Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH

KEGANASAN ORGAN DAN ALAT ALAT REPRODUKSI

Dosen : Andi Supiani, S.ST.,M.Keb

Mata Kuliah : Ilmu Penyakit Dalam Dalam Kebidanan

Di Susun oleh :
Kelompok 2

1. Apri Andini
2. Aryuni Priska
3. Debby Harviesty Pitoy
4. Dhesy Badewi
5. Fitri
6. Rahmawati
Kelas F Malili

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


STIKES KURNIA JAYA PERSADA PALOPO
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok Makalah

KEGANASAN ORGAN DAN ALAT ALAT REPRODUKSI.

Kami meyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena

itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna penyempurnaan

makalah ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan, kurang dan lebihnya kami mohon maaf. Atas

perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Malili, 08 Januari 2023

Penyusun
Keompok 2 Kelas F Malili
DAFTAR ISI

Halaman Judul........................................................................................................... i

Halaman Kata Pengantar............................................................................................ ii

Halaman Daftar Isi..................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN

A. Fibrio Adenoma...................................................................................... 5
B. Kista Sarcoma Filodes............................................................................ 8
C. Kanker Payudara..................................................................................... 10
D. Tumor Jinak dan Ganas Pada Vulva, Vagina, Tuba, Uterus dan Ovarium 17
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................. 16
B. Saran....................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 17
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial yang
utuh. Jadi sehat bukan berarti sekedar tidak ada penyakit ataupun kecacatan, tetapi juga
kondisi psikis dan sosial yang mendukung perempuan untuk melalui proses reproduksi,
baik perempuan maupun laki-laki berhak mendapatkan standar kesehatan yang setinggi
tingginya karena kesehatan merupakan Hak Asasi Manusia yang telah diakui dunia
Internasional (World Health Organization, dalam Nugroho, 2011).
Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial
secara utuh, tidak semata mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang
berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya (Widyastuti, dkk, 2009).
Gangguan reproduksi adalah kegagalan wanita dalam manajemen kesehatan
reproduksi (Manuaba, 2008).
Permasalahan dalam bidang kesehatan reproduksi salah satunya adalah masalah
reproduksi yang berhubungan dengan gangguan sistem reproduksi. Hal ini mencakup
infeksi, gangguan menstruasi, masalah struktur, keganasan pada alat reproduksi wanita,
infertil, dan lain-lain. (Baradero dkk, 2007).

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian Fibrio Adenoma?
2. Apa itu Kista Sarcoma Filodes?
3. Apa itu Kanker Payudara?
4. Jenis-jenis Tumor Jinak dan Ganas Pada Vulva, Vagina, Tuba, Uterus dan Ovarium ?
BAB 2
PEMBAHASAN

A. FIBRO ADENOMA

1. Pengertian dan Klasifikasi


Fibroadenoma merupakan tumor non kanker yang terjadi pada payudara.
Fibroadenoma adalah benjolan padat yang kecil dan jinak pada payudara yang teridiri
dari jaringan kelenjar dan fibrosa. Benjolan ini biasanya ditemukan pada wanita
muda, seringkali ditemukan pada remaja putri. Fibroadenoma mammae adalah tumor
jinak yang paling sering terjadi pada wanita. Tumor ini terdiri dari gabungan antara
kelenjar glandula dan fibrosa.
Secara histologi:
a. Intracanalicular fibroadenoma; fibroadenoma pada payudara yang secara tidak
teratur dibentuk dari pemecahan antara stroma fibrosa yang mengandung serat
jaringan epitel. Karakteristiknya antara lain kelenjar berbentuk bulat dan lonjong.
b. Pericanalicular fibroadenoma; fibroadenoma pada payudara yang menyerupai
kelenjar atau kista yang dilingkari oleh jaringan epitel pada satu atau banyak
lapisan. Tumor ini dibatasi letaknya dengan jaringan mammae oleh suatu jaringan
penghubung. Karakteristiknya kelenjarnya tidak beraturan dan bahkan dapat
berproliferasi, berada pada jaringan ikat.
Fibroadenoma yang sering ditemukan berbentuk bundar atau oval, tunggal, relatif
mobile, dan tidak nyeri. Massa berukuran diameter 1-5 cm. Biasanya ditemukan
secara tidak sengaja. Fibroadenoma mammae dibedakan menjadi 3 macam:
a. Common Fibroadenoma
b. Giant Fibroadenoma umumnya berdiameter lebih dari 5 cm
c. Juvenile Fibroadenoma pada remaja
1. Penyebab
Fibroadenoma ini terjadi akibat adanya kelebihan atau sensitivitas jaringan terhadap
hormon estrogen. Biasanya ukurannya akan meningkat pada saat menstruasi atau pada
saat hamil karena produksi hormon estrogen meningkat. Selain itu pada umur kurang
dari 30 tahun biasanya akan lebh sering terjadi.
2. Gejala
Pertumbuhan fibroadenoma mammae umumnya tidak menimbulkan rasa sakit, hanya
ukuran dan tempat pertumbuhannya yang menyebabkan nyeri pada mammae. Pada
saat disentuh kenyal seperti karet. Benjolan dengan batas tegas, jelas dan mudah
digerakkan, bisa dirasakan pada SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri). Teraba
kenyal karena mengandung kolagen (serat protein yang kuat ditemukan di dalam
tulang rawan, urat daging dan kulit). Jaringan bila dilihat berwarna putih keabu-
abuan. Dapat membesar hingga 10 – 15 cm, selain itu pertumbuhan dari fibroadenoma
ini sangat lambat.
3. Patologi
a. Makroskopi: tampak bulat, elastis dan nodular, permukaan berwarna putih
keabuan.
b. Mikroskopi: epitel proliferasi tampak seperti kelenjar yang dikelilingi oleh
stroma fibroblastik yang khas (intracanalicular f. dan pericanalicular f.).
4. Penegakkan diagnosa
Pada awalnya penegakan diagnosa tehadap fibroadenoma mammae ini adalah
dilakukan pemeriksaan fisik, kemudian akan dilakukan mammogram (x-ray pada
mammae) atau ultrasound pada mammae apabila diperlukan. Yang paling pasti dan
tepat dalam diagnosa terhadap fibroadenoma mammae ini adalah penggunaan sampel
biopsi. Pengambilan sampel biopsi ini dapat dilakukan dengan mengiris bagian
mammae atau dengan memasukkan jarum yang kecil dan panjang untuk mengambil
sampel sel fibroadenoma tersebut.
Diagnosa terhadap FAM ini dapat dibuat dengan penggabungan penilaian klinis,
ultrasonografi dan pengambilan sampel dengan penggunaan jarum. Penilaian klinis
terhadap benjolan payudara ini harus mempertimbangkan:
a. Umur
1) Karsinoma : umumnya menyerang pada usia menjelang menopause
2) Fibroadenoma : umumnya menyerang wanita usia di bawah 30 tahun
5. Pengobatan
Terapi untuk fibroadenoma tergantung dari beberapa hal sebagai berikut:
a. Ukuran
b. Terdapat rasa nyeri atau tidak
c. Usia pasien
d. Hasil biopsy
Terapi dari fibroadenoma mammae dapat dilakukan dengan:
a. Operasi pengangkatan tumor tersebut, biasanya dilakukan general anaesthetic
pada operasi ini. Operasi ini tidak akan merubah bentuk dari payudara, tetapi
hanya akan meninggalkan luka atau jaringan parut yang nanti akan diganti oleh
jaringan normal secara perlahan.
b. Karena FAM adalah tumor jinak maka pengobatan yang dilakukan tidak perlu
dengan pengangkatan mammae. Yang perlu diperhatikan adalah bentuk dan
ukurannya saja. Pengangkatan mammae harus memperhatikan beberapa faktor
yaitu faktor fisik dan psikologi pasien. Apabila ukuran dan lokasi tumor tersebut
menyebabkan rasa sakit dan tidak nyaman pada pasien maka diperlukan
pengangkatan.
B. KISTA SARCOMA FILODES

