Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KEPUTUSAN ETIK DALAM KEPERAWATAN

DOSEN PENGAMPU : NS, IKA PURWANTO, M.KEP

Disusun oleh

Aris Munandar

201901010

AKADEMI KEPERAWATAN YATNA YUANA LEBAK

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT atas ramhat dan karunianya serta
kemudahan yang telah diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “
Keputusan etik Dalam Keperawatan”.

Mengikat bawha dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari berbagai pihak yang
membantu dalam penyusunan makalah ini, baik langsung maupun tidak langsung, oleh karna
itukami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah mermbantu kami

Kami menyadari bawha dalam menulis makalah ini masih banyak kekuranganya, Oleh
karna itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan
perbaikan makalah selanjutnya.

Demikian harapan kami, semoga bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya.

12, Juli 2021

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 TEORI ETIKA KEPERAWATAN............................................................................2
2.2 KODE ETIK KEPERAWATAN................................................................................2
2.2.1 kode etik international council of nurses…………………………………. 2
2.2.2 kode etik American nurses association………………………………….....4
2.2.3 kode etik Canadian nurses association…………………………………….4
2.2.4 kode etik perawat Indonesia…………………………………………….....6
2.3 masalah \ issu etik keperawatan..................................................................................8
2.3.1 dilema etik……………………………………………………………….....9
2.4 pengambilan keputusan etis........................................................................................10
BAB III PENUTUP
3.1KESIMPULAN ...........................................................................................................10
3.2 SARAN.......................................................................................................................15
3.3 DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, yang
ikut berperan dalam upaya penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan, yang
dilaksanakan dalam pada berbagai sarana pelayanan kesehatan, baik di rumah sakit
maupun di komunitas. Keperawatan merupakan salah satu komponen profesi yang di
anggap sebagai kunci keberhasilan asuhan kesehatan di rumah sakit, karna selain
jumlahnya yang paling besar jika dibandingkan dengan profesi lain, juga karna
selama 24 jam perawat harus selalu berada di sdamping klien. Sebagai seorang
perawat professional, perawat bertanggung jawab dan mengemban tanggung gugat
untuk membuat keputusan dan mengambil langkang-langkah tentang asuhan
keperawtan yang diberikan,
Agar dapat perawat dapat melakkan tugasnya dengan baik, setiap perawat harus
memahami dan mampu menerapkan pelayanan keperawatan sesuai dengan profesi
yang dianut. Pada dasarnya pelayanan keperawatan yang berkualitas ada 3 poko
penting, antar lain : pendekatan sikap berkaitan dengan kepedulian pada klien, upaya
untuk melayani dengan tindakan terbaik, sertas tujuan untuk mrmuaskan klien yang
berorientasi pada standar pelayanan. Pelayanan dapat dilakukan berkualitas apabila
dapat memenuhi hak-hak klien yang telah disepakati oleh kounitas profesi itu sendiri,
dan pemenuhan hak-hak klien sangat bergantung pada kompetensi professional
tenaga keperawatan. Perawatv dapat dikatakan professional apabila telah memeiliki
kompetensi yang diharapkan, yaitu kompetensi intelektual, interpersonal, dan
teknikal, serta berlandaskan pada etika profesi.

1
BAB II PEMBAHASAN

2.1 teori etika keperawatan

Dalam intelektual keperawatan dikatakan bahwa etika dimunculkan sebagai moralitas,


pengakuan kewenangan, kepatuhan dan peraturan, etika social, loyal pada rekan kerja, serta
bertanggung jawab dalam mempunyai siofat kemanusian. Untuk menjadi seorang
professional yang mampu berpartisipasi, yang aktif secara dimensi etika praktik
keperawatan, perawat secara terus menerus mengembangkan suatu perasaan yang kuat
tentang identitas moral merka, mencari dukungan dari sumber professional yang ada, serta
mengembangkan kemampuan dalam bidang etik.

1. Teori Utilitarianism

Sumijatum (2009), utilitarianism merupakan salah satu teori spsifik dari teknologi yang
lebih mencerminkan pada pengambilan keputusan yang terbaik baik, selain itu juga dilihat
ketetapan dan kuatnya alasan mengapa pilihan atau tindakan tersebut dilakuakan.

