Abstrak
Penelitian-pemelitian sebelumnya menemukan mahasiswa sebagai salah satu populasi yang sering mengalami
masalah tidur. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran kualitas tidur mahasiswa program sarjana
Universitas Indonesia. Penelitian ini dilakukan terhadap tiga Fakultas di UI, yakni FIK, FT, dan FISIP.
Penelitian bersifat kuantitatif deskriptif dengan pendekatan cross-sectional . Responden pada penelitian ini
berjumlah 130 orang yang diambil secara purposive sampling. Intrumen yang digunakan adalah kuesioner
Pittsburg Sleep Quality Index (PSQI). Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 83,75% (n=109) mahasiswa
memiliki kualitas tidur yang kurang baik (PSQI >5). Mayoritas mahasiswa memiliki kualitas tidur yang kurang
baik, hal tersebut perlu menjadi perhatian dari pihak universitas dan fakultas untuk melakukan upaya promosi
kesehatan pada mahasiswa.
Kata kunci: kualitas tidur, mahasiswa, Pittsburg Sleep Quality Index, Universitas Indonesia
Abstract
Prior studies have found college students as population with high prevalence of sleep problems. Main objective
of this study was investigating sleep quality among undergraduate studens in University of Indonesia. This
study was quantitative descriptive with cross-sectional survey. This study using Pittsburg Sleep Quality Index
(PSQI) questionnaire to asses sleep quality. Participants of this study was 130 students (mean age: 21,7;
SD=4,23), taken from Faculty Of Nursing, Enginering, and Faculty of Social and Pilitics using purposive
sampling. Result showed that 83,75% (n=109) of college students have poor sleep quality (PSQI >5). Most of
college students was found having poor sleep quality, university and study programs should notice it and give
health promotion to improve sleep quality among students.
Keywords: college students, Pittsburg Sleep Quality Index, Sleep Quality, University of Indonesia
Pendahuluan
Remaja dan dewasa muda telah Masalah pada tidur dapat menyebabkan
ngantuk di siang hari oleh the National dilakukan di Fakultas Ilmu Keperawatan
Instituteof Health (NIH). Dewasa muda dan Universitas Indonesia menemukan bahwa 8
atau kualitas tidur yang buruk (Brown, menjadi mahasiswa. Melalui fenomena tersebut
peneliti tertarik mengenai gambaran kualitas Analisis yang dilakukan pada penelitian ini
tidur mahasiswa di Universitas Indonesia. adalah analisis univariat untuk masing-masing
variabel yang diteliti dan analisis bivariat untuk
Metode melihat hubungan karaktersistik responden
Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan kualitas tidur.
deskriptif dengan pendekatan cross-sectional.
Sampel pada penelitian sebanyak 130 orang Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
yang diambil dari tiga fakultas di Universitas
Indonesia, yakni Fakultas Ilmu Keperawatan a. Gambaran Kualitas Tidur Mahasiswa
(FIK), Fakultas Teknik (FT), dan Fakultas Ilmu Universitas Indonesia Tahun 2013
Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Alat
pengumpulan data adalah menggunakan
kuesioner Pittsburg Sleep Quality Index (PSQI)
yang terdiri dari 18 item pertanyaan dan terbagi
ke dalam 7 komponen, yaitu durasi tidur,
gangguan tidur, ancang-ancang tidur (sleep
latency), daytime dysfunction, efisiensi tidur,
penggunaan medikasi untuk membantu tidur,
dan kualitas tidur keseluruhan menurut persepsi
subjektif individu. Setiap komponen memiliki
rentang skor 0 sampai 3. Total skor PSQI
adalah jumlah dari skor setiap komponen yang
memiliki rentang 0 sampai 21 dimana skor total
dibawah atau sama dengan 5 dikategorikan
memiliki kualitas tidur baik dan diatas 5
dikategorikan memiliki kualitas tidur kurang
baik (buruk).