1. Pengertian
Kista sarcoma philodes adalah fibro adenoma yang tumbuh meliputi seluruh mamae,
adakalanya bertambah besar nyaris tidak tergendong oleh penderita. (Prawirohardjo,
Sarwono, 1997: 485)
Tumor philodes (Cista sarcoma philodes) ialah tumor dengan pola Fibroma adenoma
mamae tetapi stromanya yang lebih seluler. (Cormain, S, 1986: 91)
Kista sarkoma fillodes mengandung kista-kista besar diantaranya banyak sekali
jaringan ikat sehingga terkadang diduga sarkoma dipermukaan tumor terdapat banyak
jaringan (seperti lembaran-lembaran/phylor).
Phylode: menyerupai daun; istilah yang digunakan untuk tumor yang pada
pemotongannya memperhatikan lobusi.
Johann Muller yang pertama kali memberikan nama ‘cystosarcoma phyllodes’ pada
tahun 1838. Di permukaan tumor ada jaringan seperti lembaran-lembaran buku.
Biasanya jinak, potensi jadi sarcoma. Timbul pada usia 35 – 40 tahun.
2. Etiologi
Etiologi kistosarkoma fllodes belum diketahui secara pasti, namun beberapa hal yang
diduga dapat mempengaruhi terjadinya tumor ini antara lain:
a. Kontrasepsi hormonal (terutama estrogen)
b. Pernah mengalami radiasi di daerah dada (lingkungan)
c. Adanya keturunan (genetik)
d. Wanita usia 35 – 40 tahun, resiko semakin meningkat pada keadaan:
1) Orang tua (ibu) pernah menderita Ca mammae terutama pada usia relatif muda
2) Anggota keluarga menderita Ca mammae
3) Sebelumnya pernah menderita penyakit tumor/ kanker
4) Penderita tumor jinak payudara
5) Kehamilan pertama terjadi sesudah umur 35 tahun
3. Ciri – Ciri Kista Sarkoma Philodis
a. Berbentuk bulat atau lonjong dengan batas yang tegas dan tepat dapat digerakkan.
b. Konsistensi tumor ini ada yang kistik dan padat seperti karet tidak melekat pada
kulit.
c. Tumor Philodes ini dapat berukuran kecil sekitar 3 – 4 cm dan dapat pula
berukuran sangat besar dan membuat payudara menjadi besar (bengkak).
4. Tanda Dan Gejala
a. Kulit payudara di atas tumor mengkilat.
b. Kulit regang dan tipis.
c. Kulit payudara memerah.
d. Pembuluh balik yang lebar.
e. Terasa panas.
f. Pembesaran kelenjar regional atau metastasis (jarang ditemukan).
g. Tumbuh dengan cepat.
5. Cara Mengetahui Kelainan Payudara Adalah Dengan SADARI (Periksa
Payudara Sendiri)
Adalah pemeriksaan payudara yg dilakukan sendiri oleh tiap wanita dengan cara
tertentu secara berkala tiap bulan. Sadari dapat membantu menemukan kelainan atau
penyakit payudra yang kemudian harus di pastikan oleh dokter.Waktu yang paling
tepat untuk melakukan sadari adalah sekitar semiggu setelah hari terahir menstruasi
dengan cara:
a. Berdirilah di depan cermin dan perhatikan apakah ada kelainan pada payudara.
Biasanya kedua payudara tidak sama besar, puting tidak terletak pada ketinggian
yang sama. Perhatikan apakah terdapat keriput, lekukan atau puting susu tertarik
ke dalam. Bila terdapat kelainan itu atau keluar cairan atau darah dari puting susu
segeralah pergi ke dokter.
b. Letakkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan kembali kedua payudara.
Bungkukkan badan hingga payudara tergantung ke bawah dan periksa lagi.
c. Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tanggan kiri di belakang kepala dan
sebuah bantal di bawah bahu kiri.Rabalah payudara kiri dengan telapak jari-jari
kanan. Periksalah apakah ada benjolan pada payudara. Kemudian periksa juga
apakah ada benjolan atau pembengkakan pada ketiak kiri.
d. Periksalah dan rabalah puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya kelenjar susu
bila diraba dengan telapak jari-jari tangan akan terasa kenyal dan mudah
digerakkan.Bila terasa ada benjolan sebesar 1 cm atau lebih, segeralah pergi ke
dokter. Lakukan hal yang sama untuk payudara dan ketiak kanan.
6. Penanganan
a. Eksisi lokal untuk lesi yang kecil.
b. Biopsi.
c. Masektomi ditambah dengan pengangkatan fasia pektoralis.
d. Radiasi dilakukan pasca bedah.

