Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ASPEK LEGAL DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN


Untuk memenuhi tugas remedial Etika Keperawtan
Dosen pengampu : NS. Ika Purwanto, M.kep

Disusun Oleh :
Oki Yamansyah
201901044

AKADEMI KEPERAWATAN YATNA YUANA LEBAK


2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur hanya kepada tuhan Yang Maha Esa, karena berkat atas rahmat
dan hidayah-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Namun makalah ini masih sangat terbatas. Oleh karena itu mengharapkan Saran dan Kritik
yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini dan untuk penulisan makalh
berikutnya. Demikian penulisan makalah ini penulis perbuat dengan sebenarnya, semoga
dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

Pandeglang, 08 Juli 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................................................................i

Daftar Isi..............................................................................................................................

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang.........................................................................................................1

BAB II Pembahasan

A. Pengertian Aspek Legal Keperawatan.....................................................................2


B. Dasar Hukum Keperawatan.....................................................................................3
C. Standart Praktik Keperawatan.................................................................................5
D. Tanggung Jawab Dan Tanggung Gugat Perawat.....................................................6
E. Perjanjian Atau Kontrak Dalam perwalian..............................................................8
BAB III

A. Contoh Kasus...........................................................................................................9

BAB IV Penutup

A. Kesimpulan .............................................................................................................10
Daftar Pustaka..........................................................................................................10
BAB I

PENADUHULUAN

A. Latar Belakang

Mengikuti perkembangan keperawatan dunia, perawat menginginkan perubahan


mendasar dalam kegiatan profesinnya. Dulu membantu pelaksanaan tugas dokter, menjadi
bagian dari upaya mencapai tujuan asuhan medis, kini mereka menginginkan pelayanan
keperawatan mandiri sebagai upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan. Tuntutan
perubahan paradigma ini tentu mengubah sebagian besar bentuk hubungan perawat dengan
manajemen organisasi tempat kerja. Jika praktik keperawatan dilihatsebagai praktik
profesi, maka harus ada otoritas atau kewenangan, ada kejelasan batasan, siapamelakukan
apa. Karena diberi kewenangan maka perawat bisa digugat, perawat harus bertanggung
jawab terhadap tiap keputusan dan tindakan yang dilakukan.Tuntutan perubahan
paradigma tersebut tidak mencerminkan kondisi dilapangan yangsebenarnya, hal ini
dibuktikan banyak perawat di berbagai daerah mengeluhkan mengenaisemaraknya razia
terhadap praktik perawat sejak pemberlakuan UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran. Pelayanan keperawatan diberbagai rumah sakit belummencerminkan praktik
pelayanan profesional. Metoda pemberian asuhan keperawatan yang dilaksanakan belum
sepenuhnya berorientasi pada upaya pemenuhan kebutuhan klien.

Nursing di Indonesia yang tergolong masih muda dibandingkan dengan di negara


Baratmemang tertinggal jauh. Bahkan di antara negara-negara Asia sekalipun. Meskipun
demikian, geliat perubahan yang dimulai sejak tujuh tahun terakhir di tanah air merupakan
upaya positif yang sudah pasti memerlukan dukungan semua pihak. Tetapi yang lebih
penting adalahdukungan pemikiran-pemikiran kritis terutama dari nurses itu sendiri. Pola
pikir kritis ini merupakan tindakan yang mendasari evidence-based practice dunia
nursingyang memerlukan proses pembuktian sebagaimana proses riset ilmiah

