Anda di halaman 1dari 92

LAPORAN SEMINAR ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MASALAH ISOLASI SOSIAL PADA NY. S


DENGAN DIAGNOSA MEDIS SKIZOFRENIA SIMPLEKS DI RUANG MELATI
RUMAH SAKIT JIWA Dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG

OLEH

KELOMPOK 2 :

1. MUH IKHWAN (P17212195021)


2. RODHIYASYFA KIRANA (P17212195023)
3. RIZKI PUTRI P (P17212195053)
4. OKKY ZAMZAM R (P17212195055)
5. NOOR ROCHMAT H (P17212195056)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM PROFESI
TAHUN 2019
LAPORAN SEMINAR ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MASALAH ASUHAN KEPERAWATAN


DENGAN MASALAH ISOLASI SOSIAL PADA NY. S DENGAN DIAGNOSA MEDIS
SKIZOFRENIA SIMPLEKS DI RUANG MELATI RUMAH SAKIT JIWA Dr.
RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Laporan Kelompok Praktek Profesi Ners Departemen
Keperawatan Jiwa

OLEH KELOMPOK 2 :

1. MUH IKHWAN (P17212195021)


2. RODHIYASYFA KIRANA (P17212195023)
3. RIZKI PUTRI P (P17212195053)
4. OKKY ZAMZAM R (P17212195055)
5. NOOR ROCHMAT H (P17212195056)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN PRODI PROFESI NERS
TAHUN 2019
LEMBAR PENGESAHAN

Lembar pengesahan dibuat sebagai bukti bahwa Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
Prodi Profesi Ners Malang.
Kelompok 1 yang beranggota :
1. Muh Ikhwan
2. Rodhiyasyfa Kirana
3. Rizki Putri P
4. Okky Zamzam R
5. Noor Rochmat H

2
Telah melakukan Presentasi Askep dengan masalah isolasi sosial di Ruang Melati RSJ.
Dr. Radjiman Widyodiningrat Lawang Malang.

Lawang, 17 Oktober 2019


Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Esty Widhiani S.Kep,Ns, M.Kep Wahyuni Pujiastuti S.Kep,. Ns


NIK. 84012154 NIP. 19740520 199803 2001

Mengetahui,
Kepala Ruang Melati

Ni Wayan Ruci S.Kep,. Ners


NIP. 19160219 1986003 2001

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
karunia-Nyalah penyusun dapat menyelesaikan makalah seminar keperawatan jiwa yang
berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Ny. S Dengan Masalah Utama Isolasi Sosial”
Penulisan dan penyajian makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas praktek
Keperawatan Jiwa serta memberikan kontribusi positif bagi pengembangan ilmu keperawatan
khususnya keperawatan jiwa.
Proses penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan serta
bimbingan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu dalam
kesempatan ini, penyusun menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Direktur Rumah Sakit Jiwa dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang
2. Kepala Bidang Perawatan RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang Beserta Staf
3. Para Dosen dan Pembimbing Praktek Klinik Keperawatan Jiwa Poltekkes Kemenkes
Malang
4. Kepala Ruang Melati RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang beserta Seluruh
Perawat Ruangan

3
5. Pasien di Ruang Melati RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang
6. Rekan-rekan mahasiswa kelompok 2

Penyusun menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari kesalahan atau kekurangan baik
dari segi bahasa maupun isi. Untuk itu penyusun sangat mengharapkan adanya masukan dan
kritikan dari berbagai pihak demi kesempurnaan makalah ini.

Lawang, 17 Oktober 2019

Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................................
KATA PENGANTAR......................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………………
DAFTAR ISI.........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang..........................................................................
2. Tujuan Penulisan.......................................................................
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Marah..........................................................................
2. Pengertian Perilaku Kekerasan...............................................
3. Etiologi.....................................................................................
4. Patofisiologi.................................................................................
5. Pathways........................................................................................
6. Manifestasi klinis..........................................................................
7. Mekanisme Koping.................................................................
8. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan...................................
BAB III STRATEGI PELAKSANAAN PERILAKU KEKERASAN
1. Strategi Pelaksanaan Perilaku Kekerasan Pertemuan Ke I.........
2. Strategi Pelaksanaan Perilaku Kekerasan Pertemuan Ke II........
3. Strategi Pelaksanaan Perilaku Kekerasan Pertemuan Ke III...
BAB IV TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian.....................................................................................
B. Analisa Data.................................................................................
C. Daftar Masalah Keperawatan.......................................................
D. Pohon Masalah.............................................................................
E. Diagnosa Keperawatan...............................................................
F. Rencana Keperawatan................................................................
G. Catatan Keperawatan...................................................................
BAB V PENUTUP
1. Kesimpulan....................................................................................
2. Saran.............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................

4
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa sosial yang memungkinkan

setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU No. 23 Tahun 1992, Pasal 1).

Departemen Kesehatan (DEPKES) memberikan perhatian besar untuk meningkatkan derajat

kesehatan bangsa Indonesia dengan visi dan misi Indonesia Sehat 2010.

Jumlah penduduk gangguan jiwa di Jawa Barat diperkirakan lebih dari 30% dari

jumlah penduduk dewasa. Jumlah tersebut bakal semakin bertambah dengan kesulitan

ekonomi yang disebabkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Keadaan tersebut

diperparah dengan beberapa kejadian yang menimpa Indonesia seperti bencana alam,

diantaranya tsunami di Aceh dan Pangandaran, Lumpur panas sidoarjo, serta gempa di

Yogyakarta. Selain itu adanya gejolak politik lokal diberbagai daerah dan meningkatnya

tingkat persaingan antar individu merupakan salah satu pemicu terjadinya gangguan mental.

Penyebab gangguan jiwa yang diderita terjadi karena frustasi, napza (narkotika,

psikotropika, dan zat adiktif lainnya), masalah keluarga, pekerjaan, organik dan ekonomi.

Namun jika dilihat dari persentase, penyebab tertinggi yaitu karena frustasi serta

meningkatkan harga diri rendah pada penderita tsb. Harga diri rendah adalah kondisi

seseorang yang menilai keberadaan dirinya lebih rendah dibandingkan orang lain yang

berpikir tentang hal negatif diri sendiri sebagai individu yang gagal, tidak mampu dan tidak

berprestasi (Keliat, 2010). Fitria (2009) juga menyebutkan, harga diri rendah merupakan

kondisi seseorang dimana ia merasa bahwa dirinya tidak diterima dilingkungan dan

gambaran-gambaran negatif tentang dirinya.

Harga diri rendah dapat dibagi menjadi dua yaitu, harga diri rendah situasional dan

harga diri rendah kronik. Harga diri rendah situasional adalah keadaan dimana individu yang

sebelumnya memiliki harga diri positif mengalami perasaan negatif mengenai diri dalam

berespon terhadap suatu kejadian. Apabila dari harga diri rendah situasional tidak ditangani

5
segera, maka lama kelamaan dapat menjadi harga diri rendah kronik. Semakin rendah harga

diri seseorang akan lebih berisiko terkena gangguan kepribadian.

Pada beberapa penelitian mengaitkan rendahnya harga diri dengan adanya kecemasan

sosial. Sebuah penelitian menyatakan jika orang yang memiliki harga diri yang rendah akan

memiliki perasaan takut gagal ketika terlibat dalam hubungan sosial ( Fitria, 2013). Penelitian

yang dilakukan Simbar, Ruindungan dan Solang (2015) menyebutkan bahwa 26,7% anak

memiliki harga diri rendah situasional pasca mendapat perlakuan bullying yaitu menarik diri

dari lingkungan sekitar untuk memperoleh rasa aman. Jika ini terus berlanjut pada anak-anak

maka akan muncul ide bunuh diri hingga percobaan bunuh diri karena perasaan malu

(Espelage, 2012).

Stigma penderita gangguan jiwa sat ini masih tinggi, tetapi masih sedikit yang sadar

untuk meminta bantuan psikiater. Akibatnya banyak penderita gangguan jiwa yang sudah

sembuh dan dipulangkan ke rumahnya, balik lagi ke rumah sakit. Para pasien itu memilih

untuk tinggal lagi di rumah sakit karena mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan di

rumahnya. Keluarga mereka merasa malu karena ada anggota keluarganya yang tidak waras.

Akibatnya tidak sedikit yang memilih kabur.

1.2. Rumusan Masalah

Pada Makalah seminar ini yang kami, kami menyajiakan tentang “asuhan

keperawatan jiwa pada Ny. E dengan gangguan “Harga Diri Rendah” di ruang Melati RSJ.

Radjiman Wediyodiningrat Lawang”.

1.3. Tujuan

Tujuan Umum

Tujuan penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa mampu melakukan asuhan

keperawatan pada klien dengan masalah gangguan konsep diri : harga diri rendah

Tujuan Khusus

Mahasiswa Mampu untuk :

1) Melakukan pengkajian dengan tepat pada pasien dengan gangguan Harga Diri

Rendah
2) Menegakkan diagnosa yang tepat berdasarkan hasil pengkajian
3) Menyusun rencana tindakan sesuai degan rencana asuhan keperawatan

6
4) Melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan intervensi yang dibuat dalam

rencana asuhan keperawatan


5) Melakukan evaluasi tindakan keperawatan dengan mengacu pada tujuan rencana

asuhan keperawatan.

1.4. Manfaat

1.4.1 Bagi Mahasiswa

Mahasiswa bisa mengerti dan mengetahui tentang gangguan harga diri rendah dan

bagaimana cara melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan harga diri

rendah dan mahasiswa mampu membandingkan anatara teori dengan praktik serta sebagai

bentuk pengalaman dan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

1.4.2 Bagi Perawat

Perawat bisa mengetahui lebih dalam lagi tentang Harga Diri Rendah dan perawat

dapat menerapkan teori-teori terbaru terbaru.

1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan

Bagi institusi Pendidikan dapat menambah pengetahuan tentang gangguan Harga

Diri Rendah Kepada mahasiswa selanjutnya serta dapat menambah pustaka keilmuan

sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

1.4.4 Bagi RSJ Radjiman dr. Radjiman Wediyodiningrat

Bagi Rumah Sakit akan menambah tori baru dalam bidang keperawatan yang

muncul dari para mahasiswa praktikan, serta sebagai sarana evaluasi dari pelayanan yang

telah diterapkan selama ini.

7
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.1 Definisi

Isolasi sosial adalah suatu keadaan dimana individu mengalami penurunan

kemampuan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain

disekitarnya. Isolasi sosial adalah usaha klien untuk menghindari interaksi dengan orang

lain disekitarnya maupun komunikasi dengan orang lain (keliat B.A, dkk, 2011).

Isolasi sosial adalah keadaan seorang individu yang mengalami penurunan atau

bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya. Pasin

merasa ditolak, tidak diterima, kesepian dan tidak mampu membina hubungan yang

berarti dengan orang lain disekitarnya (Keliat, 2011).

Isolasi sosial menurut Townsend, dalam Kusumawati F dan Hartono Y (2010) adalah

suatu keadaan kesepian yang dirasakan seseorang karena orang lain menyatakan negatif

dan mengancam. Sedangkan Menarik diri adalah usaha menghindari interaksi dengan

orang lain. Individu merasa kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan

untuk berbagi perasaan, pikiran, prestasi atau kegagalanya (Depkes, 2006 dalam

Dermawan D dan Rusdi, 2013).

2.1.2 Rentang Respon

Respons Adaftif Respons Maladaptif

Menyendiri Merasa sendiri Manipulasi


Otonomi Depedensi Impulsif
Bekerja sama
Ffgfg Ketergantungan Narsisme
interdependen

Gambar 1.1 Rentang Respon Isolasi Sosial


Sumber: Stuart dan Sundeen (2012)
1. Menyendiri (solitude) merupakan respon yang dibutuhkan seseorang untuk merenungkan
apa yang telah dilakukan di lingkungan sosialnya dan suatu cara mengevaluasi diri untuk
menentukan langkah selanjutnya.
2. Otonomi merupakan kemampuan individu untuk menentukan dan menyampaikan ide-ide
pikiran, perasaan dalam hubungan sosial.
3. Bekerjasama (mutualisme) adalah suatu kondisi dalam hubungan interpersonal dimana
individu tersebut mampu untuk saling memberi dan menerima.

8
4. Saling tergantung (interdependen) adalah suatu kondisi saling tergantung antara individu
dengan orang lain dalam membina hubungan interpersonal.
5. Menarik diri merupakan suatu keadaan dimana seseoramg menemukan kesulitan dalam
membina hubungan secara terbuka dengan orang lain.
6. Tergantung (dependen) terjadi bila seseorang gagal mengambangkan rasa percaya diri
atau kemampuannya untuk berfungsi secara sukses.
7. Manipulasi merupakan gangguan hubungan sosial yang terdapat pada individu yang
menganggap orang lain sebagai objek. Individu tersebut tidak dapat membina hubungan
sosial secara mendalam.
8. Merasa sendiri (Loneliness) merupakan kondisi dimana seseorang merasa asing dan
sendiri di lingkungannya
9. Impulsif merupakan respon sosial yang ditandai dengan individu sebagai subjek yang
tidak dapat diduga, tidak dapat dipercaya, tidak mampu merencanakan sesuatu, tidak
mampu belajar dari pengalaman, tidak dapat diandalkan dan penilaian yang buruk.
10. Narsisme merupakan individu memiliki harga diri yang rapuh, terus-menerus berusaha
mendapatkan penghargaan dan pujian, pencemburuan, mudah marah jika tidak
mendapatkan pujian dari orang lain.

2.1.3 Faktor Presdiposisi

Ada berbagai faktor yang menjadi pendukung terjadinya perilaku menarik diri
a. Faktor perkembangan
Gangguan adaptasi disetiap tahap perkembangan dari bayi sampai dewasa dan tua
akan mempengaruhi masalah respon sosial menarik diri pada seseorang. (Deden
Dermawan dan Rusdi, 2013).
b. Faktor Biologik
Faktor genetik dapat menunjang respon sosial maladaptif. Genetik merupakan faktor
penunjang dalam terjadinya masalah gangguan jiwa (Ernawati, 2009).
c. Faktor Sosiokultural
Isolasi sosial merupakan gangguan dalam berhubungan dengan orang lain. Ini dapat
terjadi karena tidak tepatnya norma atau aturan dalam keluarga yang tidak mendukung
pendekatan terhadap orang lain atau tidak menghargai anggota keluarga yang tidak
produktif seperti lansia, orang cacat dan penderita penyakit kronik (Keliat, dkk, 2011).
2.1.4 Faktor Presipitasi

Ada beberapa faktor persipitasi yang dapat menyebabkan seseorang menarik diri. Faktor-
faktor tersebut dapat berasal dari berbagai stressor antara lain:
a. Stressor sosiokultural
Stres yang ditimbulkan karena perpisahan dengan orang yang berarti, tidak
sempurnanya anggota keluarga dan menurunya stabilitas unit keluarga (Eko Prabowo,
2014).

9
b. Stressor psikologik
Kecemasan yang berkepanjangan bersamaan dengan keterbatasan kemampuan
mengatasi masalah. Tuntutan untuk berpisah dengan orang terdekat atau kegagalan
seseorang untuk memenuhi kebutuhan dapat menimbulkan kecemasan tingkat tinggi
(Stuart dan Lararia, 2005).
2.1.5 Pohon Masalah
Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi
Akibat

Core Problem Isolasi Sosial; Menarik Diri

Harga Diri Rendah


Causa/Penyebab

2.1.6 Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala yang muncul pada klien dengan isolasi sosial: menarik diri menurut
Dermawan D dan Rusdi (2013) adalah sebagai berikut:
a. Gejala Subjektif
1) Klien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain
2) Klien merasa tidak aman berada dengan orang lain
3) Respon verbal kurang atau singkat
4) Klien mengatakan hubungan yang tidak berarti dengan orang lain
5) Klien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu
6) Klien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan
7) Klien merasa tidak berguna
8) Klien tidak yakin dapat melangsungkan hidup
9) Klien merasa ditolak
b. Gejala Objektif
1) Klien banyak diam dan tidak mau bicara
2) Tidak mengikuti kegiatan
3) Banyak berdiam diri di kamar
4) Klien menyendiri dan tidak mau berinteraksi dengan orang yang terdekat
5) Klien tampak sedih, ekspresi datar dan dangkal
6) Kontak mata kurang
7) Kurang spontan
8) Apatis (acuh terhadap lingkungan)
9) Ekpresi wajah kurang berseri

10
10) Tidak merawat diri dan tidak memperhatikan kebersihan diri
11) Mengisolasi diri
12) Tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan sekitarnya
13) Memasukan makanan dan minuman terganggu
14) Retensi urine dan feses
15) Aktifitas menurun
16) Kurang enenrgi (tenaga)
17) Rendah diri
18) Postur tubuh berubah,misalnya sikap fetus/janin (khusunya pada posisi tidur).
2.1.7 Mekanisme Koping

Klien apabila mendapat masalah takut atau tidak mau menceritakan nya pada orang orang

lain( lebih sering menggunakan koping menarik diri)

2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Isolasi Sosial

2.2.1 Pengkajian
adalah dasar utama dari proses keperawatan. Tahap pengkajian terdiri dari pengumpulan

data dan perumusan kebutuhan atau masalah klien. Data yang dikumpulkan melalui data

biologis , psikologis, social dan spiritual. (Keliat, Budi Ana, 1998 : 3)

Adapun isi dari pengkajian tersebut adalah :

1. Identitas klien

Melakukan perkenalan dan kontrak dengan klien tentang : nama mahasiswa, nama

panggilan, nama klien, nama panggilan klien, tujuan, waktu, tempat pertemuan, topik yang akan

dibicarakan. Tanyakan dan catat usia klien dan No RM, tanggal pengkajian dan sumber data yang

didapat.

