Disusun Oleh :
Kelompok 1
2018 / 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya penyusun masih
diberi kesehatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah
yang berjudul ”Asuhan Keperawatan Maternitas Dengan Fibro Adenoma Mamae”ini
disusun untuk memenuhi tugas mahasiswa.
Terima kasih Rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi
kesempurnaan makalah ini dimasa mendatang.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para mahasiswa.
Dan semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah
pengetahuan para mahasiswa, masyarakat dan pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER ..................................................................................................................... i
A. Kesimpulan .................................................................................................... 25
B. Saran .............................................................................................................. 25
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Berdasarkan laporan dari NSW Breast Cancer Institute (2010), FAM umumnya terjadi
pada wanita dengan usia 21–25 tahun, kurang dari 5% terjadi pada usia di atas 50 tahun.
Sampai saat ini penyebab FAM masih belum diketahui secara pasti, namun berdasarkan hasil
penelitian ada beberapa faktor risiko yang mempengaruhi timbulnya tumor ini antara lain
riwayat perkawinan yang dihubungkan dengan status perkawinan dan usia perkawinan,
paritas dan riwayat menyusui anak. Berdasarkan penelitian Bidgoli et al (2011) menyatakan
bahwa pasien yang tidak menikah meningkatkan risiko kejadian FAM (OR=6.64, CI 95%
2.56–16.31) artinya penderita FAM kemungkinan 6,64 kali adalah wanita yang tidak
menikah.
FAM merupakan neoplasma jinak yang terutama terdapat pada wanita muda FAM teraba
sebagai benjolan bulat atau berbenjol-benjol dan konsistensi kenyal.Tumor ini tidak melekat
pada jaringan sekitarnya dan amat mudah untuk digerakkan. Biasanya FAM tidak disertai
rasa nyeri. Neoplasma jinak ini tidak lagi ditemukan pada masa menopause.
1.4 Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa mengetahui, mengerti dan mahasiswa dapat melaksanakan asuhan
keperawatan pada pasien dengan penyakit Fibro Adenoma Mamae.
2. Tujuan Khusus
Agar mahasiswa mengetahui, mengerti dan mahasiswa dapat melaksanakan :
4
a) Mengetahui definisi, etiologi, tanda dan gejala, patofisiologi, klasifikasi, dan komplikasi
penyakit Fibro Adenoma Mamae.
b) Mengetahui konsep asuhan keperawatan pada pasien yang menderita penyakit Fibro
Adenoma Mamae.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
2. Etiologi
Penyebab dari fibroadenoma mammae menurut Price (2005), adalah pengaruh
hormonal. Hal ini diketahui karena ukuran fibroadenoma dapat berubah pada siklus
menstruasi atau pada kehamilan. Lesi membesar pada akhir daur haid dan selam hamil.
Fibroadenoma mammae ini terjadi akibat adanya kelebihan hormon estrogen. Namun ada
yang dapat mempengaruhi timbulnya tumor, antara lain: konsituasi genetika dan juga
adanya kecenderungan pada keluarga yang menderita kanker
( Sarjadi, 2007).
Menurut Jitiwiyono dan Kristiyanasari (2012: 134), penyebab fibroaedenoma mammae
antara lain:
1) Peningkatan aktivitasestrogen yang absolute atau relative
2) Genetic
Dari epidemiologi tampal bahwa kemungkinan untuk menderita tumor payudara
atau sampai tiga kali lebih besar pada wanita yang ibunya atau saudara
kandungnya menderita tumor payudara.
3) Faktor-faktor predisposisi:
Usia kurang dari 30 tahun, jenis kelamin, geografi, pekerjaan, hereditas, diet dan
stres.
7
4. Patofisiologi
Fibroaedemammae merupakan tumor jinak payudara yang sering ditemukan pada
masa reproduksi yang doisebabkan oelh beberapa kemungkinan yaitu akibat sensitivitas
jaringan setempat yang berlebihan terhadap estrogen sehingga kelainan ini sering
digolongkan dalam memary dysplasia. Fibroeadenoma biasanya ditemukan pada kuadran
luar, merupakan lobus yang teratas jelas, mudah digerakkan dari jaringan sekitarnya.
Pada gambar histologis menuunjukkan stroma dengan proliferasifibroblast yang
mengelilingi kelenjar dan rongga kistik yang dilapisi epitel dengan bentuk dan ukuran
berbeda. Pembagian febriadenoma bedasarkan histologic yaitu:
1) Fibroadenoma Pericanaliculare
Yakni kelenjar berbentuk bulat dan lonjong dilapisi epitel selapis atau beberapa
lapis.
2) Fibroadenoma intracanaliculare
Yakni jaringan ikat mengalami proliferasi lebih banyak sehingga kelenjar
berbentuk panjang-panjang (tidak teratur) dengan lumen yang sempit atau
menghilang.
Pada saat menjelang haid dan kehamilan tampak pembesaran sedikit dan pada saat
menopause terjadi regresi (Jitowiyono dan Kristyanasari, 2012: 135).
