Anda di halaman 1dari 18

PERMASALAHAN KARET DI INDONESIA

1. Produktivitas rendah 756 kg/KKK/ha (2008)


2. 84,5% karet rakyat, 7% perkebunan besar Negara, 8% perkebunan swasta
3. Klon yang digunakan belum unggul
4. Peremajaan terlambat
5. Teknologi budidaya perlu ditingkatkan
6. Kejujuran petani dlm kualitas karet
Syarat Tumbuh tanaman karet :
IKLIM
• Daerah antara 15 0LS dan 15 0LU. Diluar itu pertumbuhan tanaman karet agak
terhambat sehingga awal produksinya lebih lama
. Curah hujan (ch)
Berpengaruh terhadap Pada Pertumbuhan tanaman
Menimbulkan perkembang penyakit: semakin tinggi tempat, curah hujan makin
banyak, makin lembab kondisi lingkungannya, jamur daun mulai bercumculan
(colletrtricum gloeosporioides)
Pemungutan hasil / produksi lateks rusak , karena hujan pagi merusakkan
tampungan lateks
Curah hujan optimal untuk tanman karet yaitu 2.500 mm - 4.000 mm/tahun
3). Tinggi tempat / Elevasi
• Mempengaruhi produksi karet yang sangat nyata dan positif terhadap jumlah
hh per tahun
• Elevasi juga mempengaruhi suhu
· Setiap kenaikan elevasi 100 m di atas 200 m dpl, tanaman karet
terlambat matang sadapnya 6 bln, karena suhu turun 0,5oC tiap naik
100 m
· Hubungan elevasi dengan hh berupa regresi linear
Y = 122,464 + 0,075 X
Y = jumlah hh per tahun
X = elevasi
• Pertumbuhan optimal karet pada dataran rendah sampai 200 m dpl.
• Ketinggian > 600 m dpl tidak cocok untuk tumbuh tanaman karet
• Suhu optimal berkisar antara 25,0C sampai 35,0C.
• ) Angin
• Angin yang terlalu kencang kurang baik, menyebabkan roboh
. TANAH
• Sifat fisik tanah lebih penting dibandingkan dengan sifat kimianya (sifat kimia
lebih mudah diatur)
• Berbagai jenis tanah dapat sesuai (vulkanis muda dan tua, bahkan pada tanah
gambut < 2 m)
• Tanah vulkanis mempunyai sifat fisika yang baik (struktur, solum, kedalaman
air tanah, aerasi dan drainasenya)
• Tanah alluvial biasanya cukup subur, tetapi sifat fisikanya (drainase dan
aerasi) kurang baik
• pH 3, 0 - pH 8,0
Sifat-sifat tanah cocok untuk karet :
- Solum tanah sampai 100 cm, tidak terdapat batu-batuan dan lapisan cadas
- Aerase dan drainase cukup
- Tekstur tanah remah, porus dan dpt menahan air
- Struktur terdiri dari 35% liat dan 30% pasir
- Tanah bergambut tidak lebih dari 20 cm
- Kandungan hara NPK dan hara mikro cukup
- Reaksi tanah dengan pH 4,5 - pH 6,5
- Kemiringan tanah < 16% dan
- Permukaan air tanah < 100 cm
Factor yang mempengaruhi pertumbuhan akar
1. Energi yg tersedia (biji, hsl fotosintesis dan respirasi)
2. Fisika dan kimia tanah
1. Kegemburan, porositas (fisika)
2. Unsur hara dan toksik (kimia) (BO, KTK, Hara, Air)
3. Akar cenderung berkembang ke Carbon Org dan KTK tinggi
• Karet adalah polimer dari satuan isoprena (politerpena) yang tersusun dari
5000 hingga 10.000 satuan dalam rantai tanpa cabang. Diduga kuat, tiga
ikatan pertama bersifat trans dan selanjutnya cis. Senyawa ini terkandung
pada lateks pohon penghasilnya. Pada suhu normal, karet tidak berbentuk
(amorf). Pada suhu rendah ia akan mengkristal. Dengan meningkatnya suhu,
karet akan mengembang, searah dengan sumbu panjangnya. Penurunan suhu
akan mengembalikan keadaan mengembang ini. Inilah al asan mengapa karet
bersifat elastik.