2. Teori Deontologi

Deon berasal dari kata yunani yang artinya adalah kewajiban yang akan di lakukan, tidak
mengukur baik buruknya suatu perbuatan/tindakan berdasarkan hasil/dampaknya, melainkan
berdasarkan maksud perilaku dalam melaksanakan perbuatannya tersebut.

2.2 Kode Etik Keperawatan


Kode etik dari bahasa latin codex yang berarti himpunan, kode etik adalah usaha
menghimpun apa yang tersebar serta menghimpun norma-norma yang di sepakati dan di
tetapkan oleh dan umtuk anggota profesi tertentu

2.2.1 Kode Etik Internasional Council Of Nurses


Tanggung jawab dasar bagi seorang perawat terbagi menjadi empat, yaitu meningkatkan
kesehatan, mencegah penyakit, memperbaiki kesehatan, dan mengurangi penderitaan.
2
Perawat dan Individu
1. Tanggung jawab utama perawat adalah pada mereka yang membutuhkan asuhan
keperawatan.
2. Perawat dalam memberikan perawatan, meningkatkan kondisi di mana kebiasaan dan
kepercayaan individu bersangkutan di hargai.
3. Perawat menjaga kerahasian informasi pribadi serta menggunakan pertimbangan dalam
membagi informasi tertentu.
Perawat dan Praktik
1. Perawat memiliki tanggung jawab pribadi pada praktik keperawatan dan dalam
memperhatikan kopetensi dengan terus belajar.
2. Perawat menggunakan pertimbangannya dalam hubungannya dengan kopetensi individual
ketika menerima dan menghilangkan tanggung jawab.
3. Ketika bertindak dalam kapasitas profesional, perawat harus selalu mempertahankan standar
prilaku pribadi yang merepleksikan kemampuannya dalam profesinya.
Perawat dan Masyarakat
Perawat dan anggota masyarakat lainnya membagi tanggung jawab untuk mengadakan dan
mendukung tindakan dalam memenuhi kebutuhan social dan kesehatan penduduk.
Perawat dan Sejawat
Perawat mendukung hubungan koperatip dengan rekan sekerja dalam keperawatan dan dari
bidang lain. Perawat mengambil tindakan yang di perlukan untuk melindungi individu ketika
perawatnya terancam oleh rekan sekerja atau orang lain.
Perawat dan Profesi
1. Perawat memainkan peran utama dalam menetapkan dan menginplenmentasiakan standar
yang di harapkan dalam praktik keperawatan dan pendidikan keperawatan.
2. Perawat turut aktif dalam pengembangan inti pengetahuan professional.
3. Perawat bertindak dalam organisasi profesi, berpartisifasi dalam menetapkan serta
mempertahankan kondisi kerja social dalam ekonomi yang wajar dalam keperawatan.
3

2.2.2 Kode Etik American Nurses Association


1. Perawat memberikan pelayanan dengan menghargai martabat manusia dan keunikan klien
tanpa mempertimbangkan status social atau ekonomi, kepribadian, atau sifat masalah
kesehatan.
2. Perawat melindungi hak terhadap kerahasian informasi tertentu.
3. Perawat bertindak sebagai pelindung klien dan masyarakat ketika perawat kesehatan dan
keamanan di pengaruhi praktik yang tidak kompeten, tidak berdasarkan etik, atau bersifat
illegal terhadap siapapun.
4. Perawat memikul tanggung jawab dan tanggung gugat untuk tindakan dan pertimbangan
perawatan individual.
5. Perawat mempertahankan kompetensi dalam keperawatan.
6. Perawat melatih pertimbangan dan menggunakan kompetensi serta kualipikasi individual
sebagai kriteria dalam mencari konsulitasi, menerima tanggung jawab, dan menyerahkan
aktifitas keperawatan kepada orang lain.
7. Perawat berpartisifasi dalam aktifias membantu perkembangan pengetahuan profesi.
8. Perawat berpartisifasi dalam uapaya profesi melakukan implementasi serta meningkatakan
stadar keperawatan.
9. Perawat berpartisifasi dalam upaya profesi melindungi dari terjadinya salah informasi dan
salah interpertasi serta mempertahankan intregritas keperawatan.
10. Perawat melakukan kerjasama dengan anggota profesi kesehatan lain masyarakat dalam
meningkatkan usaha komunitas dan social untuk memenuhi kebutuhan kesehatan umum.
2.2.3 Kode Etik Canadian Nurses Assocation Klien
 Nilai I: menghargai kebutuhan dan nilai klien seorang perawat memperlakukan klien dengan
menghormati kebutuhan dan nilai mereka.
 Nilai II: menghargai pilihan klien berdasarkan penghargaan dan hak klien untuk mengontrol
perawat mereka sendiri, asuhan keperawatan mereplasikan penghargaan hak untuk memilih
yang dimiliki klien.
4

