N HIPERTENSI EMERGENCY
DI BANGSAL AKAR WANGI
RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI
Disusun Oleh :
A. Pengertian
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah meningkat melebihi batas
normal. Penyebab tekanan darah meningkat adalah peningkatan kecepatan denyut
jantung, peningkatan resistensi (tahanan) dari pembuluh darah tepi dan peningkatan
volume aliran darah darah (Hani, 2010)
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah
sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolic 90 mmHg atau lebih.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis dimana terjadi
peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka lama) penderita yang mempunyai
sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat
istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi. Tekanan darah tinggi adalah
salah satu resiko untuk stroke, serangan jantung, gagal jantung, dan merupakan penyebab
utama gagal jantung kronis. (Hani, 2010)
B. Klasifikasi
No Klasifikasi Sistolik Diastolik
1 Optimal < 120 mmHg < 80 mmHg
2 Normal < 130 mmHg < 85 mmHg
3 Normal tinggi 130 – 139 mmHg 85 – 89 mmHg
4 Hipertensi ringan 140 – 159 mmHg 90 – 99 mmHg
5 Hipertensi sedang 160 – 179 mmHg 100 – 109 mmHg
6 Hipertensi berat > 180 mmHg > 110 mmHg
(Hani, 2010)
C. Etiologi
Hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang memerlukan
penanggulangan yang baik. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi prevalensi
hipertensi seperti umur, obesitas, asupan garam yang tinggi adanya riwayat hipertensi
dalam keluarga.
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan, yaitu :
1. Hipertensi esensial atau hipertensi primer
Yaitu, yang tidak diketahui penyebabnya disebut juga hipertensi idiopatik.
Terdapat sekitar 95% kasus banyak faktor yang mempengaruhi seperti genetik,
lingkungan hiperaktivitas susunan saraf simpatis. Dalam defekekstesi Na peningkatan Na
dan Ca intra selular dan faktor-faktor yang meningkatkan resiko seperti obesitas, alkohol,
merokok, serta polisitemia.
2. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal
Terdapat sekitar 5% kasus. Penyebab spesifiknya diketahui seperti penggunaan
esterogen, penyakit ginjal. Hipertensi vascular renal dan hipertensi yang berhubungan
dengan kehamilan dan lain-lain.
3. Penyebab hipertensi lainnya adalah feokromositoma
yaitu tumor pada kalenjar adrenal yang menghasilkan hormone edinefrin
(adrenalim) atau noredinefrin (noradrenalin) kegemukan (obesitas), gaya hidup yang
tidak aktif (malas), stress, alkohol, atau garam dalam makanan bisa memicu terjadinya
hipertensi pada orang-orang yang memiliki kenaikan yang diturunkan stress cenderung
menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu. Jika stress berlalu, maka
tekanan darah biasanya akan kembali normal (Jong, 2009).
D. Patofisiologi
Pada stadium permulaan hipertensi hipertrofi yang terjadi adalah difusi
(konsentik). Pada masa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri. Pada stadium
selanjutnya, karena penyakit berlanjut terus, hipertrofi menjadi tak teratur dan akhirnya
akibat terbatasnya aliran darah koroner menjadi eksentrik, berkurangnya rasio antara
masa dan volume jantung akibat peningkatan volume diastolik akhir adalah khas pada
jantung dengan hipertrofi eksentrik. Hal ini diperlihatkan sebagai penurunan secara
menyeluruh fungsi pompa (penurunan fraksieleksi) penigkatan tegangan dinding
ventrikel pada saat sistolik peningkatan konsumsi oksigen ke otot jantung sertapenuruna
efek-efek mekanik pompa jantung. Diperburuk lagi bila disertai dengAn penyakit dalam
jantung koroner.
Walaupun tekanan perkusi koroner meningkat, tahanan pembumluh darah koroner
juga meningkat sehingga cadangan aliran darah koroner berkurang. Perubahan
hemodinamik sirkulasi koroner pada hipertensi berhubungan erat dengan derajat
hipertrofi otot jantung.
Ada 2 faktor utama penyebab penurunan cadangan aliran darah koroner yaitu :
1. Penebalan arteriol koroner, yaitu bagian dari hipertrofi otot polar dalam resitensi
seluruh badan. Kemudian terjadi valensi garam dan air mengakibatkan berkurangnya
compliance pembuluh ini dan meningkatnya tahanan perifer.
2. Peningkatan hipertrofi mengakibatkan berkurangnya kepadatan kapiler per unit otot
jantung bila timbul hipertrofi menjadi faktor utama pada stadium lanjut dan gambaran
hemodinamik ini Jadi faktor koroner pada hipertensi berkembang menjadi akibat
penyakit meskipun tampak sebagai penyebab patologis yang utama dari gangguan
aktivitas mekanik ventrikel kiri. (Reeves, 2011)
E. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala pada hipertensi di bedakan menjadi :
a. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini
berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak
terukur.
b. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri
kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai
kebanyaan pasien yang mencari pertolongan medis.
Beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu :
1. Mengeluh sakit kepala,pusing
2. Lemas,kelelahan
3. Sesak nafas
4. Gelisah
5. Mual
6. Muntah
7. Epistaksis
8. Kesadaran menurun
(Wilkinson, 2009)
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
a. Hb / Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
(viskositas) dan dapat mengidentifikasi factor resiko seperti :
hipokoagulabilitas, anemia.
b. BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.
c. Glucose : hiperglikemi (DM adalah pencetur hipertensi )dapat diakibatkan
oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
d. Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal da nada
DM.
2. CT scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
3. EKG : dapat menunjukan pola rengangan, dimana luas, peninggian gelombang P
adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi
4. IUP : mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti : Batu ginjal, perbaikan ginjal
(Nanda, 2015)
G. Penatalaksanaan
Pengbobatan dirujukan untuk menurunkan tekanan darah menjadi normal,
pengobatan jantung karena hipertensi, mengurangi morbilitas dan moralitas terhadap
penyakit kardiovascular dan menurunkan faktor resiko terhadap penyakit kardiovascular
semaksimal mungkin.
Untuk menurunkan tekanan darah, dapat ditujukan 3 faktor fisiologis yaitu : menurunkan
isi cairan intravascular dan non darah dengan neolistik menurunkan aktivitas susunan saraf
simpatis dan respon kardiovascular terhadap rangsangan tahanan prifer dengan obat vasediator.
(Nanda, 2015)
D. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko penurunan curah jantung b/d peningkatan kontraksi myocardium
b. Gangguan rasa nyaman (nyeri) b/d agen pencedera fisiologis
c. Intoleransi Aktivitas b/d kelemahan umum
d. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d sekresi asam lambung
E. Intervensi
D Tujuan Intervensi Rasional
x & KH
1 Setelah a.Monitor TTV dan KU a.Mengetahui KU dan
. dilakuk pasien perkembangan pasien
an b.Mengetahui adanya nyeri pada
tindaka b.Evaluasi adanya nyeri dada dada
n c.Mengetahui perkembangan
kepera c.Monitor kesadaran pasien kesadaran pasien
watan d.Proses penyembuhan pasien
3x24 d.Kolaborasi dengan tim
jam medis
diharap
kan
penurun
an
curahja
ntung
pasien
dapat
berkura
ng
dengan
K.H :
1. TTV
dbn
2.Tidak
ada
penurun
an
kesadar
an
3.Tidak
ada
edema
paru
dan
perifer
2 Setelah a. Monitor TTV dan kaji KU a. Mengetahui KU dan
. dilakuk pasien perkembangan pasien
an b. Mengetahui skala nyeri pasien
tindaka b. Mengkaji skala nyeri c. Membantu pasien dalam
n pasien mengontrol nyeri dan membantu
kepera c. Ajarkan teknik relaksasi mengurangi nyeri
watan d. Agar pasien rileks dan nyaman
3x24 e. Mempercepat proses
jam penyembuhan pasien
diharap d. Memberi posisi nyaman
kan e. Kolaborasi dengan dokter
nyeri dalam pemberian obat.
paisen
berkura
ng
dengan
K.H:
1. TTV
dbn
2.
Mampu
mengon
trol
nyeri
3.
Mengat
akan
nyeri
berkura
ng
4. Skala
nyeri 1-
3
(ringan)
3 Setelah a. Intruksi a) Tekni
. dilakuk kan k
an pasien mengh
tindaka tentang emat
n penghe energy
kepera matan mengu
watan energy, rangi
3x24 misal juga
jam menggu memb
diharap nakan antu
kan kursi kesei
pasien saat mbang
dapat mandi, an
aktivita duduk suplay
s saat dan
dengan menyisi kebutu
K.H: r han
1.Melap rambut/ oksige
orkan menyik n
peningk at gigi, b.Kemajuan aktivitas bertahap
atan melaku mencegah peningkatan kerja
dalam kan jantung tiba-tiba memberikan
tolerans aktivita bantuan hanya sebatas kebutuhan
i s c.Pasien mampu melakukan
aktivita dengan aktivitas secara mandiri.
s yang perlaha
dapat n.
diukur. b. Kaji
2. sejauh
Menunj mana
ukan aktivita
penurun s yang
an dapat di
dalam tolerans
tanda- i.
tanda
intolera
nsi
fisiologi
.
c.Mendorong kemandirian
dalam melakukan aktivitas.
4 Setelah a. Beri edukasi makanan a.Meningkatkan selera makan
. dilakuk dalam porsi sedikit tapi klien
an sering.
tindaka b.Motivasi pasien untuk b.Untuk meningkatkan nafsu
n menghabiskan makanannya. makan dan memudahkan proses
kepera makan
watan c.Agar dapat dilakukan intervensi
3x24ja c. Kaji ulang pola makan dalam pemberian makanan.
m d.Mempercepat proses
pasien penyembuhan
diharap
kan d. Kolaborasi dengan tim
kebutuh medis
an
nutrisi
pasien
dapat
terpenu
hi
dengan
K.H:
1.Muko
sa bibir
lembab
tidak
terjadi
penurun
an berat
badan
2.Penin
gkatan
nafsu
makan
3.Diet
dari
rumah
sakit
bisa
habis
(Nanda, 2015)
F. Implementasi
Pada tahap ini ada pengolahan dan perwujudan dari rencana perawatan yang telah
disusun pada tahap perencanaan keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan secara optimal.
