Disusun Oleh :
D. KOMPLIKASI
1 Gangguan Komunikasi
a. Disfasia Reseptif
Disfasia Reseptif adalah kesulitan memahami perkataan orang lain walaupun perkataan tersebut
sering kali digunakan oleh pas
b. Disfasia Ekspresif
Disfasia Ekspresif adalah keadaan dimana penderita stroke
mengerti perkataan lawan bicara, tetapi mengalami kesulitan ketika
mengekspresikan apa yang akan dikatakan.
c. Disartria
Disartria adalah kesulitan berbicara pada penderita stroke seperti tercekat di lidah dan tidak bisa
diungkapkan atau bisa diungkapkan tapi terdengar aneh, seperti orang mabuk.
d. Disleksia
Disleksia adalah kesulitan dalam mengeja kata dan membaca.
e. Preservasi
Preservasi adalah kesulitan dalam mengungkapkan kata-kata
yang runtut dan bervariasi sehingga terjadi pengulangan kata-kata
yang tidak sesuai.
2 Kesulitan Menelan
Beberapa pasien setelah mengalami stroke terjadi permasalahan ketika mengunyah, kemudian
merasa sakit ketika harus menelan makanan tersebut bahkan tak jarang akan menimbulkan
aspirasi.
3 Inkontinensia
Inkontinensia adalah ketidakmampuan seseorang untuk mengontrol
eliminasi urin maupun alvi. Inkontinensia terjadi akibat kerusakan pada bagian otak yang
mengatur eliminasi urin dan alvi sehingga menyebabkan hilangnya kontrol sadar terhadap
kedua kegiatan tersebut.
E. PATOFISIOLOGI
Infark serebral adalah berkurangnya suplai darah ke area tertentu di otak. Luasnya infark
bergantung pada faktor-faktor seperti lokasi dan besarnya pembuluh darah dan adekuatnya
sirkulasi kolateral terhadap area yang disuplai oleh pembuluh darah yang tersumbat. Suplai
darah ke otak dapat berubah (makin lambat atau cepat) pada gangguan lokal (trombus,
emboli, perdarahan dan spasme vaskuler) atau karena gangguan umum (hipoksia karena
gangguan paru dan jantung). Faktor pencetus pada stroke non hemoragik dapat berupa
adanya trombus, embolus, udara dan plak aterosklerotik sedangkan untuk stroke hemoragik
hipertensi menjadi faktor pencetus utama. Trombus dapat pecah dari dinding pembuluh darah
terbawa sebagai emboli dalam aliran darah yang mengakibatkan iskemia jaringan otak yang
disupalai oleh pembuluh darah yang bersangkutan, edema, kongesti disekitar area dan
nekrosis (Nugroho, 2016).
F. PENATALAKSANAAN
a. Mempertahankan kepatenan jalan nafas dengan melakukan
pengisapan lendir.
b. Pemberian oksigen
c. Mengendalikan tekanan darah klien dalam batas normal
d. Memperbaiki aritmia jantung
e. Perawatan kandung kemih
f. Memberikan kenyamanan pada klien dengan pemberian posisi yang
tepat dan lakukan perubahan posisi tiap 2 jam
g. Lakukan latihan gerak aktif maupun pasif (Muttaqin, 2008)
h. Kurangi asupan kolesterol dan lemak jenuh
i. Kontrol diabetes dan berat badan.
j. Koreksi adanya adanya kelainan gas darah
k. Perhatikan pemenuhan nutrisi (kalori) dan keseimbangan cairan
elektrolit.
l. Posisikan kepala dengan ditinggikan 30° (Nugroho, 2011).
A. PENGKAJIAN
1. Identitas pasien
a. Nama:
b. Umur:
c. Alamat:
d. Perkerjaan:
e. Tanggal masuk:
f. Status:
2. Riwayat kesehatan
Riwayat masuk. Berapa jam sesak sebelum masuk RS; Onset 12 jam
Riwayat kesehatan saat ini keluhan pasien, seperti:
Sesak
Udema
Nyeri dada
Riwayat kesehatan keluarga: tanyakan pada angota keluarganya adakah anggota keluarganya
yang mengalami penyakit yang sama dengan pasien saat ini. Serta riwayat penyakit lainnya
seperti:
Darah tinggi
Diabetes
Penyakit jantung
Riwayat kesehatan masa lalu: tanyakan pada pasien apakah pernah mengalami penyakit yang
sama dengan yang dialami saat ini atau penyakit lain seperti:
Riwayat asma
Diabetes
Stroke
Gastritis
Alergi
3. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum:
Kesadaran:
4. Pemeriksaan penunjang:
a. Pemeriksaan Laboratorium
Hematologi: Terjadi peningkatan leukosit
Cardiac enzyms: Terjadi peningkatan enzim
b. Elektrokardiografi:
a. Detak jantung ………..
b. Ekokardiografi: Pergerakan dinding jantung dan struktur jantung.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
D. IMPLEMENTASI
Implementasi dilaksanakan sesuai dengan rencana keperawatan oleh perawat terhadap
pasien
E. EVALUASI
a. Nyeri berkurang atau hilang.
b. Pola nafas pasien teratur
c. Cairan dalam tubuh pasien dalam keadaan normal
d. Nutrisi pasien terpenuhi
e. Aktifitas pasien meningkat (normal)
f. Ansietas berkurang atau hilang
Daftar Pustaka
Affandi,Indra Gunawan & Panggabean Reggy. 2016. Pengelolaan Tekanan Tinggi
Intrakranial pada Stroke. CDK-238/ vol.43 no.3, th. 2016.
Arifianto,Aji Seto, Sarosa,Moechammad, Setyawati,Onny. 2014. Klasifikasi Stroke
Berdasarkan Kelainan Patologis dengan Learning Vector Quantization. Jurnal EECCIS Vol.8,
No.2.
Arum, Seria Puspita. 2015. Stroke : Kenali Cegah dan Obati. Yogyakarta : Notebook
Batticaca,Fransisca B. 2008. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem
Persarafan. Jakarta : Salemba Medika
Bulecheck, et al. Nursing Interventions Classification (NIC). Edisi 6. 2016 . Singapore : Elsevier
Haryanto,Ghoffar Dwi Agus, Setyawa Dody & Kusuma,Muslim Argo Bayu. 2014. Pengaruh
Terapi AIUEO terhadap Kemampuan Bicara pada Pasien Stroke yang Mengalami Afasia
Motorik di RSUD Tugurejo Semarang. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK).
Herdman Heather T & Kamitsuru Shigemi. Nursing Diagnoses : Definitions and Classification
2015-2017. Edisi 10. 2015. Jakarta : EGC
Moorhead et al. Nursing Outcomes Classification (NOC) Edisi 5. 2016. Singapore : Elsevier
Muttaqin Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan.
Jakarta : Salemba Medika
Nugroho Taufan. 2011. Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah dan Penyakit Dalam.
Yogyakarta : Nuha Medika
Nugroho Taufan, Putri,Bunga Tamara & Putri,Dara Kirana. 2016. Teori Asuhan Keperawatan
Gawat Darurat. Yogyakarta : Nuha Medika
Ode,Sarif La. 2012. Asuhan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta : Salemba Medika
Oktavianus. 2014. Asuhan Keperawatan pada Sistem Neurobehavior. Yogyakarta : Graha
Ilmu
Padila. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta : Nuha Medika Pudiastuti.
2011. Penyakit Pemicu Stroke. Yogyakarta : Nuha Medika