2. Alasan masuk

Apa yang menyebabkan klien atau keluarga datang, atau dirawat di rumah sakit,

apakah sudah tahu penyakit sebelumnya, apa yang sudah dilakukan keluarga untuk

mengatasi masalah ini.

3. Faktor predisposisi

Menanyakan apakah keluarga mengalami gangguan jiwa, bagaimana hasil pengobatan

sebelumnya, apakah pernah melakukan atau mengalami penganiayaan fisik, seksual,

penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga, dan tindakan criminal.

Menanyakan kepada klien dan keluarga apakah ada yang mengalami gangguan jiwa,

menanyakan kepada klien tentang pengalaman yang tidak menyenangkan.

11
4. Pemeriksaan fisik

Memeriksa tanda-tanda vital, tinggi badan, berat badan, dan tanyakan apakah ada

keluhan fisik yang dirasakan klien.

5. Psikososial

a) Genogram : Genogram menggambarkan klien dengan keluarga, dilihat dari pola

komunikasi, pengambilan keputusan dan pola asuh

b) Konsep diri

c) Gambaran diri : Tanyakan persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh yang

disukai, reaksi klien terhadap bagian tubuh yang tidak disukai dan bagian yang

disukai.

d) Identitas diri : Status dan posisi klien sebelum klien dirawat, kepuasan klien terhadap

status dan posisinya, kepuasan klien sebagai laki-laki atau perempuan, keunikan yang

dimiliki sesuai dengan jenis kelaminnya dan posisinya.

e) Fungsi peran : Tugas atau peran klien dalam keluarga / pekerjaan / kelompok

masyarakat, kemampuan klien dalam melaksanakan fungsi atau perannya, perubahan

yang terjadi saat klien sakit dan dirawat, bagaimana perasaan klien akibat perubahan

tersebut.

f) Ideal diri : Harapan klien terhadap keadaan tubuh yang ideal, posisi, tugas, peran

dalam keluarga, pekerjaan atau sekolah, harapan klien terhadap lingkungan, harapan

klien terhadap penyakitnya, bagaimana jika kenyataan tidak sesuai dengan

harapannya.

g) Harga diri : Hubungan klien dengan orang lain sesuai dengan kondisi, dampak pada

klien dalam berhubungan dengan orang lain, harapan, identitas diri tidak sesuai

harapan, fungsi peran tidak sesuai harapan, ideal diri tidak sesuai harapan, penilaian

klien terhadap pandangan / penghargaan orang lain.

h) Hubungan social : Tanyakan orang yang paling berarti dalam hidup klien, tanyakan

upaya yang biasa dilakukan bila ada masalah, tanyakan kelompok apa saja yang

diikuti dalam masyarakat, keterlibatan atau peran serta dalam kegiatan kelompok /

masyarakat, hambatan dalam berhubungan dengan orang lain, minat dalam

berinteraksi dengan orang lain.

12
i) Spiritual : Nilai dan keyakinan, kegiatan ibadah / menjalankan keyakinan, kepuasan

dalam menjalankan keyakinan.

j) Status mental

 Penampilan

Melihat penampilan klien dari ujung rambut sampai ujung kaki apakah ada yang tidak

rapih, penggunaan pakaian tidak sesuai, cara berpakaian tidak seperti biasanya,

kemampuan klien dalam berpakaian, dampak ketidakmampuan berpenampilan baik /

berpakaian terhadap status psikologis klien.

 Pembicaraan

Amati pembicaraan klien apakah cepat, keras, terburu-buru, gagap, sering terhenti /

bloking, apatis, lambat, membisu, menghindar, tidak mampu memulai pembicaraan.

 Aktivitas motoric :

- Lesu, tegang, gelisah.

- Agitasi : gerakan motorik yang menunjukan kegelisahan

- Tik : gerakan-gerakan kecil otot muka yang tidak terkontrol

- Grimasem : gerakan otot muka yang berubah-ubah yang tidak terkontrol

klien

- Tremor : jari-jari yang bergetar ketika klien menjulurkan tangan dan

merentangkan jari-jari

- Kompulsif : kegiatan yang dilakukan berulang-ulang

 Alam perasaan

- Sedih, putus asa, gembira yang berlebihan


- Ketakutan : objek yang ditakuti sudah jelas
- Khawatir : objeknya belum jelas

k) Afek

a) Datar : tidak ada perubahan roman muka pada saat ada stimulus yang

menyenangkan atau menyedihkan.

b) Tumpul : hanya bereaksi bila ada stimulus emosi yang sangat kuat

c) Labil : emosi klien cepat berubah-ubah

d) Tidak sesuai : emosi bertentangan atau berlawanan dengan stimulus

l) Interaksi selama wawancara :

13
a) Kooperatif : berespon dengan baik terhadap pewawancara

b) Tidak kooperatif : tidak dapat menjawab pertanyaan pewawancara dengan

spontan.

c) Mudah tersinggung

d) Bermusuhan : kata-kata atau pandangan yang tidak bersahabat atau tidak ramah

e) Kontak kurang : tidak mau menatap lawan bicara

f) Curiga : menunjukan sikap atau peran tidak percaya kepada pewawancara atau

orang lain.

m) Persepsi

Jenis-jenis halusinasi dan isi halusinasi, frekuensi gejala yang tampak pada saat

klien berhalusinasi.

6. Proses pikir

a) Sirkumtansial : pembicaraan yang berbelit-belit tapi sampai pada tujuan

b) Tangensial : pembicaraan yang berbelit-belit tapi tidak sampai pada tujuan

c) Kehilangan asosiasi : pembicaraan tidak ada hubungan antara satu kalimat dengan

kalimat lainnya

d) Flight of ideas : pembicaraan yang meloncat dari satu topik ke topik yang lainnya.

e) Bloking : pembicaraan terhenti tiba-tiba tanpa gangguan dari luar kemudian

dilanjutkan kembali

f) Perseferasi : kata-kata yang diulang berkali-kali

g) Perbigerasi : kalimat yang diulang berkali-kali

7. Isi fikir

a. Obsesi : pikiran yang selalu muncul walaupun klien berusaha menghilangkannya.

b. Phobia : ketakutan yang patologis / tidak logis terhadap objek / situasi tertentu.

c. Hipokondria : keyakinan terhadap adanya gangguan organ tubuh yang sebenarnya tidak

ada.

d. Depersonalisasi : perasaan klien yang asing terhadap diri sendiri, orang lain dan

lingkungan.

14
e. Ide yang terkait : keyakinan klien terhadap kejadian yang terjadi dilingkungan yang

bermakna yang terkait pada dirinya.

f. Pikiran magis : keyakinan klien tentang kemampuannya melakukan hal-hal yang mustahil

atau diluar kemampuannya.

g. Waham :

1. Agama : keyakinan klien terhadap suatu agama secara berlebihan dan diucapkan

berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan

2. Somatik : keyakinan klien terhadap tubuhnya dan diucapkan berulang-ulang tetapi

tidak sesuai dengan keyakinan

3. Kebesaran : keyakinan klien yang berlebihan terhadap kemampuannya dan diucapkan

berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan

4. Curiga : keyakinan klien bahwa ada seseorang yang berusaha merugikan, mencederai

dirinya, diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan

5. Nihilistik : klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada didunia / meninggal yang

dinyatakan secara berulang-ulang dan tidak sesuai dengan kenyataan

6. Waham yang bizar

a. Sisi pikir : klien yakin ad aide pikiran orang lain yang disisipkan didalam

pikirannya, disampaikan secara berulang-ulang dan tidak sesuai dengan kenyataan

b. Siar pikir : klien yakin ada orang lain yang mengetahui apa yang klien pikirkan

walaupun klien tidak pernah menceritakannya kepada orang, disampaikan secara

berulang-ulang dan tidak sesuai kenyataan

c. Kontrol pikir : klien yakin pikirannya dikontrol oleh kekuatan dari luar,

disampaikan secara berulang-ulang dan tidak sesuai dengan kenyataan.

6. Tingkat kesadaran

a. Bingung : tampak bingung dan kacau ( perilaku yang tidak mengarah pada tujuan).

b. Sedasi : mengatakan merasa melayang-layang antara sadar atau tidak sadar

c. Stupor : gangguan motorik seperti kekakuan, gerakan yang diulang-ulang, anggota tubuh

klien dalam sikap yang canggung dan dipertahankan klien tapi klien mengerti semua yang

terjadi dilingkungannya

d. Orientasi : waktu, tempat dan orang

15
e. Jelaskan apa yang dikatakan klien saat wawancara

f. Memori

1. Gangguan mengingat jangka panjang : tidak dapat mengingat kejadian lebih dari 1

bulan.

2. Gangguan mengingat jangka pendek : tidak dapat mengingat kejadian dalam minggu

terakhir.

3. Gangguan mengingat saat ini : tidak dapat mengingat kejadian yang baru saja terjadi.

4. Konfabulasi : pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan dengan memasukan cerita

yang tidak benar untuk menutupi gangguan daya ingatnya.

5. Tingkat konsentrasi

a. Mudah beralih : perhatian mudah berganti dari satu objek ke objek lainnya.
b. Tidak mampu berkonsentrasi : klien selalu minta agar pertanyaan diulang

karena tidak menangkap apa yang ditanyakan atau tidak dapat menjelaskan

kembali pembicaraan.
c. Tidak mampu berhitung : tidak dapat melakukan penambahan atau

pengurangan pada benda-benda yang nyata


d. Daya tilik diri

1. Mengingkari penyakit yang diderita : klien tidak menyadari gejala

penyakit (perubahan fisik dan emosi) pada dirinya dan merasa tidak perlu

minta pertolongan / klien menyangkal keadaan penyakitnya, klien tidak

mau bercerita tentang penyakitnya

2. Menyalahkan hal-hal diluar dirinya : menyalahkan orang lain atau

lingkungan yang menyebabkan timbulnya penyakit atau masalah

sekarang

3. Kebutuhan persiapan pulang


a. Makan
Tanyakan frekuensi, jumlah, variasi, macam dan cara makan, observasi kemampuan

klien menyiapkan dan membersihkan alat makan.


b. Buang Air Besar dan Buang Air Kecil
Observasi kemampuan klien untuk Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK),

pergi menggunakan WC atau membersihkan WC.

c. Mandi
Observasi dan tanyakan tentang frekuensi, cara mandi, menyikat gigi, cuci rambut,

gunting kuku, observasi kebersihan tubuh dan bau badan klien.

16
d. Berpakaian
Observasi kemampuan klien dalam mengambil, memilih dan mengenakan pakaian,

observasi penampilan dandanan klien.


e. Istirahat dan tidur
Observasi dan tanyakan lama dan waktu tidur siang atau malam, persiapan sebelum

tidur dan aktivitas sesudah tidur.


f. Penggunaan obat
Observasi penggunaan obat, frekuensi, jenis, dosis, waktu, dan cara pemberian.
g. Pemeliharaan kesehatan
Tanyakan kepada klien tentang bagaimana, kapan perawatan lanjut, siapa saja sistem

pendukung yang dimiliki.


h. Aktivitas di dalam rumah
Tanyakan kemampuan klien dalam mengolah dan menyajikan makanan, merapikan

rumah, mencuci pakaian sendiri, mengatur kebutuhan biaya sehari-hari.


i. Aktivitas di luar rumah
Tanyakan kemampuan klien dalam belanja untuk keperluan sehari-hari, aktivitas lain

yang dilakukan di luar rumah.


j. Pola dan mekanisme koping
Data didapat melalui wawancara dengan klien atau keluarganya.

4. Aspek medis

Tulis diagnosa medis yang telah diterapkan oleh Dokter, tuliskan obat-obatan klien saat ini, baik

obat fisik, psikofarmaka dan terapi lain.

5. Masalah Keperawatan

Dari pengkajian dapat disimpulkan masalah keperawatan yang dapat ditemukan pada klien

dengan gangguan isolasi social yaitu :

1. Isolasi sosial

2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah situasional

3. Gangguan citra tubuh

6. Pohon masalah

Isolasi sosial : menarik diri

Gangguan konsep diri :

Harga diri rendah

17
Gangguan citra tubuh
(Keliat, Budi Anna. 2002)

2.2.1 DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan masalah keperawatan pasien yang

mencakup baik respon sehat adaptif atau maladaptif serta stressor yang menunjang. (Stuart &

Sundeen, 1998 : 41)

Diagnosa keperawatan adalah cara mengidentifikasi, memfokuskan dan mengatasi

kebutuhan spesifik pasien serta respon terhadap masalah aktual dan resiko tinggi. (Marilyn E.

Doenges, 1999 : 8 ) Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa diagnosa keperawatan

adalah suatu cara mengidentifikasi, memfokuskan dan mengatasi kebutuhan spesifik pasien serta

respon terhadap masalah aktual dan resiko tinggi mencakup respon adaptif maupun maladaptif

serta stresor yang menunjang.

Diagnosa Keperawatan adalah identifikasi atau penilaian pola respons baik aktual maupun
potensial (Stuart and Sundeen, 1995)
Masalah keperawatan yang sering muncul yang dapat disimpulkan dari pengkajian adalah sebagai
berikut :
 Isolasi sosial : menarik diri
 Gangguan konsep diri: harga diri rendah
 Resiko perubahan sensori persepsi
 Koping individu yang efektif sampai dengan ketergantungan pada orang lain
 Gangguan komunikasi verbal, kurang komunikasi verbal.
 Intoleransi aktifitas.
 Kekerasan resiko tinggi
Diagnosa Keperawatan
 Gangguan Isolasi Sosial

18
BAB III
TINJAUAN KASUS

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA


I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. S Tanggal Dirawat : 5 September 2019
Umur : 40 Tahun Tanggal Pengkajian : 30 September
2019
Alamat : Jakarta Sumber Informas : Klien, Perawat
Pendidikan : Sekolah Dasar (SD)
Agama : Islam RuangRawat : Melati
Status :-
Pekerjaan :-
Jenis Kel. : Perempuan
No RM : 1044XX

ALASAN MASUK
a. Data primer
Klien tampak menyendiri dan tidak berinteraksi dengan teman-
temannya
b. Data sekunder
Klien tampak tidak mau bicara
c. Keluhan Utama Saat Pengkajian
Klien mengatakan lebih suka menyendiri. Saat diajak interaksi klien
hanya menjawab beberapa pertanyaan. Selanjutnya pasien hanya diam
dengan tatapan kosong tanpa menjawab pertanyaan.

II. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG dan FAKTOR PRESIPITASI


Klien sempat menyendiri tanpa berinteraksi dengan pasien lain. Klien saat
ditanya tidak ada kontak mata
III. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masalalu ?
Ya

19
Tidak
Jika Tidak, Jelaskan : Klien tidak dapat terkaji untuk masa lalunya.
2. Faktor Penyebab/ Pendukung
a. Riwayat Trauma
Usia Pelaku Korban Saksi
1. Aniayafisik - - - -
2. Aniayaseksual - - - -
3. Kekerasandalamkeluarga - - - -
4. Tindakan kriminal - - - -
Jelaskan:
Klien mengatakan tidak pernah mengalami gejala kekerasan dan tidak
pernah melakukan kekerasan.

Masalah/ DiagnosaKeperawatan :-
 Perubahanpertumbuhandanperkembangan  Resikotinggikekerasan
 Berdukaantisipasi  Ketidakefektifan penatalaksanaan
 Berdukadisfungsional regiment terapeutik
 Responpaska trauma  Lain-lain, jelaskan : Tidak ada
 Sindroma trauma perkosaan masalah keperawatan

3. Pengalamanmasalalu yang tidakmenyenangkan


Klien mengatakan ia pernah mengalami pengalaman tidak menyenangkan
yaitu pasien megatakan pernah menikah berkali-kali tapi tidak bahagia.
Masalah/ DiagnosaKeperawatan :
 Perubahanpertumbuhandanperkembangan  Responpaska
 Berduka antisipasi trauma
Berduka disfungsional  Sindroma trauma
perkosaan
 Lain-lain,
jelaskan .............

 RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

20
1. Anggota keluarga yang gangguan
jiwa ?
 Ada
 Tidak
Kalau ada :-
Hubungan keluarga :-
Gejala :-
Riwayat pengobatan :-

Masalah / DiagnosaKeperawatan:
 Koping keluarga tidak efektif

 Koping keluarga tidak efektif :


kompromi
 Resiko tinggi kekerasan
 Lain-lain, jelaskan ..................
1. Hubungan : klien mengatakan
hubungan dengan kluarga baik-baik
saja.
2. Pengambil keputusan : Pengambilan
keputusan ada pada keluarga pasien.
3. Pola Asuh Ortu : Klien mengatakan

baik-baik saja. Orang tua tidak pernah


jahat pada klien.

21
IV. PEMERIKSAAAN FISIK
Tanggal : 09 September 2019
1. Keadaan umum :
Keadaan umum klien cukup, klien sadar, penampilan pasien rapi (pakaian
tidak terbalik, memakai alas kaki) , kontak mata kurang, GCS E:4 V:5 M:6.
2. Tanda vital:
TD : 110/ 80 mmHg
N : 82 x/m
S : 36ο C
P : 20 x/m
3. Ukur: BB 44 kg TB 146 cm
 Turun
 Naik

4. Keluhanfisik:
 Tidak
 Ya,
Jelaskan :
Pasien mengatakan sedang flu dan hitung terasa buntu.
Masalah / DiagnosaKeperawatan :
 Risikotinggiperubahansuhutubuh  PerubahanNutrisi:
 Defisit Volume Cairan
LebihdarikebutuhanTubuh
 Kelebihan Volume Cairan
 KerusakanMenelan
 ResikoTinggiterhdapInfeksi
 PerubahanEliminasifaeses
 RisikoTinggiterhadapTransmisiInfeksi
 PerubahanEliminasi urine
 PerubahanNutrisi:
 Kerusakanintegritaskulit
KurangdarikebutuhanTubuh  Bersihan Jalan Nafas

22
V. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL (Sebelumdansesudahsakit)

KeteranganGambar :

: Laki-Laki

: Perempuan

: Laki-laki/perempuan meninggal

: Klien
: Tinggal serumah

Jelaskan:
Hubungan : klien mengatakan hubungan dengan kluarga baik-baik saja.
Pengambil keputusan : Pengambilan keputusan ada pada keluarga pasien.
Pola Asuh Ortu : Klien mengatakan baik-baik saja. Orang tua tidak pernah
jahat pada klien.

23
KonsepDiri
a. Citra tubuh :
Kien mengatakan bentuk tubuh kurus, fungsi baik dan nyaman dengan
keadaan sekarang.
b. Identitas :
Klien mengatakan sebelum di rawat menjadi ibu rumah tangga dan
klien menyadari dirinya sebagai perempuan, klien puas dengan status
sekarang.
c. Peran :
Klien sebagai ibu rumah tangga merasa mampu sebagai ibu rumah
tangga yang baik.
d. Ideal diri :
Klien mengatakan tidak mempunyai cita-cita yang tinggi dan menjalani
hidup apa adanya.
e. Hargadiri :
Klien mengatakan tidak merasa harga diri rendah dan merasa nyaman
dengan keadaan sekarang ini.

Masalah / DiagnosaKeperawatan :
 Pengabaian unilateral  Harga diri rendah
 Gangguan citra tubuh kronis
 Gangguan identitas pribadi  Harga diri rendah
situasional
 Lain-lain,
jelaskan..........

1. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti/terdekat:
Klien mengatakan tidak dekat dengan siapa pun.

b. Peranserta dalam kegiatan kelompok/masyarakat:

24
Klien mengatakan tidak pernah mengikuti kegiatan masyarakat.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain:
Klien mengatakan malas berhubungan dengan orang lain.

Masalah / Diagnosa Keperawatan :


 Kerusakan komunikasi  Isolasi sosial
 Kerusakan komunikasi verbal  Lain-lain, jelaskan..........
 Kerusakan interaksi sosial

2. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien beragama islam dan percaya Allah dapat menyembuhkan
penyakitnya.
b. Kegiatan ibadah
Klien jarang terlihat melaksanakan sholat 5 waktu.
Masalah / DiagnosaKeperawatan:
 Distress spiritual
 Lain-lain, jelaskan..........

VI. STATUS MENTAL


1. Penampilan
 Tidakrapi
 Penggunaan pakaian tidak sesuai
 Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan:
Penampilan klien sesuai usia, lusuh, tidur di sembarang tempat.

Masalah / DiagnosaKeperawatan:
 Sindroma defisit perawatan diri (makan, mandi, berhias, toiletting,
instrumentasi)
 Defisit perawatan diri (makan, mandi, berhias, toiletting, instrumentasi)

25
2. Pembicaraan
 Cepat
 Keras
 Gagap
 Apatis
 Lambat
 Membisu
 Tidak mampu memulai pembicaraan
 Lain-lain : normal
Jelaskan:
Cara berbicara normal, volume rendah, jumlah sedikit, tidak ada kontak
mata
Masalah / Diagnosa Keperawatan:
 Gangguan komunikasi verbal

3. Aktifitas motoric / Psikomotor


Kelambatan :
 Katalepsi
 Hipokinesia,hipoaktifitas
 Sub stupor katatonik
 Fleksibilitasserea
Jelaskan:
Klien tampak banyak diam, dan duduk termenung
Peningkatan :
 Hiperkinesia,hiperaktifitas  Grimace
 Gagap  Otomatisma
 Stereotipi  Negativisme
 GaduhGelisahKatatonik  Reaksikonversi
 Mannarism  Tremor
 Katapleksi  Verbigerasi
 Tik  Berjalankaku/rigid
 Ekhopraxia  Kompulsif :sebutkan
 Command automatism …………

26
Jelaskan:
Klien tampak berjalan tidak tegap, tampak kaku, dan menunduk
Masalah/ DiagnosaKeperawatan :
 Risiko tinggi cidera  Defisit aktivitas deversional /
 Kerusakan mobilitas fisik hiburan
 Perilaku kekerasan  Intoleransi aktivitas
 Resiko tinggi kekerasan
 Lain-lain, jelaskan..........

4. Afek dan Emosi


a. Afek
 Adekuat
 Tumpul
 Dangkal/datar
 Inadekuat
 Labil
 Ambivalensi
Jelaskan:
Klien tidak ada rasa gembira maupun sedih, tidak ada ekspresi apapun
saat dikaji, ekspresi wajah tampak datar
Masalah / Diagnosa Keperawatan:
 Risiko tinggi cidera  Kerusakan interaksi sosial
 Kerusakan komunikasi  Isolasi sosial
 Kerusakan komunikasi verbal  Lain-lain, jelaskan..........

b. Emosi
 Apatis
 MerasaKesepian
 Marah
 Anhedonia

27
 Eforia
 Depresi/sedih
 Cemas (Ringan, Sedang,BeratdanPanik)
Jelaskan:
Klien tampak datar dan tidak ada hal yang menyenangkan untuk
dilakukan

Masalah / Diagnosa Keperawatan


 Risiko tinggi cidera  Risiko diri
 Ansietas, .....(jelaskan : membahayakan diri
ringan/sedang/berat)  Risiko diri penganiaayan
 Ketakutan diri
 Isolasi sosial  Risiko tinggi mutilasi
 Ketidakberdayaan diri
 Lain-lain, jelaskan..........

5. Interaksi selama wawancara


 Bermusuhan
 Tidak kooperatif
 Mudah tersinggung
 Kontak mata kurang
 Defensif
 Curiga
Jelaskan:
Saat berinteraksi/wawancara klien tidak mau menatap lawan bicara
Masalah / DiagnosaKeperawatan :
 Kerusakan komunikasi  Risiko tinggi kekerasan
 Kerusakan interaksi sosial  Risiko tinggi
 Isolasi sosial penganiayaaan diri
 Risiko membahayakan diri  Risiko tinggi mutilasi diri
 Lain-lain, jelaskan..........

6. Persepsi – Sensorik

28
Halusinasi
 Pendengaran
 Penglihatan
 Perabaan
 Pengecapan
 Penciuman

Ilusi
 Ada
 Tidakada

Depersonalisasi
 Ada
 Tidakada

Derealisasi
 Ada
 Tidakada

Jelaskan:
Tidak ada gangguan pada persepsi - sensori
Masalah / DiagnosaKeperawatan :
 Perubahan persepsi sensori : halusinasi........... (pendengaran,
penglihatan, perabaan , pengecapan, penciuman)
 Lain-lain, jelaskan..........

7. Proses Pikir
a. ArusPikir dan bentuk pikir:
 Inkoheren
 Koheren
 Sirkumstansial
 Neologisme
 Tangensial

29
 Logorea
 Kehilangan asosiasi
 Bicara lambat
 Flight of idea
 Bicaracepat
 Irrelevansi
 Main kata-kata
 Blocking
 PengulanganPembicaraan/perseverasi
 Afasia
 Asosiasi bunyi
 Mutisme
Jelaskan:
Dalam proses pola pikir klien tidak berbicara dengan orang lain
Masalah / DiagnosaKeperawatan:

 Perubahan proses pikir : ........................... (jelaskan)


 Lain-lain, jelaskan.........

b. Isi Pikir
 Obsesif
 Ekstasi
 Fantasi
 Alienasi
 Pikiran Bunuh Diri
 Preokupasi
 Pikiran Isolasi sosial
 Ide yang terkait
 Pikiran Rendah diri
 Pesimisme
 Pikiran magis
 Pikiran curiga
 Fobia, tidak ada

30
 Waham:
 Agama
 Somatik/hipokondria
 Kebesaran
 Kejar / curiga
 Nihilistik
 Dosa
 Sisippikir
 Siar piker
 Kontrol pikir

Jelaskan:
Klien tidak suka untuk berkumpul dengan orang lain apalagi untuk
interaksi
Masalah / DiagnosaKeperawatan:
 Perubahan proses pikir : ........................... (jelaskan)
 Lain-lain, jelaskan..........

8. Kesadaran
 Menurun:
 Compos mentis
 Sopor
 Apatis/sedasi
 Subkoma
 Somnolensia
 Koma
 Meninggi
 Hipnosa
 Disosiasi: ……………….
 Gangguanperhatian
Jelaskan:

31
Kesadaran klien berubah-ubah , terbukti dengan klien sering menyendiri
dan jarang bergaul.
Masalah / DiagnosaKeperawatan:
 Risiko tinggi cidera  Lain-lain, jelaskan ....................
 Gangguan proses pikir .....
(jelaskan)

9. Orientasi
 Waktu
 Tempat
 Orang
Jelaskan:
Klien dapat dapat mengorientasi tempat, waktu dan orang dengan jelas .
dibuktikan dengan klien dapat menyebutkan hari dan tanggal hari ini 30
sepetember 2019, klien tau bahwa sekarang dirinya berada di RSJ Lawang,
klien mengenal perawat yang jaga pada saat itu.
Masalah / DiagnosaKeperawatan:
 Risiko tinggi cidera  Lain-lain, jelaskan...............
 Perubahan proses pikir, .....
(jelaskan)
10. Memori
 Gangguan daya ingat jangka panjang ( > 1 bulan)
 Gangguan daya ingat jangka pendek ( 1 hari – 1 bulan)
 Gangguan daya ingat saat ini ( < 24 jam)
 Amnesia
 Paramnesia:
 Konfabulasi
 Dejavu
 Jamaisvu
 Fause reconnaissance
 hiperamnesia

Jelaskan:

32
Tidak ada gangguan pada memori jangka pendek dan panjang, tetapi klien
tidak bisa terkaji tentang masa lalu
Masalah / DiagnosaKeperawatan :
 Perubahan proses pikir :............... (jelaskan)
 Lain-lain, jelaskan.....................

11. Tingkat konsentrasi dan berhitung


 Mudah beralih
 Tidak mampu berkonsentrasi
 Tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan:
Klien mampu berhitung sederhan, contoh : klien mampu berhitung 1-20.
100-50= 50, 100 : 25 = 7 .
Masalah / Diagnosa Keperawatan :
 Perubahan proses pikir :............... (jelaskan)
 Isolasi sosial
 Lain-lain, jelaskan ..........................

12. Kemampuan penilaian


 Gangguan ringan
 Gangguan bermakna
Jelaskan:
Klien mampu mengambil keputusan seperti maan sendiri, mencuci alat
makan dan mandi.
Masalah / DiagnosaKeperawatan :
 Perubahan proses pikir :............... (jelaskan)

13. Daya tilik diri


 Mengingkaripenyakit yang diderita
 Menyalahkanhal-haldiluardirinya
Jelaskan:
Pasien tidak menyadari bahwa dirinya sakit ketika ditanaya pasien sakit
apa tidak pasien menjawab baik-baik saja.

33
Masalah / DiagnosaKeperawatan :
 Perubahan proses pikir :............... (jelaskan)

VII.KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Makan
 Bantuan Minimal
 Bantuan total

Jelaskan:
Klien dapat makan minum dengan mandiri, setelah makan dan minum
klien mampu membersihkan tempat makan dan gelas dengan bersih.
Masalah / Diagnosa Keperawatan :
 Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
 Perubahan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh
 Perubahan nutrisi : potensial lebih dari kebutuhan tubuh
 Lain-lain, jelaskan tidak ada masalah keperawatan

2. BAB/BAK
 Bantuan minimal
 Bantuan total
Jelaskan:
Klien dapat BAB dan BAK secara mandiri.
Masalah / Diagnosa Keperawatan :
 Perubahan eliminasi fases
 Perubahan eliminasi urin
 Defisit perawatan diri : (makan, mandi, berhias, toiletting,
instrumentasi)
 Lain-lain, jelaskan : tidak ada masalah keperawatan

34
3. Mandi
 Bantuan minimal
 Bantuan total
Jelaskan :
Klien dapat mandi secara mandiri , menggunakan sabun dan tiap 2 hari
sekali klien kerams menggunakan shampo , sikat gigi tiap mandi .
mandi sehari 2 kali.
Masalah / Diagnosa Keperawatan :
 Defisit perawatan diri : (makan, mandi, berhias, toiletting, instrumentasi)
 Lain-lain, jelaskan : Tidak ada Masalah Keperawatan

4. Berpakaian/berhias
 Bantuan Minimal
 Bantuan total
Jelaskan :
Klien dapat berhias dengan menyisir rambut saat rambut kusust ,
memakai bedak setelah mandi serta menggunakan baju sesuai, ganti
baju tiap pagi hari.
Masalah / DiagnosaKeperawatan :
 Defisit perawatan diri : .... (makan, mandi, berhias, toiletting, instrumentasi)
 Lain-lain, jelaskan : tidak ada masalah

5. Istirahat dan tidur


 Tidur Siang, Lama : 12.30 s/d 14.30
 Tidur Malam, Lama : 19.00 s/d 05.00
 Aktifitas sebelum/sesudah tidur : Hanya duduk-duduk
Jelaskan:
Klien mengatakan tidak ada gangguan pola tidur yang dialami , klien
tidur dengan nyenyak.
Masalah / DiagnosaKeperawatan :
 Gangguan pola tidur
 Lain-lain, jelaskan : tidak ada masalah

35
6. Penggunaan obat
 Bantuan Minimal
 Bantuan total
Jelaskan :
Klien minum obat sesuai jadwal , secara mandiri tanpa ada paksaan,
karena menurut klien obat adalah kebutuhan klien ingin cepat sembuh
dan ingin pulang bertemu keluarga.
Masalah / DiagnosaKeperawatan :
 Perubahan pemeliharaan kesehatan
 Ketidakefektifan penatalaksanaan regiment terapeutik
 Ketidakpatuhan
 Lain-lain, jelaskan : tidak ada masalah keperawatan

7. Pemeliharaankesehatan
Ya Tidak
Perawatan Lanjutan √

Sistem pendukung
Keluarga : Ya
Terapis : Ya
Teman sejawat : Tidak
Kelompok sosial : Tidak
Jelaskan :
klien mengatakan mendapat dukungan dari keluarga, perawat dan
kelompok dilingkungan sosial di rumah sakit
Masalah/ DiagnosaKeperawatan :
 Perilaku mencari bantuan kesehatan
 Lain-lain, jelaskan : Tidak ada Masalah Keperawatan