G. Evaluasi
Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik dan terencana tentang kesehatan
pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan dan dilakukan dengan cara berkesinambungan
dengan melibatkan pasien dan tenaga kesehatan lain.
Pathway
Arteriesklerosis
Resiko Penurunan
Curah Jantung Intoleransi aktivitas
saluran cerna
Mual muntah
I. BI ODATA
1. IDENTITAS KLI EN
Nama klien : Ny. N
Alamat : Rejosari Rt 2/Rw. 6 Seboto, Gladagsari, Boyolali
Umur : 75 Tahun
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Wiraswasta
2. Identitas penanggung jawab
Nama : Ny. S
Umur : 50 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Rejosari Rt 2/Rw. 6 Seboto, Gladagsari, Boyolali
Hub. Dengan klien : Anak
II. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Keluhan utama
Pasien mengatakan pusing berputar-putar
2. Riwayat penyakit sekarang
Sejak dirumah pasien mengatakan muntah ± 5 kali, pusing,mual,muntah dan lemas.
Kemudian pasien dibawa ke IGD Rumah Sakit Pandan Arang. Di IGD pasien
mendapat terapi NaCl 20 tpm, injeksi santagesik, injeksi ondancentron. Hasil TD:
200/100 mmHg, N: 93x/menit, RR:22x/menit, S: 36,5ºC. Setelah itu pasien
dipindahkan ke bangsal Akar Wangi untuk di rawat inap.
3. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan mempunyai riwayat penyakit hipertensi ± 2 tahun yang lalu dan
pasien sering memeriksakan penyakitnya ke pelayanan kesehatan terdekat.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan didalam keluarganya tidak ada yang memiliki penyakit menurun
dan menular
Genogram
Ny. N
KET:
Laki-laki
Perempuan
Pasien
Menikah
Keturunan
Tinggal serumah
5. Riwayat kesehatan lingkungan
Pasien mengatakan dilingkungan sekitar tempat tinggalnya bersih, nyaman, dan
tidak kotor
3. Pola eliminasi
a. BAB
Sebelum sakit Selama sakit
Frekuensi 1x sehari 1x sehari
Konsistensi Lunak Lunak
Warna Kuning Kuning
Keluhan Tidak ada Tidak ada
b. BAK
Sebelum sakit Selama sakit
Frekuensi 3-4x sehari 2-3x sehari
Jumlah urine Kurang lebih 250 cc Kurang lebih 200 cc
Warna Kuning/ putih Kuning pekat
Keluhan Tidak ada Tidak ada
Ambulasi/ ROM √ √
Ket:
0: Mandiri
1: Dengan alat bantu
2: Dibantu orang lain
3: Dibantu orang lain dan alat
4: Tergantung total
Memonitor tanda-tanda
1. S : Pasien mengatakan
vital
bersedia untuk dilakukan
TTV
TD: 180/90 mmHg
N : 90x/menit
RR:20x/menit
S: 36ºC
O : pasien tampak sedikit
nyaman
XI. EVALUASI KEPERAWATAN
Nama: Tn. N No. cm : 196xxx
Umur: 75 Tahun Diagnosa medis: HT Emergency
No. Hri/ tgl/ Evaluasi Ttd
dx jam
1 S : pasien mengatakan masih mual dan pusing
O : pasien tampak gelisah
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Monitor tanda-tanda vital
- Berikan cairan IV pada suhu ruangan kecuali
jika diperintahkan
1.
S : pasien mengatakan sudah tidak mual dan pusing
O : pasien tampak lebih nyaman
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi
2.
S : pasien mengatakan nyeri kepala sudah berkurang
P = saat bergerak
Q = cekot-cekot
R = nyeri di kepala
S=3
T = hilang timbul
O : klien terlihat lebih membaik
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi
BAB IV
PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan temuan kasus dalam karya tulis ilmiah ini, maka penulis dapat
menyampaikan saran kepada :
a) Perawat
Setiap melakukan tindakan diharapkan perawat sesuai dengan teori yang ada agar
tercapainya asuhan keperawatan yang bermutu sehingga tingkat pelayanan meningkat
dengan bukti kesembuhan dan kepuasan pasien maupun keluarga.
c) Pembaca
Disarankan untuk memahami hal-hal yang berkaitan dengan penyakit dyspnea
sehingga dapat di lakukan upaya-upaya yang bermanfaat untuk menghindari kasus
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Handayani, W., Andi, S. H. (2010). Buku ajar asuhan keperawatan pada klien dengan
gangguan siste hematologi. Jakarta: Salemba Medika.
Price, Sylvia A (2010) Patofisiologi : konsep klinis proses – proses penyakit, Jakarta,
EGC. .
Smeltzer. 2010. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Alih bahasa Agung Waluyo,
dkk
Wijaya Andra Saferi, Yessi Mariza Putri. 2013. KMB 2 Keperawatan Medikal Bedah (
Keperawatan Dewasa). Yogyakarta : Medical Book