Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Budi Pekerti Perawat
Disusun Oleh :
2019
LEMBAR PENGESAHAN
Mertoyudan
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat
dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk bekerja bersama untuk
menyelesaikan laporan ini. Dimana laporan ini merupakan salah satu dari
tugas mata kuliah Budi Pekerti Perawat.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing dan
teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan.
Oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan
semoga dengan selesainya laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-
teman.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I PENDAHULUAN
1
I.3 Tujuan
2
BAB II TINJAUAN TEORI
Yang dimaksudkan dengan budi pekerti itu umumnya kelakuan dan akhlak
seseorang yang diterapkan oleh tradisi, adat, dan kebiasaan. Budi pekerti dalam
perawatan khususnya berarti tata susila yang berhubungan dengan cita – cita
adat dan kebiasaan yang mempengaruhi seorang perawat dalam menunaikan
pekerjaannya. Syarat-syarat untuk menjadi perwat yang baik adalah :
1. Berminat terhadap perawatan, sehingga perawat dapat memberikan
kepuasan perawatan pada penderita.
2. Mempunyai rasa kasih sayang.
3. Mempunyai rasa sosial dan tabiat ramah.
4. Mempunyai kemampuan untuk menjaga nama baik perawat dan
instansi/unit kerjanya
5. Berpikiran dan berkelakuan baik serta berbadan sehat agar supaya
sanggup menjalankan pekerjaannya.
Seorang perawat harus mempunyai rasa kemanusiaan dan moralitas yang
tinggi terhadap sesama. Karena dengan begitu, antara perawat dan pasien akan
terjalin hubungan yang baik. Perawat akan merasakan kepuasan batin, bila ia
mampu membantu penyembuhan pasien dan si pasien sendiri merasa puas atas
pelayanan perawatan yang diberikan, dengan kata lain terjadi interaksi antara
perawat dan pasien.
Dasar – dasar budi pekerti yang sehat sangat dibutuhkan untuk kepribadian
yang baik. Bagi anggota perawat, kepribadian yang baik adalah penting, karena
perawat adalah seorang yang memberikan pelayanan / perawatan baik terhadap
orang sakit maupun terhadap orang sehat. Perawatan bukan saja merupakan
keahlian untuk sekedar mencari nafkah, akan tetapi mengingat tujuannya juga
merupakan pekerjaan yang suci.
3
Perawat juga termasuk tenaga kesehatan yang di didik dan nantinya
juga bekerja untuk masyarakat luas. Jadi sudah seharusnya menjadi kewajiban
untuk perawat memberikan pelayanan sebaik mungkin kepada individu
masyarakat. Selain itu perawat juga wajib untuk memperhatikan dan mendapat
persetujuan apa yang akan dilakukan terhadap pasien. Jika tidak, perawatan
tidak mungkin bisa diteruskan. Jika iya, harus laksanakan semaksimal
mungkin. Dengan adanya prosedur seperti ini, tidak mendapat kesan kalau
pasien tidak tahu apa yang dilakukan perawat terhadapnya, walaupun si
perawat sudah menjelaskan tentang indikasi yang sesuai dengan keadaan
penderitanya, tapi pasien lah yang sepenuhnya menentukan akan dilakukan
tindakan atau tidak.
Apabila seorang perawat tidak dapat menangani sebuah kasus,
dikarenakan hal tersebut bukan kompetensinya, maka ia harus merujuknya ke
tenaga medis yang lebih ahli atau berkompeten dalam bidangnya misalnya ke
dokter atau dokter spesialis.
4
sehat. Perawatan adalah pekerjaan yang berguna dan penting, serta dapat
memberi kepuasan batin bagi orang-orang yang memasukinya.
Perawat perlu mengatasi keperluan-keperluan dalam merawat
penderita secara langsung/tidak langsung. Misalnya mengenai sikapnya,
karena menghadapi penderita dari bermacam-macam tingkatan, umur, dan
lain-lain. Maka perlu diperhatikan untuk menyesuaikan diri dengan
keadaan jasmani maupun rohani penderita, sehingga bila penderita itu
memerlukan pertolongan dapat diberikan secara cepat. Perawat harus
dapat memberi bimbingan hidup sehat kepada penderita. Dari uraian-
uraian diatas, Dapat ditarik kesimpulan secara lebih spesifik.
5
2. Budi pekerti perawat-pasien-dokter
Dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien, serta
hubungan dengan dokter, dikenal beberapa peran perawat, yaitu :
a. Peran independen ( Mandiri )
Peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang dapat
dipertanggung jawabkan oleh perawat secara mandiri
b. Peran dependen ( Tergantung Pada Dokter )
Peran perawat dalam melaksanakan program kesehatan dimana
pertanggung jawaban dipegang oleh dokter.
c. Peran inter dependen ( Kolaborasi )
Peran perawat dalam mengatasi permasalahan secara team work
dengan tim kesehatan lain.