8. Aktifitas dalam rumah

36
Mempersiapkan makanan : Ya
Menjaga kerapihan rumah : Ya
Mencuci Pakaian : Ya
Pengaturan keuangan : Ya

9. Aktifitas di luar rumah


Belanja : Tidak
Transportasi : Tidak
Lain-lain : Tidak Ada
Jelaskan :
Klien mengatakan tidak pernah belanjandll aktivitas di luar rumah,
klien tidak dapat menggunakan transposrtasi sepada motor.
Masalah/ DiagnosaKeperawatan :
 Perubahan pemeliharaan kesehatan
 Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah
 Lain-lain, jelaskan : Tidak ada masalah

MEKANISME KOPING
Adaptif Maladaptif
 Bicaradengan orang lain  Minumalkhohol

 Mampumenyelesaikanmasalah  Reaksilambat/berlebihan
 Teknikrelaksasi  Bekerjaberlebihan
 Aktifitaskonstruktif  Menghindar
 Olah raga  Mencideraidiri
 Lain-lain…………….  Lain-lain…………..
Jelaskan :
Tidak mau melakukan aktifias apapun dan menarik diri, jika ada masalah
pasien memutuskan untuk diam saja.
Masalah/ DiagnosaKeperawatan :
 Kegiatan penyesuaian
 Koping individu tidak efektif
 Koping individu tidak efektif (koping defensif)
 Koping individu tidak efektif (menyangkal)

37
 Lain-lain, jelaskan ..........................

MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


 Masalah dengan dukungan kelompok, spesifiknya :
Pasien kurang berinteraksi dengan kelompok sehingga tidak ada dari
dukungan manapun.
 Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifiknya :
Pasien kurang dukungan sosial, kesukaran untuk berbaur atau beradaptasi
di lingkungan nya
 Masalah dengan pendidikan, spesifiknya :
Klien mengatakan tidak ada kenadala saat sekolah dulu, tidak ada
perslisiahn dengan guru ataupun teman
 Masalah dengan pekerjaan, spesifiknya :
Klien mengatakan sudah tidak bekerja
 Masalah dengan perumahan, spesifiknya :
pasien mengatakan ia tinggal bersama suami dan anaknya, tidak ada
masalah dengan lingkungan rumahnya
 Masalah dengan ekonomi, spesifiknya :
Klien mengatakan tidak bekerja sehigga tidak memiliki uang.
 Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifiknya :
pelayanan pasien adekuat, pasien dirawat perawat di RSJ Lawang dengan
baik.
Masalah/ DiagnosaKeperawatan :
 Perubahan pemeliharan kesehatan  Enuresis maturasi
 Perubahan pada eliminasi urine  Ketidakberdayaan
 Gangguan konsep diri (Gangguan citra tubuh)  Keputusasaan
 Gangguan konsep diri (Gangguan identitas  Perubahan kinerja
pribadi) peran
 Gangguan konsep diri (Gangguan harga diri)  Sindrom stres
 Gangguan konsep diri (Gangguan harga diri relokasi
rendah kronis)  Lain-lain,

38
 Gangguan konsep diri (Gangguan harga diri jelaskan......
rendah situasional
 Perilaku mencari bantuan kesehatan

VIII. PENGETAHUAN KURANG TENTANG


Apakah klien mempunyai masalah yang berkaitan dengan pengetahuan yang
kurang tentang suatu hal?
 Penyakit/gangguanjiwa
 Sistempendukung
 Faktorpresipitasi
 Mekanismekoping
 Penyakitfisik
 Obat-obatan
 Lain-lain, jelaskan
Jelaskan :
Klien mengalami penyakit/gangguan jiwa. Klien mengakui kalau dirinya
sedang mangalami gangguan jiwa, klien ingin sembuh dan cepat ingin
pulang.
Masalah / DiagnosaKeperawatan:
 Perilaku mencari bantuan kesehatan
 Ketidakefektifan penatalaksanaan regiment terapeutik
 Kurang pengetahuan (tentang )

IX. ASPEK MEDIS


Diagnosis medik : F20.6 simple skizofrenia
Terapimedik :
1. Reisperidonel 2 mg 2x1
2. Clozapine 100mg 1x1
3. Vit B 2 mg 1x1

39
ANALISA DATA
MASALAH / DIAGNOSA
NO DATA
KEPERAWATAN
1. DS: Berduka Antisipasi
Pasien mengatakan pernah menikah tapi tidak
bahagia

DO:
Pasien tampak sedih saat bercerita

2. DS: Isolasi Sosial


Pasien mengatakan tidak dekat dengan
siapapun di ruangan dan malas berhubugan
dengan orang lain.
DO:
Pasien tampat duduk sendiri
Px tampak diam
Kontak mata kurang
3. DS: Distress Spiritual
Pasien tidak pernah ikut pengajian
dirumahnya

DO:
Pasien tampak tidak pernah melakukan
ibadah sholat

40
4. DS: Defisit perawatan diri
Pasien mengatakan mandi2x sehari

DO:
Pasien tampak lusuh duduk semabarangan
dan tidur sembarangan

5 DS: Gangguan proses pikir


Pasien mengatakan malas jika berinteraksi
dengan orang lain

DO:
Pasien tampak tidak mau berinteraksi dengan
orang lain

6 DS: Koping individu tidak efektif


Pasien mengatakan jika ada masalah yang
ddilakukan diam

DO:
Px tampak lebiih banyak diam.

X. DAFTAR MASALAH / DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Isolasi sosial : Menarik Diri
2. Berduka : Antisipasi
3. Koping individu inefektif
4. Distress Spiritual
5. Defisit perawatan diri
6. Gangguan proses pikir

41
XI. POHON MASALAH
Defisit perawatan diri

Isolasi sosial

Koping individu tidak efektif

Berduka antisipasi

Distress spiritual

Gangguan proses pikir

XII. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Isolasi Sosial (Menarik Diri)

Malang, 12 Oktober 2019


Perawat yang mengkaji

________________________

42
NIM/NIRM:………………...

43
44
Tgl Perencanaan
Diagnosa Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
TUM:
09/09/ Isolasi sosial Pasien dapat membina
2019 hubungan saling percaya

TUK:
1. Pasien dapat membina Setelah …x interaksi pasien 1. Bina hubungan saling percaya
hubunngan saling menunjukan tanda-tanda percaya - Beri salam setiap berinteraksi
percaya kepada/terhadap perawat: - Perkenalkan nama, nama panggilanperawat dan tujuan
- wajah cerah, senyum perawat berinteraksi
- mau berkenalan - Tanyakan perasaan pasien dan masalah yang dihadapi
- ada kontak mata pasien
- bersedia menceritakan - Buat kontrak interaksi yang jelas
perasaan - Dengar dengan penuh perhatian ekspresi perasaan
- bersedia mengungkapkan pasien
masalahnya
-
2.1 Tanyakan pada pasien tentang:
2. Pasien mampu setelah …x interaksi pasien dapat - Orang yang tinggal serumah serumah/teman sekamar
menyebutkan menyebutkan minimal satu pasien
penyebab menarik diri penyebab menarik diri dari: - Orang yang paling dekat dengan pasien
- Diri sendiri dirumah/diruang perawatan
- Orang lain - Apa yang membuat pasien dekat dengan orang tersebut
- Lingkungan - Orang yang tidak dekat dengan pasien di rumah/di
ruang perawatan
- Apa yang membuat pasien pasien tidak dekat dengan
orang tersebut
- Upaya yang sudah dilakukan agar dekat dengan orang
lain

2.1 diskusiakan dengan pasien penyebab menarik diri tau


tidak mau bergaul dengan orang lain

45
2.2 berikan pujian terhadap kemampuan pasien
mengungkapkan perasaannya.

3.1 tanyakan pada pasien tentang


- manfaat hubungan social
- kerugian menarik diri
3.2 diskusikan bersama pasien tentang manfaat berhubungan
social dan kerugian menarik diri
3.3 beri pujian terhadap kemampuan pasien mengunghkapkan
3. Pasien mampu Setelah …x interaksi dengan perasaannya
menyebutkan dapat menyebutkan keuntungan
keuntungan berhubungan social misalnya:
berhubungan social - Banyak teman
dan kerugian menarik - Tidak kesepian 4.1 observasi prilaku pasien saat berhubungan social
diri - Bisa diskusi 4.2 beri motivasi dan bantu pasien untuk
- Saling menolong berkenalan/berkomunikasi dengan:
- Dan kerugian menarik diri - perawat lain
misalnya: sendiri, kesepian - pasien lain
tidak bisa diskusi - kelompok
4.3 libatkan pasien dalam terapi altivitas kelompok sosialisasi
4. Pasien dapat Setelah …xinteraksi pasien dapat 4.4 diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan untuk
melaksanakan melaksanakan hubungan social meningkatkan kemampuan pasien bersosialisasi
hubungan social secara bertahap dengan: 4.5 beri motivasi pasien untuk melakukan kegiatan sesuai
secara bertahap - Perawat dengan jadwal yang telah dibuat
- Perawat lain 4.6 beri pujian terhadap kemampuan pasien mengungkapkan
- Pasien lain perasaannya
- kelompok

46
5. pasien mendapat Setelah …x interaksi pasien dapat 5.1 Diskusikan pentingnya peran serta
dukungan keluarga menjelaskan perasaannya setelah
dalam memperluas berhubungan social dengan:
hubungan sosial - orang lain
- kelompok

6. pasien mendapat Setelah …x interaksi pasien dapat 6.1 Diskusikan pentingnya peran serta keluarga sebagai
dukungan keluarga menjelaskan tentang: pendukung untuk mengatasi prilaku menarik diri
dalam memperluas - pengertian menarik diri 6.2 Diskusikan potensi keluarga untuk membantu pasien
hubungan sosial - tanda dan gejala menarik diri mengatasi prilaku menarik diri
- cara merawat pasien menarik 6.3 Jelaskan pada keluarga tentang:
diri - Pengeetian menarik diri
- Tanda dan gejala menarik
- Penyebab dan akibat menarik diri
- Cra merawat pasien menarik diri
6.4 Latih keluarga cara merawat pasien menarik diri
6.5 Tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba cara yang
dilatihkan
6.6 Beri motivasi keluarga agar membantu pasien untuk
bersosialisasi
6.7 Beri pujian kepada keluarga atas keterlibatannya merawat
pasien dirumah sakit.

7. Pasien dapat Setelah …xinteraksi pasien 7.1 Diskusikan dengan pasien tentang manfaat dan kerugian
memanfaatkan obat menyebutkan: tidak minum obat, nama, warna, dosis, cara, efek, terapi
dengan baik - Manfaat minum obat dan efek samping penggonaan obat
- Kerugian tidak minum obat 7.2 Pantau pasien saat penggunaan obat
- Nama, warna, dosis 7.3 Beri pujian jika pasien menggunakan obat dengan benar
7.4 Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi
dengan dokter
7.5 Anjurkan pasien untuk konsultasi kepada dokter/perawat

47
jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
09/09/ TUM:
2019 Gangguan Konsep Diri: Pasien memiliki konsep
Harga Diri Rendah diri yang paliatif
TUK:
1. Pasien dapat Setalah …xpertemuan interaksi 1.1 Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan
membina gubungan pasien menunjukan ekspresi prinsip komunikasi terapeutik
saling percaya wajah bersahabat menunjukan - Sapa pasien dengan ramah baik verbal maupun non
rasa senang. Ada kontak mata, verbal
mau erjabat tangan, mau - Perkenalkan diri dengan sopan
menyebutkan nama, mau - Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang
menjawab salam, pasien mau disukai pasien
duduk berdampingan dengan - Jelaskan tujuan pertemuan
perawat, mau mengutarakan - Jujur dan menepati janji
masalah yang dihadapi. - Tunjukan sikap empati dan menerima pasien apa
adanya
- Beri perhatian dan perhatikan kebutuhan dasar pasien
2. Setelah …x interaksi Setelah …x interaksi pasien 2.1 Diskusikan dengan pasien tentang
pasien menyebutkan: menyebutkan: - Aspek positif yang dimilii pasien, keluarga, dan
- Aspek positif dan - Aspek positif dan kemampuan lingkungan
kemampuan yang yang dimiliki pasien - Kemampuan yang dimiliki pasien
dimiliki pasien - Aspek positif keluarga 2.2 Bersama pasien buat daftar tentang:
- Aspek positif - Aspek positif lingkungan - Aspek positif pasien, keluarga, dan lingkungan
keluarga pasien - Kemampuan yang dimiliki pasien
- Aspek positif 2.3 Berikan pujian yang realistis hindarkan member
lingkungan penilaian negatif
pasien

3. Pasien dapat menilai Setelah …x interaksi pasien 3.1 Diskusikan dengan pasien kemampuan yang dapat
kemampuan yang menyebutkan kemampuan yang dilaksanakan
dimiliki untuk dapat dilaksanakan 3.2 Diskusikan dengan kemampuan yang dapat dilanjutkan
dilaksanakan pelaksanaannya

48
4. Pasien dapat Setelah …x interaksi pasien 4.1 Rencanakan bersama pasien aktivitas yang dapat
merencanakan membuat rencana kegiatan harian dilakukan seusai/setiap hari/ sesuai kemampuan pasien:
kegiatan sesuai - Kegiatan mandiri
dengan kemsmpusn - Kegiatan dengan bantuan
yang dimiliki 4.2 Tingkatkan kegiatan sesuai kondisi pasien
4.3 Beri contoh cara pelaksanaan
kegiatan yang pasien lakukan
5. Pasien dapat Setelah …x interaksi pasien 5.1 Anjurkan pasien untuk melaksanakan kegiatan yang telah
melakukan kegiatan melakukan kegiatan sesuai jadwal direncanakan
sesuai rencana yang yang dibuat 5.2 Pantau kegiatan yang dilaksanakan pasien
dibuat 5.3 Beri pujian atas usaha yang dilakukan pasien
5.4 Diskusikan kemungkinan pelaksanaan kegiatan setelah
pulang
6. Pasien dapat Setelah …x interaksi pasien 6.1 Beri pebdidikan kesehatan pada keluarga tentang cara
memanfaatkan system memanfaatkan system pendukung merawat pasien dengan harga diri rendah
pendukung yang ada yang ada di keluarga 6.2 Bantu keluarga memberikan dukungan selama pasien
dirawat
6.3 Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah

49
50
DOKUMENTASI HASIL ASUHAN KEPERAWATAN
Nama: Ny. E Ruang: Melati No. RM: 069369

NO Tanggal Tindakan Keperawatan Evaluasi


DX & jam
09/09/ SP 1: S : pasien mengatakan lebih suka menyendiri
I
2019 1. Membina hubungan saling percaya
O :
2. Memberi salam setiap kali berinteraksi
- kontak mata tidak
3. Memperkenalkan nama panggilan dan
- Pasien tampak menyindiri di bed
nama panjang - Pasien jarang berinteraksi dengan
4. Menanyakan dan memanggil nama taman sekamar
- Ekstremitas dan mulut pasien tampak
kesukaan pasien (mengungkapkan
tremor
perasaan) - TTV:
5. Mengidentifikasi penyebab isolasi social TD: 120/80 mmHg
N: 82 x/menit
pasien
S: 36,5oC
6. Mendiskusikan dengan pasien tentang
RR: 20 X/menit
kerugian tidak berinteraksi dengan orang
A:
lain
- pasien mampu menjawab salam
7. Mendiskusikan dengan pasien tentang
- Pasien mampu memperkenalkan diri
kerugian tidak berinteraksi dengan orang dan berjabat tangan
- Pasien mampu mengungkapkan
lain
perasaannya
8. Mengajarkan pasien cara berkenalan
- Pasien mampu/mengetahui penyebab
dengan satu orang dan kerugian tidak berinteraksi
9. Menganjurkan pasien memasukan - Pasien mengetahui cara berkenalan
dengan perawat saat berinteraksi
kegiatan berbincang/latihan berbincang
- Pasien mengetahui nama perawat
dengan orang lain dalam kegiatan harian (icha)
10. Menyakan pada pasien orang yang dekat - Pasien menyetujui untuk kontrak
selanjutnya
dan tinggal dengan
P : SP1 teratasi
- Lanjutkan SP2
- Mengevaluasi SP 1
- Melatih pasien berkenalan dengan 2-3
orang

SP 2 (09.00 WIB) S : pasien mengatakan saat berkenalan suka


I lupa nama teman sekamar
10/09/ 1. Mengavaluasi jadwal harian pasien (SP1)
2. Memberikan kesempatan pada pasien
2019 O:
mempraktekan cara berkenalan dengan 2-3 - Tampak menyindiri
- Kontak mata tidak fokus
orang
- Ekstremitas tampak tremor
3. Membantu pasien memasukan kegiatan
- Pasien tampak jarang berinteraksi
berbincang dengan orang lain sebagai salah dengan teman sekamar
- Kesadaran umum tampak tenang