8
5. Pathway
6. Manifestasi Klinis
Menurut Nugroho Taufan (2011: 119), tanda dan gejala fibroaedenoma mammae yaitu:
1) Benjolan berdiameter 2-3 cm, namun dapat bertambah dengan ukuran yang lebih
besar (giat fibroaedenoma).
2) Benjolan kenyal, halus, dan dapat digerakkan
3) Pemeriksaan mammagrafi menghasilkan gambar yang lebih jelas jinak berupa rata
dan memiliki batas jeas.
9
7. Klasifikasi
Secara histologi menurut Sarjadi (2007) fibroadenoma mammae dapat dibagi menjadi
dua yaitu:
1) Fibroadenoma pericanaliculare yakni Fibroadenoma pada payudara yang
menyerupai kelenjar atau kista yang dilingkari oleh jaringan epitel pada satu
atau banyak lapisan. Sebagian lainnya tertekan oleh poliferasi ekstensif stroma
sehingga pada potongan melintang rongga tersebut tampak sebagai celah atau
struktur irregular mirip bintang.
2) Fibroadenoma intracanaliculare yakni Fibroadenoma pada payudara yang
secara tidak teratur dibentuk dari pemecahan antara stroma fibrosa yang
mengandung serat jaringan epitel. Rongga mirip duktus atau kelenjar dilapisi
oleh satu atau lebih lapisan sel yang regular dengan membran basal jelas dan
utuh, dimana sebagian lesi rongga duktus terbuka, bundar sampai oval dan
cukup teratur.
8. Komplikasi
Jenis tertentu Fibroadenoma bisa meningkatkan resiko kanker payudara,
meskidemikian kebanyakan kasus Fibroadenoma tidakmenyebabkan kanker payudara.
Kalau ditemukan penderita kanker payudara yang memiliki fibreoadenoma biasanya
ada komplikasi lainya atau bisa jadiorang tersebut memilikiresiko kankerpayudara
yang tinggin baik dari keluarga atau lingkunganya ( Nugroho taufan, 2011: 120).
9. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Nugroho Tuufan (2011: 113), berikut merupakan pemeriksaan
Fibroeadenoma mammae, antara lain:
1) Pemeriksaan Penunjang
Ada dua jenis alat yang digunakan untuk mendeteksi dini benjolan payudara yaitu
mammografi dan ultrasonografi (USG). Teknik yang baru adalah menggunakan
magnetic ronsonance imaging (MRI) dan Nueklear skinigrafi. Mammografi
adalah metode terbaik untuk mendeteksi dini benjolan yang tidak teraba namun
terkadang justru tidak dapat mendeteksi benjolan yang teraba atau kanker
payudara yang dapat dideteksi oleh USG.
2) Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
1
SADARI yang betujuan untuk mendeteksi dini apabila terdapat benjolan pada
payudara, terutama yang dicurigai ganas, sehingga dapat menurunkan angka
kematian. Meski angka kejadian tumor payudara pada wanita muda, namun
sangat penting untuk diajarkan SADARI semasa muda agar terbiasa melakukan
dimasa tua. Cara melakukan SADARI adalah:
a. Periksa payudara saat mandi
b. Lanjutkan pemeriksaan payudara didepan cermin dengan lengan diangkat ke
atas atau posisi berkacak pinggang lihat kemerahan, bengkak atau ada
perubahan di kedua payudara.
c. Berbaring dan ulangi pemeriksaan
d. Tekan puting untuk melihat apakah ada cairan.
2
B. ASUHAN KEPERAWATAN FIBRO ADENOMA MAMAE
1. Pengkajian
Keluhan ini dapat berupa massa di payudara yang berbatas tegas atau tidak, benjolan
dapat digerakkan dari dasar atau melekat pada jaringan di bawahnya, adanya nyeri,
cairan dari puting, adanya retraksi puting payudara, kemerahan, ulserasi sampai dengan
pembengkakan kelenjar limfe (Britto, 2005; Sabiston, 2011).
a. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Dahulu
Kemungkinan klien pernah mendapat sinar radiasi pada buah dada. Ada kalanya klien
pernah memperoleh terapi hormon untuk mendapatkan anak.
Klien dengan post FAM akan tersa nyeri karena prosedur pembedahan, aktifitas
menurun, nafsu makan menurun, stres/ takut terhadap penyakit dan harapan yang akan
datang
Walaupun FAM bukan penyakit turunan tetapi angka statistik akan menunjukan
bahwa FAM sering ditemukan pada wanita yang mempunyai hubungan keluarga.
4. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
• Klien akan merasa cemas denngan penyakitnya.
• Kadang kala klien marah pada tim kesehatan terhadap tindakan operasi yang akan
dilakukan.
• Kadang – kadang klien sering bertanya, mengapa saya yang yang sakit, mengapa
tidak orang lain saja yang sakit.