1
BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Aspek Legal Keperawatan


Aspek Legal Keperawatan adalah Aspek aturan Keperawatan  dalam memberikan
asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai
tatanan pelayanan, termasuk hak dan kewajibannya. Keperawatan adalah suatu bentuk
pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan,
didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses
kehidupan manusia.
Perawat sebagai profesi dan bagian integral dari pelayanan kesehatan tidak saja
membutuhkan kesabaran. Kemampuannya untuk ikut mengatasi masalah-masalah
kesehatan tentu harus juga bisa diandalkan. Untuk mewujudkan keperawatan sebagai
profesi yang utuh, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Setiap perawat harus
mempunyai ”body of knowledge” yang spesifik, memberikan pelayanan kepada
masyarakat melalui praktik keprofesian yang didasari motivasi altruistik, mempunyai
standar kompetensi dan kode etik profesi. Para praktisi dipersiapkan melalui pendidikan
khusus pada jenjang pendidikan tinggi.
 International Council of Nurses (ICN) mengeluarkan kerangka kerja kompetensi bagi
perawat yang mencakup tiga bidang, yaitu
1. bidang Professional, Ethical and Legal Practice.
2. bidang Care Provision and Management
3. bidang Professional Development.
Profesi pada dasarnya memiliki tiga syarat utama, yaitu kompetensi yang diperoleh
melalui pelatihan yang ekstensif, komponen intelektual yang bermakna dalam melakukan
tugasnya, dan memberikan pelayanan yang penting kepada masyarakat. Sikap yang terlihat
pada profesionalisme adalah profesional yang bertanggung jawab dalam arti sikap dan
pelaku yang akuntabel kepada masyarakat, baik masyarakat profesi maupun masyarakat
luas.
2
Aspek legal Keperawatan meliputi Kewenangan berkaitan dengan izin
melaksanakan praktik profesi. Kewenangan memiliki dua aspek, yakni kewenangan
material dan kewenangan formal. Kewenangan material diperoleh sejak seseorang
memiliki kompetensi dan kemudian teregistrasi (registered nurse) yang disebut Surat Ijin
Perawat atau SIP. Aspek legal Keperawatan pada kewenangan formalnya adalah izin yang
memberikan kewenangan kepada penerimanya untuk melakukan praktik profesi perawat
yaitu Surat Ijin Kerja (SIK) bila bekerja di dalam suatu institusi dan Surat Ijin Praktik
Perawat (SIPP) bila bekerja secara perorangan atau berkelompok..
Kewenangan itu, hanya diberikan kepada mereka yang memiliki kemampuan.
Namun, memiliki kemampuan tidak berarti memiliki kewenangan. Seperti juga
kemampuan yang didapat secara berjenjang, kewenangan yang diberikan juga
berjenjang. Kompetensi dalam keperawatan berarti kemampuan khusus perawat dalam
bidang tertentu yang memiliki tingkat minimal yang harus dilampaui. Dalam profesi
kesehatan hanya kewenangan yang bersifat umum saja yang diatur oleh Departemen
Kesehatan sebagai penguasa segala keprofesian di bidang kesehatan dan kedokteran.
Sementara itu, kewenangan yang bersifat khusus dalam arti tindakan kedokteran atau
kesehatan tertentu diserahkan kepada profesi masing-masing. Aspek Legal keperawatan
tidak terlepas dari Undang-Undang dan Peraturan tentang praktek Keperawatan.
B. Dasar Hukum Keperawatan
Registrasi dan Praktik Keperawatan Sesuai KEPMENKES NO.1239 TAHUN 2001
Sesuai dengan Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan :
 Pasal 32 (ayat 4) : Pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan berdasarkan ilmu
kedokterandan atau ilmu keperawatan, hanya dapat dilaksanakan oleh tenaga
kesehatan yang mempunyaikeahlian dan kewenangan untuk itu.
 Pasal 153 (ayat 1 dan 2) : (ayat 1) :Tenaga kesehatan berhak memperoleh
perlindunganhukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya´.
Sedangkan (ayat 2) : tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban
untuk mematuhi standar profesi dan menghormati hak pasien
3
Pada Kepmenkes No.1239 tahun 2001 (pasal 16), dalam melaksanakan
kewenangannya perawat berkewajiban untuk :
 Menghormati hak pasien
 Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani
 Menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
 Memberikan informasi
 Meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan
 Melakukan catatan perawatan dengan baik

Dalam Kepmenkes No. 1239 Tahun 2001 pasal 38, dijelaskan bahwa perawat yang
sengaja :
 Melakukan praktik keperawatan tanpa izin
 Melakukan praktik keperawatan tanpa mendapat pengakuan / adaptasi
 Melakukan praktik keperawatan tidak sesuai dengan ketentuan pasal 16
 Tidak melaksanakan kewajiban sesuai pasal 17