• Lateks dibentuk pada permukaan benda-benda kecil (disebut "badan karet")
berbentuk bulat berukuran 5 nm sampai 5 μm yang banyak terdapat pada
sitosol sel-sel pembuluh lateks (modifikasi dari floem). Sebagai substratnya
adalah isopentenil difosfat (IPD) yang dihasilkan sel-sel pembuluh lateks.
Dengan bantuan katalisis dari prenil-transferase, pemanjangan terjadi pada
permukaan badan karet yang membawa suatu polipeptida berukuran 14kDa
yang disebut "rubber elongation factor" (REF). Sebagai bahan pembuatan
starter, diperlukan pula 3,3—dimetilalil difosfat sebagai substrat kedua. Suatu
enzim isomerase diperlukan untuk tugas ini.
Bahan tanam karet
• Bibit yang digunakan adalah hasil perb vegetatif (bibit okulasi)
• Bibit karet harus berasal dari klon unggul yang terpilih,
• pertumbuhan bibit dalam kondisi prima,
• terhindar dari hama/penyakit
1. Kebun Entres : kebun untuk perbanyakan calon batang atas, menghasilkan
mata entres
2. Kebun bibit Batang bawah (rootstock) : bibit asal biji, untuk diokulasi dg
mata entres
3. Okulasi : Proses penyambungan batang bawah dengan mata entres
Kebun Entress
• Jarak tanam 1 m x 1 m
• Bahan tanam stum mata tidur, stum mini, atau bibit dalam polibeg
• KLON: potensi produksi getah tinggi, misalnya: PB 260, BPM1 dan RRIC
100
1. Tidak tergenang air tetapi dekat dengan sumber air untuk penyiraman.
2. Bebas dari sumber penyakit, mengingat kebun entresakan dipertahankan 8-10
tahun.
3. Sebaiknya topografi datar, dengan kemiringan 0-10%.
4. Dekat dengan jalan, untuk memudahkan pengangkutan sarana produksi.
• Pemeliharaan:
Pemurnian: dengan cara pewiwilan tunas yang tumbuh dari batang bawah
Pemupukan: Urea, SP 36, KCl dan Dolomit, masing-masing dengan
dosis 10, 15, 10 dan 20 gram per pohon tiap aplikasi. Aplikasi pupuk
dilaksanakan 4 kali setahun
· Pengendalian Gulma: manual dan herbisida (setelah batang bawah
berwarna coklat 4-5- bln)
· Penanggulangan Hakit:
• Penyakit gugur daun Oidium  penyemprotan Bayleton 250
EC
• Penyakit gugur daun Colletotrichum  Dithane M-45,
• Lapuk batang Fusarium  pengolesan Antico F96
• Jamur akar putih  penyiraman Bayleton 250 RC dan
penggunaan Trichoderma

• Pengambilan entres
Umur cabang 6 bulan
Dilakukan dengan pemotongan batang entres dengan arah potongan miring (serong)
kemudian luka bekas potongan dioles dengan TB 192 atau paraffin.
Pemanenan Perdana dilakukan 30 cm di atas pertautan okulasi
Selanjutnya bekas potongan akan muncul 3-4 cabang yang dipelihara sebagai mata
tunas
Pembibitan root stock
bahan bibit tanaman untuk batang bawah
Seleksi biji (biji sapuan/ illegitimate, atau legitimate) Biji karet diambil dari tanaman
karet berumur 10 tahun di kebun induk khusus atau kebun di areal produktif
Biji baik: memantul/membal, mengkilat, dan bobotnya tinggi (berat)
Benih disimpan di dalam cold storage 7-10 OC agar dapat tahan sampai 2 bulan
Tanpa perlakuan harus ditanam, karena setelah 21 hari daya tumbuh tinggal 40%
Untuk pengiriman jarak jauh, benih dengan kesegaran minimal 70% dicampur dengan
serbuk gergaji lembab (1:1)
Untuk mempercepat perkecambahan di persemaian, biji dijemur dan dilembabkan di
dalam karung goni

Persemaian biji
• Buat bedengan tinggi bag timur 1 m dan barat 80 cm
• Bedengan diberi pasir tebal 7,50 cm
Lebar bedengan 1- 1,2 m dengan panjang sesuai tempat.
Di atas bedengan dihamparkan pasir halus setebal 5-7 cm, sisi-sisi bedengan ditahan
dengan papan atau batu bata.