Hasil Penelitian
Kualitas tidur
No Variabel Baik Kurang baik Total X2 P value
n (%) n(%)
Jenis kelamin
1 Laki-laki 9(14,1) 55 (85,9) 64 0,16 0,689
Perempuan 12(18,2) 54 (81,8) 66
Fakultas
FIK 10(20,0) 40(80,0) 50
2 3,195 0,202
FT 8(20,0) 32(80,0) 40
Fisip 3(7,5) 37(92,5) 40
Program Pendidikan
3 Reguler 16(17,0) 78(83,0) 94 0,028 0,867
Ekstensi 5(13,9) 31(86,1) 36
Angkatan
8(19) 34 (81,0) 42
4 Maba (2012) 0,133 0.715
Mala (2009,2010,2011)
13(14,8) 75(85,2) 88
Tempat tinggal
4 Asrama/Kost 10(13,7) 63 (86,3) 73 0,385 0,535
Rumah sendiri/ orangtua 11(19,3) 46 (80,7) 57
Status perkawinan
6 Menikah 3(30,0) 7(70,0) 10 0,626 0,204
Belum/tidak menikah 18(15,0) 102(85,0) 120
Status pekerjaan
7 Bekerja 3(13,6) 19(86,4) 22 0,001 1,000
Belum/tidak bekerja 18(16,7) 90(83,3) 108
Aktivitas non-akademik
Tidak ada
8 8 (24,2) 25 (75,8) 33 3,496 0,174
Satu
10 (11,8) 75 (88,2) 85
Lebih dari satu
3 (25,0) 9 (75,0) 12
Kebiasaan
mengkonsumsi
munuman berkafein
9 dalam seminggu 2,399 0,301
tidak ada 9 (23,1) 30 (76,9) 39
1-2 kali 9 (15,0) 51 (85,0) 60
≥3 kali 3 (9,7) 28 (90,3) 31
mengantuk di siang hari oleh the National tahun dengan nilai mean 21,7 dan standar
Institute of Health (NIH). Proporsi mahasiswa deviasi 4,23. Penelitan ini menemukan bahwa
yang memiliki kualitas tidur kurang baik (skor tidak ada hubungan antara usia responden
total PSQI > 5) pada penelitian ini adalah dengan kualitas tidur, hal ini sejalan dengan
83,75% (Bagan 1) dengan mean total PSQI penelitian oleh Davidson (2012), Kelly (2004)
8,18 dan standar deviasi 2,56. Hasil tersebut dan juga penelitian oleh Goddart (2012).
menunjukkan angka yang lebih tinggi dari hasil Namun hasil penelitian tidak sejalan dengan
penelitian sebelumnya oleh Lemma, Gelaye, penelitian yang dilakukan oleh Howell, Jahrig,
Berhane, Worku, & William (2012) terhadap & Powell (2004) dan Cheung & Chung (2008).
mahasiswa di dua universitas umum di Ethiopia Davidson (2012) berkomentar bahwa kualitas
yang menemukan bahwa prevalensi mahasiswa tidur buruk pada mahasiswa mungkin terjadi
yang memiliki kualitas tidur buruk (skor total karena kebebasan baru yang didapatkan atau
PSQI >5) adalah 55,8% dengan mean skor total kurangnya pengalaman akan tanggung jawab
PSQI 6,23 dan standar deviasi 2,89. Penelitian yang lebih besar sebagai mahasiswa.