C. KANKER PAYUDARA

1. Pengertian Kanker Payudara

2. Gejala Kanker Payudara


Kanker payudara pada tahap dini biasanya tidak menimbulkan keluhan. Penderita merasa
sehat, tidak merasa nyeri, dan tidak terganggu aktivitasnya. Gejala yang mungkin
dirasakan pada stadium dini adalah benjolan kecil di payudara. Keluhan baru muncul bila
penyakitnya sudah lanjut. Beberapa keluhannya yaitu :
a. Timbul rasa sakit atau nyeri pada payudara.
b. Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin besar dan menyebabkan perubahan
warna pada puting susu.
c. Payudara mengalami perubahan bentuk dan ukuran karena mulai timbul
pembengkakan.
b. Luka pada payudara dan puting susu.
Eksema/erosi pd puting  retraksi  oedema spt kulit jeruk, mengkerut dan menjadi
borok  membesar dan mendalam  merusak payudara
c. Keluar darah, nanah, atau cairan encer dari puting atau keluar air susu pada wanita
yang tidak sedang hamil atau tidak sedang menyusui (Nipple discharge).
d. Puting susu tertarik ke dalam.
e. Kulit payudara mengkerut seperti kulit jeruk (Peau d'orange).
f. Pembesaran pada ketiak yaitu kelenjar getah
Diagnosis
Diagnosis kanker payudara dapat dilakukan dengan 3 pemeriksaan yaitu:
a. Anamnesa
1) Anamnesa terhadap keluhan di payudara atau ketiak apakah ada benjolan, rasa
sakit atau terjadi kelainan kulit.
2) Anamnesa terhadap keluhan di tempat lain berhubungan dengan metastasis
(nyeri tulang, sakit kepala, sesak, batuk, dan lain-lain).
3) Anamnesa terhadap faktor-faktor risiko (usia, faktor keluarga, faktor hormonal,
riwayat keluarga, dan konsumsi lemak).
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap status lokalis payudara kiri dan kanan
berhubungan dengan perubahan kulit, status kelenjar getah bening dan pemeriksaan
metastasis jauh.
c. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dapat berupa pemeriksaan radiodiagnostik/imaging
dilakukan untuk diagnostik dengan menggunakan USG (ultrasonografi) payudara dan
mammografi dan untuk menentukan stadium dengan menggunakan foto thoraks,
USG abdomen dan scan tulang.
Selain itu dapat juga dilakukan pemeriksaan histopatologik yang diambil melalui biopsi
untuk tumor ≤ 2 cm maupun untuk tumor > 2 cm dan Biopsi Jarum Halus (BJAH).
3. Stadium
Menurut Portman, stadium kanker payudara terdiri dari :
a. Stadium I : Tumor terbatas dalam payudara, bebas dari jaringan sekitarnya, tidak ada
fiksasi/infiltrasi ke kulit dan jaringan yang dibawahnya (otot). Besar tumor 1-2 cm.
Kelenjar getah bening regional belum teraba.
b. Stadium II : Sama dengan stadium I, hanya besar tumor 2,5-5 cm dan sudah ada satu
atau beberapa Kelenjar Getah Bening (KGB) aksila yang masih bebas dengan
diameter kurang dari 2 cm.
c. Stadium IIIA : Tumor sudah meluas dalam payudara (5-10 cm) tapi masih bebas di
jaringan sekitarnya, kelenjar getah bening aksila masih bebas satu sama lain.
d. Stadium IIIB: Tumor sudah meluas dalam payudara (5-10 cm), melekat pada kulit
atau dinding dada, kulit merah dan edema (lebih dari 1/3 permukaan kulit payudara),
ulserasi dan nodul satelit, kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain atau
terhadap jaringan sekitarnya. Diameter lebih dari 2,5 cm, belum ada metastatis jauh.
e. Stadium IV : Tumor seperti pada yang lain (stadium I,II dan III), tetapi sudah disertai
dengan kelenjar getah bening aksila, supraklavika dan metastatis lebih jauh lainnya.
4. Pencegahan Kanker Payudara
a. Pencegahan Primordial
Upaya ini dimaksudkan dengan memberi kondisi pada masyarakat yang
memungkinkan penyakit tidak mendapat dukungan dasar dari kebiasaan, gaya hidup
dan faktor risiko lainnya. Upaya pencegahan ini sangat kompleks dan tidak hanya
merupakan upaya dari pihak kesehatan saja, misalnya menciptakan prakondisi
sehingga masyarakat merasa bahwa rokok itu suatu kebiasaan yang kurang baik, dan
mempromosikan program berolahraga secara teratur serta melakukan salah satu
bentuk promosi kesehatan yang ditujukan pada orang yang sehat melalui upaya pola
hidup sehat.
b. Pencegahan Primer
Pencegahan primer pada kanker payudara dilakukan pada orang yang memiliki resiko
untuk terkena kanker payudara melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan
pada berbagai faktor resiko.
Beberapa cara yang dilakukan adalah :
1) Perbanyak makan buah dan sayuran berwarna kuning atau hijau karena banyak
mengandung vitamin, seperti beta karoten, vitamin c, mineral, klorofil, dan
fitonutrien lainnya yang dapat melindungi tubuh dari kanker.
2) Kurangi makanan yang mengandung lemak tinggi. Telah banyak bukti yang
menunjukan adanya hubungan makanan tinggi lemak dengan beberapa jenis
kanker, dan yang terbanyak terjadi pada kanker payudara.
3) Konsumsilah makanan yang banyak mengandung serat. Serat akan menyerap
zat-zat yang bersifat karsinogen dan lemak, yang kemudian membawanya
keluar dengan feses.
4) Makanlah produk kedelai seperti tahu dan tempe. Kedelai selain mengandung
flonoid yang berguna untuk mencegah kanker, juga mengandung genestein
yang berfungsi sebagai estrogen nabati (fitoestrogen). Estrogen nabati iini akan
menempel pada reseptor estrogen sel-sel epitel saluran kelenjar susu, sehingga
akan menghalangi estrogen asli untuk menempel pada saluran susu yang akan
merangsang tumbuhnya kanker.
5) Kurangi makan makanan yang diasinkan, dibakar, diasap atau diawetkan
dengan nitrit. Makanan tersebut dapat menghasilkan senyawa kimia yang dapat
berubah menjadi karsinogen aktif.
6) Hindari alkohol dan rokok.
7) Pengontrolan berat badan dengan diet seimbang dan olahraga akan mengurangi
resiko terkena kanker payudara.
8) Upayakan pola hidup yang seimbang seperti menghindari gaya hidup yang
sering mengkonsumsi makanan tinggi lemak, makanan cepat saji dan usahakan
olahraga teratur.
9) Hindari stress.
Kaum perempuan harus mewaspadai setiap perubahan yang terjadi pada
payudaranya. Untuk mengetahui perubahan-perubahan tersebut, ada cara sederhana
yang disebut "SADARI" atau periksa payudara sendiri. Pada wanita produktif,
SADARI harus dilakukan sebulan sekali, 5-7 hari setelah haid berakhir, karena saat
ini pengaruh hormonal estrogen progesteron sangat rendah dan jaringan kelenjar
payudara saat itu dalam keadaan tidak oedema sehingga lebih mudah meraba adanya
tumor atau kelainan.
c. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder berupa usaha untuk mencegah timbulnya kerusakan lebih lanjut
akibat kanker payudara dengan mengidentifikasi kelompok populasi berisiko tinggi
terhadap kanker payudara, dan deteksi dini pada individu yang tanpa gejala. Deteksi
dini dapat dilakukan dengan :
1) Pemeriksaan Klinis Payudara
a) Mencari benjolan atau kelainan lainnya. Karena organ payudara
dipengaruhi oleh faktor hormonal antara lain estrogen dan progesteron,
maka sebaiknya pemeriksaan payudara dilakukan di saat pengaruh
hormonal ini seminimal mungkin/setelah menstruasi ± 1 minggu dari hari
terakhir menstruasi.
b) Penderita diperiksa dengan badan bagian atas terbuka.
c) Posisi tegak (duduk).
d) Penderita duduk dengan tangan jatuh bebas ke samping dan pemeriksa
berdiri di depan dalam posisi yang lebih kurang sama tinggi.
2) Inspeksi (pandangan)
a) Membandingkan ukuran (simetris) atau antara payudara kanan dan kiri.
b) Ada atau tidak kelainan pada puting payudara (papilla mammae), letak
dan bentuk, adakah penarikan (retraksi) puting susu, kelainan kulit, tanda-
tanda peradangan, kelainan warna (peau de’orange), dimpling
(lesung/lekukan), tukak (ulserasi), dan lain-lain.
3) Palpasi
Penderita dibaringkan dan diusahakan agar payudara jatuh tersebar rata di atas
lapangan dada, jika perlu bahu/punggung diganjal dengan bantal kecil pada
penderita yang payudaranya besar.
4) Pemeriksaan Mammografi
Mammografi merupakan pemeriksaan dengan metode radiologis sinar x pada
payudara dan tingkat adisinya dibuat sekecil mungkin sehingga tidak
menimbulkan efek samping pada pasien, karena radiasi sinar x yang berebihan
malah akan memicu pertumbuhan sel kanker. Kehebatan mammografi ialah
kemampuannya mendeteksi tumor yang belum teraba sekalipun (radius 0,5 cm)
masih dalam stadium dini.
Waktu yang tepat untuk melakukan pemeriksaan mammografi pada wanita
produktif adalah hari 1-14 dari siklus haid (menstruasi) atau dua minggu
sebelum haid yang akan datang. Pada perempuan usia nonproduktif dianjurkan
untuk dilakukan kapan saja.
American Cancer Society dalam programnya menganjurkan sebagai berikut :
a) Untuk perempuan berumur 35-39 tahun, cukup 1 kali mammografi.
b) Untuk perempuan berumur 40-50 tahun, cukup dilakukan 1 atau 2 tahun
sekali.
c) Pada perempuan berumur di atas 50 tahun , mammografi dilakukan
setahun sekali.
5) Ultrasonografi (USG)
Ultrasonografi merupakan alat bantu pemeriksaan yang menggunakan
gelombang suara dan tidak menggunakan sinar rontgen. Pemeriksaan ini tidak
menimbulkan rasa sakit pada pasien.
Ultrasonografi payudara ditujukan sebagai berikut :
a) Untuk memeriksa perempuan berusia dibawah 35 tahun, perempuan
hamil, dan perempuan yang menyusui.
b) Untuk membedakan kista dengan tumor yang berisi jaringan padat.
c) Untuk membantu hasil mammografi agar memperoleh nilai akurasi yang
lebih tinggi.
d) Untuk membantu hasil mammografi agar memperoleh nilai akurasi yang
lebih tinggi.