51
satu kegiatan - TTV:
TD:110/80 mmHg
N: 85 X/menit
S: 36oC
RR: 20X/menit

A:
- Pasien belum mampu berkenalan
dengan 2-3 orang
- Pasien lwbih senang menyendiri
- Pasien belum mampu berbincang-
bincang dengan teman sekamarnya

P:
- SP 2 belum teratasi
- Lanjutkan SP 2
- Mengavaluasi SP 1
- Melatih pasien berkenalan dengan 2-3
orang dan berbicara saat melakukan
kegiatan

I 11/09/ SP 2 S:
- Pasien mengatakan rindu dengan
2019 1. Mengevaluasi SP 1
anaknya
2. Memberikan kesempatan pada pasien
- Pasien mengatakan saat berkenalan
mempraktekan cara berkenalkan dengan 2- sudah tahu nama temannya yaitu Ny.
M dan Ny. S
3 orang
3. Membantu pasien memasukkan kegiatan
O:
berbincang dengan orang lain sebagai salah - Pasien tampak berinteraksi dengan
orang lain
satu kegiatan
- Pasien tampak berbincang dengan Ny.
M dan Ny. S
- Kesadaran umum pasien tampak
tenang
- Kontak mata ada
- Pandangan fokus
- TTV
TD: 110/80 mmHg
N: 86 x/menit
S: 36oC
RR: 20 x/menit
A:
- Pasien mampu berkenalan dengan 2-3
orang
- Pasien mampu berbincang-bincang
dengan orang lain (teman sekamar)
- Pasien mampu memasukan kegiatan
bercakap-cakap kedalam kegiatan
harian.
P:
- Lanjutkan SP 3
- Evaluasi SP 1 dan SP 2
- Melatih pasien berkenalan dengan 4-5
oramg dan berbicara saat melakukan

52
dan berbicara saat melakukan kegiatan

I 12/09/ SP 3 S: Pasien mengatakan sudah bisa berkenalan


dega 4-5 orang
2019 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian (SP 1
O:
dan SP 2) - Pasien sudah dapat berinteraksi dengan
2. Memberikan kesempatapada pasien teman sekamar
- Pasien tampak tremor
berkenalan dengan 4-5 orang
- Kontak mata ada
3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam
- Kesadaran umum tampak tenang
jadwal kegiatan harian
A:
- Pasien mampu berkenalan dengan 4-5
orang
- Pasien mampu bercakap-cakap dengan
orang lain (teman sekamar)
P:
- Lanjutkan SP 4
- Mengavaluasi SP1, SP2, dan SP3
- Menjelaskan dan melatih berbicara
social: meminta sesuatu,menjawab
pertanyaan, kegiatan social : kerja
kelompok berbelanja
I 14/09/ SP 4 S:
- pasien mengatakan pada perawat
2019 1. Mengavaluasi SP 1, SP 2, dan SP 3
kapan ia dibolehkan pulang
2. Menjelaskan dan melatih berbicara sosial:
- pasien berbincang-bincang dengan
meminta sesuatu, menjawab pertanyaan teman sekamar
O:
kegiatan social : kerja kelompok,
- tampak pasien berinteraksi dengan
berbelanja. pasien lain
- pasien tampak tremor
- kesadaran umum pasien tampak tenang
- kontak mata ada
A:
- masalah teratasi
-
P : lanjutkan SP 5
- Evaluasi SP 1, SP 2, SP 3 dan SP 4
- Manfaat obat dengan baik

I 15/09/ 1. Mendiskusikan dengan pasien tentang S :


- pasien mengatakan mengetahui
2019 manfaat dan kerugian tidak minum obat,
tentang obat, warna, cara, efek
nama, warna, dosis, cara, efek samping samping penggunaan obat
O :
penggunaan obat
- pasien tampak berinteraksi dengan
2. Memantau pasien saat penggunaan obat
teman sekamarnya
3. Member pujian jika pasien menggunakan
- kontak mata ada
obat tanpa konsultasi dengan dokter - pasien tampak meminum obatnya
4. Mendiskusikan akibat berhenti minum - pasien mendapat obat
obat tanpa konsultasi dengan dokter
A:
5. Menganjurkan pasien untuk konsultasi
- pasien mampu menyebutkan nama
kepada dokter/perawat jika terjadi hal-hal obat, warna, cara, dan efek samping
penggunaan obat
yang tidak diinginkan
- pasien mengerti akibat berhenti minum

53
obat
P:
Maslah teratasi
Intervensi dihentikan

II 09/09/ SP 1 S:
- Pasien mengatakan dirinya sudah tidak
2019 1. membina hubungan saling percaya
berarti lagi semenjak dirawat di RSJ
- menyapa pasien dengan ramah baik
- Pasien mengatakan kemampuan yang
verbal maupun non verbal dapat dilakukan di ruangan hanya
- menanyakan nama lengkap dan nama merapikan tempat tidur dan menyapu
O:
panggilan yang disukai pasien
- Pasien tampak murung saat
- menjelaskan tujuan pertemuan
menceritakan tentang dirinya
- jujur dan menepati janji
- pasien tampak menarik diri
- menunjukan sikap empati dan menerima
- kontak mata kurang
pasien apa adanya - pasien tampak tidak fokus saat diajak
- memberi perhatian dan memperhatikan bicara
- pasien tampak lebih banyak diam
kebutuhan dasar pasien
- pasien tampak merapikan tempat tidur
2. mengidentifikasi kemampuan dan aspek
- pasien tampak menyapu dan
positif yang dimiliki pasien merapikan ruang makan setelah makan
3. membantu pasien menilai kemampuan - pasien menyapu tidak bersih
A:
pasien yang masih dapat digunakan
- pasien mampu membina hubungan
4. membantu pasien memilih kegiatan yang
saling percaya
akan dilatih dengan kemampuan pasien - pasien mampu mengidentifikasi
5. melatig pasien sesuai kemampuan yang kemampuan positif yang dimiliki
- pasien belum mampu menilai
dipilih
kemampuan pasien yang masih dapat
6. memberikan pujian yang wajar terhadap
digunakan
keberhasilan pasien - pasien belum mampu memilih
7. menganjurkan pasien memasukan dalam kegiatan yang akan dilatih dengan
kemampuan pasien
jadwal kegiatan harian
- pasien belum mampu menyapu
sehingga bersih

P : Lanjutkan SP 2
- bantuan pasien menilai kemampuan
pasien yang masih dapat digunakan
- bantu pasien memilih kegiatan yang
akan dilatih dengan kemampuan
pasien
- latih pasien sesuai dengan kemampuan
yang dipilih
- berikan pujian pasien yang wajar
terhadap keberhasilan
- bantu pasien memasukan dalam jadwal
kegiatan harian
- bantu pasien menyapu hingga bersih

II 10/09/ 1. membantu pasien menilai kemampuan S :


- pasien mengatakan kegiatan yang dapat
2019 pasien yang masih dapat digunakan
dilakukan selama dirawat di RS
2. membantu pasien memilih kegiatan yang
(merapikan tempat tidur dan nyapu)
akan dilatih dengan kemampuan pasien - pasien mengatakan pasien mengikuti
3. melatih pasien sesuai dengan kemampuan kegiatan rehab

54
yang dipilih - pasien mengatakan diruang rehab
4. memberikan pujian pasien yang wajar pasien menyulam
- pasien mengatakan belum bisa
terhadap keberhasilan
menyelesaikan sulaman yang dibuat
5. membantu pasien memasukan ke dalam
O:
jadwal kegiatan harian - pasien tampak diam dan berfikir
- pasien tampak menceritakan
kegiatannya dengan malas
- pasien tampak menyapu dengan bersih
- Pasien kurang dalam berkonsentrasi
- Kesadaran umum pasien tampak
tenang
- Kontak mata ada
- Ekstremitas tampak tremor
A:
- pasien mampu memilih
kegiatan/kemampuan (menyulam)
- pasien mampu menyapu dengan bersih
- pasien belum mampu menyelesaikan
kegiatan menyulam diruang rehab
- pasien belum mampu memasukan
kegiatan menyulam di ruang rehab
kedalam jadwal kegiatan harian
P:
Masalah belum teratasi
Ulangi SP 1
- evaluasi kegiatan/kemampuan yang
pasien miliki
- latih pasien sesuai dengan kemampuan
yang dilatih (menyulam)
- berikan pujian pasien yang wajar
terhadap keberhasilan pasien
- bantu pasien memasukan kegiatan
menyulam ke dalam kegiatan harian.

II 11/09/ 1. Melatih pasien sesuai dengan kemampuan S :


- Pasien mengatakan kegiatan yang
2019 yang dipilih (merapikan tempat tidur)
dapat dilakukan selama di RSJ adalah
2. Memberikan pujian yang wajar terhadap
merapikan tempat tidur, menyapu, dan
keberhasilan pasien merapikan ruang makan setelah
3. Membantu pasien memasukan kegiatan makan.
- Pasien mengatakan mengikuti kegiatan
(merapikan tempat tidur kedalam jadwal
rehab dan kegiatannya disana adalah
kegiatan harian) menyulam
- pasien mengatakan belum bisa
menyelesaikan kegiatan menyulam di
ruang rehab

O:
- Pasien tampak menyapu dan
merapikan ruang makan setelah makan
- Pasien tampak malas saat
menceritakan kegiatannya
- Ekstremitas pasien tampak tremor
- Kontak mata ada
- Pandangan fokus
- Kesadaran umum pasien tampak

55
tenang

A:
- Pasien belum mampu menyelesaikan
kegiatan menyulam diruang rehab
- Pasien belum mampu memasukan
kegiatan menyulam kedalam jadwal
kegiatan harian pasien
P:
Masalah belum teratasi
Ulangi SP 1
- Evaluasi kemampuan yang dimiliki
pasien
- Latih pasien sesuai dengan
kemampuan yang dipilih, menyapu,
merapikan ruang makan, dan kegiatan
menyulam di ruang rehab
- Bantu pasien memasukan kegiatan
yang dipilih keruang rehab
II 13/09/ SP 1 S:
- Pasien mengatakan sudah merapikan
2019 1. Melatih pasien sesuai dengan kemampuan
tempat tidur, munyapu, dan mengikuti
yang dipilih (merapikan tempat tidur) kegiatan rehab
2. Membantu pasien memasukan kegiatan - Pasien mengatakan kegiatannya
diruang rehab adalah menyapu dan
merapikan tempat tidur kedalam jadwal
menyulam
kegiatan harian - Pasien mengatakan sudah mulai bisa
menyulam tapi belum bisa
menyelesaikan sulamannya
O:
- Pasien tampak nyaman saat bercerita
tentang kegiatannya
- Ekstremitas tampak tremor
- Pandangan mata pasien tidak fokus
- Pasien tampak berinteraksi dengan
teman sekamar
- Kontak mata ada
- Pasien tampak menyapu dan
merapikan ruang makan setelah makan
A:
- Pasien mampu melakukan kegiatan
merapikan tempat tidur dengan
mandiri
- Pasien mampu memasukan kegiatan
bersih-bersih: merapikan tmpat tifur,
mrnyapu, dan merapikan ruang makan
kedalam jadwal kegiatan harian

P:
Masalah teratasi
Lanjutkan SP 2
- Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien
- Latih kemampuan kedua
- Anjurkan pasien memasukan kegiatan
ke dalam jadwal harian

56
II 14/09/ SP 2 S:
- Pasien mengatakan kegiatan yang bisa
2019 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
dilakukan adalah bersih-bersih
pasien - Pasien mengatakan diruang rehab
2. Melatih kemampuan kedua pasien pasien belajar membingkai gelang
O:
(menyapu)
- Pasien tampak senang saat
3. Menganjurkan pasien memasukan kegiatan
menceritakan kegiatannya
menyapu dalam jadwal kegiatan harian - Pasien tampak merapikan tempat tidur
- Pasien tampak menyapu dan
merapikan ruang makan
- Kontak mata ada
- pasien tampak berinteraksi dengan
teman sekamar
- ektremitas tampak tremor
- pandangan mata pasien fokus saat
diajak berbicara
- pasien tampak bingung dan gelisah

A:
- pasien mampu melakukan kegiatan
bersih-bersih
- pasien belum mampu melakukan
kegiatan kedua (membingkai gelang)
- pasien belum mampu memasukan
kegiatan kedua (menyapu) kedalam
kegiatan harian
P:
Masalah belum teratasi
Ulangi SP 2
- Evaluasi jadwal kegiatan harian
pasiean
- Evaluasi kemampuan peratama
(menyulam) yang dimiliki pasien
- Latih kemampuan kedua
- Anjurkan pasien memasukan kegiatan
dalam jadwal harian

II 16/09/ SP 2 S:
- Pasien mengatakan pasien hari ini
2019 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
bersih
pasien - Pasien mengatakan pasien hari ini
2. Melatih kemampuan kedua pasien rehab dan membingkai gelang
- Pasien mengatakan sudah bisa
(menyapu)
menyulam
3. Menganjurkan pasien memasukan kegiatan
- Pasien mengatakan belum bisa
menyapu dalam jadwal kegiatan harian melakukan kegiatan ke dua
(membingkai gelang)

O:
- Pasien tampak senang menceritakan
tentang kegiatan hariannya
- Kontak mata ada
- pandangan mata pasien fokus saat
diajak berbicara
- kesadaran umum pasien tampak tenang

57
- Pasien tampak menyapu dan
membantu mengepel ruangan
- Ekstremitas tampak tremor
-
A:
- pasien mampu bersih-bersih
- pasien mampu melakukan kegiatan
menyulam
- belum mampu melakukan kegiatan
kedua (membingkai gelang)

P:
Masalah belum teratasi
Lanjutkan sp 2
- evaluasi jadwal kegiatan harian pasien
- evaluasi kemampuan pertama
- anjurkan pasien untuk terus belajar
kemampuan kedua (membingkai
gelang)
- anjurkan pasien memasukan kegiatan
menyapu dalam kegiatan harian

17/09/ SP 2 S:
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian - Pasien mengatakan pasien hari ini
2019
sudah merapikan trmpat tidur dan ikut
pasien
merapikan ruang makan dan menyapu
2. Melatih kemampuan kedua pasien
setelah makan
(menyapu) - Pasien mengatakan pasien hari ini
3. Menganjurkan pasien memasukan rehab dan membingkai gelang
- Pasien mengatakan sudah mulai bisa
kegiatan menyapu dalam jadwal kegiatan
membingkai gelang
harian
O:
- Pasien tampak senang menceritakan
tentang kegiatannya
- Kontak mata ada
- pandangan mata pasien fokus saat
diajak berbicara
- kesadaran umum pasien tampak tenang
- Pasien tampak menyapu dan
membantu mengepel ruangan
- Ekstremitas tampak tremor

A:
- pasien mampu melakukan kegiatan
bersih-bersih
- pasien mampu melakukan kegiatan
menyulam
- belum mampu melakukan kegiatan
kedua (membingkai gelang)
- pasien mampu memasukan
kemampuan ke dua dalam jadwal
harian

P :
Masalah belum teratasi
Ulangi SP 2

58
- Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien
- Evaluasi kemampuan pertama dan
kedua pasien

II 18/09/ SP 2 S:
- Pasien mengatakan sudah bersih-
2019 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
bersih merapikan tempat tidur dan
pasien merapikan ruang makan setelah makan
2. Melatih kemampuan kedua pasien - Pasien mengatakan kegiatannya
diruang rehab adalah menyapu dan
(menyapu)
membingkai gelang
3. Menganjurkan pasien memasukan kegiatan
O:
menyapu dalam jadwal kegiatan harian - Pasien tampak senang saat
menceritakan kegiatan hariannya
- Pasien tampak menyapu dan
merapikan ruang makan setelah makan
- Pasien menyapu dengan bersih
- Pasien tampak berinteraksi dengan
teman sekamar
- Kontak mata ada
- Pandangan fokus saat berbicara
- Ekstremitas pasien tampak tremor
A:
- Pasien mampu melakukan kegiatan
bersi-bersih
- Pasien mampu menyapu dengan bersih
- Pasien mampu membingkai gelang
- Pasien mampu memasukan
kemampuan ke dua dalam kegiatan
harian
P:
Masalah teratasi
Intervensi dihentikan
II 23/09/ 1. M S:
- Pasien mengatakan hari ini akan ke
2019 endampingi pasien ke ruang rehabilitas
ruang rehabilitas
2. M
- mengatakan akan membingkai gelang
endampingi pasien selama melakukan dan menyulam
kegiatan latihan kerja: menganyam dan
membingkai gelang O:
3. M - Pasien tampak membingkai gelang
- Pasien tampak menyulam bunga
emotivasi pasien saat pasien merasa jenuh
- Pandangan pasien fokus
dan bosan saat melakukan kegiatan - Kontak mata ada
4. M - Ekstremitas pasien tampak tremor
- Pasien tampak senang saat di berikan
emberikan pujian dan reward atas
pujian dan reward (snack) atas
keberhasilan yang dilakukan pasien keberhasilannya
- Klien selama melakukan kegiatan di
rehabilitasi selalu dengan arahan