Bedengan dinaungi dengan jerami/daun-daun setinggi 1 m di sisi Timur dan 80 cm di
sisi Barat
Benih dibenamkan ke dalam pasir sampai 2/3 bagian dengan perut (fumiculus)
menghadap ke bawah dalam posisi horisontal.
Jarak tanam benih 1-2 cm sehingga dalam 1m2 bedengan terdapat 1.000 benih.
Biji karet yang normal akan berkecambah sebelum 21 hari.
Selama di persemaian benih disiram 2 pagi dan sore, dan disemprot pestisida
Okulasi
Memilih batang bawah yang siap diokulasi, yaitu:
• Pemupukan N 1-2 minggu sebelum okulasi sangat disarankan
• payung daun terakhir sudah tua,
• lingkar batang berukuran 5-7cm di ketinggian 10cm
• Waktu okulasi pagi hari (06.00 – 10.00) dan sore hari (15.00 – 17.00)
• Kondisi batang harus bersih saat okulasi
• Keberhasilan okulasi dikontrol setelah 3 minggu yang ditandai dengan tunas
mata tempel berwarna hijau (hidup)
• Pemindahan ke polibag atau ke kebun produksi dapat dilakukan setelah yakin
okulasi berhasil (paling cepat 1 bulan setelah okulasi)
PERSIAPAN TANAM DAN PENANAMAN
1. Land clearing
Kegiatan pembukaan lahan ini meliputi
• pembabatan semak belukar
• penebangan pohon
• pemotongan dan pemangkasan cabang
• pendongkelan akar kayu
• penumpukan dan pembersihan
• penataan jalan-jalan kebun, dan penataan saluran drainase dalam perkebunan
• blok-blok berukuran 10 -20 ha, setiap beberapa blok disatukan menjadi satu
hamparan yang mempunyai waktu tanam yang relatif sama
• Penataan jalan kebun dengan jangkauan pikul maksimal 200 m
• Penataan saluran drainase
2. Persiapan lahan penanaman
1. pemberantasan alang-alang dan gulma lain (dengan Round up, dalapon, dll.)
2. Pengolahan lahan dengan sistem minimum tillage, yakni dengan membuat
larikan antara barisan satu meter dengan cara mencangkul selebar 20 cm
3. Pembuatan Teras dan petakan
4. Petakan jika lereng > 5% lebar 1,25 m – 1,5 m
5. Teras jika lereng > 16% lebar teras + 1 m
1. Pengajiran
a. Lahan datar (0-80) : jarak tanam 7 m (timur-barat) x 3 m (utara-selatan) 476
lubang/ha
b. Lahan bergelombang atau berbukit (kemiringan 8% - 15%) : jarak tanam 8 m
x 2, 5 m (=500 lubang/ha) pada teras-teras yang diatur bersambung setiap 1,25
m (penanaman secara kontur)
c. Bahan ajir dari bambu ukuran 20 cm - 30cm
d. Tiap ajir merupakan lubang tanam
2. Penanaman
1. Pembuatan lubang tanam ukuran 40 x 40 x 40 cm
2. Lubang tanam dibiarkan 1 bulan sebelum bibit ditanam
Penanaman penutup tanah dilakukan sebelum karet ditanam. Tujuannya :
- menghindari kemungkinan erosi
- memperbaiki struktur fisik dan kimia tanah,
- mengurangi pengupan air, serta untuk
- Mengendalikan gulma
PERTIMBANGAN
1. Agribisnis karet investasi jangka panjang
2. Mulai produksi umur 66 bulan
3. Umur produktif 25-30 tahun
4. Pembukaan hutan ke kebun karet menyebabkan penurunan kesuburan tanah
dengan cepat
5. Karet ditanam dengan jarak tanam lebar
6. konservasi kebun karet sangat penting

TINDAKAN KONSERVASI KEBUN KARET


1. Pemupukan dengan tepat
2. Pengaturan drainase kebun
3. Penanaman Legume Cover Crops (LCC), sekaligus pengendalian gulma secara
biologis
JENIS-JENIS LAND COVER CROPS
1. Pueraria Javanica
a. A very popular cover crop worldwide.
b. Pertumbuhan sangat cepat, merambat dan merayap,
c. diperbanyak dengan biji dan stek
d. Tahan full sun light dan tahan bersaing dengan gulma
e. Kebutuhan bibit 3-4.5 kg/ha
2. Calopogonium mucunoides
a. Merambat & merayap, tahan tanah marginal
b. Mati di musim kering
c. Diperbanyak dengan biji
d. Kebutuhan biji 3-4.5 kg per ha
3. Centrosema pubescens
a. Tanaman tahunan merambat tahan naungan.