6) Xerografi :
Suatu ”fotoelectric imaging system” berdasarkan pengetahuan xerografic.
Ketepatan diagnostik cukup tinggi 95,3% dimana dapat terjadi ” false
positive”± 5%.
7) Scintimammografi
Adalah teknik pemeriksaan radionuklir dengan menggunakan radioisotop.
Pemerisaan ini mempunyai sensifitas tinggi untuk menilai aktifitas sel kanker
pada payudara selain itu dapat pua mendeteksi lesi multipel dan keterlibatan
KGB regional.
d. Pencegahan Tertier
Pencegahan tersier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita
kanker payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai dengan
stadiumnya akan dapat mengurangi kecacatan dan memperpanjang harapan hidup
penderita. Pencegahan tertier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup
penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan.
Setelah selesai pengobatan perlu dilakukan rehabilitasi seperti gerakan-gerakan untuk
membantu mengembalikan fungsi gerak dan untuk mengurangi pembengkakan.
5. Penatalaksanaan Medis
Pola pengobatan kanker payudara tergantung pada stadium tumor. Keberhasilan
pengobatan kanker payudara bergantung pada stadiumnya. Semakin dini ditemukan
semakin mudah disembuhkan. Terdapat 3 cara pengobatan yang sudah dibakukan yaitu:
a. Operasi
Tindakan pengobatan dapat diakukan dengan Operasi yang dilakukan dengan
mengambil sebagian atau seluruh payudara. Cara pengobatan ini bertujuan untuk
membuang sel-sel kanker yang ada di dalam payudara. Jenis-jenis operasi yang
dilakukan untuk mengobati kanker payudara adalah sebagai berikut:
1) Lumpektomi
Lumpektomi merupakan operasi pengangkatan sebagian dari payudara dimana
pengangkatan hanya pada jaringan yang mengandung sel kanker, bukan
seluruh payudara. Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian radioterapi.
Biasanya lumpektomi direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya
kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.
2) Mastektomi
Mastektomi merupakan operasi yang dilakukan untuk mengangkat seluruh
payudara beserta kankernya, kadang-kadang beserta otot dinding dada.
3) Operasi Pengangkatan Kelenjar Getah Bening
Operasi ini biasanya dilakukan jika sudah ada penyebaran kanker dari
payudara ke kelenjar getah bening di ketiak.
b. Radioterapi
Radioterapi merupakan pengobatan dengan melakukan penyinaran ke daerah yang
terserang kanker, dengan tujuan untuk merusak sel-sel kanker. Pemilihan jenis
radioterapi yang digunakan didasarkan pada lokasi kanker, hasil diagnosis, dan
stadium kanker. Radioterapi dapat dilakukan sesudah operasi ataupun sebelum
operasi.
c. Kemoterapi
Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair,
kapsul atau infus yang bertujuan membunuh sel kanker tidak hanya pada payudara
tapi juga seluruh tubuh. Efek dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan
muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat
kemoterapi. Efek samping ini dapat dikontrol dengan pemberian obat . Kemoterapi
biasanya diberikan 1-2 minggu sesudah operasi. Namun untuk tumor yang terlalu
besar, sebaiknya dilakukan kemoterapi praoperasi.
d. Terapi Hormonal
Terapi hormonal adalah bila penyakit telah sistemik berupa metastasis jauh. Terapi
hormonal biasanya diberikan secara paliatif sebelum kemotherapinya karena efek
lebih lama dan efek sampingnya kurang, tetapi tidak semua kanker peka terhadap
terapi hormonal. Terapi hormonal merupakan terapi utama pada stadium IV.
D. TUMOR JINAK DAN GANAS GENETALIA