 Nilai III: kerahasian perawat memegang kerahasiaan seluruh informasi mengenai klien yang
di pelajari dalam lingkungan perawat kesehatan.
 menghargai harga diri klien.
 Nilai V: kopetensi asuhan keperawatan perawat memberikan perawatan Nilai IV: harga diri
klien perawat dipandu dalam
 yang kompeten kepada klien.
Peran dan Hubungan Keperawatan
 Nilai VI: praktik, pendidikan, penelitian, dan administrasi keperawatan
Perawat mempertahankan rasa percaya dalam perawatan dan keperawatan.
 Nilai VII: kerja sama dalam asuhan keperawatan
Perawat menghargai dukungan dan keahlian rekan sejawat dalam keperawatan dan bidang
lainya sebagai sesuatu yang penting untuk perawatan kesehatan yang baik.
 Nilai VII: perlindungan terhadap klien dari ketidakpercayaan perawat melakukan langkah-
langkah untuk meyakinkan bahwa klien menerima prawatan yang professional dan etis.
 Nilai IX: kondisi kepegawaian
Kondisi kepegawaian harus di lakukan dengan cara yang positif, untuk perawatan klien dan
kepuasan professional perawatan.
 Nilai X: tindakan kerja
Tindakan kerja yang dilakukan oleh perawat ditujukan pada kondisi melindungi
kepegawaian sehingga memungkinkan perawatan yang aman dan layak bagi klien dan
meningkatkan kepuasan professional perawat.
Etik Keperawatan masyarakat
 Nilai XI: edvokasi terhadap minat klien, komunitas, dan masyarakat perawat melindungi
minat klien.
 Nilai XII: menunjukan nilai dan etik keperawatan
Perawat menunjukan nilai dan etik keperawatan pada rekan kerja dan orang lain.
Profesi Keperawatan
 Nilai XIII: tanggung jawab asosiasi perawat professional
Organisasi perawat professional bertanggung jawab atas penjelasan, perlindungan, dan
mempertahankan tindakan keperawatan secara etis.
5
2.2.4 Kode Etik Perawat Indonesia
Keputusan Munas VI PPNI di bandung, Nomer: 09/MUNAS-VI/PPNI/2000 tentang kode
etik keperawatan Indonesia.
Mukadimah
Sebagai profesi yang turut serta mengusahakan tercapainya kesejahteraan fisik, material,
dan mental, spiritual untuk makhluk insani dalam Wilayah Republik Indonesia, maka
kehidupan profesi keperawatan di Indonesia berpedoman kepada sumber asalnya yaitu
kebutuhan masyarakat Indonesia akan pelayanan keperawatan.
Perawat dan Klien
1. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat dan martabat
manusia, kemungkinan klien, dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan,
kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik dan agama yang di anut, serta
kedudukan social.
2. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa memelihara suasana
lingkungan yang menghormati nilai-nialai budaya, adat istiadat, dan kelangsungan hidup
beragama klien.
3. Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang membutuhkan asuhan
keperawatan.
4. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan tugas yang
diperacayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang berwenang sesuai ketentuan
hokum yang berlaku.
Perawat dan Praktik
1. Perawat memelihara dan meningkatkan kompetensi di bidang keperawatan melalui belajar
terus-menerus.
2. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai kejujuran
professional dalam menerapkan pengetahuan serta keterampilan keperawatan sesuai
dengan kebutuhan klien.
3. Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi yang ada kuat dan
mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi seseorang bila melakukan konsultasi,
menerima delegasi. Dan memberikan delegasi kepada orang lain.

