SEMARANG
Proposal Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan
untuk menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan
Diajukan oleh :
NIM 20101440117078
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lanjut usia ( lansia) adalah bagian dari proses tumbuh kembang.
Manusia tidak secara tiba tiba menjadi tua tetapi berkembang dari bayi,
anak anak, dewasa dan akhirnya menjadi tua. Semua orang akan
mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan masa hidup
manusia yang terakhir dimasa ini seseorang mengalami kemunduran fisik,
mental dan sosial secara bertahap (Azizah,2011). Proses kehidupan
adalah siklus kehidupan yang ditandai dengan tahapan-tahapan
menurunnya berbagai fungsi organ tubuh, yang ditandai dengan semakin
rentannya tubuh terhadap berbagai penyakit (Fatmah,2010).
B. Rumusan masalah
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Keluarga
1. Pengertian
Keluarga adalah suatu sistem, sebagai sistem didalam keluarga
terdapat anggota meliputi ayah, ibu, dan anak atau semua individu
yang tinggal di dalam rumah tangga tersebut. Anggota keluarga saling
berinteraksi,interelasi, interdependensi untuk mencapai tujuan
bersama. (sulistya, 2012)
2. Tujuan Keluarga
Tujuan dasar pembentukan keluarga adalah
:
a. Keluarga merupakan unit dasar yang memiliki pengaruh kuat
terhadap perkembangan individu.
b. Keluarga sebagai perantara bagi kebutuhan dan harapan anggota
keluarga dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat.
c. Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
anggota keluarga dengan menstabilkan kebutuhan kasih
sayang,sosio-ekonomi, dan kebutuhan seksual.
d. Keluarga memiliki pengaruh yang penting terhadap
pembentukan identitas seorang individu dan perasaan harga diri.
(sulistya, 2012)
3. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut friedman dalam buku (sulistya,2012)
keluarga mempunyai fungsi :
a. Fungsi afektif
Yaitu perlindungan psikologis, rasa aman,
interaksi, mendewasakan dan mengenal identitas diri individu.
b. Fungsi sosialisasi peran
Adalah fungsi danperan di masyarakat, serta sasaran untuk
kontak sosial didalam/ luar rumah.
c. Fungsi reproduksi
Adalah menjamin kelangsungan generasi dan kelangsungan
hidup masyarakat.
d. Fungsi memenuhi kebutuhan fisik dan perawatan
Merupakan pemenuhan sandang, pangan, serta papan dan
perawatan kesehatan.
e. Fungsi ekonomi
Adalah fungsi untuk pengadaan sumber dana, pengalokasian
dana serta pengaturan keseimbangan.
f. Fungsi pengontrol/pengatur
Adalah memberikan pendidikan dan norma-norma.
3. Tipe-tipe Lansia
d. Tipe pasrah
Menerima dan menunggu nasib baik, mempunyai konsep
habis gelap terbitlah terang, mengikuti kegiatan
beribadah, ringan kaki, pekerjaan apa saja dilakukan.
e. Tipe bingung
Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri,
merasa minder, menyesal, pasif, mental sosial dan
ekonominya.
4. Masalah Yang Terjadi Pada Lansia
Masalah yang dapat dialami oleh lansia antara lain : (Nugroho, 2015)
a. Mudah jatuh
Jatuh pada lansia merupakan masalah yang sering terjadi.
Penyebabnya multi faktor. Banyak yang berperan didalamnya,
baik faktor intrinsik maupun dari dalam diri lanjut usia. Misalnya
gangguan gaya berjalan, kelemahan otot ekstremitas bawah,dan
kekuatan sendi
b. Mudah lelah
Hal ini disebabkan oleh faktor psikologis ( perasaan
bosan, keletihan, atau depresi), gangguan organis (anemia,
kekurangan
vitamin, perubahan pada tulang, gangguan pencernaan, dll),dan
pengaruh obat misalnya obat penenang dan obat jantung
c. Gangguan kardiovaskuler
Gangguan kardiovaskuler yang biasa menyerang lansia seperti
nyeri dada yang dapat disebabkan oleh penyakit jantung koroner,
aneurisme aorta, radang selaput jantung, dan gangguan sistem
alat pernapasan.
d. Sesak napas pada kerja fisik
Sesak nafas pada kerja fisik disebabkan oleh kelemahan jantung ,
gangguan sistem saluran nafas, berat badan berlebi, dan anemia.
e. Palpitasi
Palpitasi dapat disebabkan oleh gangguan irama jantung, keadaan
umum badan yang lemah karena penyakit kronis, faktor
psikologis.