kualitas tidur kurang baik yang lebih besar pada penelitian ini hampir sama. Mahasiswa
(skor total PSQI >5) yaitu sebanyak 58%. laki-laki memilik kualitas tidur yang lebih
Davidson & Ogletree (2012) pada mahasiswa buruk daripada perempuan namun analisis lebih
di Shoutern Illinois menemukan angka yang lanjut menemukan menemukan tidak adanya
hampir sama, yaitu 60,7%. Penelitian oleh hubungan yang signifikan antara jenis kelamin
Pallos, Gergley, Miyazaky, dan Okawa (2007) dengan kualitas tidur (p=0,689; α=0,05). Hasil
terhadap mahasiswa di Jepang menemukan tersebut sejalan dengan penelitian Kelly, 2004;
mahasiswa yang memiliki kualitas tidur kurang Philcher et al., 1997; Goddart, 2012 dan Tsui
baik adalah sebanyak 25,6%. & Wing (2009), namun tidak sejalan dengan
penelitian penelitian oleh Tsau & Li (2004);
Berdasarkan penelitian ini dan penelitian- Chung & cheung (2008), Howell et al. (2004),
penelitian terdahulu dapat dilihat bahwa banyak dan Lemma et al. (2012) yang menemukan
mahasiswa memiliki kualitas tidur yang kurang hubungan signifikan antara jenis kelamin dan
kualitas tidur, dimana mahasiswa perempuan kurang baik daripada mahasiswa reguler
memiliki kualitas tidur yang lebih buruk. mungkin disebabkan karena mahasiswa
ekstensi sebagian kuliah sambil bekerja dan
Penelitian ini menemukan tidak adanya sebaian juga sudah menikah sehingga lebih
hubungan yang bermakna antara fakultas sibuk yang kadang-kadang mengorbankan
dengan kualitas tidur (p=0,202; α=0,05). waktu tidur mereka untuk menyelesaikan
Peneliti tidak menemukan penelitian kegiatan-kegiatan yang banyak.
sebelumnya yang melihat hubungan tersebut, .
namun dari beberapa penelitian di berbagai Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
negara di dunia dengan jurusan mahasiswa mahasiswa lama memiliki kualitas tidur yang
yang berbeda-beda menemukan prevalensi lebih buruk daripada mahasiswa baru.
mahasiswa yang memiliki kualiitas tidur buruk Penelitian ini menemukan tidak adanya
sama-sama tinggi. Hal ini dapat dilihat pada hubungan yang bermakna antara angkatan
penelitian oleh Tsui & Wing (2009) yang masuk mahasiswa dengan kualitas tidur baik
mengambil mahasiswa jususan bisnis di Hong dipisahkan antara masing-masing angkatan,
Kong, penelitian oleh Lemma et. Al (2012) memisahkan angkatan tertua dengan angkatan
terhadap mahasiswa di dua universitas di di bawahnya, ataupun angkatan termuda
Ethiopia yang mengambil mahasiswa umum, dengan angkatan di atasnya. Penelitian Lemma
penelitian oleh Penelitian sebelumnya Brooks dan rekan-rekan nya menemukan bahwa;
(2009) mengenai pola tidur dan gejala depresi dibandingkan dengan mahasiswa pada tahun
pada mahasiswa public liberal arts di keempat atau diatasnya, mahasiswa tahun
northeastern U.S, penelitian oleh Goddart kedua memiliki resiko lebih besar untuk
(2012) yang mengambil sampel dari universitas memiliki kualitas tidur buruk (AOR=2,95 95%
umum yang besar di Mid-Southern United CI=2.10,4.02), hal tersebut juga sama dengan
States. mahasiswa tahun ketiga (AOR=2,25 95% CI :
1.62, 3.12). Hasil penelitian tersebut juga
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi menunjukkan bahwa risiko gangguan tidur
mahasiswa ekstensi lebih banyak yang buruk pada mahasiswa menunjukkan
memiliki kualitas tidur yang kurang baik penurunan seiring peningkatan tahun masuk
dibanding dengan mahasiswa reguler. Analisis mahasiswa.
lebih lanjut menemukan tidak adanya
perbedaan yang bermakna antara program Berdasarkan status tempat tinggal mahasiswa
pendidikan reguler dan ekstensi dengan kualitas ditemukan bahwa proporsi mahasiswa kualitas
tidur (p=0,867; α=0,05). Mahasiswa ekstensi tidur yang kurang baik lebih banyak pada
lebih banyak memiliki kualitas tidur yang mahasiswa yang tinggal di asrama atau rumah
kost. Melalui analisis lebih lanjut ditemukan dengan rekan mereka yang tidak memiliki kerja
tidak adanya perbedaan yang bermakna antara paruh waktu.