Berdasarkan ketentuan pasal 86 Undang-Undang No. 23 Tahun 23 1992 tentang


kesehatan, barang siapa dengan sengaja:
 Melakukan upaya kesehatan tanpa izin sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 4
ayat 1
 Melakukan upaya kesehatan tanpa melakukanj adaptasi sebagaimana dimaksud
dalam pasal 5ayat 1
 Melakukan upaya kesehatan tidak sesuai dengan standar profesi tenaga kesehatan
yang bersangkutan sebagaimana dmaksud dalam pasal 21 ayat 1
 Tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam pasal 22 ayat 1
 Dipidana denda paling banyak Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah)
4
C.    Standart Praktik Keperawatan
Standar Adalah nilai atau acuan yang menentukan level praktek terhadap staf atau
suatu kondisi pada pasien atau sistem yang telah ditetapkan untuk dapat diterima sampai
pada wewenangtertentu (Schroeder, 1991). Sebuah standar secara komprehensif
menguraikan semua aspek profesionalisme, termasuk sistem, praktisi dan pasien. Secara
umum standar ini mencerminkan nilai profesi keperawatandan memperjelas apa yang
diharapkan profesi keperawatan dari para anggotanya. Standar diperlukan untuk :
1. Meningkatkan, mempertahankan dan mengembalikan kesehatan publik 
2. Mengajarkan teori dan praktek keperawatan
3. Melakukan konseling terhadap pasien dalam rangka perawatan kesehatan
4. Mengkoordianasi pelayanan kesehatan
5. Terbitan dalam administrasi, edukasi, konsultasi, pengajaran atau penelitian.

Dalam pembuatan standar praktek keperawatan dilandasi oleh sifat suatu profesi yaitu :
1. Profesional bertanggung jawab dan bertanggung gugat kepada publik terhadap
kerja mereka.
2. Praktek profesional didasarkan atas body of knowledge yang spesifik
3. Profesional dan kompeten menerapkan pengetahuannya
4. Profesional terikat oleh etik 
5. Sebuah profesi menyediakan pelayanan kepada publik 
6. Sebuah profesi mengatur diriya sendiri.

Tipe standar keperawatan :