A:
- Pasien mampu menyulam bunga tapi
tidak bisa menyelesaikan sulamannya
- Pasien mampu membingkai tapi tidak
bisa menyelesaikan

59
P:
- Anjurkan pasien untuk selalu
mengikuti kegiatan rehabilitas
- Berikan motivasi keuntungan
mengikuti kegiatan rehabilitas

JADWAL KEGITAN HARIAN PASIEN

No JAM KEGIATAN
1 05.00-07.00 Bangun tidur, mandi, sholat subuh, santai sambil bercakap-cakap
dengan teman-teman.
2 07.00- 07.45 Sarapan pagi, mencuci piring, membersihkan ruang makan, minum
obat, menyapu.
3 07.45- 09.00 Senam pagi bersama, mengukur tanda-tanda vital, bermain bersama,
bercakap-cakap dengan teman sekamar dan perawat, jalan-jalan di
halaman
4 09.00-10.00 Mengikuti TAK
5 10.00-11.00 Mengikuti rehab
6 11.00-12.00 Makan snak/bubur kacang hijau, interaksi dengan teman-teman
sekamar dan perawat
6 12.00-12.30 Makan siang bersama, minum obat, cuci piring, membersihkan ruang
makan, menyapu.
7 12.30-15.00 Sholat dzuhur dan istirahat/tidur siang
8 15.00-16.00 Bangun tidur, merapikan tempat tidur, mandi sore, mengukur tanda-
tanda vital
9 16.00-16.30 Bercakap-cakap dengan teman dan perawat
10 16.30-17.00 Makan bersama, mencuci piring, minum obat, membersihkan ruang
makan, menyapu
11 17.00-18.15 Istirahat santai dan berakap-cakap dengan teman
12 18.15- 19.00 Sholat magrib, dan bercakap-cakap dengan teman sekamar
13 19.00-20.00 Sholat isya dan bercakap-cakap dengan teman
14 20.00-05.00 Mempersiapkan tempat tidur, istirahat tidur

60
FORMAT
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(Dibuat setiap kali sebelum interaksi / pertemuan dengan klien)

ISOLASI SOSIAL
Pertemuan 1 : 09 September 2019
A. PROSES KEPERAWATAN.
1. Kondisi Klien :
DS : Klien mengatakan malas berinteraksi dengan orang lain
DO : Klien tampak menyendiri, Klien tremor pada tangan dan mulut sejak masuk RSJ
Lawang.
2. Diagnosa Keperawatan :
Isolasi Sosial.
3. Tujuan Khusus (TUK)
Klien dapat membina hubungan saling percaya
4. Tindakan Keperawatan
Membina hubungan saling percaya.

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


a. FASE ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
“Assalamualiakum, selamat pagi bu, perkenalkan nama saya Khairunnisa nbisa
dipanggil icha, saya mahasiswa Poltekkes Malang yang dinas di ruang melati selama
3 minggu kedepan. Hari ini saya dinas pagi dari jam 07.00 – 13.30 siang. Saya yang
akan merawat ibu selama berada di RSJ ini. Nama ibu siapa ? senang dipanggil apa ?”
2. Evaluasi / validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini ? Oh.. jadi ibu merasa malu dengan orang sekitar ?
apakah ibu masih suka menyendiri ?”
3. Kontrak
Topik : Berkenalan
Waktu : 10-15 menit
Tempat : di tempat tidur

b. FASE KERJA
“Ibu apa yang ibu rasakan saat ini ? oh jadi ibu merasa malas. Dan tidak mau berbincang-
bincang dengan orang lain. Ibu, ibukan sudah lama berada disini coba ibu ingat siapa saja
yang ibu kenal disini. Ibu kan pasti juga mempunyai teman terdekat disini apa masih
ingat siapa saja bu ? nah kalau ingat coba ibu cerita tentang teman terdekat ibu . oh jadi
sebelum ibu masuk sini ya ? lalu kenapa ibu tidak mau berinteraksi lagi dengan orang
lain ? menurut ibu apa keuntungan dan kerugian berkenalan dengan orang lain ? nah
begini bu untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dulu nama kita dan nama

61
panggilan yang kita sukai. Contohnya nama saya Khairunnisa senang dipanggil Icha.
Coba praktekkan bu. Bagus sekali lagi bu .”
c. FASE TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi Subyektif (Klien)
“Bagaimana perasaan ibu saat berkenalan dengan teman tadi ? nah sekarang
Coba ulangi dan peragakan kembali cara berkenalan dengan orang lain /
teman sekamar.”
Evaluasi Obyekti (Perawat)
Oh ya, Ibu bagus sekali tadi sudah dapat berkenalan dengan teman sekarnya.”
2. Rencana Tindak Lanjut
- Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial klien
- Diskusikan dengan klien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain.
- Anjarkan klien cara berkenalan dengan satu orang
- Anjurksn klien memasukkan daftar.
3. Kontrak yang akan datang
Topik : identifikasi penyebab isolasi
Waktu : 10-15 menit
Tempat : di teras depan

62
FORMAT
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(Dibuat setiap kali sebelum interaksi / pertemuan dengan klien)

Pertemuan 2 : 10 September 2019


A. PROSES KEPERAWATAN.
1. Kondisi Klien :
DS : Klien mengatakan malas berinteraksi dengan orang lain
DO : Klien jarang melakukan interaksi dengan orang lain
2. Diagnosa Keperawatan :
Isolasi Sosial.
3. Tujuan Khusus (TUK)
- Klien dapat mempraktekkan cara berkenalan dengan 1-2 orang
- Memliki keinginan untuk melakukan kegiatan berbincang dengan orang lain
4. Tindakan Keperawatan
- Mengevaluasi jadwal harapan klien
- Mempraktekkan cara berkenalan dengan satu orang
- Membantu klien memasukkan kegiatan berbincang dengan orang lain sebagai
salah satu kegiatan harian.

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


a. FASE ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
“Assalamualiakum, selamat pagi bu, masih ingat dengan saya?”
2. Evaluasi / validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini ? apakah masih ada perasaan kesepian ? bagaimana
semangatnuya untuk bercakap-cakap dengan teman ? apakah ibu sudah mulai
berkenalan dengan orang lain . bagaimana perasaan ibu setelah memulai
berkenalan ?”
3. Kontrak
Topik : Bercakap-cakap dengan 1-2 orang
Waktu : 10-15 menit
Tempat : di kursi halaman depan

b. FASE KERJA
“baiklah hari ini saya yang dinas pada pagi hari ini pada pukul 07.00 – 13.30 wib,
ibu...bisa memulai perkenalannya ? apakah ibu masih ingat cara berkenalannya ? apakah
ibu masih ingat cara berkenalan ? nah silahkan ibu mulai wah bagus sekali ibu, selain
nama, alamat, hobi apakah ada yang ingin tanyakan dengan Ny M dan perawat P ? wah
bagus bu nah ibu apa kegiatan yang biasa ibu lakukan pada jam ini ? bagaimana kita
menemani teman ibu yang menyiapkan makan siang ? mari bu... sambil ibu
berbincang0bincang dengan teman ibu. Bagaimana bu apa yang ingin ibu bincangkan

63
dengan teman ibu ? oh tentang cara menyusun priring dirak piring ? apakah harus rapi
atau tidak ? “rapi” bagus bu apa yang ingin ibu tanyakan / bincangkan ? ke ibu sekarang
piringnya sudah rapi bagaimana kalau ibu melakukan penyusunan gelas di atas meja
bersma .. silahkan bercakap-cakap u.”
c. FASE TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi Subyektif (Klien)
“Bagaimana perasaan ibu saat berkenalan dengan Ny. M dan prawat P? nah sekarang
Coba ulangi dan peragakan kembali cara berkenalan dengan teman ibu.”
Evaluasi Obyekti (Perawat)
Oh ya, Ibu bagus sekali tadi sudah dapat berkenalan dengan teman sekamarnya.”
2. Rencana Tindak Lanjut
Bagimana kalau ditambah lagi jadwal kegiatan ibu yaitu bercakap-cakap ketika
membantu teman yang sedang menyiapkan makan siang . mau jam berapa ibu
latiahn ? oj ketika makan sore ?”
3. Kontrak yang akan datang
Topik : berkenanalan dengan 4 orang dan latihan bercakap-cakap
Waktu : pukul 16.00
Tempat : di teras depan

64
FORMAT
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(Dibuat setiap kali sebelum interaksi / pertemuan dengan klien)

Pertemuan 3 : 11 September 2019


A. PROSES KEPERAWATAN.
1. Kondisi Klien :
DS : Klien mengatakan masih malu berinteraksi dengan orang lain
DO : Klien sudah dapat berinteraksi dengan teman sekamar tetapi harus dengan
arahan perawat
2. Diagnosa Keperawatan :
Isolasi Sosial.
3. Tujuan Khusus (TUK)
- Klien mampu berkenalan dengan 2 orang atau lebih
- Klien dapat memasukkan ke jadwal kegiatan hariab
4. Tindakan Keperawatan
- Mengevaluasi jadwal harapan klien
- Memberikan kesempatan kepada klien berkenalan
- Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
a. FASE ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
“Assalamualiakum, selamat siangbu, apakah masih ingat dengan saya ?”
2. Evaluasi / validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini ? apakah masih ada perasaan kesepian ? bagaimana
semangatnuya untuk bercakap-cakap dengan teman ? apakah ibu sudah mulai
berkenalan dengan orang lain . bagaimana perasaan ibu setelah memulai berkenalan ?
bagaimana apakah jadwal berkenalan dan bercakap-cakap sudah dilakukan ?
3. Kontrak
Topik : Bercakap-cakap dengan teman sekamar.
Waktu : 10-15 menit
Tempat : di kamar bersama teman-teman saat istirahat tiba.
b. FASE KERJA
“baiklah bu bagaimana di dalam kamar bersama teman- teman yang sedangsantai dan
istirahat ? apakah ibu sesampai di ruangan / kamar ibu langsung bersalaman dan
memperkenalkan diri seperti ysng sudah kita lakukan dan pelajari, ibu bersikap biasa saja
dan yakin bahwa orang disana senang dengan kedatangan ibu. Baikalah bu sekarang kita
bercakap-cakap dengan teman saat melakukan kegiatan harian. Bu kegiatan apa yang
ingin ibu lakukan ? oh ibu ingn merapikan kmar / tempat tiduur ibu ? baiklah bu dengan
siapa ibungin di dampingi ? dengan Ny M ? Baikalah bu kegiatannya merapikan tempat
tdur dan menyapu kamar tidur bu ya ? “
c. FASE TERMINASI
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan

65
Evaluasi Subyektif (Klien)
“Bagaimana perasaan ibu saat berkenalan dengan Ny. M dan prawat P? nah
sekarang Coba ulangi dan peragakan kembali cara berkenalan dengan teman ibu.”
Evaluasi Obyekti (Perawat)
Oh ya, Ibu bagus sekali tadi sudah dapat berkenalan dengan teman sekamarnya.”
b. Rencana Tindak Lanjut
“ baik ibu selanjutnya bisa menambah orang yang ibu kenal atau ibu bisa ikut
kegiatannya menolong membawakan nasi untuk di makan temn –teman . jadwal
bercakap cakap setiap pagi saat merapikan tempat tidur kita cantumkan dalam jadwal
ibu.
c. Kontrak yang akan datang
Topik : berbincang bincang
Waktu : 10-15 menit
Tempat : di halaman depan

66
FORMAT
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(Dibuat setiap kali sebelum interaksi / pertemuan dengan klien)

Harga Diri Rendah


Pertemuan 1 : 09 September 2019
A. PROSES KEPERAWATAN.
5. Kondisi Klien :
DS : Klien mengatakan malas berinteraksi dengan orang lain
DO : Klien tampak menyendiri, Klien tremor pada tangan dan mulut sejak masuk RSJ
Lawang.
6. Diagnosa Keperawatan :
Harga diri rendah.
7. Tujuan Khusus (TUK)
- Klien dapat melatih kemampuan kedua (menyapu)
- Klien dapat memasukkan kegiatan menyapu dan jadwal kegiatan harian.
8. Tindakan Keperawatan
- Mengevaluasi kegaiatan klien
- Melatih sesuia denagn kemampuan kedua (menyapu dan menyanyo)
- Menganjurkan klien memasuukan kegiatan menyapu dalam jadwal harian.

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


d. FASE ORIENTASI
4. Salam Terapeutik
“Assalamualiakum, selamat pagi bu, perkenalkan nama saya Khairunnisa nbisa
dipanggil icha, saya mahasiswa Poltekkes Malang yang dinas di ruang melati selama
3 minggu kedepan. Hari ini saya dinas pagi dari jam 07.00 – 13.30 siang. Saya yang
akan merawat ibu selama berada di RSJ ini. Nama ibu siapa ? senang dipanggil apa ?”
5. Evaluasi / validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini ? Oh.. jadi ibu merasa malu dengan orang sekitar ?
apakah ibu masih suka menyendiri ?”
6. Kontrak
Topik : Berkenalan
Waktu : 10-15 menit
Tempat : di tempat tidur
e. FASE KERJA
“baik bu sesuai dengan kontrak kta kemarin bagaimana kalau kita melakukan kegitan
kedua
f. FASE TERMINASI
4. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi Subyektif (Klien)
“Bagaimana perasaan ibu saat berkenalan dengan teman tadi ? nah sekarang
Coba ulangi dan peragakan kembali cara berkenalan dengan orang lain /
teman sekamar.”

67
Evaluasi Obyekti (Perawat)
Oh ya, Ibu bagus sekali tadi sudah dapat berkenalan dengan teman sekarnya.”
5. Rencana Tindak Lanjut
- Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial klien
- Diskusikan dengan klien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain.
- Anjarkan klien cara berkenalan dengan satu orang
- Anjurksn klien memasukkan daftar.
6. Kontrak yang akan datang
Topik : identifikasi penyebab isolasi
Waktu : 10-15 menit
Tempat : di teras depan

68
FORMAT
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(Dibuat setiap kali sebelum interaksi / pertemuan dengan klien)

Pertemuan 2 : 10 September 2019


A. PROSES KEPERAWATAN.
5. Kondisi Klien :
DS : Klien mengatakan malas berinteraksi dengan orang lain
DO : Klien jarang melakukan interaksi dengan orang lain
6. Diagnosa Keperawatan :
Harga diri rendah
7. Tujuan Khusus (TUK)
- Klien dapat mempraktekkan cara berkenalan dengan 1-2 orang
- Memliki keinginan untuk melakukan kegiatan berbincang dengan orang lain
8. Tindakan Keperawatan
- Mengevaluasi jadwal harapan klien
- Mempraktekkan cara berkenalan dengan satu orang
- Membantu klien memasukkan kegiatan berbincang dengan orang lain sebagai
salah satu kegiatan harian.