mahasiswa yang tinggal di asrama/kost yang
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
biasanya sangat dekat dengan lokasi kampus
semakin banyak mengkonsumsi minuman
dengan yang tinggal di rumah sendiri/orangtua
berkafein maka kualitas tidur mahasiswa
yang biasanya lebih jauh dari lokasi kampus
semakin buruk. Analisis lebih lanjut
dengan kualitas tidur (p=0,531; α=0,05).
menemukan bahwa tidak ada hubungan yang
Namun proporsi mahasiswa yang tinggal di
bermaksna antara kebiasaan mengkonsumsi
asrama/kost memiliki kualitas tidur kurang baik
minuman berkafein dengan kualitas tidur
yang lebih banyak. Penelitian Edens (2006)
mahasiswa (p=0,301;α=0,05). Kafein
menemukan hubungan signifikan antara status
ditemukan memiliki hubungan dengan kualitas
tempat tinggal mahasiswa dengan kualitas tidur
tidur melalui penelitian Ban & Lee (2001) dan
yang mana mahasiswa yang tinggal di daerah
Roehrs, Vogel & Roth (1997) yang
sekitar kampus lebih banyak mengantuk
menemukan bahwa mereka yang meningkatkan
daripada yang diluar kampus. Mirip dengan
konsumsi kafein mengalami kesulitan tidur
penelitian ini, penelitian Davidson & Ogletree
yang lebih besar. Kafein juga ditemukan
(2012) menemukan bahwa mahasiswa yang
memiliki hubungan dengan kualitas dan
berdomisili di daerah dekat kampus mengalami
kuantitas tidur buruk.
tidur yang lebih buruk dibanding dengan
mereka yang tinggal di luar daerah kampus
Penelitian oleh Lund, Reider, Whiting, &
namun menemukan tidak adanya hubungan
Prichard (1999) tentang pola tidur dan
yang bermakna antara status tinggal dengan
penyebab gangguan tidur pada populasi
kualitas tidur.
mahasiswa ditemukan bahwa konsumsi kafein
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh tidak memiliki hubungan signifikan dengan
Davidson dan Ogletree (2012) ditemukan kualitas tidur, sama halnya dengan penelitian
bahwa tidak ada hubungan yang signifikan ini. Penelitian ini tidak mengidentifikasi jenis
secara statistik antara jumlah aktivitas diluar minuman apa dan berapa kadar kafein yang
perkuliahan dengan kualitas tidur. Namun terkandung di dalamnya sehingga mungkin
penelitian Tsui & Wing (2011) menemukan hubungannya dengan kualits tidur tidak dapat
bahwa rerata mahasiswa memiliki aktivitas ditemukan.
diluar perkuliahan, yakni kerja paruh waktu dan
menemukan bahwa mahasiswa yang memiliki Mahasiswa yang belum menikah memiliki
aktivitas kerja paruh waktu rata-rata memiliki kualitas tidur yang lebih buruk daripada
durasi tidur yang lebih singkat dibanding mahasiswa yang sudah menikah. Analisis lebih
lanjut menunjukakn bahwa tidak ada perbedaan lebih dari 20 jam seminggu ditemukan
yang bermakna antara mahasiswa yang sudah memiliki waktu tidur yang lebih singkat
menikah dan yang belum menikah terhadap daripada yang bekerja kurang dari 20 jam
kualitas tidurnya (p=0,204; α=0,05). Hasil ini seminggu. Selain itu, penelitian Brown, Soper,
sejalan dengan penelitian Pallos et al. (2007) dan Bubolz (2001) menemukan hubungan yang
yang menemukan tidak adanya perbedaan yang positif antara jumlah jam kerja mahasiswa dan
signifikan antara mahasiswa yang berstatus kualitas tidur buruk. Miller, danner & staten
menikah dan yang tidak. Namun hal tersebut (2008) mendapatkan remaja yang bekerja lebih
tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan dari 20 jam seminggu pergi ke tempat tidur
oleh Davidson & Ogletree (2012) yang lebih lama, tidur lebih sedikit, dan lebih
menemukan adanya perbedaan yang bermakna mengantuk daripada yang kurang dari 20 jam.