b. Pertumbuhan lambat,
c. not tolerant to wet conditions and
d. agak tahan bersaing dengan gulma lain
e. Kebutuhan benih 3-4.5 per ha
4. Mucuna Bracteata A wild legume Mucuna bracteata collected is :
a. drought resistant and
b. shade tolerant.
c. Nitrogen fixing capacity of this was found to be high.
d. It grows fast and covers the field very quickly thus, it suppresses all
weeds.
e. The seed rate is 200g for planting in 420 points (1 ha).

LCC DI CISERU
1. Pueraria Javanica
a. A very popular cover crop worldwide.
b. Pertumbuhan sangat cepat, merambat dan merayap,
c. diperbanyak dengan biji dan stek
d. Tahan full sun light dan tahan bersaing dengan gulma
e. Kebutuhan bibit 3-4.5 kg/ha
Untuk memperoleh TBM yg matang sadap tepat waktu (5 thn) maka perlu
mendapatknan pemeliharaan yg baik, antara lain :
1. Penyulaman.
Batas penyulaman maximum 5 %.
Penyulaman dilaksanakan pada TBM I.
Penyulaman menggunakan bibit polybag yg prima.
2. Penunasan / Wiwil.
Penunasan dilakukan dg tujuan utk mendptkan batang yg lurus dan mulus,
keterlambatan wiwilan akan berdampak pd bidang sadap karena terjadinya luka
yg tidak bisa dihindari.
3. Perangsangan Percabangan.
Perangsangan percabangan perlu dilakukan krn tanaman karet dlm
membentuk percabangan ada yg lambat dan cepat menurut jenis klon, hal ini
dilaksanakan dgn tujuan utk mempercepat perkembangan lilit batang dgn cara
memotong pucuk pada payung terakhir dgn ketinggian antara 2,5 hingga 3 m.
Pemberatan gulma ada beberapa cara ant :
- Secara Manual : yaitu pemberatasan dg menggunakan tenaga manusia.
- Secara Kimiawi : yaitu pemberatasan gulma dg menggunakan bahan kimia
( herbisida ).
- Secara Biologis : dengan menggunakan tanaman penutup tanah ( leguminoceae
cover crops / LCC )
Keuntungan penanaman LCC :
- Dpt menghasilkan seresah bahan organik.
- Mampu mempetahankan kelembaban tanah.
- Mencegah terjadinya erosi.
Kelemahannya : biaya penanaman & pemeliharaannya mahal.
7. Persiapan pemupukan.
Dilaksanakan menjelang pemupukan dg membersihkan jalur tanaman dg
tujuan agar pupuk yg diberikan bisa terserap semaksimal mungkin oleh
tanaman .
8. Pemupukan.
Tujuan pemupukan adalah :
1. Membantu memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman.
2. Mempertahan produksi karet agar tetap optimal.
3. Mengganti unsur hara yg hilang akibat penyadapan, pencucian, hanyut
akibat erosi dan penyerapan tanaman pokok.
4. Memperbaiki sifat fisik kimia dan biologi Tanah.
PEMELIHARAAN TM
1. Pemeliharaan Jalan dan Jembatan.
Pada prinsipnya pemeliharaan jalan dan jembatan sangat perlu
dilaksanakan krn dg terpeliharaanya jalan dan jembatan angkutan produksi
berjalan dg lancar sehingga mutu latek sampai ke pabrik tidak mengalami
penurunan kwalitas.
2. Pemeliharaan Saluaran Air, Teras dan Rorak.
Guna mencegah kemunduran tanah akibat erosi, disamping pemberian
pupuk juga perlu pemeliharaan teras dan rorak yg pd prinsipnya sama
seperti pd TBM.
3. Pengendalian Gulma.
Pada prinsipnya sama dg TBM, hanya pd TM kondisi gulmanya
lebih ringan bila dibandingkan dg TBM, krn pd TM dg percabangan yg
rimbun perkembangan gulma agak tertekan.
4. Pemupukan.
Pemupukan pada TM diberikan dua kali dalam setahun dg dosis
mengacu pada rekomendasi balai penelitian.