4. Perawat senantiasa menjungjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan selalu
menunjukan perilaku professional.
Perawat dan Masyarakat
Perawat mengembangkan tanggung jawab bersama masyarakat untuk memprakarsai dan
mendukung berbagai kegiatan dan memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat.
Perawat dan Teman Sejawat
1. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan perawat maupun dengan tenaga
kesehatan lainnya, dan dalam memelihara keserasian suasana lingkungan kerja maupun
mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara menyeluruh.
2. Perawat bertindak melindungui klien dari tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan yang tidak kompeten, tidak etis, dan illegal.
Perawat dan Profesi
1. Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar pendidikan dan pelayanan
keperawatan serta menerapkan dalam kegiatan pelayanan dan pendidikan keperawatan.
2. Perawat berperan aktif dalam kegiatan pengembangan profesi keperawatan.
3. Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi membangun dan memelihara kondisi kerja
kpndusif demi terwujudnya asuhan keperawatan yang bermutu tinggi.
Prinsip-prinsip Etik
Menurut code for nurses with interperetive statement (ANA, 1985) dan juga PPNI (2003)
prinsip-prinsip etik meliputi hal-hal sebagai berikut.
1. Respek
Respek diartikan sebagai perilaku perawat yang menghormati klien dan keluarganya.
2. Otonomi
Otonomi berkaitan dengan hak seseorang untuk mengatur dan membuat keputusan sendiri,
meskipun demikian masih terdapat berbagai keterbatasan, terutama yang terkait dengan
situasi dan kondisi, latar belakang individu, campur tangan hukum, dan tenaga kesehatan
professional yang ada.
3. Benefience (kemurahan hati/muslahat)
Kemurahan hati atau muslahat berkaitan dengan kewajiban untuk melakuan hal yang baik
dan tidak membahayakan orang lain.
7
4. Non-malefience (tidak merugikan)
Prinsip ini berkaitan dengan kewajiban perawat untuk tidak meninimbulkan kerugian atau
cidera pada kliennya. Kerugian atau cidera dapat diartikan sebagai kerusakan fisik seperti
nyeri, kecacatan, kematian, atau adanya gangguan emosi seperti perasaan tidak berdaya.
5. Veracity (kejujuran)
Prinsip ini berkaitan dengan kewajiban perawat untuk mengatakan suatu kebenaran dan tidak
berbohong atau menipu orang lain.
6. Confidensialitas (kerahasiaan)
Prinsip ini berkaitan dengan penghargaan perawat merahasiakan semua informasi tentang
klien yang dirawatnya dan perawat hanya akan memberikan informasi tersebut pada orang
yang tepat.
7. Fidelity (kesetiaan)
Prinsip kesetiaan berkaitan dengan kewajiban perawat untuk selalu setia pada kesepakatan
dan tanggung jawab yang telah dibuat. Perawat harus memegang janji yang telah dibuatnya
pada klien, kejujuran dan kesetiaan merupakan modal adalam menupuk rasa percaya klien
pada perawat.
8. Justice (keadilan)
Prinsip keadilan berkaitan dengan kewajiban perawat untuk dapat berlaku adil Pada semua
orang yaitu tidak memihak atau berat sebelah, persepsi keadilan bagi perawat dank lien sering
sering berbeda, terutama yang terkait dengan pemberian pelayanan.
2.3 Masalah/Issu Etik Keperawatan
Setelah beberapa penjelasan mengenai teori etika keperawatan, kode etik perawat dalam
praktik keperawatan, masalah etik menimbulkan konflik antara kebutuhan pasien dengan
harapan perawat.
1. Konflik Etik antara Teman Sejawat
Keperawatan pada dsarnya di tunjukan untuk membantu pencapaian kesejahteran pasien
2. Menghadapi penolakan pasien terhadap Tindakan Keperawatan atau pengobatan
Masalah ini sering terjadi, apalagi pada saat ini banyak bentuk bentuk pengobatan sebagai
alternative tindakan dan perkembangannya teknologi yang memungkinkan orang untuk
mencari jalan sesuai dengan kondisinya.
8
3. Masalah antara peran merawat dan mengobati
Berbagai teori telah dijelaskan bahwa secara formal peran perawat adalah memberikan asuhan
keperawqatn, tetapi dengan adanya berbagai factor sering kali peran ini mnjadi kabur dengan
peran mengobati.

