakan
bahwa tidak menikah meningkatkan risiko kejadian FAM (OR=6.64, CI 95% 2.56-16.31)
artinya penderita FAM kemungkinan 6,64 kali adalah wanita yang tidak menikah. Hasil
penelitian tersebut juga menyatakan bahwa menikah < 21 tahun meningkatkan risiko
kejadian FAM (OR=2.84, CI 95% 1.23-6.53) artinya penderita FAM kemungkinan 2,84 kali
adalah wanita yang menikah pada usia < 21 tahun.27 Universitas Sumatera Utara c.
Paritas dan Riwayat Menyusui Anak Penurunan paritas meningkatkan insiden terjadinya
FAM, terutama meningkat pada kelompok wanita nullipara. Pengalaman menyusui
memiliki peran yang penting dalam perlindungan terhadap risiko kejadian FAM.27 d.
Penggunaan Hormon Diperkirakan bahwa fibroadenoma mammae terjadi karena
kepekaan terhadap peningkatan hormon estrogen.33 Penggunaan kontrasepsi yang
komponen utamanya adalah estrogen merupakan faktor risiko yang meningkatkan
kejadian FAM. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Department of Surgery, University
of Oklahoma Health Sciences Center (Organ, 1983), dilaporkan proporsi penderita FAM
yang menggunakan kontrasepsi dengan komponen utama estrogen adalah sekitar 60%.28
e. Obesitas Berat badan yang berlebihan (obesitas) dan IMT yang lebih dari normal
merupakan faktor risiko terjadinya FAM. Berdasarkan penelitian Bidgoli, et all diketahui
bahwa IMT > 30 kg/m2 meningkatkan risiko kejadian FAM (OR=2.45,CI 95% 1.04-3.03)
artinya wanita dengan IMT > 30 kg/m2 memiliki risiko 2,45 kali menderita FAM
dibandingkan wanita dengan IMT < 30 kg/m2 . 27 f. Riwayat Keluarga Tidak ada faktor
genetik diketahui mempengaruhi risiko fibroadenoma. Namun, riwayat keluarga kanker
payudara pada keluarga tingkat pertama dilaporkan oleh beberapa peneliti berhubungan
dengan peningkatan risiko tumor ini. 18 Dari beberapa penelitian menunjukkan adanya
risiko menderita FAM pada wanita yang ibu dan saudara perempuan mengalami penyakit
payudara. Dilaporkan 27 % dari penderita FAM Universitas Sumatera Utara memiliki
riwayat keluarga menderita penyakit pada payudara (Organ, 1983).28 Tidak seperti
E. Komplikasi
F. Pemeriksaan Penunjang
1.
a.
Non invasive;
Mamografi
Ro thorak
USG
MRI
PET
b. Invasif
Biopsi, ada 2 macam tindakan menggunakan jarum dan 2 macam tindakan pembedahan
Aspirasi biopsy (FNAB)
Dengn aspirasi jarum halus , sifat massa dibedakan antar kistik atau padat
True cut / Care biopsy
Dilakukan dengan perlengkapan stereotactic biopsy mamografi untuk memandu jarum pada massa
Incisi biopsy
Eksisi biopsy
Hasil biopsi dapat digunakan selama 36 jam untuk dilakukan pemeriksaan histologik secara froxen section
G. Penatalaksanaan
Pencegahan Primer Pencegahan primer merupakan upaya untuk
mempertahankan orang yang sehat agar tetap sehat atau mencegah orang yang
sehat menjadi sakit. Konsep dasar dari pencegahan primer adalah untuk
menurunkan insiden penyakit.25 Cara yang dilakukan adalah dengan menghindari
faktor-faktor tertentu yang dapat merangsang pertumbuhan sel-sel tumor antara
lain: a. Mencegah terpaparnya dengan zat atau bahan yang dapat memicu
berkembangnya sel-sel tumor fibroadenoma, seperti mengkonsumsi makanan
yang terkontaminasi dengan bahan atau zat-zat hormonal, menghindari
pemakaian pil kontrasepsi dengan komponen utama estrogen. Penggunaan zat
tersebut jika dipakai terus menerus akan menyebabkan terjadinya perubahan
jaringan pada payudara yang meningkatkan angka kejadian FAM.29 Selain itu
menghindari terpapar dengan zat Polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs) yang
bersifat karsinogenik.27 b. Menggunakan atau mengkonsumsi zat dan bahan yang
dapat menurunkan kejadian FAM antara lain dengan mengkonsumsi buah dan
sayuran. Penggunaan alat kontrasepsi oral juga dapat menurunkan risiko
terjadinya FAM.29 c. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)32 Universitas
Sumatera Utara Pemeriksaan terhadap payudara sendiri dilakukan setiap bulan
secara teratur. Dengan melakukan pemeriksaan sendiri secara teratur maka
kesempatan untuk menemukan tumor dalam ukuran kecil lebih besar, sehingga
dapat dengan cepat dilakukan tindakan pengobatan. SADARI dapat dilakukan
dengan cara: c.1. Berdiri di depan cermin, perhatikan payudara. Dalam keadaan
normal, ukuran payudara kiri dan kanan sedikit berbeda. Perhatikan perubahan
perbedaan ukuran antara payudara kiri dan kanan dan perubahan pada puting
susu (misalnya tertarik ke dalam) atau keluarnya cairan dari puting susu.
