• Pengambilan entres
Umur cabang 6 bulan
Dilakukan dengan pemotongan batang entres dengan arah potongan miring (serong)
kemudian luka bekas potongan dioles dengan TB 192 atau paraffin.
Pemanenan Perdana dilakukan 30 cm di atas pertautan okulasi
Selanjutnya bekas potongan akan muncul 3-4 cabang yang dipelihara sebagai mata
tunas
Pembibitan root stock
bahan bibit tanaman untuk batang bawah
Seleksi biji (biji sapuan/ illegitimate, atau legitimate) Biji karet diambil dari tanaman
karet berumur 10 tahun di kebun induk khusus atau kebun di areal produktif
Biji baik: memantul/membal, mengkilat, dan bobotnya tinggi (berat)
Benih disimpan di dalam cold storage 7-10 OC agar dapat tahan sampai 2 bulan
Tanpa perlakuan harus ditanam, karena setelah 21 hari daya tumbuh tinggal 40%
Untuk pengiriman jarak jauh, benih dengan kesegaran minimal 70% dicampur dengan
serbuk gergaji lembab (1:1)
Untuk mempercepat perkecambahan di persemaian, biji dijemur dan dilembabkan di
dalam karung goni
Persemaian biji
• Buat bedengan tinggi bag timur 1 m dan barat 80 cm
• Bedengan diberi pasir tebal 7,50 cm
Lebar bedengan 1- 1,2 m dengan panjang sesuai tempat.
Di atas bedengan dihamparkan pasir halus setebal 5-7 cm, sisi-sisi bedengan ditahan
dengan papan atau batu bata.
Bedengan dinaungi dengan jerami/daun-daun setinggi 1 m di sisi Timur dan 80 cm di
sisi Barat
Benih dibenamkan ke dalam pasir sampai 2/3 bagian dengan perut (fumiculus)
menghadap ke bawah dalam posisi horisontal.
Jarak tanam benih 1-2 cm sehingga dalam 1m2 bedengan terdapat 1.000 benih.
Biji karet yang normal akan berkecambah sebelum 21 hari.
Selama di persemaian benih disiram 2 pagi dan sore, dan disemprot pestisida
Okulasi
Memilih batang bawah yang siap diokulasi, yaitu:
• Pemupukan N 1-2 minggu sebelum okulasi sangat disarankan
• payung daun terakhir sudah tua,
• lingkar batang berukuran 5-7cm di ketinggian 10cm
• Waktu okulasi pagi hari (06.00 – 10.00) dan sore hari (15.00 – 17.00)
• Kondisi batang harus bersih saat okulasi
• Keberhasilan okulasi dikontrol setelah 3 minggu yang ditandai dengan tunas
mata tempel berwarna hijau (hidup)
• Pemindahan ke polibag atau ke kebun produksi dapat dilakukan setelah yakin
okulasi berhasil (paling cepat 1 bulan setelah okulasi)
PERSIAPAN TANAM DAN PENANAMAN
1. Land clearing
Kegiatan pembukaan lahan ini meliputi
• pembabatan semak belukar
• penebangan pohon
• pemotongan dan pemangkasan cabang
• pendongkelan akar kayu
• penumpukan dan pembersihan
• penataan jalan-jalan kebun, dan penataan saluran drainase dalam perkebunan
• blok-blok berukuran 10 -20 ha, setiap beberapa blok disatukan menjadi satu
hamparan yang mempunyai waktu tanam yang relatif sama
• Penataan jalan kebun dengan jangkauan pikul maksimal 200 m
• Penataan saluran drainase
2. Persiapan lahan penanaman
1. pemberantasan alang-alang dan gulma lain (dengan Round up, dalapon, dll.)