5. Inventarisasi Pohon.
Inventarisasi pohon semenjak TBM sampai tanaman akan dibongkar
harus diikuti secara cermat, teliti, dicatat dan setiap bulan dilaporkan, khusus
utk TM agar jumlah pohon per hanca betul – betul nyata, sesuai antara LM
dg lapangan.

SYARAT PENYADAPAN YANG BAIK


1. Menghasilkan lateks banyak
2. Biayanya rendah
3. Tidak mengganggu kesinambungan produksi tanaman
MENENTUKAN MATANG SADAP
1. Matang Sadap Pohon
• Tanaman karet siap sadap bila sudah matang sadap pohon.
• Matang sadap pohon tercapai apabila sudah mampu diambil lateksnya tanpa
menyebabkan gangguan terhadap pertumbuhan dan kesehatan tanaman.
• Kesanggupan tanaman untuk disadap dapat ditentukan berdasarkan “umur dan
lilit batang”.
2. Matang Sadap Kebun
o Apabila pada kebun, jumlah tanaman matang sadap sudah mencapai >60%.
Misalkan, jarak tanam: 6x3 m (555 pohon/ha), maka pohon matang sadapnya
sudah mencapai 333 pohon/ha.
o Hal ini didasarkan pada produksi yang dihasilkan secara ekonomis cukup
menguntungkan untuk memproduksi sejumlah pohon tersebut.
UMUR TANAMAN DAN PENGUKURAN LILIT BATANG
• Penyadapan dapat dilakukan sekitar umur 4.5-6 tahun tergantung pada klon dan
lingkungan.
• Umur tersebut tidak dapat dijadikan pedoman baku untuk menentukan matang
sadap, pedoman untuk menentukan matang sadap adalah dengan melakukan
pengukuran lilit batang.
• Pengukuran lilit batang terhadap pohon yang sudah masuk matang sadap dapat
dilakukan dengan:
1. Lilit batang 45 cm atau lebih
2. Ketinggian 100 cm dpo (di atas pertautan okulasi).
PERSIAPAN BUKA SADAP
Alat-Alat Persiapan Buka Sadap
1. Meteran kain 150 cm, untuk mengukur lilit batang
2. Meteran kayu 100 cm, untuk menentukan ketinggian pengukuran lilit batang
3. Mal sadap
4. Sepotong kayu: panjang 130 cm
5. Plat seng dengan lebar 6 cm, panjang 50-60 cm dipakukan pada ujung kayu
dengan sudut 120°
6. Pisau mal, besi berujung runcing dan bertangkai untuk menoreh kulit waktu
menggambar bidang sadap
7. Talang sadap Seng: lebar 2.5 cm; panjang 8 cm Guna: Untuk mengalirkan
lateks ke mangkuk sadap
8. Tali cincin, yang terbuat dari ijuk, ban, plastik atau tali plastik. Guna: untuk
mencantolkan cincin mangkuk dengan mengikatkan tali ke batang karet
9. Cincin mangkuk, terbuat dari kawat yang digunakan untuk meletakkan
mangkuk sadap
10. Mangkuk sadap terbuat dari tanah, plastik, alumunium. Guna: untuk
menampung lateks
11. Pisau sadap Ada dua macam:
a. pisau sadap tarik
b. pisau sadap dorong.
TEKNIS PELAKSANAAN BUKA SADAP
Penggambaran Bidang Sadap
1) Ditetapkan berdasarkan:
a. Tinggi bukaan sadap
b. Arah dan sudut kemiringan irisan sadap
c. Panjang irisan sadap
d. Letak bidang sadap
2) Penggambaran bidang sadap:
a. Tanaman okulasi 130 cm dpo
b. Tanaman seedling 100 cm
c. Arah: dari kiri atas ke kanan bawah
Alasannya: Pembuluh lateks posisinya dari kanan atas ke kiri bawah
membentuk sudut 3.7° dengan bidang datar.
3) Sudut kemiringan sadap
a. Bidang sadap bawah: 30°-40° terhadap bidang datar.
b. Bidang sadap atas: 45°.
Kemiringan Irisan Sadap Berpengaruh pada
1) Jumlah pembuluh lateks yang terpotong
2) Aliran lateks ke arah mangkuk sadap (membeku, menyimpang dari alur aliran
lateks).