5. RIWAYAT KEPERAWATAN
Tumor mulai dirasakan sejak kapan, cepat membesar atau tidak terasa sakit atau
tidak. Anamnesis penderita kelainan payudara harus disertai pula dengan riwayat
3
keluarga, riwayat kehamilan maupun riwayat ginekologi (Underwood & Cross,
2010).
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut Capatoni (2000) dalam Nursakam (2009: 59), diagnosa keperawatan
adalah suatu pernyataan yang mejelaskan respons manusia (status kesehatan atau
resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat secara
akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk
menjaga status kesehatan, menurunkan, membatasi, mencegah, dan mengubah.
Menurut Jitowiyono dan Kristiyanasari (2012: 137) diagnosa keperawatan
yang muncul pda klien dengan operasi mammae adalah:
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik ( post operasi).
2) Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala terkait penyakit.
3) Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromaskuler, Nyeri
4) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pembedahan, trauma.
5) Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif.
a. Intervensi Keperawatan
Menurut Iyer, Taptich, danBernocchi (1996) dalam Nursalam (2009: 77),
perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengurangi,
atau mengoreksi masalah-masalah yang telah diidentifikasikan pada diagnosa
keperawatan.
Tujuan:
hasil yang ingin dicapai untuk mengatasi masalah keperawatan. Penetuan
tujuan pada perencanaan dari proses keperawatan adalah sebagai arah
dalam membuat rencana tindakan dari masing-masing diagnosa
keperawatan.
Kriteria hasil:
dilakukan untuk memberi petunjuk bahwa tujuan telah dicapai dan
digunakan dalam membuat pertimbangan. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam membuat kriteria hasil adalah berfokus pada klien, singkat dan jelas,
dapat diobservasi dan diukur, ada batas waktu, realistik, ditemukan oleh
perawat dan klien (Setiadi, 2012: 46)
5
a. Monitor tanda-tanda vital/sesudah latihan dan lihat respon klien saat
latihan
b. Konsultasikan dengan terapi fisik tentang rencana ambulasi sesuai
dengan kebutuhan
c. Ajarkan klien tentang tekhnik ambulasi
d. Kaji kemampuan klien dalam mobilisasi
e. Latih klien dalam pemenuhan kebutuhan aktifitas dan latihan secara
mandiri sesuai kemampuan
f. Dampingi dan bantu klien saat mobilisasi dan bantu penuhi aktifitas dan
latihan klien
g. Ajarkan klien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan jika
diperlukan
h. Berikan alat bantu jika klien memerlukan
d) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pembedahan, trauma
1) Tujuan : Body image, self asteem
2) Kriteria Hasil :
a. Body image positif
b. Mampu mengidentifikasi kekuatan personal
c. Mendiskripsikan secara aktual perubahan fungsi tubuh
d. Mempertahankan interaksi sosial
3) NIC :
a. Kaji secara verbal dan non verbal respon klien terhadap tubuhnya
b. Monitor frekuensi mengkritik dirinya
c. Jelaskan tentang pengobatan, perawatan, kemajuan dan proknosis
penyakit
d. Dorong pasien mengungkapkan perasaan
e. Identifikasi arti pengurangan melalui pemakaian alat bantu
e) Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif
1) NOC : Immune status, risk control
2) Kriteria Hasil :
a. Klien bebar dari tanda dan gejala infeksi
b. Mendiskripsikan proses penularan penyakit, faktor yang mempengaruhi
penularan serta penatalaksanaanya
c. Menunjukan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
d. Jumlah leukosit dalam batas normal
e. Menunjukan perilaku hidup sehat
3) NIC :
a. Bersihkan lingkungan setelah dipakai klien lain
b. Pertahankan tekhnik isolasi
c. Batasi pengunjung bila perlu
d. Instruksikan pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung
6
e. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
f. Dorong masuknya nutrisi dan cairan yang cukup
e. Implementasi Keperawatan
f. Evaluasi Keperawatan
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
FAM merupakan neoplasma jinak yang terutama terdapat pada wanita muda FAM teraba
sebagai benjolan bulat atau berbenjol-benjol dan konsistensi kenyal.Tumor ini tidak
melekat pada jaringan sekitarnya dan amat mudah untuk digerakkan. Biasanya FAM
tidak disertai rasa nyeri. Neoplasma jinak ini tidak lagi ditemukan pada masa menopause
B. Saran
1. Pasien
Diharapkan pasien dapat memahami pengertian, penyebab, klasifikasi,
fisiologi dan penatalaksanaan pada Placenta Previa .
2. Perawat
Diharapkan kepada perawat dapat menggunakan proses keperawatan sebagai
kerangka kerja untuk perawatan pasien dengan Placenta Previa.
8
DAFTAR PUSTAKA
Jitowiyono dan Kristiyanasari. (2012). Asuhan Keperawtan Post Operasi Pendekatan Nanda,
NIC, NOC, Ed 2. Yogyakarta : Nuha Medika
Nugroho Taufan. (2013). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan
NANDA (North Amirican Nursing Diagnosis Association). Yogyakarta: Medaction
Publishing.