4.Berkata Jujur atau Tidak jujur

Di dalam memberikan asuhan keperawatan lamgsung serimg kali perawat tidak merasa bahwa,
saat itu perawat berkata tidak jujur, Padahal yang dilakukan perawat adalah benar (jujur) sesuai
kaedah asuhan keperawatan.

5.Tanggung jawab terhadap peralatan dan barang

Dalam bahasa Indonesia dikenalistilah mengunting atau pilfering, yang berarti mencuri barang-
barang spele/kecil.

2.3.1Dilema Etik

Dilema etik merupakan suatu masalah yang sulit dimana tidak ada alternatife yang memuaskan
atau suatu situasi dimana yang memuaskan dan tidak memuasakan sebanding.

Dalam dilemma etik tidak ada yang benar atau salah, untuk membuat keputusan yan g etis,
seseorang harus tergantung pada oemikiran yang rasional dan bukan emosional.

Kerangka Pemecahan Masalah Etik:

a. Mengwmbangkan data dasar


b. Mengidentifikasi konflik
c. Membuat tindakan alternative
d. Menentukan siapa yang terlibat dan siapa pengambil keputusan
e. Mengidentifikasi kewajiban perawat
f. Membuat keputusan

3.1Contoh permasalahan etik dalam keperawatan:


Kasus II
Tn Rudi adalah seorang perawat, pada waktu dinas dia bekerja dibawah pengaruh
alkohol, sehingga terjadi kesalahan dalam pemberian obat, Laporan dari perawat lain
yang bekerja pada sift yang sama, bahwa dari mulut Tn Rudi tercium alkohol dari
nafasnya.
Setelah ada laporan, perawat manajer (kepala ruangan) melakukan pemeriksaan. Dari
hasil pemeriksaan ditemukan minuman beralkohol dalam loker Tn Rudi. Tindakan
perawat manajer adalah menegur langsung kepada Tn Rudi agar tidak mengkonsumsi
alkohol selama dinas, dan membebas tugaskan Tn Rudi selama 2 minggu dengan tidak
dibayar. Selain itu perawat manajer juga membuat jadwal rotasi ulang. Perawat manajer
juga mengadakan pertemuan kelompok untuk membahas kasus Tn Rudi tersebut.
Reaksi Tn Rudi setelah bertemu dengan perawat manajer adalah berjanji tidak akan
minum alkohol lagi selama bertugas. Dia bereaksi defenisif dan mengatakan jika perawat
manajer over acting, selama pertemuan Tn Rudi tampak sedih, dan minta untuk dapat
bekerja lagi, karna iya mempunyai 4 orang anak.
Petunjuk untuk menyelesaikan tugas:
1.Saudara adalah teman Tn Rudi tersebut, melihat kasus yang dilakukan Tn Rudi
tersebut, bagaimana pendapat saudara?
2. jika saudara diminta bantuan oleh perawat manajer untuk menyelesaiakan kasus Tn
Rudi, bagaimana cara penyelesaian kasus diatas?
3. pertimbangan nilai-nilai etik, prinsip-prinsip etik dank ode etik yang saudara gunakan
dalam menyelesaikan masalah tersebut?
4. Dalam penyelesaian masalah tersebut, kemukakan teori etik yang saudara gunakan
2.4 Pengambilan keputusan etis
Pengambilan keputusan merupakan suatu tindakan yang melibatkan berbagai komponen
yang harus dipertimbangkan secara matang oleh perawat, terutama yang terkait dengan
permasalahan pada tatanan Klinik.
10

Pemecahan masalah Tn Rudi:


Kasus Tn Rudi termasuk permasalahan etik yaitu dilema etik.
Menurut pendapat saya perbuatan Tn Rudi sebagai seorang perawat tidak manusiawi dan
tidak selayaknya dia minum minuman yang beralkohol sewaktu dinas di tempat kerjanya.
Karena segala sesuatu yang dilakuakan seseorang yang berada dibawah pengaruh
minuman beralkohol bisa terjadi diluar control kesadaran. Seperti halnya Tn Rudi, dia
tidak sadar saat memberikan obat yang salah kepada pasien, yang bisa berakibat fatal
pada keadaan pasien.
Jika saya diminta bantuan unruk menyelesaikan kasus Tn Rudi, saya akan mencari
tahu apa penyebab Tn Rudi minum minuman beralkohol, serta menasehati dan memberi
tahu Tn Rudi bahwa apa yang dia lakukan itu salah dan menyimpang dari etik
keperawatan, karna saya sebagai teman sejawatnya seharusnya mengingatkan jika ada
teman yang melakukan pelanggaran atau dilemma etik.
Penerapan penyelesaian dilema etik pada kasus Tn Rudi saya memakai kerangka
penyelesaian/pemecahan masalah Etik/Dilema Etik menurut Kozier & Erb tahun 1989:
1. Mengembangkan data dasar.
a. Orang yang terlibat: Tn Rudi, perawat, pasien, perawat manajer, keluarga
b. Tindakan yang diusulkan: pemberian sanksi atas Tn Rudi karna telah melanggar kode etik
dan tidak membolehkan Tn Rudi minum minuman beralkoholsaat dinas.
c. Maksud dari tindakan tersebut: untuk mencegah kelalaian perawat akan tugasnya saat
sedang dinas atau berhubungan dengan pasien.
d. Konsekuensi yang mungkin timbul dari tindakan yang diusulkan.
1. Bila tidak dibantu dalam menyelesaikan masalah: Tn Rudi akan kesulitan
untuk mengatasi masalahnya tersebut dan bisa stress karna diberi sanksi oleh
Perawat Manajer.
2. Bila dibantu dalam menyelesaikan masalahnya: permasalahan Tn Rudi akan
ringan dan saya sebagai teman sejawatnya sudah memenuhi kode etik perawat
dengan teman sejawat.
11
2.Mengidentifikasi konflik yang terjadi berdasarkan situasi tersebut.

A. Konflik yang terjadi pada perawat:


1. Merasa prihatin terhadap Tn Rudi karna telah melanggar prinsip-prinsip
keperawatan seperti, Non-malefience (tidak merugikan), beneficence
(kemurahan hati).
2. Konflik yang mungkin timbul dengan apa yang dilakukan Tn Rudi saat salah
dalam pemberian obat kepada pasien karna bisa berakibat fatal pada keadaan
pasien.
B. membuat tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang direncanakan dan
mempertimbangkan hasil akhir atau konsekuensi tindakan tersebut,
C. Mengikuti sanksi yang diberikan Perawat Manajer:
1. Mematuhi peraturan yang dibuat oleh Perawat Manajer.
2. Mengingkari kode etik perawat dengan teman sejawat.
3. Sudah berbuat adil terhadap teman sejawat lainnya.
4. Tn Rudi di bebas tugaskan selama 2 minggu dengan tidak dibayar.
D. Mendiskusikan masalah dengan Perawat Manajer dengan memberitahui bahwa Tn Rudi
mempunyai tanggungan 4 orang anak.
1. Perawat manajer mungkin akan mempertimbangkan sanksi yang diberikan
kepada Tn Rudi.
2. Perawat manajer mungkin akan tetap bersih kukuh dengan sanksi yang
diberikan kepada Tn Rudi karna menurut peraturan itu sesuai dengan
prosedur rumah sakit dan sudah bertindak adil dengan konsekuensi yang ada.
3. Menetukan siapa yang terlibat dalam masalah tersebut.
3.Sebagai teman sejawat perawat tidak membuat keputusan terhadap kasus Tn Rudi, tetapi
perawat yang lain bisa membantu Tn Rudi menyelesaikan permasalahannya. Dalam hal ini perlu
dipikirkan:

A. Siapa yang sebaiknya terlihat dalam membuat keputusan dan mengapa?


B. Untuk siapa saja keputusan dibuat?

12

C. Apa kreteria untuk siapa pembuat keputusan (social, ekonomi, psikologi, budaya, politik,
kesehatan, peraturan atau hukum)
D. Sejauh mana keputusan perawat manajer dibutuhkan?
E. Apa prinsip etik yang ditekankan atau diabaikan oleh tindakan yang diusulkan?
4. Mengidentifikasi kewajiban perawat

Dalam membantu Tn Rudi membuat keputusan, saya sebagai teman sejawat perlu membuat
daftar kewajiban perawat terhadap teman sejawat:

a. Perawat memelihara hubungan baik antar sesama perawat dan tenaga kesehatan lainnya,
baik dalam memelihara keserasian suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai
tujuan perlayanan kesehatan secara menyeluruh.
b. Perawat menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan, dan pengalamannya kepada sesame
perawat, serta menerima pengetahuan dari profesi dalam rangka meningkatkan kemampuan
dalam bidang keperawatan.