Panjang Irisan Sadap (pis) Berpengaruh pada
1) Produksi dan pertumbuhan
2) Konsumsi kulit
3) Keseimbangan produksi jangka panjang
4) Kesehatan tanaman. Anjuran pis: ½ S (irisan miring sepanjang ½ spiral
(lingkaran))
5) Letak bidang sadap
6) Arah Timur Barat (pada jarak antar tanaman yang sempit). Tujuannya:
pelaksanaan penyadapan cepat dan mudah dikontrol.
Pemasangan Talang Sadap dan Mangkuk Sadap
1) Setelah penggambaran bidang sadap
2) Diletakkan di bawah ujung irisan sadap bagian bawah, tujuannya:
a. Agar tidak mengganggu penyadapan
b. Lateks dapat mengalir dengan baik
c. Tidak banyak meninggalkan bekuan.
3) Mangkuk sadap diletakkan di atas cincin mangkuk dan diikat dengan tali ke
batang.
PELAKSANAAN PENYADAPAN
Kedalaman Irisan Sadap
1. Kedalaman irisan sadap dianjurkan 1–1.5 mm dari kambium
2. Dasar pemikiran:
1) Di dalam kulit batang terdapat pembuluh lateks, semakin ke dalam
semakin banyak
2) Jangan sampai terjadi kerusakan kambium agar kulit pulihan dapat
terbentuk dengan baik
3) Lamanya penyadapan 25–30 tahun
Frekuensi Penyadapan
1. Frekuensi penyadapan: jumlah penyadapan yang dilakukan dalam jangka
waktu tertentu
2. Penentuan frekuensi penyadapan berkaitan dengan panjang irisan dan
intensitas penyadapan
3. Panjang irisan: ½ S (spiral)
4. Frekuensi penyadapan:
2 tahun pertama: d/3 (3 hari sekali)
Tahun selanjutnya: d/2 (2 hari sekali)
Panjang irisan dan frekuensi penyadapan bebas.
Waktu Penyadapan
Sebaiknya penyadapan dilakukan Jam 04.00 - 07.30 pagi hari, dengan dasar
pemikirannya:
a. Jumlah lateks yang keluar dan kecepatan aliran lateks dipengaruhi oleh tekanan
turgor sel
b. Tekanan turgor mencapai maksimum pada saat menjelang fajar, kemudian
menurun bila hari semakin siang
c. Pelaksanaan penyadapan dapat dilakukan dengan baik bila hari sudah cukup terang

SISTEM EKSPLOITASI
Kemampuan tanaman karet dalam menghasilkan lateks berubah dari waktu ke waktu
Aturan penyadapan harus disesuaikan. Cara penyadapan menurut aturan-aturan
tertentu yang dilakukan pada suatu periode, tersusun dalam suatu sistem disebut
SISTEM SADAP
Beberapa sistem sadap dirangkai dan dilakukan secara berurutan. sepanjang waktu
produksi tanaman.
LAMA SADAP
Dipengaruhi skill penyadap, semakin tipis semakin sedikit konsumsi kulit per tahun
Jadwal Penyadapan :
 Kulit sisi pertama (dari ½ spiral batang) habis disadap selama 4-5
tahun
 Kulit sisi kedua habis disadap selama 4-5 tahun
 Pengulangan sadap pada kulit pulihan 10 tahun
 Satu pohon habis disadap (2 periode) selama 20-25 tahun.
 Jika mulai disadap umur 6 tahun, maka tanaman karet harus
diremajakan setelah 25-30 tahun
BERBAGAI PRODUK PRIMER KARET
1. Hasil sadapan:
Lateks cair : kwalitas prima, K3 + 30%
Cup-lump : bekuan lateks dlm mangkok
Lump tanah : tumpahan lateks diatas
tanah, kadar kotoran + 75 %
Screp : bekuan lateks pada bidang
sadap
2. Hasil olahan petani
Sheet angin dan crepe: dibuat dari bahan lateks cair
Compo/ brown-crepe: dibuat dari bahan cup-lump bersih
Compo bermutu rendah: dibuat dari lump tanah dicampur screp
Slab : dibuat dari bahan lateks, cup-lump
Cup lump: dibuat dari bahan lateks cair
3. Hasil olahan pabrik:
RSS (Ribbed Smoke Sheet), sama dg proses membuat sheet angin, hanya saja
pengeringannya menggunakan asap
Crumb-rubber, hasil olahan petani dilanjutkan proses, pemecahan,pencucian,
penggilingan, dikering anginkan, diremah, dikeringkan dlm dryer, dikempa
dan dikemas
PENGAWASAN MUTU
• Alat pengawasan:
1.SNI 06-2047-2002
2.SK.Memperindag No.616/1999
3.UU N0.18 Th 2004 Ps 31 dan Ps 50
• Penetapan Pengawas
1.Penunjukan Instansi Pengawas daerah
2.Mekanisme pengawasan

Masalah Panen & Pengolahan


• Umumnya bermutu rendah
• Kadar air tinggi (>20%)
• Koagulan bervariasi : asam semut, sulfat, cuka, tawas, pupuk TSP, air perasan
gadung / nenas.