Perhatikan apakah kulit pada puting susu berkerut. c.2. Masih berdiri di depan
cermin, kedua telapak tangan diletakkan di belakang kepala dan kedua tangan
ditarik ke belakang. Dengan posisi seperti ini maka akan lebih mudah untuk
menemukan perubahan kecil akibat tumor. Perhatikan perubahan bentuk dan
kontur payudara, terutama pada payudara bagian bawah. c.3. Kedua tangan
diletakkan di pinggang dan badan agak condong ke arah cermin, tekan bahu dan
sikut ke arah depan. Perhatikan perubahan ukuran dan kontur payudara. c.4.
Angkat lengan kiri. Dengan menggunakan 3 atau 4 jari tangan kanan, telusuri
payudara kiri. Gerakkan jari-jari tangan secara memutar (membentuk lingkaran
kecil) di sekeliling payudara, mulai dari tepi luar payudara lalu bergerak ke arah
dalam sampai ke puting susu. Tekan secara perlahan, rasakan setiap benjolan
atau massa di bawah kulit. Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan
dengan cara mengangkat lengan kanan dan memeriksanya dengan tangan kiri.
Perhatikan juga daerah antara kedua payudara dan ketiak. Universitas Sumatera
Utara c.5. Tekan puting susu secara perlahan dan perhatikan apakah keluar cairan
dari puting susu. Lakukan hal ini secara bergantian pada payudara kiri dan kanan.
c.6. Berbaring terlentang dengan bantal yang diletakkan di bawah bahu kiri dan
lengan kiri ditarik ke atas. Telusuri payudara kiri dengan menggunakan jari-jari
tangan kanan. Dengan posisi seperti ini, payudara akan mendatar dan
memudahkan pemeriksaan. Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan
dengan meletakkan bantal di bawah bahu kanan dan mengangkat lengan kanan,
dan penelusuran payudara dilakukan oleh jari-jari tangan kiri. c.7. Pemeriksaan no.
c.5. dan c.6. akan lebih mudah dilakukan ketika mandi karena dalam keadaan
basah tangan lebih mudah digerakkan dan kulit lebih licin. SADARI secara visual
dapat dilihat pada gambar berikut : Universitas Sumatera Utara Gambar 2.6.
SADARI Universitas Sumatera Utara 2.7.2. Pencegahan Sekunder Pencegahan
sekunder merupakan upaya yang dilakukan untuk mengurangi ketidakmampuan.
Pencegahan ini dapat dilakukan dengan cara medeteksi penyakit secara dini dan
melakukan pengobatan secara cepat dan tepat.25 a. Anamnesa Anamnesa
terpadu harus didapatkan sebelum dilakukan pemeriksaan fisik. Penyelidikan
terperinci tentang faktor risiko harus meliputi riwayat kehamilan dan ginekologi
seperti usia, paritas, serta riwayat menstruasi dan menyusui. Riwayat terapi
hormonal sebelumnya yang mencakup kontrasepsi oral dan estrogen.14 b.