antara status perkawinan dengan kualits tidur Namun Edens (2006) menemukan tidak ada
yang mana status menikah secara negatif hubungan yang signifikan antara jumlah jam
mempengaruhi kualitas tidur kerja dalam seminggu dan laporan dengan rasa
ngantuk yang berlebihan di siang hari.
Sebagian besar mahasiswa pada penelitian ini
belum bekerja, hal tersebut karena sebagian Simpulan
besar mahasiswa merupakan mahasiswa reguler Rentang usia responden adalah 18 sampai 40
yang hampir seluruhnya memiliki status penuh tahun dengan nilai mean 21,7 dan standar
sebagai mahasiswa. Status bekerja ataupun deviasi 4,23. Proporsi mahasiswa laki-laki dan
tidak pada penelian ini tidak memiliki perempuan adalah hampir sama. Sebagian
perbedaan yang bermakna pada kualitas tidur besar responden berasal dari FIK, berprogram
mahasiswa (1,000; α=0,05), hasil tersebut tidak pendidikan reguler, berasal dari angkatan
sejalan dengan penelitian oleh penelitian Tsui 2011 dan angkatan 2012, tinggal di kost,
& Wing (2009) yang melaporkan bahwa belum menikah, tidak bekerja, memiliki
mahasiswa dengan pekerjaan paruh waktu aktivitas diluar perkuliahan, dan biasa
secara signifikan telah mengurangi rata-rata mengkonsumsi minuman berkafein.
durasi tidur daripada rekan-rekan mereka yang
tanpa pekerjaan paruh-waktu. Sebanyak (83,75%) mahasiswa pada
penelitian ini memiliki kualitas tidur yang
Penelitian Davidson & Ogletree (2012) kurang baik.
menemukan tidak adanya hubungan antara
jumlah rata-rata kerja per minggu dengan Tidak terdapat hubungan yang bermakna
kualitas tidur. Miller, Danner and Staten (2008) antara karakteristik responden yang meliputi
menemukan bahwa mahasiswa yang bekerja usia, jenis kelamin, fakultas, program
pendidikan, tempat tinggal, staus perkawinan, students with insomnia. Behavioral sleep
status kerja, kegiatan diluar perkuliahan, dan Medicine, 4 (1), 13-28.
kebiasaan mengkonsumsi minuman berkafein
dengan kualitas tidur pada mahasiswa
Universitas Indonesia. Chung KF; Cheung MM. ( 2008) Sleep-wake
patterns and sleep disturbance among
Penelitian ini diharapkan memberikan Hong Kong Chinese adolescents.
sumbangan informasi kepada pelayanan Department of Psychiatry, 31(2), 185–194
keperawatan untuk lebih meningkatkan asuhan
Davidson & Ogletree. (2012). Predictors of
keperawatan dalam memenuhi kebutuhan tidur
sleep quantity and quality in college
pasien dan penelitian selanjutnya yang
students. A Dissertation , ProQuest LLC.
berkaitan. Diharapkan penelitian selanjutnya
UMI 3514383.
yang sejenis mampu menggunakan desain
penelitian dan teknik pengambilan sampel yang Edens, K. M. (2006). The relationship of
berbeda dengan jumlah sampel yang yang lebih university students sleep habits and
besar agar hasil penelitian lebih representatif academic motivation. NASPA Journal,
dan bervariasi. 43(3), 432-445.