f. Edema kaki
Edema pada kali dapat disebabkan oleh kaki yang lama
digantung, gagal jantung, bendungan pada vena bagian
bawah,penyakit ginjal
g. Nyeri atau ketidaknyamanan
Nyeri yang menyerang adalah nyeri pinggang atau punggung,
nyeri sendi pinggul, keluhan pusing, kesemutan pada anggota
badan.
h. Berat badan menurun
Berat badan menurun disebabkan oleh menurunnya nafsu makan
karena kurang adanya gairah hidup, adanya penyakit kronis,
gangguan pada sistem pencernaan sehingga penyerapan
terganggu,faktor sosio-ekonomi ( pensiun).
i. Gangguan eliminasi
Sering mengompol tanpa disadari merupakan salah satu keluhan
utama pada orang lanjut usia. Inkontinensia adalah pengeluaran
urine atau feses tanpa disadari dalam jumlah frekuensi yang
cukup.
j. Gangguan ketajaman penglihatan
Gangguan ini disebabkan oleh presbiopi, kelainanlensa mata,
kekeruhan pada lensa atau katarak, iris mengalami
proses
degenerasi, pupil konstriksi, tekanan dalam mata meninggi,
retina mengalami degenerasi.
k. Gangguan pendengaran
Gangguan pendengaran yang terjadi pada lansia adalah keadaan
yang menyertai proses menua, gangguan pendengaran yang
utama adalah hilangnya nada murni berfrekuensi tinggi yang
merupakan suatu fenomena yang berhubungan dengan lanjut
uisa,bersifat simetris.
l. Gangguan tidur
atau dari luar seperti lingkungan yang kurang tenang, dan faktor
tetapi karena sangat rutin maka kita sering melupakan proses itu
yakni sulit untuk masuk dalam proses tidur. Tidurnya tidak dalam
pagi hari.
m. Mudah gatal
Hal ini disebabkan karena kelainan kulit seperti kering,dan
penyakit sistemik seperti diabetes melitus, gagal ginjal, alergi,
dan lain lain.
5. Perubahan-perubahan Yang Terjadi Pada Lansia
C. Kualitas Tidur
1. Pengertian
durasi tidur, latensi, serta aspek subjektif seperti tidur dalam dan
2. Fase Tidur
5. Gangguan Tidur
Terkadang seseorang mengalami kesusahan saat tidur. Hal
tersebut dikarenakan ada beberapa gangguan atau penyimpangan tidur
yang umum terjadi, diantaranya sebagai berikut :
a. Insomnia
Insomnia merupakan ketidakmampuan memenuhi kebutuhan
tidur, baik kualitas maupun kuantias. Biasanya terjadi pada
orang dewasa, dan penyebabnya karena gangguan fisik atau
karena faktor mental seperti perasaan gundah atau gelisah.
Adapun jenisnya sebagai berikut :
1) Insomnia inisial, kesulitan untuk memulai tidur.
2) Insomnia intermitel, kesulitan untuk tetap tertidur
karena seringnya terjaga.
3) Insomnia Terminal, bangun terlalu dini dan sulit untuk
tidur kembali.
Beberpa langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi
insomnia antara lain dengan mengembangkan pola
tidur- istirahat yang efektif melalui olahraga rutin,
menghindari rangsangan tidur di sore hari, melkukan
relaksasi sebelum tidur (membaca, mendengarkan musik),
dan tidur jika benar- benar mengantuk.
b. Parasomnia
Parasomnia merupakan perilaku yang dapat mengganggu
atau munculnya sar seseorang tidur. Gangguan ini sering terjadi
pada anak-anak. Beberapa turunan parasomnnia antara lain
sering terjaga (tidur berjalan, night terror), gangguan transisi
bangun- tidur (mengigau)
c. Hipersomnia
Hipersomnia kebalikan dari insomnia, yaitu tidur yang
berlebihan terutama pada siang hari. Gangguan ini disebabkan
oleh kondisi medis tertentu, seperti kerusakan sistem saraf,
gangguan pada hati atau gijal, karena gangguan pada
metabolisme (hipertiroidisme)
d. Narkolepsi
Narkolepsi merupakan gelombang kantuk yang tak
tertahankan yang muncul secara tiba-tiba pada siang hari.
Gangguan ini disebut juga “ serangan tidur” atau sleep attack.