• Terkontaminasi : tanah, lumpur, pasir, tatal, serat kayu / plastik
• Jenis/ukuran beragam: serpihan / mangkok (1-8 cm) sampai bentuk balok
50x50cm, tebal 20-30 cm
PENENTUAN KADAR KARET KERIN
Metode Laboratorium Baku
 Metode Chee
 Metode Hidrometri
 Metode Pancing Penggoreng
PENANGANAN LATEKS KEBUN
1. Hal penting hindari Prakoagulasi
2. Prakoagulasi dipengaruhi oleh :
Aktivitas mikroorganisme
Aktivitas enzim
Iklim (mis : hujan, suhu tinggi)
Budidaya/keadaan tanaman (tan. muda, tua/sakit)
Jenis klon
Pengangkutan (suhu tinggi dan goyangan)
Kontaminasi kotoran dari luar (mis : logam atau garam)
3. Cara menghindari prakoagulasi
Alat-alat sadap dan alat angkut harus senantiasa bersih dan
tahan karat
Lateks harus segera diangkut ketempat pengolahan tanpa
banyak goncangan
Lateks tidak boleh terkena sinar matahari langsung
Dapat digunakan anti koagulan : Amonia (NH3) atau Natrium
Sulfit (Na2SO3)
LUMP
Lump : 1. Mangkok 2. Bambu
Lump mangkuk adalah : Lateks kebun yang dibiarkan membeku secara alamiah
dalam mangkuk
Dalam musim penghujan, untuk mempercepat proses pembekuan lateks
ditambahkan asam format/semut atau asap cair kedalam mangkuk
Keuntungan :
 Curahan tenaga kerja relatif lebih sedikit
 Tidak ada resiko prakoagulasi
 Penanganan mudah dan praktis
 Kerugian :
 Masih ada kemungkinan terjadi manipulasi berat yang dilakukan
dengan jalan menambahkan bahan-bahan non karet
 Teknik pengukuran KKK yang akurat tidak mudah, karena tingkat
kebersihan dan pemeraman lump mangkuk yang beraneka ragam
 Terjadi penurunan mutu terutama nilai PRI dan laju vulkanisasi akibat
penyimpanan yang tidak memenuhi syarat
 Tidak dapat dihasilkan karet remah dengan mutu prima
Lump Bambu : Pembekuan lateks dengan menggunakan tabung bambu dengan
penambahan asam format/semut secara simultan
Keunggulan :
 Bermutu tinggi (nilai Po, PRI, VR Tinggi)
 Resiko terkontaminasi lebih kecil
 Penanganan lebih praktis dan hemat waktu
SLAB
1)SLAB TIPIS
 Dibuat dari lateks atau campuran lateks dengan lump mangkuk yang
dibekukan dengan asam format/semut atau asap cair di dalam bak
pembeku yang berukuran 60cmx40cmx6cm tanpa perlakuan
penggilingan.
 Proses pembuatan
1. Masukkan dan susun lump mangkuk secara merata didalam
bak pembeku
2. Tambahkan larutan asam format/semut 1% atau asap cair ke
dalam lateks kebun dengan dosis 100-110ml per liter lateks,
kemudian diaduk
3. Tuangkan campuran lateks dan pembeku tersebut kedalam bak
pembeku yang telah diisi lump mangkuk
4. Biarkan sekitar 1-2 jam, lalu bekuan diangkat dan disimpan
diatas rak didalam tempat yang teduh.
 Keuntungan
1. Mutu seragam dengan KKK sekitar 50%
2. Tidak ada resiko prakoagulasi
3. Mudah dalam pengangkutan
2)SLAB GILING
 KKK slab tipis dapat ditingkatkan menjadi sekitar 70% dengan
digiling menggunakan “hand mangel” disebut slab giling
 Kelebihan : Nilai ketahanan plastisitas (PRI) lebih tinggi.