TUMOR JINAK PADA VULVA

T. Kistik Vulva
K. sisa jaringan embrio K. Kelenjar
K. inklusi
K. Gärtner K. saluran K. K. Sebasea Hidradenoma Penyakit Fox- K. K. Endometriosis
epidermis
Nuck Bartholini Forduce Paraurethra
Tjd akibat p’lukaan B’asal dr sel B’asal dr sisa Tjd akibat B’asal dr B’asal dr Tdj akibat Tjd akibat Hampir sama dg
episiotomi mesonefridiku prosesus radang kel.sebasea kel.keringat sumbatan t’tutupnya endometriosis
/robekan s Wolffi vaginalis kulit pd sal.kelenjar sal.kelenjar
Etiologi : sel epitel (dinding peritoneum labia mayor keringat  uretra
t’pendam b’warna vagina dekat Karakteristik : Tjd k/ kristal kecil o/infeksi
kekuning- urethra & b’isi cairan penyumbata dg diameter
kuningan/ abu-abu klitoris) jernih dg n 1-3 mm gatal
b’garis tengah & Karakteristik : dinding sal.kelenjar B’sifat :
b’isi cairan kental epitel selaput  timbunan kambuh sebab
 kista kubus/torak peritoneum sebum (mgd emosi &
Gejala : ≠ ada b’isi cairan kristal rangsangan
jernih, kolesterol yg seksual
konsistensi t’infeksi) Lokasi :
lunak kecil Karakteristi ketiak &
hingga k : b’warna gelanggang
m’capai kuning susu
ukuran kepala keabu-
bayi abuan, batas
jelas &
konsistensi
keras,
ukuran kecil
TUMOR JINAK PADA VULVA

T. Solid Vulva
T. Epitel T. Jaringan Mesodermal
Kondiloma Karunkula Nevus Hiperkeratosis Fibroma Lipoma Leiomioma Neurofibroma Hemangioma Limfangioma
akuminata urethra pigmentosus
Penyebab : T’bagi 2 : Karakteristik : Penyebab : B’asal dr B’asal dr B’asal dr B’asal dr Tjd k/ varises B’asal dr
HPV type 6 - K.U. lesi b’warna dermatitis jaringan jaringan otot polos sarung serabut kecil & dpt jaringan
& II neoplasma : kehitam- di sekitar lemak di ligamentum saraf, kecil, menyebabkan p’buluh limfa
Ditularkan polip merah hitaman (biru labia sekitar rotundum lunak, b’bentuk p’darahan & ≠ b’warna
mll hub seks muda dg tua) pd mayor, labia dekat pd polipoid & pasca
Gambaran tangkai p’mukaan dpt mayor dg labia mayor b’warna spt menopouse
histologik : Gejala : nyeri vulva tumbuh konsisten t’susun spt daging
papiloma  waktu jalan & b’diameter 1- besar dg si lunak, pusaran
ganas duduk, 2 mm konsisten dpt air/konde
Gambaran dispareunia, si lunak b’tangkai
makroskopik disuria, & &
: spt jengger p’darahan & b’warna m’capai
ayam p’bengkakan putih ukuran
- K.U. keabu- besar
granulomatosa abuan
: tonjolan pd
granulomatosa
, ≠ b’tangkai,
b’warna merah
kusam & ≠
nyeri
TUMOR JINAK PADA VAGINA

T. Kistik T. Solid
Granuloma T. miksoid vagina Adenosis vagina
Sifat & karakteristik hampir sama Bukan neoplasma, b’bentuk polip Konsistensi : lunak spt Tumor jinak vagina t’letak dekat serviks uteri
pd T. Kistik Vulva Tjd pd bekas operasi kolporafi & kista b’isi jaringan Karakteristik : mukosa vagina tampak merah &
histerektomi total miksomatosa granular/b’bintik
Penyebab : p’berian dietilstilbestrol/ho. Estrogen sistesis
lain

TUMOR JINAK PADA UTERUS

Ektoserviks Endoserviks Endometrium


K. sisa jaringan K. K. Papiloma Hemangioma Polip Polip Adenoma- Mioma Polip
embrional endometriosis Nabothi endometrium adenomafibroma submukosum plasenta
B’asal dr Letaknya B’warna Ad/ sisa Letaknya Tangkai Bahasan sama Konsistensi lunak Sarang B’asal dr
sal.mesonefridikus superfisial putih epitel yg superfisial, panjang polip & b’warna mioma plasenta yg
wolffi (dinding m’kilap t’lebih pd menyebabkan hingga keluar endometrium kemerah-merahan tumbuh t’tinggal
ektoserviks) b’isi trauma metroragi dr vulva b’tangkai & Penanganan
cairan bedah keluar dr : kuret,
mukus maupun uterus  histereskopi
p’salinan mioma (kauteterisasi
(myom & bedah
geburt) laser)
konsistensi
kenyal
b’warna putih
TUMOR JINAK PADA TUBA FALOPPI