2. Pengolahan lahan dengan sistem minimum tillage, yakni dengan membuat
larikan antara barisan satu meter dengan cara mencangkul selebar 20 cm
3. Pembuatan Teras dan petakan
4. Petakan jika lereng > 5% lebar 1,25 m – 1,5 m
5. Teras jika lereng > 16% lebar teras + 1 m
1. Pengajiran
a. Lahan datar (0-80) : jarak tanam 7 m (timur-barat) x 3 m (utara-selatan) 476
lubang/ha
b. Lahan bergelombang atau berbukit (kemiringan 8% - 15%) : jarak tanam 8 m
x 2, 5 m (=500 lubang/ha) pada teras-teras yang diatur bersambung setiap 1,25
m (penanaman secara kontur)
c. Bahan ajir dari bambu ukuran 20 cm - 30cm
d. Tiap ajir merupakan lubang tanam
2. Penanaman
1. Pembuatan lubang tanam ukuran 40 x 40 x 40 cm
2. Lubang tanam dibiarkan 1 bulan sebelum bibit ditanam
Penanaman penutup tanah dilakukan sebelum karet ditanam. Tujuannya :
- menghindari kemungkinan erosi
- memperbaiki struktur fisik dan kimia tanah,
- mengurangi pengupan air, serta untuk
- Mengendalikan gulma
PERTIMBANGAN
1. Agribisnis karet investasi jangka panjang
2. Mulai produksi umur 66 bulan
3. Umur produktif 25-30 tahun
4. Pembukaan hutan ke kebun karet menyebabkan penurunan kesuburan tanah
dengan cepat
5. Karet ditanam dengan jarak tanam lebar
6. konservasi kebun karet sangat penting
LCC DI CISERU
1. Pueraria Javanica
a. A very popular cover crop worldwide.
b. Pertumbuhan sangat cepat, merambat dan merayap,
c. diperbanyak dengan biji dan stek
d. Tahan full sun light dan tahan bersaing dengan gulma
e. Kebutuhan bibit 3-4.5 kg/ha
Untuk memperoleh TBM yg matang sadap tepat waktu (5 thn) maka perlu
mendapatknan pemeliharaan yg baik, antara lain :
1. Penyulaman.
Batas penyulaman maximum 5 %.
Penyulaman dilaksanakan pada TBM I.
Penyulaman menggunakan bibit polybag yg prima.
2. Penunasan / Wiwil.
Penunasan dilakukan dg tujuan utk mendptkan batang yg lurus dan mulus,
keterlambatan wiwilan akan berdampak pd bidang sadap karena terjadinya luka
yg tidak bisa dihindari.
3. Perangsangan Percabangan.
Perangsangan percabangan perlu dilakukan krn tanaman karet dlm
membentuk percabangan ada yg lambat dan cepat menurut jenis klon, hal ini
dilaksanakan dgn tujuan utk mempercepat perkembangan lilit batang dgn cara
memotong pucuk pada payung terakhir dgn ketinggian antara 2,5 hingga 3 m.
Pemberatan gulma ada beberapa cara ant :
- Secara Manual : yaitu pemberatasan dg menggunakan tenaga manusia.
- Secara Kimiawi : yaitu pemberatasan gulma dg menggunakan bahan kimia
( herbisida ).
- Secara Biologis : dengan menggunakan tanaman penutup tanah ( leguminoceae
cover crops / LCC )
Keuntungan penanaman LCC :
- Dpt menghasilkan seresah bahan organik.
- Mampu mempetahankan kelembaban tanah.
- Mencegah terjadinya erosi.
Kelemahannya : biaya penanaman & pemeliharaannya mahal.
7. Persiapan pemupukan.
Dilaksanakan menjelang pemupukan dg membersihkan jalur tanaman dg
tujuan agar pupuk yg diberikan bisa terserap semaksimal mungkin oleh
tanaman .
8. Pemupukan.
Tujuan pemupukan adalah :
1. Membantu memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman.
2. Mempertahan produksi karet agar tetap optimal.
3. Mengganti unsur hara yg hilang akibat penyadapan, pencucian, hanyut
akibat erosi dan penyerapan tanaman pokok.