5.Membuat Keputusan

a. Menasehati Tn Rudi untuk tidak minum minuman beralkohol lagi sewaktu dinas.

b. Mendiskusikan permasalahan Tn Rudi dengan perawat manajer dan perawat lainnya.

Nilai-nilai esensial yang saya gunakan untuk menyelesaikan permasalahan

Tn Rudi:

a.Altruism (mengutamakan orang lain): Kesediaan memperhatikan kesejahteraan orang lain


termasuk keperawatan atau kebidanan, komitmen, arahan, kedermawanan atau kemurahan
hati serta ketekunan.
b. Equaliti (kesetaraan): Memiliki hak atau status yang sama termasuk penerimaan dengan
sikap asertif, kejujuran, harga diri dan toleransi.

Prinsip-prinsip etik yang saya gunakan untuk menyelesaikan permasalahan

13
Tn Rudi:
a. Respek: dalam prinsip ini terkandung arti bahwa kehidupan merupakan hak milik
yang paling berharga dan mendasar pada manusia.
b. Benefience (kemurahan hati /muslahat): kemurahan hati atau muslahat berkaiatan
dengan kewajiban untuk melakuan hal yang baik dan tidak membahayakan orang lain.
Kesulitan biasanya muncul pada saat menentukan siapa yang harus memutuskan hal
yang terbaik untuk seseorang.
Kode etik yang saya gunakan dalam menyelesaikan permasalahan Tn Rudi:
Perawat dan teman sejawat: perawat senantiasa memelihara hubungan baik
dengan perawat maupun dengan tenaga kesehatan lainnnya, dan dalam memelihara
keserasian suasana lingkungan kerja maupun mencapai tujuan pelayanan kesehatan
secara menyeluruh.
Teori etik yang saya gunakan untuk menyelesaikan permasalahan Tn Rudi:

a. Utulitiarianism adalah posisi orientasi komunitas yang berfokus pada


konsekuensi dan lebih mempunyai hal-hal yang baik dalam jumlah besar dan
mendatangkan kebahagiaan untuk banyak orang serta mempunyai konsekuensi
kerugian yang sedikit atau minimal.

BAB III

PENUTUP

3.1Kesimpulan
Teori etika mencakup bentuk pengetahuan yang kompleks, secara umum ada dua teori
penting yang harus dipahami tentang etika, yaitu Utilitarianism dan Deontologi. Kode etik dari
berbagai sumber yaitu: Kode etik International Council of Nurses, kode etik American Nurses
Assosciation, kode etik Canadian Nurses Associaton, kode etik perawat Indonesia. Masalah etik
keperawatan pada dasarnya merupakan masalah etik kesehatan, yang lebih dikenal dengan istilah
etika biomedis atau bioetis.

14

Dilema etik merupakan suatau masalah yang sulit dimana tidak ada alternatif yang memuaskan
atau suatu situasi dimana alternatif yang memuaskan dan tidak memuaskan sebanding.
Pengambilan keputusan merupakan suatu tindakan yang melibatkan berbagai komponen yang
harus dipertimbangkan secara matang oleh perawat, terutama dengan yang terkait permasalahan
pada tatanan klinik.

3.2Saran

Pembelajaran tentang etika dan moral dalam dunia profesi terutama bidang keperawatan harus
ditanamkan kepada mahasiswa sedini mungkin supaya nantinya mereka bisa lebih memahami
tentang etika keperawatan sehingga akan berbuat atau bertindak sesuai kode etiknya (kode etik
keperawatan).

3,3Daftar pustaka

Sumijatun. 2011. Membudayakan etik dalam praktik keperawatan. Jakarta : salemba medika.

Setiawan, dodi. 2012. Etik, dilemma etik dan contoh kasus dilemma etik.
http://nersdodi.blogspot.com//2012/03/etik-dilema-etik-dan-contoh-kasus.html(diakses pada
tanggal 12 juli 2021, pukul 22.00)
15

Anda mungkin juga menyukai