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


d. FASE ORIENTASI
4. Salam Terapeutik
“Assalamualiakum, selamat pagi bu, masih ingat dengan saya?”
5. Evaluasi / validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini ? apakah masih ada perasaan kesepian ? bagaimana
semangatnuya untuk bercakap-cakap dengan teman ? apakah ibu sudah mulai
berkenalan dengan orang lain . bagaimana perasaan ibu setelah memulai
berkenalan ?”
6. Kontrak
Topik : Bercakap-cakap dengan 1-2 orang
Waktu : 10-15 menit
Tempat : di kursi halaman depan
e. FASE KERJA
“baiklah hari ini saya yang dinas pada pagi hari ini pada pukul 07.00 – 13.30 wib,
ibu...bisa memulai perkenalannya ? apakah ibu masih ingat cara berkenalannya ? apakah
ibu masih ingat cara berkenalan ? nah silahkan ibu mulai wah bagus sekali ibu, selain
nama, alamat, hobi apakah ada yang ingin tanyakan dengan Ny M dan perawat P ? wah
bagus bu nah ibu apa kegiatan yang biasa ibu lakukan pada jam ini ? bagaimana kita
menemani teman ibu yang menyiapkan makan siang ? mari bu... sambil ibu
berbincang0bincang dengan teman ibu. Bagaimana bu apa yang ingin ibu bincangkan
dengan teman ibu ? oh tentang cara menyusun priring dirak piring ? apakah harus rapi
atau tidak ? “rapi” bagus bu apa yang ingin ibu tanyakan / bincangkan ? ke ibu sekarang

69
piringnya sudah rapi bagaimana kalau ibu melakukan penyusunan gelas di atas meja
bersma .. silahkan bercakap-cakap u.”
f. FASE TERMINASI
4. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi Subyektif (Klien)
“Bagaimana perasaan ibu saat berkenalan dengan Ny. M dan prawat P? nah sekarang
Coba ulangi dan peragakan kembali cara berkenalan dengan teman ibu.”
Evaluasi Obyekti (Perawat)
Oh ya, Ibu bagus sekali tadi sudah dapat berkenalan dengan teman sekamarnya.”
5. Rencana Tindak Lanjut
Bagimana kalau ditambah lagi jadwal kegiatan ibu yaitu bercakap-cakap ketika
membantu teman yang sedang menyiapkan makan siang . mau jam berapa ibu
latiahn ? oj ketika makan sore ?”
6. Kontrak yang akan datang
Topik : berkenanalan dengan 4 orang dan latihan bercakap-cakap
Waktu : pukul 16.00
Tempat : di teras depan

70
FORMAT
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(Dibuat setiap kali sebelum interaksi / pertemuan dengan klien)

Pertemuan 3 : 16 September 2019


A. PROSES KEPERAWATAN.
5. Kondisi Klien :
DS : Klien mengatakan suka menyendiri
DO : Klien mengatakan dirinya tidak berguna
6. Diagnosa Keperawatan :
Harga diri rendag
7. Tujuan Khusus (TUK)
- Klien dapat melatih kemampuan ke dua
- Klien dapat mamasukkan kegiatan menyapu kedalam jadwal kegiatan harian
8. Tindakan Keperawatan
- Mengevaluasi kegiatan klien
- Latih sesuai dengan kemampuan ke 2
- Anjurkan klien memasukkan kegiatan kedalam jadwal harian

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


d. FASE ORIENTASI
4. Salam Terapeutik
“Assalamualiakum, selamat siangbu, apakah masih ingat dengan saya ?”
5. Evaluasi / validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini ? apakah masih ada perasaan kesepian ? kegiatan
apa saja hari ini yang sudah ibu lakukan ? tidurnya nyenyak ?
6. Kontrak
Topik : Bercakap-cakap kemampua ke dua
Waktu : 10-15 menit
Tempat : di kamar bersama teman-teman saat istirahat tiba.
e. FASE KERJA
“baiklah bu sebelumnya apa kira-kira alat yang dibutuhkan ibu dalam kegiatan menyapu
bu ? ya betul sekali alat yang kita butuhkan adalah sapu, skop dan tong sampah . orang
lain pernah menilai kegiatan yang ibu lakukan tidak ? biasanya berkomentar seperti apa ?
ibu tandanya masih memiliki kelebihan lainyang bisa dilakukan contohnya : menyaapu
bagus bu saya harap ibu dapat memasukkan kegiatan ini kedalam jadwal kegiaatan hari
ini bu.”

f. FASE TERMINASI
d. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi Subyektif (Klien)
“Bagaimana perasaan ibu saat kita berbincang-bincang dan latihan menyapu ?”
Evaluasi Obyekti (Perawat)

71
Jadi apa saja kemampuan yang ibu miliki selain menyapu ? baik bu.. kegiatan menyapu
ini bisa dimasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian ibu.”
e. Rencana Tindak Lanjut
“latihan ke 2 yaitu menyapu”
f. Kontrak yang akan datang
Topik : berbincang bincang
Waktu : 10-15 menit jam 09.00
Tempat : di dapur ruang melati

72
FORMAT
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(Dibuat setiap kali sebelum interaksi / pertemuan dengan klien)

Pertemuan 4 : 17 September 2019


A. PROSES KEPERAWATAN.
1. Kondisi Klien :
DS : Klien mengatakan suka menyendiri
DO : Klien mengatakan dirinya tidak berharga
2. Diagnosa Keperawatan :
Harga diri rendah
3. Tujuan Khusus (TUK)
- Klien dapat melatih kemmapuan kedua (menyapu)
- Latih sesui dengan kemampuanke 2
4. Tindakan Keperawatan
- Mengevaluasi kegiatan klien
- Latih sesuia denagn kemampuan ke 2
- Menganjurkan klien memasukkan ke dalam jadwal harian
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
a. FASE ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
“Assalamualiakum, selamat pagi bu, masih ingat dengan saya?”
2. Evaluasi / validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini ? apakah masih ada perasaan kesepian ? bagaimana
semangatnuya untuk bercakap-cakap dengan teman ? apakah ibu sudah mulai
berkenalan dengan orang lain . bagaimana perasaan ibu setelah memulai
berkenalan ?”
3. Kontrak
Topik : Bercakap-cakap dengan teman sekamar
Waktu : 10-15 menit
Tempat : di halaman luar

b. FASE KERJA
“baiklah bu sebelumnya apa kira-kira alat yang ibu butuhkan dalam kegiatan menyapu bu
?ya betul bu alat yang kita butuhkan adalah sapu, skop dan tong sampah. orang lain
pernsh menilai kegiatan yang ibu lakukan tidak ? bisa berkomentar seperti apa ? ibu apa
tandanya kalau menyapu sudah bersih ? bagus bu apalagi ya jika sudah bersih ibu
kemudian dibuang kemana bu ? bagus ke tong sampah, ibu pintar sekali hebat ibu hebat
100 untuk ibu nah ibu sudah dapat melakukan menyapu dengan sendiri dan memasukkan
nya kedalam jadwal kegiatan harian.”
c. FASE TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi Subyektif (Klien)

73
“Bagaimana perasaan ibu saat bisa menyapu dengan baik dan benar .”
Evaluasi Obyekti (Perawat)
“Jadi apa saja kemamouan yang ibu miliki selain menyapu wahh...ibu bisa menyanyi.”
2. Rencana Tindak Lanjut
Latihan ke 2 menyapu dan menyulam (rehab)
3. Kontrak yang akan datang
Topik : latiahan menyulam di rehap, dan menyapu
Waktu : pukul 09.00
Tempat : di dapur ruang melati

74
75
FORMAT
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(Dibuat setiap kali sebelum interaksi / pertemuan dengan klien)

Pertemuan 4 : 13 September 2019


A. PROSES KEPERAWATAN.
5. Kondisi Klien :
DS : Klien mengatakan masih malu berinteraksi dengan orang lain
DO : Klien tampak beraktivitas diluar ruangan.
6. Diagnosa Keperawatan :
Isolasi Sosial.
7. Tujuan Khusus (TUK)
- Klien mampu berkenalan denagn 2 orang atau lebih
- Klien dapat memasukkan kedalam jadwal harian
8. Tindakan Keperawatan
- Mengevaluasi jadwal harian klien
- Memberikan kesempatan pada klien berkenalan
- Menganjurkan klien memasukkan ke dalam jadwal harian
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
d. FASE ORIENTASI
4. Salam Terapeutik
“Assalamualiakum, selamat pagi bu, masih ingat dengan saya?”
5. Evaluasi / validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini ? apakah masih ada perasaan kesepian ? bagaimana
semangatnuya untuk bercakap-cakap dengan teman ? apakah ibu sudah mulai
berkenalan dengan orang lain . bagaimana perasaan ibu setelah memulai
berkenalan ?”
6. Kontrak
Topik : Bercakap-cakap dengan teman sekamar
Waktu : 10-15 menit
Tempat : di halaman luar

e. FASE KERJA
“baiklah bu sebelumnya apa kira-kira alat yang ibu butuhkan dalam kegiatan menyapu bu
?ya betul bu alat yang kita butuhkan adalah sapu, skop dan tong sampah . orang lain
pernsh menilai kegiatan yang ibu lakukan tidak ? bisa berkomentar seperti apa ? ibu apa
tandanya kalau menyapu sudah bersih ? bagus bu apalagi ya jika sudah bersih ibu
kemudian dibuang kemana bu ? bagus ke tong sampah, ibu pintar sekali hebat ibu hebat
100 untuk ibu nah ibu sudah dapat melakukan menyapu dengan sendiri dan memasukkan
nya kedalam jadwal kegiatan harian.”
f. FASE TERMINASI
4. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi Subyektif (Klien)

76
“Bagaimana perasaan ibu saat bisa menyapu dengan baik dan benar .”
Evaluasi Obyekti (Perawat)
“Jadi apa saja kemamouan yang ibu miliki selain menyapu wahh...ibu bisa menyanyi.”
5. Rencana Tindak Lanjut
Latihan ke 2 menyapu dan menyulam (rehab)
6. Kontrak yang akan datang
Topik : latiahan menyulam di rehap, dan menyapu
Waktu : pukul 09.00
Tempat : di dapur ruang melati

77
ANALISA PROSES INTERAKSI

Inisial klien : Ny E Nama Mahasiswa : Kelompok I


Status interaksi perawat – kien : Fase I Berkenalan Tanggal : 09-09-2019
Lingkungan : Kursi Halaman Depan Jam : 09:30 WIB
Deskripsi Klien :Pasien tampak tremor dan diam, pakaian rapi Bangsal : Melati
Tujuan (Berorientasi pada klien) : pasien dapat mengenal perawat dan
Mengungkapkan secara terbuka

KAMUNIKASI NON ANALISA BERPUSAT ANALISA BERPUSAT


KOMUNIKASI VERBAl RASIONAL
VERBAL PADA PERAWAT PADA KLIEN
P:Assalamualaikum selamat P: Menatap pasien Bersikap ramah dan senyum Pasien berespon datar saat Salam terapeutik merupakan
pagi bu saya perawat tersenyum kepada pasien perawat menghampirinya penghargaan terhadap orang lain
khairunnisa ya di panggil icha K: Menatap perawat dan dapat membangun hubungan
bertugas pada hari ini ekspresi senyum saling percaya (BHSP)
K:Selamat pagi

P: perkenalkan saya perawat P: Berjabat tangan dengan Mencoba mendekati pasien Pasien berrespon saat di ajak Perkenalan merupakan suatu
khairunnisa senang di panggil pasien menatap sambil dan berbicara serta bersikap berkenalan tindakan yang dapat menjalin
icha tersenyum terbuka hubungan saling percaya
K: nama saya Ny E K: Menatap perawat dan

78
berjabat tangan
P : mbak senang di panggil P:memandang pasien sambil Mencoba mendekati pasien Pasien berrespon saat diajak Dengan memanggil nama panggilan
apa? terseyum dan mencoba untuk berbicara berkenalan hubungan terus lebih mudah terjalin
K: saya senang di panggil Ny.E K: menatap perawat tidak dan bersikap terbuka Pasien menjawab dengan
fokus lancar

P : Ny.E berasal dari mana? P:memandang pasien sambil Mencoba mendekati pasien Menerima kehadiran perawat Dengan mengetahui asal seseorang
K: saya berasal dari blitar tersenyum dan berbicara secara terbuka dapat mengetahui sosial budayanya
K:menatap pearawat sehingga interaksi dapat
berjalan/baik
P: apa yang sedang Ny.E P : menatap pasien sambil Perawat mencoba mendekati Pasien berrespon dengan datar Pertanyaan terbuka memberi
lakuakan saat ini tersenyum pasien dan mencoba untuk mata tidak fokus dan sesekali kesempatan pada pasien untuk
K: saya sedang duduk-duduk K: mendian/ terdiam kalau berbicara dan bersikap melihat atas atau depan lama menguapkan perasaan dan isi
tidak di tanya terbuka pikirnya

P: sejak kapan ibu E di rawat P: menatap sambil Perawat mendekati pasien Pasien berrespon dengan muka Perasaan terbuka memberi
di sini tersenyum dan berbicara serta bersikap yang datar dan tidak fokus kesempatan pada pasien untuk
K: sudah 13 hari K: diam (kalau tidak di terbuka mengungkapkan perasaan
tanya tidak di jawab
P: sekarang ibu umurnya P : menunujukan perhatian Mengkaji daya ingat pasien Berusaha mengingat menjawab Umur mempengaruhi daya ingat
berapa? K: pasien diam tidak banyak ragu-ragu pasien
K: 48 tahun bicara

P: ibu ingat ngak kenapa ibu P : menanyakan keseriusan Hati hati karena pertanyaan Mengingat mengalami isolasi Keluhan utama merupakan dasar
dibawa kesini K: pasien menjawab sambil tersebut karena spesifik dan sosial pasien di rawat di RS Jiwa
K: saya suka menyendiri mengingat menggaruk menyinggung pasien
kenapa

79
P: Biasanya saat menyendiri P : menanyakan dengan Mencoba menanyakan efek Pasien mata tidak berfokus Alasan suka menyendiri merupakan
ibu dengar suara atau melihat penasaran dari menyendiri data konkrit untuk mengngkat
sesuatu? K: pasien menjawab dengan dignosa.
K: Tidak tidak berfokus
P: ibu biasanya menyendiri P: menanyakan dengan Perawat bersikap terbuka dan Pasien berfokus tetapi sesekali Durasi waktu isos dapat
saat ( pagi,sore malam) penasaran menanyakan pasien melihat ke depan menentukan diagnosa
K: tidak tentu K: pasien menjawab singkat samping,belakang
P: bu saatnya ibu untuk P: perawat menyusuruh Perawat berbicara dan Pasien berespon dan bangun Memberikan waktu istirahat kepada
beristirahat pasien untuk beristirahat bersikap terbuka dari tempat duduk untuk masuk pasien untuk supaya tidak jenuh.
K: baik mbak K: pasien beristirahat ke ruangan/ kamar
P: kira kira kapan kita mulai P: perawat tersenyum perawat berbicara dan Pasien menuju kamar untuk Memberikan waktu pada pasien
berbincang bincang (10-15 K: pasien meninggalkan bersikap terbuka beristirahat untuk istirahat.
menit) perawat.
K: oke mbak

80
ANALISA PROSES INTERAKSI (API)

Inisial klien : Ny. E Nama Mahasiswa : Kelompok I

Status interaksi perawat – kien : Fase Kerja dan Terminasi Tanggal : 10 September 2019

Lingkungan : di Kamar Tidur Jam : 09.00 WIB

Deskripsi Klien Penampilan Rapi, Besih, koopeatif tenang Bangsal : Bekisar

Tujuan (Berorientasi pada klien) : Mengetahui Kemampuan positif yang dimiliki pasien

KOMUNIKASI VERBAL KOMUNIKASI NONVERBAL ANALISA BERPUSAT ANALISA RASIONAL


PADA PERAWAT (P) BERPUSAT PADA
KLIEN (K)
P : assaalmualaikum wr.wb P : Menatap pasien tersenyum Perawat memberikan salam Pasien menjawab salan Menyapa meningkatkan
K : Waalaikummussalam wr.wb K : Tersenyum menatap perawat kepada pasien perawat komunikasi lebih akrab

P : Masih ingat dengan saya bu ? P : Mencoba meningkatkan daya Perawat mencoba Pasien mengingat nama
K : Masih mba Icha ingat pasien mengetahui daya ingat perawat
K : pasien mengingat nama pasien
perawat

P : Iya benar mba saya mba icha. P : Memvalidasi peryataan pasien Berharap perawat Paseien menginat Meningkatkan kemampuan
Sesuai dengan kontrak kita kemarin K : Pasien tersenyum mengingat kemampuan kemampuan pertama positif yang dimiliki
kita akan melatih kemampuan yang yang dimiliki yang dimiliki yaitu

81
ibu miliki ya membersihkan temapat
K : iya mba tidur

P : coba ibu sebutkan kegiatan apa P : Menyebutkan kemampuan Melatih kemampuan pasien Menjawab pertanyaan Melatih kemampuan
saja yang akan kita lakukan sekarang yang dimilikiki perawat pasien meningkatkan harga
K : Hmmm… merapikan tempat K : menyebutkan kemampuan diri pasien
tidur, menyapu, mencuci piring yang dimiliki
P : dari kegiatan tsb mana yang ibu P : memilih kegiatan untuk di Bertanya apa saja kegiatan Menjawab pertanyaan Mengajarkan kemampuan
dapat kerjakan disini ? kerjakan hari ini yang dilakukan di RS dari perawat yang dimiliki
K : Merapikan tempat tidur K : Memilih merapikan tempat
Menyapu, mencuci piring tidur

P : nggih bagus bu pintar 100 buat P : Memeberikan pujian pada Memuji pasien Menjawab Memuji atau memberikan
ibu pasien pujian meningkatkan harga
K : hehe iya mbak icha K : Pasien tersenyum diri pasien
mengucapkan terimakasih
P : Kalau gitu kita mulai merapikan P : Mulai merapikan tempat tidur Menjelaskan cara Menjawab Kegiatan merapikan
kamar tidur buy a ? K : Merapikan tempat tidur merapikan tempat tidur tempat tidur
K : Iya mba

P : kira – kira apa saja yang di P : bertanya alat yang digunakan Menanyai tentang apa alat Menanyai kebiasaan
gunankan untuk merapikan tempat untuk membersihkan tempat tidur untuk merapikan tempat selama di RS
tidur ? K : menjawab tidur
K : sapu selimut bersih dan kasur
serta sarung bantal bersih

P : bu ingat merapikann tempat tidur P : menjelaskan cara menjelaskan Mendengar perawat Mengajarkan Cara-Cara
dari bantal dulu di bersikan dan membersihkan tempat tidur menjelaskan dalam merapikan tempat
selimut serta kasur ya …. K : mengerti tidur
K : Oh begitu sus

82
P : Bagus sekali bu ibu sudah pintar P : Memberi pujian pada pasien Memberi pujian pada pasien Pasien tersenyum dan Memuji pasien
dalam merapikan tempat tidur K : Pasien tersenyum mengatakan
K : hehe baik bu, tapi saya belum terimaakasih
bisa secara sendiri.