Diagnosa Fibroadenoma dapat didiagnosa dengan tiga cara, yaitu dengan
pemeriksaan fisik (phisycal examination), pemeriksaan radiologi (dengan foto
thorax dan mammografi atau ultrasonografi), dengan Fine Needle Aspiration
Cytology (FNAC). b.1. Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik penderita
diperiksa dengan sikap tubuh duduk tegak atau berbaring atau kedua-duanya.
Kemudian diperhatikan bentuk kedua payudara, warna kulit, tonjolan, lekukan,
adanya kulit berbintik, seperti kulit jeruk, ulkus, dan benjolan. Kemudian dilakukan
palpasi dengan telapak jari tangan yang digerakkan perlahan-lahan tanpa tekanan
pada setiap kuadran payudara.14 Palpasi dilakukan untuk mengetahui ukuran,
jumlah, dapat bergerak-gerak, kenyal atau keras dari benjolan yang ditemukan.30
Dilakukan pemijatan halus pada puting susu untuk mengetahui pengeluaran
cairan, darah atau nanah dari kedua puting susu. Cairan yang keluar dari puting
susu harus Universitas Sumatera Utara dibandingkan. Pengeluaran cairan diluar
masa laktasi dapat disebabkan oleh berbagai kelainan seperti fibroadenoma atau
bahkan karsinoma.14 b.2. Mammografi Pemeriksaan mammografi terutama
berperan pada payudara yang mempunyai jaringan lemak yang dominan serta
jaringan fibroglanduler yang relatif sedikit. Pada mammografi, keganasan dapat
memberikan tanda-tanda primer dan sekunder. Tanda primer berupa fibrosis
reaktif, comet sign (Stelata), adanya perbedaan yang nyata antara ukuran klinis
dan radiologis, adanya mikroklasifikasi, adanya spikulae, dan ditensi pada struktur
payudara. Tanda sekunder berupa retraksi, penebalan kulit, bertambahnya
vaskularisasi, keadaan daerah tumor dan jaringan fibroglandular tidak teratur,
infiltrasi dalam jaringan lunak di belakang mamma dan adanya metastatis ke
kelenjar (gambaran ini tidak khas). Mammografi digunakan untuk mendiagnosa
wanita dengan usia tua sekitar 60-70 tahun.31 b.3. Ultrasonografi (USG) Untuk
mendeteksi luka-luka pada daerah padat payudara usia muda karena
fibroadenoma pada wanita muda tebal, sehingga tidak terlihat dengan baik jika
menggunakan mammografi. Pemeriksaan ini hanya membedakan antara lesi atau
tumor yang solid dan kistik. Pemeriksaan gabungan antara USG dan mammografi
memberikan ketepatan diagnosa yang tinggi.31 Beberapa gambar hasil USG pada
payudara : Universitas Sumatera Utara Gambar 2.7. Fibroadenoma Kecil (1cm)
Gambar 2.8. Fibroadenoma Besar (3cm) Gambar 2.9. Fibroadenoma > 5 cm
(ukuran 8,5 x 7 x 6 cm) b.4. Fine Needle Aspiration Cytology (FNAC) Dengan
FNAC diperoleh diagnosis tumor apakah jinak atau ganas, tanpa harus melakukan
sayatan atau mengiris jaringan. Pada FNAC diambil sel dari fibroadenoma dengan
menggunakan penghisap berupa sebuah jarum yang dimasukkan pada suntikan.
Dari alat tersebut dapat diperoleh sel yang terdapat pada fibroadenoma, lalu hasil
Universitas Sumatera Utara pengambilan tersebut dikirim ke laboratorium patologi
untuk diperiksa di bawah mikroskop. Di bawah mikroskop tumor tersebut tampak
seperti berikut :30 b.4.1. Tampak jaringan tumor yang berasal dari mesenkim
(jaringan ikat fibrosa) dan berasal dari epitel (epitel kelenjar) yang berbentuk lobuslobus. b.4.2. Lobuli terdiri atas jaringan ikat kolagen dan saluran kelenjar yang
berbentuk bular (perikanalikuler) atau bercabang (intrakanalikuler). b.4.3. Saluran
tersebut dibatasi sel-sel yang berbentuk kuboid atau kolumnar pendek uniform. c.