T. Neoplasma T. Non-Neoplasma
T. Neoplastik K. Parovarium
Adenoma T’letak diantara tuba bag.distal & ovarium dg diameter 4 cm Hidrosalping
Leiomioma B’isi cairan jernih Piosalpin
Fibroma K. Tuboovarial
K. Dermoid

TUMOR JINAK PADA OVARIUM

T. Non-Neoplastik
T. Akibat T. Lain
Radang K. Folikel K. Korpus luteum K. Lutein K. Inklusi Germinal K. Endometrium K. Stein-Leventhal
Abses ovarial B’asal dr folikel de B’asal dr p’darahan pd Tjd akibat p’besaran Tjd k/ invaginasi & Sama dg Tdj akibat sumbatan
Abses tobo- Graaf yg ≠ b’ovulasi korpus luteum ovarium pd post isolasi bagian kecil endometriosis sal.kelenjar keringat
ovarial (p’aruh estrogen) persistens dg isi cairan mola hidatidosa, dr epitel  kristal kecil dg
K. tubo-ovarial Karakteristik : b’warna merah coklat kariokarsinoma  germinativum pd diameter 1-3 mm gatal
sebesar jeruk nipis, dg dinding kista kistik p’mukaan ovarium B’sifat : kambuh
b’isi cairan jernih b’warna kuning Besar m’capai sebab emosi &
(mgd estrogen) Gejala : amenorea, kepalan tinju rangsangan seksual
nyeri perut bag.bawah Penyebab : Lokasi : ketiak &
ho.koriogonadotropin gelanggang susu
yg b’>>
TUMOR JINAK PADA OVARIUM

T. Neoplastik
T. Kistik T. Solid
Kistoma ovarii Kistadenoma ovarii Kistadenoma ovarii K. endometriod K. Dermoid Fibroma T. Brenner T. Maskulinovo-
simpleks musinosum serosum Ovarii blastoma
Mpr p’mukaan B’asal dr epitel B’asal dr epitel P’mukaan licin & Teratoma B’asal dr B’asal dr sisa2 B’asal dari sel
rata & halus, germinativum. germinativum dg unilateral. kistik yg elemen sel2 Walthard adrenal ektopik
b’tangkai. Dinding kista p’mukaan licin. Dinding t’dpt 1 jinak b’warna fibroblastik yg belum dalam ovarium.
Dinding tipis, b’warna putih keabu- Dinding kista b’warna lapisan sel putih kuning stroma m’adakan Menimbulkan
b’isi cairan abuan, b’isi cairan putih keabu-abuan. menyerupai ovarium. diferensasi gejala
jernih, serus & lendir yg khas, kental B’isi cairan kuning lemak. P’mukaan ≠ maskulinisasi yg
b’warna kuning (gelatin) kecoklatan k/ b’campur Kenyal pd 1 rata, t’diri : hirsutisme,
Terapi : Terapi : p’angkatan darah bagian & konsistensi p’besaran klitoris,
p’angkatan kista tumor bagian keras, warna atrofi mamma &
lainnya padat merah jambu perub suara
keabu-abuan Terapi :
p’angkatan tumor
b’sama ovarium
TUMOR GANAS PADA VULVA

Karsinoma vulva Melanoma Adenokarsinoma


Ca in citu Carsinoma Ca Sel Basal vulva Basalioma Penyakit Paget Karsinoma Sarcoma pada Tumor ganas
invasive Verukosa vulva sekunder pada vulva
Ca in situ dari Umumnya jarang terjadi Keganasan Biasanya Merupakan lesi Karsinoma ini Sarcoma vulva Berasal dari jaringan
vulva merupakan tampak sebagai no 2 pada ditemukan intraepitalial adalah sangat jarang dekat vulva seperti
merupakan penyakit ulkus dengan vulva di daerah vulva, yang keganasan pada tapi metastasis serviks uteri, vagina,
suatu kesatuan wanita tua pinggir yang sesudah yang sering bersama- vulva, berjarak jauh uterus yang
yang nyata frekuensi melipat. dalam karsinoma. berambut, sama dengan berbentuk tumor umum terjadi. merembet langsung
walaupun yang tertinggi pertumbuhanya hamper 5 % sesekali munculnya eksofitik seperti tumor ini atau secara limfogen
lebih jarang adalah pada vulva ca makin dari semua pada labio adenokarsinoma papil pada histologik dapat atau embolisasi
daripada ca in umur 70 lama makin melanoma mayora kelenjar kondilomata berupa melalui pembuluh
situ dari tahun. besar, dengan maligna sebagai apokrin. akuminata, atau leiomiosarkoma, darah balik. paling
serviks Penyakit ini pertambahan muncul di macula seperti bunga limfosarkoma, sering ditemukan
sifatnya dapat mulai indurasi, vulva yang kemerahan kol dan epitelioid adalah metastasis
hampir sama ditiap bagian ulcerasi dan merupakan 1 atau sarcoma. koriokarsinoma yang
misalnya pada dari vulva. udem. Bila % dari kulit kecoklatan penyebarannya memberi gambaran
penyakit ini Jenis dibiarkan dapat permukaan atau sangat cepat, khas berwarna biru
pun histologisnya merusak seluruh sebagai karena secara kehitaman.
ditemukan yang sering seluruh vulva. tubuh. nodul kecil hematogen. penanganan dengan
aktivitas ditemukan Metastase tempat yang prognosis sangat kemoterapi tunggal
mitose yang adalah dapat predileksi di mengalami buruk. (MTX) atau
abnormal dari squamous sel mencapai labia minora, ulserasi kombinasi,
lapisan epitel ca. Kadang – kelenjar limfe klitoris ditengahnya tergantung dari factor
hanya saja kadang femoral dan sering (ulkus resikonya.
disini jenisnya ditemukan inguinal dalam meluas ke rodens). lesi
spinal dan carsinoma sel waktu yang vagina dan ini hamper
pula masih basal. Hanya singkat, uretra berupa tak pernah
ditemukan ca primer komunikasi benjolan menyebar
tanda – tanda golongan seluran limfe (nodul) yang ke kelenjar
diferensiasi bartholini daerah ini berwarna getah
dari sel jenisnya sangat banyak. hitam bening
komponen mungkin kebiruan. sebab itu
walaupun adeno ca, menyebar eksisi local
jelas adanya transitional secara yang luas
anaplasi epidermoid. limfogen sudah
intraepitelial makroskopis dengan memadai
tapi jarang tampak membentuk untuk
sekali keputih nodul satelit tujuan
ditemukan putihan sekeliling kuratif
sitologi Ca in berulkus atau tumor primer
situ dari vulva granulo untuk
yang murni. mateus. kemudian
Bentuk khas bermetastatis
dari ca in situ ke kelenjar
ditandai oleh limfa
lesi merah regional.
dari epitel
yang menebal
dan secara
mikroskopis
ditemukan
paget sel yang
besar dan
pucat.
TUMOR GANAS PADA VAGINA

