Anda di halaman 1dari 6

ASKEP FIBRO ADENOMA MAMMAE

Fibroadenoma mammae (FAM), umumnya menyerang para remaja dan wanita dengan
usia di bawah 30 tahun. Adanya fibroadenoma atau yang biasa dikenal dengan tumor
payudara membuat kaum wanita selalu cemas tentang keadaan pada dirinya. Terkadang
mereka beranggapan bahwa tumor ini adalah sama dengan kanker. Yang perlu ditekankan
adalah kecil kemungkinan dari fibroadenoma ini untuk menjadi kanker yang ganas.

1. DEFINISI
Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang paling sering terjadi pada wanita.
Tumor ini terdiri dari gabungan antara kelenjar glandula dan fibrosa. Secara histologi:
intracanalicular fibroadenoma; fibroadenoma pada payudara yang secara tidak teratur
dibentuk dari pemecahan antara stroma fibrosa yang mengandung serat jaringan epitel.
pericanalicular fibroadenoma; fibroadenoma pada payudara yang menyerupai kelenjar
atau kista yang dilingkari oleh jaringan epitel pada satu atau banyak lapisan.
Tumor ini dibatasi letaknya dengan jaringan mammae oleh suatu jaringan penghubung.
Fibroadenoma mammae timbul akibat pengaruh kelebihan hormon estrogen.
Fibroadenoma mammae dibedakan menjadi 3 macam:
• Common Fibroadenoma
• Giant Fibroadenoma umumnya berdiameter lebih dari 5 cm.
• Juvenile fibroadenoma pada remaja.

2. PENYEBAB
Fibroadenoma ini terjadi akibat adanya kelebihan hormon estrogen. Biasanya
ukurannya akan meningkat pada saat menstruasi atau pada saat hamil karena produksi
hormon estrogen meningkat.

3. GEJALA
Pertumbuhan fibroadenoma mammae umumnya tidak menimbulkan rasa sakit, hanya
ukuran dan tempat pertumbuhannya yang menyebabkan nyeri pada mammae. Pada saat
disentuh kenyal seperti karet

4. PATOLOGI
Makroskopi: tampak bulat, elastis dan nodular, permukaan berwarna putih keabuan.
Mikroskopi: epitel proliferasi tampak seperti kelenjar yang dikelilingi oleh stroma
fibroblastic yang khas (intracanalicular f. dan pericanalicular f.).

5. PENEGAKAN DIAGNOSA
Pada awalnya penegakan diagnosa tehadap fibroadenoma mammae ini adalah
dilakukan pemeriksaan fisik, kemudian akan dilakukan mammogram (x-ray pada
mammae) atau ultrasound pada mammae apabila diperlukan. Yang paling pasti dan tepat
dalam diagnosa terhadap fibroadenoma mammae ini adalah penggunaan sample biopsi.
Pengambilan sampel biopsi ini dapat dilakukan dengan mengiris bagian mammae atau
dengan memasukkan jarum yang kecil dan panjang untuk mengambil sampel sel
fibroadenoma tersebut.
Diagnosa terhadap FAM ini dapat dibuat dengan penggabungan penilaian klinis,
ultrasonografi dan pengambilan sampel dengan penggunaan jarum. Penilaian klinis
terhadap benjolan payudara ini harus mempertimbangkan:
• Umur:
Karsinoma: umumnya menyerang pada usia menjelang menopause
Fibroadenoma: umumnya menyerang wanita usia di bawah 30 tahun

6. TREATMENT
Karena FAM adalah tumor jinak maka pengobatan yang dilakukan tidak perlu
dengan pengangkatan mammae. Yang perlu diperhatikan adalah bentuk dan ukurannya
saja. Pengangkatan mammae harus memperhatikan beberapa faktor yaitu faktor fisik dan
psikologi pasien. Apabila ukuran dan lokasi tumor tersebut menyebabkan rasa sakit dan
tidak nyaman pada pasien maka diperlukan pengangkatan.

7. ANATOMI DAN FISIOLOGI


Seluruh susunan kelenjar payudara berada di bawah kulit di daerah pektoral. Terdiri
dari massa payudara yang sebagian besar mengandung jaringan lemak, berlobus-lobus
(20-40 lobus), tiap lobus terdiri dari 10-100 alveoli, yang di bawah pengaruh hormon
prolaktin memproduksi air susu. Dari lobus-lobus, air susu dialirkan melalui duktus yang
bermuara di daerah papila / puting. Fungsi utama payudara adalah laktasi, dipengaruhi
hormon prolaktin dan oksitosin pascapersalinan.
Kulit daerah payudara sensitif terhadap rangsang, termasuk sebagai sexually responsive
organ.