Penatalaksanaan Medis Terapi untuk fibroadenoma tergantung dari beberapa hal
sebagai berikut:3 c.1. Ukuran c.2. Terdapat rasa nyeri atau tidak c.3. Usia pasien
c.4. Hasil biopsi Karena fibroadenoma mammae adalah tumor jinak maka
pengobatan yang dilakukan tidak perlu dengan pengangkatan mammae. Yang
perlu diperhatikan adalah bentuk dan ukurannya saja. Pengangkatan mammae
harus memperhatikan beberapa faktor yaitu faktor fisik dan psikologi pasien.
Apabila ukuran dan lokasi tumor tersebut menyebabkan rasa sakit dan tidak
nyaman pada pasien maka diperlukan pengangkatan. Terapi pengangkatan tumor
ini disebut dengan biopsi eksisi yaitu pembedahan dengan mengangkat seluruh
jaringan tumor beserta sedikit jaringan sehat disekitarnya Terapi dengan operasi
pengangkatan tumor ini tidak akan merubah bentuk payudara Universitas
Sumatera Utara tetapi hanya akan meninggalkan jaringan parut yang akan
digantikan jaringan normal secara perlahan.31 2.7.3. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier dilakukan untuk mengurangi ketidakmampuan dan melakukan
rehabilitasi.25 Rehabilitasi dilakukan untuk mengurangi ketidakmampuan
penderita agar dapat melakukan aktivitasnya kembali. Upaya rehabilitasi dilakukan
baik secara fisik, mental, maupun sosial, seperti menghilangkan rasa nyeri,
mendapatkan asupan gizi yang baik, dan dukungan moral dari orang-orang
terdekat terhadap penderita pasca operasi. 34
II.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian Keperawatan
B. Diagnosa Keperawatan
1.
Nyeri akut / kronis b/d agen injuri fisik
2.
Risiko infeksi b/d imunitas tubuh primer menurun, prosedur invasive, penyakit
3.
PK: Perdarahan
4.
Cemas b.d status kesehatan
5.
Deficite Knolage b.d Kurang paparan sumber informasi
6.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor psikologis
7.
Sindrom deficite self care b.d nyeri, kelemahan
C. Rencana Keperawatan
No
1
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
Nyeri Akut b/d agen Setelah dilakukan askep Manajemen nyeri :
injuri fisik
.
jam
tingkat Kaji nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
kenyamanan
klien karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor
meningkat,
nyeri presipitasi.
terkontrol dengan KH: Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan.
klien melaporkan nyeri Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk
berkurang, skala nyeri 2-3 mengetahui pengalaman nyeri klien sebelumnya.
Ekspresi wajah tenang Berikan lingkungan yang tenang
& dapat istirahat, tidur. Ajarkan teknik non farmakologis (relaksasi, distraksi
v/s dbn (TD 120/80 dll) untuk mengetasi nyeri.
mmHg, N: 60-100 x/mnt, Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri.
RR: 16-20x/mnt).
Evaluasi tindakan pengurang nyeri/kontrol nyeri.
Monitor penerimaan klien tentang manajemen nyeri.
Administrasi analgetik :.
Cek program pemberian analogetik; jenis, dosis, dan
frekuensi.
Cek riwayat alergi.
Monitor V/S
Berikan analgetik tepat waktu terutama saat nyeri
muncul.
Evaluasi efektifitas analgetik, tanda dan gejala efek
samping.
2
PK: Perdarahan
setelah
dilakukan
Pantau tanda dan gejala perdarahan pada luka /
perawatan ..
jam luka post operasi.
perawat akan mengurangi Monitor V/S
komplikasi
dari Pantau laborat Hb, HMT. AT
perdarahan dg KH:
kolaborasi untuk tranfusi bila terjadi perdarahan (hb
Ps
mampu: akan datang dan atau kontrol proses penyakit
Menjelaskan
kembali
Diskusikan tentang pilihan tentang terapi atau
tentang
apa
yang pengobatan
dijelaskan
kebutuhan tubuh b.d menunjukan status nutrisi Kaji makanan yang disukai oleh klien.
faktor psikologis
adekuat dengan KH:
Kolaborasi team gizi untuk penyediaan nutrisi TKTP
BB stabil
III.
DAFTAR PUSTAKA