Tumor ganas primer pada vagina sangat jarang. Bilamana serviks uteri ikut terlbat dalam proses, maka dianggap tumor itu tumir ganas serviks uteri. Begitu
pula bila mana vulva ikut terlibat dalam proses, maka tumor ganas itu disebut tumor ganas vulva. Di RSCM Jakarta,tumor ganas pada vagina ditemukan sebanyak
0,3% dari semua tumor ganas ginekologik pada kelompok umur 45-75 tahun. Berikut ini klasifikasi dari carsinoma vagina:
Carcinoma primer Carcinoma in situ Carcinoma sekunder Sarcoma
Umumnya terletak pada Bisa terjadi akibat : Dapat merupakan metastasis dari : Bentuknya menyerupai anggur
dinding belakang, berkembang a. Kanker primer vagina a. Kanker serviks : berwarna merah jambu, polip
sebagai penumbuhan yang b. Beramaan atau sebagai lanjutan Bila hanya mengenai 2/3 prox : stad II yang oedemateus dan menonjol
papipler atau dengan indurasi kanker intraepithelial dari Bila sudah mengenai 1/3 distal : stad III dari vagina dapat dikatakn
yang kemudian mengalami cerviks b. Kanker corpus : pathognomonis.
ulcerasi dengan gejala c. Akibat kanker serviks yang Kalau vagina sudah terkena bararti corpus Pada stadium yang lanjut, seluruh
perdarahan. Pada stadium yang invasif kankernya sudah mencapai stad III vagina dapat dikenai, dengan
lanjut dapat mengadakan c. Chorio carcinoma : disertai metastasis ke serviks,
penetrasi ke rectum, sehingga Tampak sebagai benjolan berwarna merah parametrium dan abdomen.
menimbulkan fistel kebiru-biruan, batas jelas, bila disertai nekrose
rectovaginal. jadi rapuh dapat menyebabkan perdarahan
yang hebat.
TUMOR GANAS PADA UTERUS

Adenokarsinoma Endometrium
Grading 1 Grading 2 Grading 3 Sarkoma Uterus Khoriokarsinoma

Diferensiasi sel-sel Sudah terdapat Sebagian terbesar sel adalah Sarkoma uterus sangat jarang terjadi (1-3% Merupakan neoplasma ganas yang timbul
masih baik bagian-bagian padat atau solid, atau dari seluruh kanker rahim). Penyebarannya dari khorion embrional dimana kedua
yang solid atau diferensiasi sel-sel sudah cepat karena melalui pembuluh darah, lapisan epitel trofoblas terlibat.
padat tidak baik lagi diagnosis dini sering sulit dibuat dan
(undifferentiated) biasanya ditemukan saat operasi pada
mioma uterus. Curigai kemungkinan
pertumbuhan maligna (degenerasi
sarkomatosa) pada wanita menopause
dengan mioma uteri. Penanganan:
TAH+BSO dilanjutkan dengan
tambahan/adjuvans khemoterapi.