Blanket
 Slab tipis dapat diolah menjadi blanket melalui penggilingan
dengan mesin mini craper
 Penggilingan dilakukan 4-6 kali sambil disemprot dengan air
bersih untuk menghilangkan kotoran dalam slab
 Ketebalan blanket 0,6-1cm, KKK : 65-75%
PENYARINGAN LATEKS
Lateks kebun disaring dengan saringan 40 atau 60 mesh, untuk memisahkan
kotoran yang terikat seperti daun dan tatal, Saringan sebaiknya terbuat dari baja anti
karat, kemudian dilakukan pengujian kadar karet kering
PENGENCERAN
Pengenceran dilakukan dengan cara menambahkan air bersih ke dalam lateks
sehingga diperoleh KKK baku 12-15%. Jumlah air yang ditambahkan dapat dihitung
dengan rumus :
Tujuan Pengenceran
1) Memperoleh mutu yang seragam
2) Mempermudah penggilingan
3) Mempermudah keluarnya gelembung udara dari dalam lateks
PEMBEKUAN
1. Pembekuan lateks dilakukan didalam bak yang terbuat dari aluminium atau
plastik dengan ukuran 50cmX25cmX6cm.
2. Latek yang telah diencerkan sebanyak 5-6 liter dituang kedalam bak pembeku,
kemudian ditambah 370 ml asam format/semut 1% atau 300 ml larutan asap
cair10% untuk setiap liter lateks kemudian diaduk.
3. Busa yang timbul selama pengadukan dibuang, kemudian lateks dibiarkan
membeku.
4. Untuk menghindari adanya kotoran maka bak perlu ditutup.
PEMERAMAN
Setelah 15-30 menit terjadi pembekuan lateks, ditambahkan air di bagian atas
bekuan untuk mencuci sisa asam dan mencegah terjadinya oksidasi enzim yang
mengakibatkan timbulnya warna gelap. Lama pemeraman kurang lebih 1 jam.
PENGGILINGAN
Bekuan yang dihasilkan digiling lima kali dengan gilingan polos dan sekali
gilingan beralur, sambil disemprot dengan air. Tujuannya adalah untuk mencuci sit
dan mencegah lengketnya sit pada rol penggiling.
PENCUCIAN
Lembaran sit yang diperoleh kemudian dimasukkan ke dalam bak pencuci untuk
menghilangkan sisa asam, sisa serum dan kotoran yang menempel selama
penggilingan
PENIRISAN
Penirisan dilakukan setelah lembaran sit dicuci untuk menghilangkan air
dipermukaan lembaran. Lama penirisan kurang lebih 15 menit
PENGERINGAN
Pengeringan dilaksanakan didalam gudang pengering. Selama pengeringan
dinding gudang dibuka pada siang hari dan ditutup pada malam hari, dimaksudkan
untuk mengatur kelembaban dan temperatur ruang pengeringan. Lama pengeringan
sit angin optimum 5 hari
SIT ASAP (RIBBED SMOKED SHEET/RSS)
a. Proses pengolahan sama dengan sit angin
b. Bedanya pada proses pengeringan dilakukan pengasapan pada suhu yang bertahap
antara 40 – 60 C selama 4 hari
c. Pengaturan suhu pengasapan
1. Hari pertama suhu 40o – 45o C, dan ventilasi ruang asap lebar
2. Hari kedua suhu 45o – 50o C, dan ventilasi ruang asap sedang
3. Hari ketiga suhu 50o – 55o C, dan ventilasi ruang asap tertutup
4. Hari keempat suhu 55o –60o C
d. Keuntungan dengan membuat RSS
1. RSS dapat langsung diekspor atau sebagai bahan baku industri bahan jadi karet
2. Mutu produk seragam dan konsisten
3. Harga lebih tinggi dibanding dengan jenis bokar yang lain
e. Kendala dalam pengolahan RSS
1. Perlu biaya investasi yang tinggi untuk peralatan pengolahan dan pembuatan
kamar asap
2. Biaya pengolahan lebih tinggi yang meliputi tenaga kerja, asam format/semut
atau Deorub, air dan kayu bakar.
3. Diperlukan disiplin yang tinggi dari petani

Anda mungkin juga menyukai