P : merapikan kamar 2 kali sehari ya P : menjelaskan kapan harusnya Mensnyskan pasien Pasien menjawab Memeberikan informasi
bu …. Atau 1 kali sehari merapikan tempat tidur pada pasien kapan
K : oh begitu ya sus … K : mengerti dilakukan kegiatan
P : Nah bu kegiatan hari ini jangn P : mengajarkan memasukan Menganjurkan pasien Memasukan dalam Kegiatan harian untuk
lupa di di isi di jadwal kegiatan dlam kegiatan harian pasien memasukan dalam kegiatan kegiatan harian meningkatkan harga diri
hariannya ya bu? Kalau ibu K : mengisi harian pasien
melakukan dengan cara di banrtu
centang (B) mandiri (M ) Dan kalau
ibu tidak melakukan (T) ….
K : ya sus
P : Nah bu bagaimana perasaan ibu P : memberikan evaluasi pada Evaluasi sejauh mana Pasien mengerti dan di Merapikan tempat tidur
hari ini setelak melakukan pasien serta terminasi pasien mengerti cara bantu dalam merapikan kegiatan pertama pasien
kemampuan pertama ? K : Pasien senang dan lega kemampuan ke 1 tempat tidur
K : Senang Sus Saya lega
P : nah bu besok kita akan P : Mengkontrak untuk latihan Kegiatan kemampuan kedua Pasien menjawab Kemampuan kedua
melakukan kemampuan kedua ya ibu Kegiatan Kedua yang dimiliki pasien menyapu menyapu
tau ? K : Menjawab
K : menyapu sus
P : Pintar bu ibu ingat 100 buat ibu P : memuji pasien atas Memberikan Pujian pada Pasien tersenyum Pujian dalam
K : heheh terimkasih sus kemampuan pertama pasien meningkatkan kemampuan
K : Pasien mengucapkan pasien
terimakasih
P : Besok kira kira jam berapa kita P : memastikan kontrak dengan Melatih Kemampuan Kedua Pasien menjawab Kontrak sangat perlu untuk
akan berlatih bu ? dan di mana ? pasien untuk kemampuan pasien Dam membuat kontrak waktu evaluasi pasien

83
K : pukul 12 siang selesai makan selanjutnya. kontrak ke 2 berikutnya
siang sus ruang melati K : Menyetujui
P : nggih bu berarti besok pada pukul P : memastikan kontrak dengan Membuat kontrak ke dua Kontrak dengan prawat Kontrak sangat perlu
12.00 kita akan melakukan kegiatan pasien pasien dilakukan
ke dua yaitu menyapu di ruang
melati ? K : Pasien antusias
K : Iya sus saya tidak sabar untuk
besok sus.
P : sampai sini dulu besok saya P: peraawat meninggalkan ruang/ Beranjak dari tempat Pasien tersenyum Salam perpisahan sangat
kembali lagi bu ya .. Kamar perlu di lakukan perawat
K : Nggih sus, besok ya K : Pasien tersenyum dan pasien .

KOMUNIKASI VERBAL KOMUNIKASI NONVERBAL ANALISA BERPUSAT ANALISA RASIONAL


PADA PERAWAT (P) BERPUSAT PADA
KLIEN (K)
P : assaalmualaikum wr.wb P : Menatap pasien tersenyum Perawat memberikan salam Pasien menjawab salan Menyapa meningkatkan
K : Waalaikummussalam wr.wb K : Tersenyum menatap perawat kepada pasien perawat komunikasi lebih akrab

P : Masih ingat dengan saya bu ? P : Mencoba meningkatkan daya Perawat mencoba Pasien mengingat nama Mengingat meningkatkan
K : Masih mba Icha ingat pasien mengetahui daya ingat perawat memori
K : pasien mengingat nama pasien
perawat

P : Iya benar mba saya mba icha. P : Memvalidasi peryataan pasien Berharap perawat Paseien menginat Meningkatkan kemampuan
Sesuai dengan kontrak kita kemarin K : Pasien tersenyum mengingat kemampuan kemampuan kedua yang positif yang dimiliki
kita akan melatih kemampuan kedua kedua yang dimiliki dimiliki yaitu
yang ibu miliki ya membersihkan temapat

84
K : iya mba tidur

P : coba ibu sebutkan kegiatan apa P : Menyebutkan kemampuan Melatih kemampuan pasien Menjawab pertanyaan Melatih kemampuan
saja kemampuan kedua yang akan kedua yang dimiliki perawat pasien meningkatkan harga
kita latih hari ini ? K : menyebutkan kemampuan diri pasien
K : menyapu, Kedua yang dimiliki
P : nggih bagus bu pintar 100 buat P : Memeberikan pujian pada Memuji pasien Menjawab Memuji atau memberikan
ibu pasien pujian meningkatkan harga
K : hehe iya mbak icha K : Pasien tersenyum diri pasien
mengucapkan terimakasih
P : Kalau gitu kita mulai menyapu P : Mulai merapikan tempat tidur Menjelaskan cara Menjawab Kegiatan merapikan
bu ya ? K : Merapikan tempat tidur merapikan tempat tidur tempat tidur
K : Iya mba

P : kira – kira apa saja yang di P : bertanya alat yang digunakan Menanyai tentang apa alat Menanyai kebiasaan
gunankan untuk menyapu? untuk membersihkan tempat tidur untuk merapikan tempat selama di RS
K : sapu tong sampah sskop K : menjawab tidur

P : ibu ingat ya pintar 100 buat ibu P : menjelaskan cara menyapu menjelaskan Mendengar perawat Mengajarkan Cara-Cara
K : hehe iya mba K : mengerti menjelaskan dalam menyapu

P : Bagus sekali bu ibu sudah pintar P : Memberi pujian pada pasien Memberi pujian pada pasien Pasien tersenyum dan Memuji pasien
dalam menyapu K : Pasien tersenyum mengatakan
K : hehe baik bu, tapi saya belum terimaakasih
bisa secara sendiri.

P : baik bu ya jangan lupa kegiatan P : memasukan dalam kegiatan Memasukan dalam kegiatan Pasien menyertakan Memasukan dalam jadawal
menyapu di masukan dalam jadawal harian harian pasien kegiatan menyapu kegiatan harian agar lebih
kegiatan kedua ya K : mengerti dalam jadwal kegiatan mudah mengingat dan
K : nggih sus. hariannnya menilai kemampuan pasien

85
P : Baik bu ibu sudah pintar hebat P : Perawat memberikan pujian Memberikan pujian positif Pasien tersenyum dan Memberikan pujian positif
besok” saat ibu pulang ke rumah Positif dan dukungan untuk berjabat tangan dan dukungan untuk
jangan lupa buy a menyapu kan sembuh dari penyakitnya sembuh
sudah mengerti cara”nya semoga
cepat sembuh bu
K : nggih sus trimakasih

86
BAB IV
PEMBAHASAN JURNAL TERKAIT

Metode PICOT

PENINGKATAN KEMAMPUAN TERAPI KREASI SENI


PICOT KONGNITIF DAN PRILAKU MENGGAMBAR TERHADAP
PADA KLIEN DENGAN HARGA KEMAMPUAN MELAKUKAN
DIRI RENDAH MELALUI MENGGAMBAR BENTUK
CONGNITIF BEHAVIOUR PADA PASIEN HARGA DIRI
THERAPY RENDAH
Populasi dan sampel Populasi : Populasi :
dipilih dari kriteria inkulusi meliputi, Klien harga diri rendah
usia 18-55 tahun kelamin : perempuan diruang rawat inap elang 1,
dan laki-laki pendidikan : SD – merak dan perkutut Rumah
Perguruan tinggi pekerjaan : bekerja Sakit Jiwa Dr. Soehartoe
dan tidak, status: menikah dan tidak Heerdjan Jakarta dengan
menikah pasien di rawat di salah satu jumlah 30 orang.
RSJ di jawa.

Sampel :
52 sampel dengan 29 pasien kelompok Sampel :
intervensi dan 29 pasien kelompok Menggunakan total sampling. Sesuai
kontrol. dengan total populasi yaitu 30 orang.
Alasan mengambil jumlah populasi
karena jumlah populasi kurang dari
100 dan seluruh populasi dijadikan
sampel penelitian.
Intervensi Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian ini menggunakan quasy
quasi eksperimental dengan penerapan eksperimental dengan jenis
congnitive behaviour therapy dengan perhitungan paired sample t test.
pendekatan pre-post test. Analisis yang
digunakan dependen dan independen
simple t – Test regresi linier sederhana
chi- square dan anova.
Coparasion Pada penelitian ini Terdapat kelompok Pada penelitian ini Tidak diberikan
intervensi dan kelompok kontrol kelompok kontrol karena peneliti
memberikan perlakuan yang sama
pada semua klien untuk diberikan
intervensi terapi kreasi seni
menggambar.
Outcame Berdasarkan hasil penelitian Dari hasil uji Univariat menunjukan

87
menunjukan congnitive behaviour bahwa sebelum dilakukan terapi
meningkatkan kemampuan kongnitif kreasi seni menggambar sebagian
dan prilaku pasien skizofrenia dengan besar tidak mampu (60,6%) dan
harga diri rendah secara bermakna setelah dilakukan terapi kreasi seni
(0<0.05, α = 0,05) . Efektifitas CBT menggambar sebagian besar mampu
meningkatkan kemampuan kognitif (84,8%). Dari hasil uji paired sample
sebesar (29,31 % dan kemampuan t test didapatkan nilai p value .000
prilaku sebesar 22,4% . dimana nilai p < 0,05. maka dapat
diartikan Ha diterima dan Ho di
tolak dan ada pengaruh terapi kreasi
seni menggambar terhadap
kemampuan melakukan kegiatan
pada
pasien harga diri rendah di Rumah
Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan
Jakarta.
Time 5 minggu. 5 september 2016
tahun dan bulan tidak di ketahui secara selama 1 minggu
pasti
Kesimpulan :
Dari kedua jurnal diatas terdapat manfaat yang bermakna dimana
Congnitive Behavior Therapy (CBT) secara bermakna dapat meningkatkan
kemampuan kognitif klien dengan harga diri rendah sedangkan Terapi Kreasi
Seni sangat bermanfaat juga bagi pasien dengan gangguan harga diri rendah
karena dapat memancing stimulus pasien untuk mengingat aspek positif yang
dimiliki serta dapat melakukan kegiatan secara mandiri namun hal tersebut
harus dibarengi dengan reward untuk pasien. Sebagaimana pembahasan di atas
cocok dengan pendekatan model adaptasi Roy terhadap asuhan keperawatan
pada pasien harga diri rendah diamana diawali dengan adanya input pengkajian
meliputi stimulus fokal, konsektual dan residual (yang termanifestasi dalam
faktor presipitasi. Faktor predisposisi dan sumber koping pada pasien harga diri
rendah) selanjutnya stimuli ini dipengaruhi mekanisme koping regulator dan
kognator yang sudah dimiliki oleh pasien yang sebagian besar masih
mempergunakan mekanisme koping maladaptive. Dalam prosesnyas melalui
tindakan keperawatan generalis harga diri rendah terhadap pasien dan keluarga
dan tindakan keperawatan generalis harga diri rendah terhadap pasien dan
keluarga dan tindakan spesialis berupa congnitive therapy (CBT ) dan terapi
kreasi seni memberikannya sebagai bentuk suatu innovator dan stabilizer

88
koping, sehingga memperbaiki mekanisme kopingnya dan mempengaruhi
empat model adaptasi pasien. Perubahan ini bedampak pada respon adaptif.
Output respon adaptif berupa penurunan tanda dan gejala harga diri rendah pada
pasien pada respon fisiologis, kognitif, afektif, prilaku dan sosial serta
peningkatan kemampuan pasien dengan kemampuan kognitif serta aspek positif
yang dimiliki pasien melalui congnitif behaviour therapy dan terapi kreasi seni.
Saran :
Apabila waktu penelitian dipersiapkan cukup lama tentu akan
mencapai kemampuan kognitif yang lebih optimal. CBT (Congnitif behaviour
therapy serta therapy kreasi seni dapat meningkatkan hubungan yang baik
antara perawat – pasien agar tercipta suasana yang aman dan nyaman bagi
pasien dan dapat membantu pasien belajar melakukan kegiatan, sehingga
dapat meningkatkan harga diri pasien dan berguna bagi orang lain serta
membuat pasien lebih terbuka tentang apa yang sedang dirasakan dan
dialaminya.
Kekurangan dalam jurnal dari jurnal congnitif behaviour therapy tidak
dicantumkan bulan serta tahun dilakukannya penelitian hanya hitungan
minggu sedangkan pada jurnal terapi kreasi mengggambar tercantum tanggal
bulan dan tahun selama 1 minggu.

89
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Menurut keliat (2009) data subyektif dari pasien yang mengalami harga
diri rendah yaitu pasien merasa tidak percaya dengan kemampuan yang
dimiliki, pasien mengatakan lebih suka menyediri dan tidak ingin bertemu
dengan orang lain. Data objektif adalah rasa kurang percaya diri,suka
mengambil keputusan, bingung dan rasa ragu ragu dalam memilih
sesuatu,mudah tersinggung dll. Berdasarkan data data yang ditunjukan oleh
pasien maka penulisan memprioritaskan diagnosa Keperawatan Harga Diri
Rendah.
Berdasarkan tindakan asuhan keperawatan jiwa yang telah dilakukan pada
pasien Ny.E dengan Harga Diri Rendah dapat di simpulkan sebagai berikut:
1. TUK 1: Pasien mampu membina hubungan saling percaya dengan cara
pasien berkenalan dengan perawat dan menyebutkan nama lengkap, nama
panggilan,alamat serta hobi.
2. TUK 2: Pasien dapat mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang
dimiliki. Pasien sudah mampu mengidentifikasi aspek positif yang
dimilikinya seperti menyapu,mengepel, mencuci piring dan merapikan
tempat tidur.
3. TUK 3: Pasein hanya bisa sebagian aktifitas yang sudah disebutkan tadi.
Pasien dapat melakukan cara pertama dan ketiga yaitu menyapu dan
mencuci piring dan merapikan tempat tidur.
4. TUK 4: Pasien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan
yang dimilikinya.
5. TUK 5: Pasien dapat melakukan kegiatan sesuai rencana yang dibuat.

Berdasarkan uraian di atas mengenai herga diri rendah dan pelaksanaan


asuhan keperawatan terhadap paasien harga diri rendah. Saat memberikan
asuhan keperawatan pada pasien dengan harga diri rendah di temukan adanya
perilaku menarik diri sehingga perlu dilakukan pendekatan secara terus
menerus, membina hubungan saling percaya yang dapat menciptakan suasana
terapeutik dalam pelaksanaan asuhan keperawatan yang diberikan.

90
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien khususnya dengan
harga diri rendah,pasien sangat membutukan kehadiran keluarga sebagai
sistem pendukung yang mengerti keadaan dan permasalahan dirinya. Di
samping itu perawat/petugas kesehatan juga membutuhkan kehadiran keluarga
dalam memberikan data yang diperlukan dan membina kerjasama dalam
memberi perawat pada pasien. Dalam hal ini penulis dapat menyimpulkan
bawa peran keluarga merupakan faktor penting dalam proses kesembuhan
pasien.
5.2 Saran Bagi Klien
Memotivasi paasien dalam meningkatkan kemampuan positif yang
dimiliki dalam kegiatan sehari – hari sehingga dapat meningkatkan harga
dirinya setelah keluar dari RSJ.

91
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi Anna, dkk. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas CMHN
(Basic Course). Jakarta : EGC

Keliat, Budi Anna, dkk. 2009. Model Praktek Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta :
EGC

Keliat, Budi Anna, dkk. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC

Stuart, Gail W & Laraian. 2005. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta EGC

Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Diagnosis NANDA,


Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC

92

Anda mungkin juga menyukai