ASKEP TEORITIS
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
Meliputi identitas klien dan identitas penanggung jawab.

2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
Kemungkinan klien pernah mendapat sinar radiasi pada buah dada. Ada kalanya klien
pernah memperoleh terapi hormon untuk mendapatkan anak.
b. Riwayat Keseahatan Sekarang
Klien dengan post FAM akan tersa nyeri karena prosedur pembedahan, aktifitas menurun,
nafsu makan menurun, stres/ takut terhadap penyakit dan harapan yang akan datang.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Walaupun FAM bukan penyakit turunan tetapi angka statistik akan menunjukan bahwa
FAM sering ditemukan pada wanita yang mempunyai hubungan keluarga.
3. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
• Klien akan merasa cemas denngan penyakitnya.
• Kadang kala klien marah pada tim kesehatan terhadap tindakan operasi yang akan
dilakukan.
• Kadang – kadang klien sering bertanya, mengapa saya yang yang sakit, mengapa tidak
orang lain saja yang sakit.
• Ada kalanya klien tidak mau ada orang yang menjenguknya.

4. RIWAYAT SPIRITUAL
Biasanya klien dengan FAM tidak mengalami gangguan dalam menjalani ibadah.

5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Laboratorium
• LED meningkat.
• Serum alkali pospalse meningkat.
• Hipercalsemia.
b. Rontgen thorax dan alat lain
Untuk menentukan apakah sudah ada metastase atau belum.

B. KEMUNGKINAN DIAGNOSA
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d efek luka pembedahan.
2. Kecemasan tingkat sedang b/d kurangnya pengetehuan tentang pentingnya operasi.
3. Takut kehilangan fungsi mammae b/d kurangnya pengetahuan tentang tindakan
operasi.

C. PERENCANAAN
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d efek luka pembedahan.
Tujuan : nyeri bisa diatasi, rasa nyaman dapat dipenuhi.
Dengan kriteria :
- Nyeri berkurang.
- Rasa nyaman terpenuhi.
Intervensi :
 Kaji faktor – faktor yang dapat menurunkan toleransi klien terhadap nyeri dan
diskusikan alasan mengapa klien mengalami peningkatan nyeri.
 Alihakan perahatian klien pada waktu serangan nyeri akut, seperti : nafas dalam,
membaca koran, mendiskusikan hal – hal yang menarik.
 Berikan penjelasan tentang penyebab nyeri.
 Bantu klien untuk mendapatkan posisi yang menyenangkan.
 Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat – obat analgetik.

2. Kecemasan tingkat sedang b/d kurangnya pengetehuan tentang pentingnya operasi.


Tujuan : kecemasan klien dapat teratasi.
Kriteria :
- Klien dapat mengungkapkan perasaan cemasnya secara terbuaka.
- Klien dapat bekerja sama dalam tindakan.
- Klien terlihat tenang.
Intervensi :
 Lakukan pendekatan dengan klien dan keluarga.
 Gunakan komunikasi efektif dan mudah dipahami.
 Monitor tingkat kecemasan melalui observasi.
 Pertahankan lingkungan yang aman dan tenang.
 Berikan penjelasan tentang pentingnya operasi.
 Anjurkan klien untuk mendekatkan diri pada tuhan.

3. Takut kehilangan fungsi mammae b/d kurangnya pengetahuan tentang tindakan


operasi.
Tujuan : klien mengerti tentang penyakitnya dan manfaat dari operasi.
Kriteria :
- Klien dapat mengungkapkan penerimaannya tentang penyakit yang dideritanya.
- Klien tampak lebih tenang.
- Klien berpatisipasi dalam pelaksanaan tindakan.
Intervensi :
 Berikan penjelasan pada klien manfaat dari operasi.
 Perbaiki persepsi klien yang salah dengan memberikan informasi yang adekuat.
 Beri contoh pada klien orang yang pernah mengalami operasi yang sama dan
mammaenya dapat berfungsi dengan baik

Anda mungkin juga menyukai