TUMOR GANAS PADA TUBA FALOPII


T. Papiler T. Papilo-alveoler (adenomatosa) T. Alveo-meduler
Tumor belum mencapai otot tuba dan deferensiasi selnya masih Tumor telah memasuki otot tuba dan Terlihat mitosis yang atipik dan terlihat
baik, batas daerah normal dengan tumor masih dapat memperlihatkan gambaran kelenjar. invasi sel ganas ke dalam saluran limfa
ditunjukkan. tuba.
TUMOR GANAS PADA OVARIUM
TUMOR EPITELIAL SEX –CORD STROMAL TUMOURS
Serosa Musino Endrometr Clearcell (mesonephroid) Tumor granulosa –thece cell
sa oid Benign Bor Karsino Brenner Epiteli Karsinoma Tumor ≠ Beni Mali Androbl Gynandr ≠
a derli ma al ≠ terklasifi gna gna astoma oblastom Terklasifi
ne campu terdiferensi kasi a kasi
mali ran asi
gna
ncy
Dibagi Dibagi Permukaan Tumor Dici 20 % Brenner Tumo Karsinoma Tumor Tum Tum Ttumor Tumor Diduga
menjadi menjadi kista licin, yang rika keganas tumor terdiri r ini ovarii epitelium or or sel yang bahwa
kistaden kistaden dengan letak banyak n an alat dari sel-sel jarang epitelial. ovarium yang yan sertolli- diperken tumor
oma oma umumnya ditemu deng reprodu transisi terjad Secara merupak relati g leydig alkan jenis ini
ovarii ovarii unilateral. kan an ksi dengan i, histologik an 40% f relat Berrdife oleh berasal
serosa, musinos Pada pada adan a. Dete stroma mewa dibagi dari bany if rensiasi scully dari
kistaden um, dinding wanita ya ksi padat. kili menjadi semua ak jara baik : pada mesenkhi
okarsin kistaden terdapat satu golong polif dini Mereka kuran tumor tumor dite ng - And tahun m gonad,
oma okarsino lapisan sel an erasi sang mewakili g dari serosa, ovarium. muka di robl 1953 di yang
ovarii ma sel yang yang sel at sekitar 2% - 1 endometrioi Ada 2 n tem asto jumpai potensial
serosa, ovariim menyerupai tua yang sulit 3% dari perse d, mukosa, jenis: pada uka ma dalam mampu
adenofi usinosu lapisan lebih b. Fakt tumor n dari clear cell, serosa wanit n tubu ovarium mendefere
broma, m, epitel besa or ovarium dan kanke tumor dan a dan lar:t atau nsiasi ke
kistaden adenofib endometriu r risik jarang r Brenner musinosa golo justr um testis dalam
ofibrom roma m dari o; ganas. ovariu dan . Kedua- ngan u sel yang struktur
a dan dan pada Diet, Brenner mdan karsinoma duanya yang bera serto disgeneti gonad
tumor tumor tum Pem tumor secara tidak mempun tua wala lli(a k, terdiri laki-laki
serosa musinos or akaia biasanya histol terdiferensi yai n deno dari sel dan
borderli um jinak n kecil (<2 ogis asi. kecender den ma wanita,
ne. borderli . talk, cm) mirip ungan gan tubu hingga
ne. Diag famil danmenemu denga untuk terat lar tumor
Warna Tumor nosi ialG kan n tumbuh oma “of dapat
kista ini ini s ejala kebetulan, tumor bilateral testi pick mengakib
putih lazimny tum dan tapi pasien prime dan s ”) atkan
keabu a or tand yang terkena r berimpla yan - And munculny
abuan, berbentu bord a mungkin uterus ntasi di g robl a tanda-
permuk k erlin c. Akib hadir . rongga umu asto tanda
aan licin multilok e at dengan Menu peritoneu mny ma maskulinis
dan uler, ditet pertu gamblang rut m. a tubu asi atau
bentukn permuk apka mbu massa defini Perubaha gana lar feminisasi
ya aannya n han atausakit. si, n ke arah s deng pada
unilocul berlobus atas tumo tumor tumor  ganas an penderitan
ar, lobus dasa r: Brenner menga terjadi peni ya.
walau (lobulate r lesi d. Benj berhubunga ndung pada mbu
ada juga d), ovar olan, n dengan unsur yang nan
multilok unilatera ii nafs tumor ganas berjenis lema
ular. l, mak u ovarium lain epitel serosa. k
Ciri dinding a mak dalam 30% dan - Tum
khas kista adan an kasus mesen or
kista ini agak ya men (8,22,23).tu kim sel
ialah tebal impl urun, mor Brenner serto
potensi  dan ant men nyata li-
pertumb berwarn demi ekan sebagai leydi
uhan a putih kian kand massa kistik g
papiler keabu- itu ung multilocular (ade
ke abuan., tidak kenc dengan no
dalam menyeb mer ing, komponen tubu
rongga abkan upak rasa padat lar
kista Penanga an penu atausebagai sel
sebesar  nan alasa h massa, leydi
5 terdiri n diper sebagian g)
0% dan atas untu ut, besar kecil
keluar pengang k mual padat
pada pe katan men munt (Gambar
rmukaa tumor. olak ah, 10). Pada
n kista Bila diag nyeri CT,
5 tumor nosi perut komponen
%. sangat s , padat
Isi kista membes acsit darimassa
cair, ar, biasa es yang agak
kuning nya dan atau sedang
dan dilakuka perd ditingkatkan
terkada n arah . Pada
ng salpingo an pencitraan
coklat - e. Akib MR T2-
karenac oovorek at tertimbang,
ampura tomi aktifi stromafibros
n darah. tas a padat
Tak horm menunjukka
jarang onal n intensitas
kistanya f. Akib sinyal
sendiri at bawah sama
kecil kom dengan yang
tetapi plika fibroma.
permuk si: kalsifikasiEk
aannya  Perd stensif
penuh arah amorf sering
dengan an, hadir dalam
pertumb Torsi komponen
uhan , padat
papiler Infek
(solid si
papillo g. Pena
ma). ngan
Namun an :
karena Peng
kista ini anga
sulit kata
dibedak n
an mass
dengan a
yang tumo
ganas, r dan
maka alat
walaup genit
un al,
disebut Kem
hisopa otera
tologic pi
ally dan
benign Radi
, secara otera
klinis pi
kista ini
diangga
p
sebagai
clinica
llymali
gnant.
Penang
anan
dilakuk
an
pengan
gkatan
tumor
BAB 3

PENUTUP

1. KESIMPULAN
Kelainan sistem reproduksi karena gangguan hormone pada wanita
dapat menyebabkan berbagai masalah karena proses reproduksi wanita
dipengaruhi oleh hormon seperti estrogen, progesteron,
dan prolaktin. Hormon hormon pada wanita, Estrogen adalah hormon yang 
berungsi untuk perkembangan sifat seksual wanita

2. SARAN
Bagi Pembaca diharapkan semoga Materi ini dapat dipahami dan
memberikan sedikit pengetahuan mengenai Gamgguan kesehatan reproduksi.
Bagi mahasiswa serta dapat mengetahui apa itu Keganasan Pada Alat
Reproduksi.
DAFTAR PUSTAKA

1. Syaifudin, 2002, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal, Jakarta, YBPSP
2. Buku Panduan Praktis Materna dan Neonatal, 2001.
3. Mthai, Mathews, dkk, 2000, Impac Managing Complication In Pregnancy
and Childbirth, Departemen of Reproductive Health and Research.
4. Mayes, Midwifery, 12th Edition, 2000
5. Varneyer s H, 1997, Midwefery, UK, J Ones and Barlet Publisher
6. Mochtar R, 1998, Sinopsis Obstetri Jilid I, Jakarta
7. Manuaba, I.B.G., 1998, Ilmu Kebidanan, Penyakit /kandungan dan Keluarga
Berencana, Jakarta, EGC
8. Hanifa, dkk, 1999, Ilmu Kebidanan, Jakarta, YBPSP
9. Arias, Fernando, 1992, Practical Guide to High risk Pregnancy and Delivery,
Second Edition, Boston, Mosby Year Book
10. Benette VR, Brown LK, 1993, Midwefery Vol. , Cape Town : Creda Press
Solar road
11. Pusdiknakes – JHPIEGO, Modul 2, Pedoman Mengajar Dosen AKBID, 1999
12. Pusdiknakes – JHPIEGO, Modul 3, Pedoman Mengajar Dosen AKBID, 1999
13. Pusdiknakes – JHPIEGO, Modul 4, Pedoman Mengajar Dosen AKBID, 1999
14. Linda V, Walsh, Midwefery, 2001
15. Debora Bick, 2002, Postnatal Care, Evidence and Guide Lines for
Management.
16. Rukiyah, Ai Yeyeh., 2012. Asuhan Kebidanan IV Patologi Bagian 2, Jakarta,
TIM.

Anda mungkin juga menyukai