6
II.5 Definisi Etika Keperawatan
Menurut Suhaemi (2010), Kata etika berasal dari Yunani, yaitu Ethos,
yang berhubungan dengan pertimbangan pembuat keputusan, benar atau
tidaknya suatu perbuatan karena tidak ada undang-undang atau peraturan yang
menegaskan hal yang harus dilakukan. Etika berbagai profesi digariskan dalam
kode etik yang bersumber dari martabat dan hak manusia (yang memiliki sikap
menerima) dan kepercayaan dari profesi. Profesi menyusun kode etik
berdasarkan penghormatan atas nilai dan situasi individu yang dilayani.
Kode etik disusun dan disahkan oleh organisasi atau wadah yang
membina profesi tertentu baik secara nasional maupun internasional. Kode etik
menerapkan konsep etis Karena profesi bertanggung jawab pada manusia dan
menghargai kepercayaan serta nilai individu. Kata seperti etika, hak asasi,
tanggung jawab, mudah didefinisikan, tetapi kadang-kadang tidak jelas letak
istilah tersebut diterapkan dalam suatu situasi. Contoh : benarkah dipandang
dari segi etis, hak asasi, dan tanggung jawab bila profesional kesehatan
menghentikan upaya penyelamatan hidup pada pasien yang mengidap penyakit
yang pasti membawa kematian?
7
tanggung jawabnya dalam praktik keperawatan. Perawat juga harus mengerti
undang-undang dan hukum yang berhubungan dengan kesehatan kepada
umum, terutama undang-undang yang mengatur praktik keperawatan. Perawat
harus juga memperhatikan fungsi dan tanggung jawabnya, seperti yang
dijelaskan oleh hukum dan yang dikeluarkan oleh organisasi profesi
keperawatan. Etika profesi keperawatan dikenal sebagai practice discipline,
yang perwujudannya dikenal melalui asuhan atau praktik keperawatan.
8
keperawatan semakin komplek untuk itu, perawat dituntut kemampuannya
untuk dapat mengambil keputusan atas dasar penalaran saintifik dan etis.
9
3. Menghubungkan prinsip moral/pelajaran yang baik dan dapat di
pertanggungjawabkan pada diri sendiri, keluarga, masyarakat dan kepada
Tuhan, sesuai dengan kepercayaannya
10
1. Otonomy (Autonomy)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu
berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa
dianggap kompeten dan memiliki kekuatan membuat sendiri,memilih
dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang harus dihargai oleh
orang lain. Prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap
seseorang, atau dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan
bertindak secara rasional. Otonomi merupakan hak kemandirian dan
kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri. Praktik profesional
merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien dalam
membuat keputusan tentang perawatan dirinya.
2. Berbuat Baik (Beneficience)
Beneficience berarti,hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan,
memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan
kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang
lain. Terkadang dalam situasi pelayanan kesehatan, terjadi konflik
antara prinsip ini dengan otonomi.
3. Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk tercapainya sesuatu yang sama dan
adil terhadap orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip
moral,legal,dan kemanusiaan.Nilai ini Direfleksikan dalam praktik
profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai
hukum,standar praktik dan keyakinan yang benar untuk memperoleh
kualitas pelayanan kesehatan.
11
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran.Nilai diperlukan oleh
pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada
setiap klien dan untuk meyakinkan bahwa klien sangat mengerti.
Prinsip veracity berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk
mengatakan kebenaran. Informasi harus ada agar menjadi akurat,
komprehensif, dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman dan
penerimaan materi yang ada, dan mengatakan yang sebenarnya kepada
klien tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan dirinya
selama menjalani perawatan.
6. Menepati Janji (Fidelity)
Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan
komitmennya terhadap orang lain.Perawat setia pada komitmennya dan
menepati janji serta menyimpan rahasia
klien.Ketaatan,kesetiaan,adalah kewajiban seseorang untuk
mempertahankan komitmennya yang dibuatnya.
Kesetiaan,menggambarkan kepatuhan perawat terhadap kode etik yang
menyatakan bahwa tanggung jawab dasar dari perawat adalah untuk
meningkatkan kesehatan,mencegah penyakit,memulihkan
kesehatan,dan meminimalkan penderitaan.
7. Kerahasian (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus
dijaga privasi klien.Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen
catatan kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan
klien. Tidak ada seorangpun dapat memperoleh informasi tersebut
kecuali jika diijinkan oleh klien diluar area pelayanan, menyampaikan
pada teman atau keluarga tentang klien dengan tenaga kesehatan lain
harus dihindari.
8. Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang
profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa
terkecuali.
12
II.8 Peran Perawat
13
terhadap upaya kesehatan yang harus dijalani oleh klien. Dalam
menjalankan peran sebagai advocate(pembela klien), perawat harus
dapat melindungi dan memfasilitasi keluarga dan masyarakat dalam
pelayanan keperawatan.