Pencegahannya dengan obat-obatan seperti amfetamin atau
metolpenidase hidroklorida, atau dengan antidepresen seperti
imipramin hidroklorida.
e. Apnea saat tidur
Kondisi ini berhentinya nafas secara periodik pada saat tidur.
Diduga terjadi pada orang yang mengorok dengan keras, sering
terjaga di malam hari, insomnia, mengantuk berlebihan di siang
hari, sakit kepala di pagi hari, iritabilitas, atau mengalami
penurunan psikologis seperti hipertensi atau aritmia jantung.
f. Sleep Walking
Merupakan perilaku yang mengganggu tidur dan muncul saat
seseorang tidur atau perilaku tidak normal. Gangguan ini terjadi
pada anak-anak. Beberapa keturunan parasomnia antara lain
sering terjaga (tidur berjalan, night terror), gangguan
transisi
bangun-tidur (mengigau), parasomnia yang terkait dengan tidur
REM (mimpi buruk), dan yang lain.
g. Sleep Apnea
Gangguan tidur karena kesulitan bernafas (Apnea = “ tanpa
nafas”) berulang kali ketika seseorang tidur. Ada dua jenis
yaitu senral dan obstruktif, terdapat juga campuran. Orang yang
menderita hal ini biasanya tidak sadar, walaupun setelah
bangun. Sleep Apnea dikenal sebagai masalah oleh orang lain
yang mengamatinya, atau dapat dikenali dari akibat terhadap
tubuh (sequelae). Diagnosa Sleep Apnea dengan
polysomnograph. Apnea juga dapat diartikan sebagai
berhentinya pernafasan untuk sementara. Dispnea yang
dibarengi dengan apnea dapat menyebabkan kematian.
h. Delayed Sleep Phase Disorder
Biasanya ditandai dengan kesulitan tidur pada malam hari di
kondisi ini, sehingga menyebabkan kesulitan untuk bangun di
pagi hari. Sindrom ini biasanya berkembang pada usia anak atau
remaja.
i. Somnambulisme
Somnambulisme merupakan suatu keadaan perubahan
kesadaran, fenomena tidur- bangun terjadi pada saat bersamaan.
Sewaktu tidur, penderita melakukan aktivitas motorik yangbiasa
dilakukan seperti berjalan, berpakain, atau pergi ke kamar
mandi. Akhir kegiatan tersebut biasanya penderita terjaga
kemudian bingung dan tertidur kembali.
j. Mendengkur
Disebabkan oleh adanya rintangan terhadap pengaliran udara
di hidung dan mulut. Amandel yang membengkak dan adenoid
dapat menjadi faktor yang menyebabkan mendengkur. Pangkal
lidah yang menyumbat saluran pernafasan pada lansia.
k. Nightmare atau Night Terror
Ganguan ini biasanya terjadi pada saat sepertiga awal tidur,
umumnya terjadi pada anak usia enam tahun lebih. Seringkali
setelah tidur beberapa jam anak tersebut langsung terjaga dan
berteriak, pucat, dan ketakutan. Dengan gejala tiba-tiba
terbangun tengah malam disertai berteriak serta menangis dan
ketakutan. Hal ini dikarenakan tidur yang diertai dengan
mimpi buruk. Biasanya yang sering mengalami memiliki
kecenderungan untuk mengalami skizofrenia. Apabila bisa
mengelolanya maka dapat menjadi pribadi yang kreatif dan
artistik.
E. Aromaterapi Lavender
1. Pengertian
Aromaterapi adalah metode yang menggunakan minyak esensial
untuk meningkatkan kesehatan fisik, emosi, dan spirit. Berbagai efek
minyak esensial adalah menurunkan nyeri dan kecemasan.
(Solehati,2015)
KASUS
1. Data Primer
Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya.
Penelitian ini data primer didapatkan dari pengisian kuisioner
kualitas tidur pada lansia.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara
langsung dari sumbernya. Data sekunder dalam penelitian ini
diperoleh melalui literatur yang relevan dan sumber lain yang
mendukung penelitian ini.