4. Memperbaiki sifat fisik kimia dan biologi Tanah.
PEMELIHARAAN TM
1. Pemeliharaan Jalan dan Jembatan.
Pada prinsipnya pemeliharaan jalan dan jembatan sangat perlu
dilaksanakan krn dg terpeliharaanya jalan dan jembatan angkutan produksi
berjalan dg lancar sehingga mutu latek sampai ke pabrik tidak mengalami
penurunan kwalitas.
2. Pemeliharaan Saluaran Air, Teras dan Rorak.
Guna mencegah kemunduran tanah akibat erosi, disamping pemberian
pupuk juga perlu pemeliharaan teras dan rorak yg pd prinsipnya sama
seperti pd TBM.
3. Pengendalian Gulma.
Pada prinsipnya sama dg TBM, hanya pd TM kondisi gulmanya
lebih ringan bila dibandingkan dg TBM, krn pd TM dg percabangan yg
rimbun perkembangan gulma agak tertekan.
4. Pemupukan.
Pemupukan pada TM diberikan dua kali dalam setahun dg dosis
mengacu pada rekomendasi balai penelitian.
5. Inventarisasi Pohon.
Inventarisasi pohon semenjak TBM sampai tanaman akan dibongkar
harus diikuti secara cermat, teliti, dicatat dan setiap bulan dilaporkan, khusus
utk TM agar jumlah pohon per hanca betul – betul nyata, sesuai antara LM
dg lapangan.
SISTEM EKSPLOITASI
Kemampuan tanaman karet dalam menghasilkan lateks berubah dari waktu ke waktu
Aturan penyadapan harus disesuaikan. Cara penyadapan menurut aturan-aturan
tertentu yang dilakukan pada suatu periode, tersusun dalam suatu sistem disebut
SISTEM SADAP
Beberapa sistem sadap dirangkai dan dilakukan secara berurutan. sepanjang waktu
produksi tanaman.
LAMA SADAP
Dipengaruhi skill penyadap, semakin tipis semakin sedikit konsumsi kulit per tahun
Jadwal Penyadapan :
Kulit sisi pertama (dari ½ spiral batang) habis disadap selama 4-5
tahun
Kulit sisi kedua habis disadap selama 4-5 tahun
Pengulangan sadap pada kulit pulihan 10 tahun
Satu pohon habis disadap (2 periode) selama 20-25 tahun.
Jika mulai disadap umur 6 tahun, maka tanaman karet harus
diremajakan setelah 25-30 tahun
BERBAGAI PRODUK PRIMER KARET
1. Hasil sadapan:
Lateks cair : kwalitas prima, K3 + 30%
Cup-lump : bekuan lateks dlm mangkok
Lump tanah : tumpahan lateks diatas
tanah, kadar kotoran + 75 %
Screp : bekuan lateks pada bidang
sadap
2. Hasil olahan petani
Sheet angin dan crepe: dibuat dari bahan lateks cair
Compo/ brown-crepe: dibuat dari bahan cup-lump bersih
Compo bermutu rendah: dibuat dari lump tanah dicampur screp
Slab : dibuat dari bahan lateks, cup-lump
Cup lump: dibuat dari bahan lateks cair
3. Hasil olahan pabrik:
RSS (Ribbed Smoke Sheet), sama dg proses membuat sheet angin, hanya saja
pengeringannya menggunakan asap
Crumb-rubber, hasil olahan petani dilanjutkan proses, pemecahan,pencucian,
penggilingan, dikering anginkan, diremah, dikeringkan dlm dryer, dikempa
dan dikemas
PENGAWASAN MUTU
• Alat pengawasan:
1.SNI 06-2047-2002
2.SK.Memperindag No.616/1999
3.UU N0.18 Th 2004 Ps 31 dan Ps 50
• Penetapan Pengawas
1.Penunjukan Instansi Pengawas daerah
2.Mekanisme pengawasan