3. Counsellor(pemberi bimbingan/konseling klien)
Memberikan konseling/bimbingan kepada klien, keluarga dan
masyarakat tentang masalah kesehatan sesuai prioritas. Konseling
diberikan kepada individu/keluarga dalam mengintegrasikan
pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu, pemecahan
masalah difokuskan pada masalah keperawatan, mengubah perilaku
hidup ke arah perilaku hidup sehat.
4. Educator(sebagai pendidik klien)
Sebagai pendidik klien, perawat membantu klien meningkatkan
kesehatannya melalui pemberian pengetahuan yang terkait dengan
keperawatan dan tindakan medis yang diterima sehingga klien/keluarga
dapat menerima tanggungjawab terhadap hal-hal yang diketahuinya.
5. Collaborator (anggota tim kesehatan)
Perawat juga bekerja sama dengan tim kesehatan lain dan
keluarga dalam menentukan rencana maupun pelaksanaan asuhan
keperawatan guna memenuhi kebutuhan kesehatan klien.
6. Change agent (pembaharu)
Sebagai pembaharu, perawat mengadakan inovasi dalam cara
berpikir, bersikap, bertingkah laku dan meningkatkan keterampilan
klien/keluarga agar menjadi sehat. Elemen ini mencakup perencanaan,
kerjasama, perubahan yang sistematis dalam berhubungan dengan klien
dan cara memberikan perawatan kepada klien.
7. Consultant(konsultan)
Elemen ini secara tidak langsung berkaitan dengan permintaan
klien terhadap informasi tentang tujuan keperawatan yang diberikan.
Dengan peran ini dapat dikatakan, perawat adalah sumber informasi
yang berkaitan dengan kondisi spesifik klien.
14
15
BAB III HASIL FIELD TRIP
Mertoyudan
M : Mahasiswi
P : Profesi Keperawatan.
M : Kalau pengalaman dan organisasi yang diikuti selama jadi perawat apa
saja bu ?
P : norma yang dianut kita sebagai perawat agar kita bisa berperilaku baik
terhadap pasien, keluarga pasien, dan masyarakat. Dan norma yang
disertakan harus kita lakukan dengan baik sesuai SOP yang ada.
16
M : lalu menurut Bu Rini bagaimana untuk prinsip etika keperawatan ?
P : iya jelas, untuk menghindari kontak bakteri pada luka, kita harus
menggunakan konsep steril. Baik dari alkes yang digunakan, cara
perawatannya, dan saat pemberian obatnya jika ada.
P : kita berikan edukasi terkait manfaat balutan luka dan akibat jika balutan
dibuka dapat menyebabkan infeksi dan lain-lain. Pelan-pelan, memang
tidak semua pasien sama. Tapi kalau terus menerus dinasihati insya Allah
17
pasien akan nurut. Kita libatkan juga keluarganya untuk memantau luka
dan balutan lukanya.
M : lalu, apa sajakah Budi pekerti yang baik di bidang perawatan luka?
P : menjaga privasi klien, baik saat melakukan perawatan luka maupun saat
pendokumentasian. Memberikan sedikit penkes untuk mempercepat
penyembuhan lukanya, menjelaskan dan menanyakan persetujuan
kepada klien sebelum melakukan tindakan apapun, dan mengucapkan
terimakasih atas kerjasamanya diakhir tindakan perawatan luka.
M : bagaimana tugas dan peran perawat luka sebagai advokat dan edukator
kepada pasien luka ?
M : baik bu rini, apakah ibu bisa memberikan pesan kepada kami mahasiswa
keperawatan terkait budi pekerti perawat terutama dalam hal luka ?
P : Menjaga akhlak dan tutur kata yang baik. Menunjukkan bahwa perawat
tidak membeda-bedakan dalam memberikan pelayanan sebaik mungkin,
jika ada yang menanyakan perkembangan luka setiap dirawat maka
jawab dengan bahasa yang mudah dipahami dan mensuport pasien baik
yang lukanya masih parah ataupun sudah mulai membaik. Selalu
bersikap sopan dan mengangkat nama perawat, bila dipanggil dengan
sebutan dokter/bidan sanggahlah “saya perawat, bukan dokter ataupun
bidan” . Selalu berikan pelayanan yang terbaik. Gunakan waktu belajar
18
atau menjadi mahasiswa dengan maksimal untuk menjadi perawat yang
baik dan terampil.
BAB IV PEMBAHASAN
19
Menurut hasil wawancara dengan Bu Surini, penerapan budi pekerti di lapangan
kerja(Puskesmas Salaman I) telah menerapkan beberapa prinsip etika
keperawatan(Dalami,2010) antara lain :
20
BAB V PENUTUP
V.1 Kesimpulan
V.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
21
Dalami, E, dkk. 2010. Etika Keperawatan. Jakarta: TIM
22