Langkah- langkah pengumpulan data sebagai berikut :
a) Mengurus Perijinan dengan institusi terkait lahan untuk
melakukan studi kasus.
b) Mahasiswa meminta kerja sama dengan pihak
puskesmas terkait penerapan studi kasus.
c) Mahasiswa melakukan kontrak waktu dengan pihak
puskesmas terkait penerapan studi kasus.
d) Setelah dilakukan kontrak waktu dengan pihak puskesmas,
selanjutnya mahasiswa melakukan pendekatan dengan
calon responden untuk menjelaskan maksud dan tujuan.
e) Setelah responden bersedia untuk menjadi responden
selanjutnya meminta untuk responden tanda tangani lembar
permohonan dan lembar persetujuan untuk menjadi
responden.
f) Mahasiswa mengumpulkan data umum lansia dan
melakukan pretest menggunakan PSQI untuk kualitas tidur
g) Mahasiswa menyiapkan alat dan bahan untuk memberikan
teknik relakasasi benson dan aromaterapi lavender.
Penerapan studi kasus tersebut dilakukan pada pukul 18.00
sampai dengan 22.00.
h) Mengajarkan dan menganjurkan responden untuk
melakukan kombinasi terapi benson dan aromaterapi
lavender selama
15- 30 menit, dan dilakukan selama 7 hari berturut-turut.
i) Menyiapkan aromaterapi lavender di dekat tempat tidur
responden dan mengajarkan cara menghirup aroma terapi
selama 15-30 menit. Aroma terapi lavender 5 sampai 6
tetes, air, dispo 5cc dan tungku pemanas.
j) Setelah 7 hari penerapan kemudian mengumpulkan data
primer dari responden dengan bantuan pihak puskesmas.
k) Data primer didapatkan dengan post test menggunakan
quisoner PSQI pada hari ke 8.
l) Menyajikan hasil pengolahan data atau studi kasus
G. Lokasi Dan Waktu Studi kasus
Penerapan studi kasus dilakukan di kelurahan Rowosari,
kecamatan Tembalang pada tanggal 9 maret 2020 – 21 maret
2020.
H. Analisa Dan Penyajian Data
Pengolahan data menggunakan analisis deskriptif. Analisa
deskriptif adalah digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan data yang terkumpul untuk membuat suatu
kesimpulan. Pengolahan data ini dilakukan dengan mengukur
perubahan pola tidur sebelum dan sesudah dilakukan
tindakan
intervensi kombinasi teknik relaksasi benson dan aromaterapi
lavender terhadap kualitas tidur pada lansia. Data kemudian
diolah dengan merata-rata dan data disajikan menggunakan tabel,
diagram, grafik untuk mengetahui hasil perubahan pola tidur.
I. Etika Penelitian
Masalah etika pada penelitian yang menggunakan subyek
yang menggunakan subyek manusia menjadi isu sentral yang
berkembang saat ini. Pada ilmu keperawatan, karena hampir 90%
subyek yang dipergunakan adalah manusia, maka peneliti harus
memahami prinsip-prinsip etika penelitian. Secara umum prinsip
etika dalam penelitian/ pengumpulan data dapat dibedakan
menjadi tiga bagian, yaitu prinsip manfaat, prinsip
menghargai hak-hak subyek, dan prinsip keadilan.
(nursalam,2013)
1. Prinsip manfaat
a. Bebas dari penderitaan.
Penelitian harus dilaksanakan tanpa mengakibatkan
penderitaan pada subyek.
b. Bebas dari eksplotasi.
Partisipasi subyek dalam penelitian, harus
dihindarkan dari keadaan yang tidak menguntungkan.
c. Resiko (benefits ratio)
Peneliti harus hati-hati mempertimbangkan resiko dan
keuntungan yang akan berakibat kepada subyek setiap
tindakan.
2. Prinsip menghargai hak asasi manusia (respect human
dignity)
a. Hak untuk ikut/ tidak menjadi responden (right to
self determination)
Subyek harus diperlakukan secara manusiawi. Subyek
mempunyai hak memutuskan apakah mereka bersedia
menjadi subyek maupun tidak.
b. Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang
diberikan ( right to full disclosure)
Seorang peneliti harus memberikan penjelasan secara
rinci serta bertanggung jawab jika ada sesuatu yang
terjadi pada subyek.
c. Informed consent
Subyek harus mendapatkan informasi secara lengkap
tentang tujuan penelitian yang akan dilaksanakan,
mempunyai hak untuk bebas berpartisipasi atau menolak
menjadi responden.
3. Prinsip keadilan (right to justic)
a. Hak untuk mendapatkan pengobatan yang adil (right
in fair treatment)
Subyek harus diperlakukan secara adil baik sebelum,
selama dan sesudah keikutsertaan dalam penelitian tanpa
adanya diskriminasi apabila subyek tidak ikut serta
dalam penelitian.
b. Hak dijaga kerahasiaannya (right to privacy)
Subyek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang
diberikan harus dirahasiakan.