1.      Standar Praktek Standar praktek meliputi kebijakan, uraian tugas dan standar kerja. Fungsi
standar praktek :
 Tuntunan bagi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan
 Menetapkan level kinerja perawat
 Gambaran definisi institusi tentang apa yang dilakukan perawat
 Kebijakan menentukan sumber ± sumber untuk memfasilitasi pemberian
asuhan
5
2.      Standar AsuhanStandar asuhan ini meliputi prosedur, standar asuhan generik dan rencana
asuhan. Fungsi standar asuhan :
 Kepastian keamanan dalam perawatan pasien
 Memastikan hasil yang berasal dari pasien
D.    Tanggung Jawab Dan Tanggung Gugat Perawat
Tanggung jawab (responsibilitas) adalah eksekusi terhadap tugas- tugas yang
berhubungandengan peran tertentu dari perawat. Tanggung jawab perawat secara umum :
 Menghargai martabat setiap pasien dan keluarganya
 Menghargai hak pasien untuk menolak pengobatan, proseur atau obat ± obatan
tertentu dan melaporkan penolakan tersebut kepada dokterdan orang ± orang yang
tepat ditempat tersebut.
 Menghargai hak pasien dan keluarganya dalam hal kerahasiaan informasi
 Apabila didelegasikan oleh dokter menjawab pertanyaan ± pertanyaan pasien dan
memberikaninformasi biasanya diberikan oleh dokter
  Mendengarkan pasien secara seksama dan melaporkan hal ± hal penting kepada
orang yang tepat.
Tanggung gugat (akuntabilitas) adalah mempertanggungjawabkan perilaku dan
hasil ± hasilnyatermasuk dlam lingkup peran profesional seseorang sebagaimana tercermin
dalam laporan pendidik secara tertulis tentang perilaku tersebut dan hasil ± hasilnya.
Terhadap dirinya sendiri, pasien, profesi, sesama karyawan dan masyarakat. Akuntabilitas
bertujuan :
 Mengevaluasi praktisi ± praktisi profesional baru dan mengkaji ulang praktisi ±
praktisi yangsudah ada
 Mempertahankan standar perawatan kesehatan
 Memberikan fasilitas refleksi profesional, memikirkan etis dan pertumbuhan
pribadi sebagai bagian yang profesional perawatan kesehatan
 Memberikan dasar untuk keputusan etis
6
Tanggung gugat dalam transaksi terapeutik :
 Contractual Liability
Tanggung gugat ini timbul sebagai akibat tidak dipenuhinya kewajiban dari
hubungankontraktual yang sudah disepakati
 Vicarious Liability
Tanggung gugat yang timbul atas kesalahan yang dibuat oleh tenaga kesehatan yang
ada dalamtanggung jawabnya
 Liability in Tort
Tanggung gugat atas perbuatan melawan hukum
Tanggung gugat pada setiap proses keperawatan:
a.       Tahap pengkajian
Perawat bertanggung gugat mengumpulkan data atau informasi, mendorong partisipasi
pasiendan penentuan keabsahan data yang dikumpulkan.
b.      Tahap diagnosa keperawatan
Perawat bertanggung gugat terhadap keputusan yang dibuat tentang masalah ±
masalahkesehatan pasien seperti pertanyaan diagnostik.
c.       Tahap perencanaan
Perawat bertanggung guga untuk menjamin bahwa prioritas pasien juga dipertimbangkan
dalammenetapkan prioritas asuhan.
d.      Tahap implementasi
Perawat bertanggung gugat untuk semua tindakan yang dilakukannya dalam memberikan
asuhankeperawatan.
e.       Tahap evaluasi
Perawat bertanggung gugat untuk keberhasilan atau kegagalan tindakan keperawatan.
Penerapan Tanggung Jawab dan Tanggung Gugat
7
E. Perjanjian Atau Kontrak Dalam perwalian
Kontrak mengandung arti ikatan persetujuan atau perjanjian resmi antara dua atau
lebih partai untuk mengerjakan atau tidak sesuatu. Dlm konteks hukum, kontrak sering di
sebut dengan perikatan atau perjanjian. Perikatan artinya mengikat orang yg satu dengan
orang lain. Hukum perikatan di atur dlm UU hukum Perdata pasal 1239 " Semua
perjanjian baik yang mempunyai nama khusus maupun yang tidak mempunyai nama
tertentu, tunduk pada ketentuan2 umum yang termatub dlm bab ini dan bab yg lalu." Lebih
lanjut menurut ketentuan pasal 1234 KUHPdt, setiap perikatan adalah untuk memberikan,
berbuat sesuatu atau untuk tidak berbuat sesuatu. Perikatan dapat dikatakan sah bila
memenuhi syarat sebagai berikut :

 Ada persetujuan kehendak antara pihak-pihak yang membuat perjanjian (Consencius)


 Ada kecakapan thp pihak2 untuk membuat perjanjian (capacity)
 Ada sesuatu hal tertentu ( a certain subjec matter) dan ada sesuatu sebab yg halal
(Legal Cause) (Muhammad 1990)
 Kontrak perawat-pasien dilakukan sebelum melakukan asuhan keperawatan.
 Kontrak juga dilakukan sebelum menerima dan di terima di tempat kerja
 Kontrak P-PS di gunakan untuk melindungi hak-hak kedua belah pihak yg bekerja
sama
 Kontrak juga untuk menggugat pihak yg melanggar kontrak yg di sepakati
8
BAB III
A. CONTOH KASUS DAN PEMBAHASAN
 Tn Z, 65 thn, dirawat di RS Indah dengan diagnosa medis stroke non hemoragic, dirawat
sudah lebih dari satu bulan dengan berbagai terapi dan terpasang beberapa alat bantu
seperti ventilator, syringe pump dengan obat titrasi intravena, dll. Namun tidak ada
kemajuan dan diduga harapan hidupnya sudah tidak ada, mungkin Brain Death?. Keluarga
meminta apabila terjadi sesuatu tidak perlu dilakukan tindakan apapun.Dalam intruksi
dokter ditulis DNR
 Ny A, 35 thn, dirawat di RS Surga dengan diagnosa medis fracture femur dextra, dengan
perdarahan hebat. Hb : 7 gr%. Rencana dilakukan transfusi darah 500 cc. Sementara ada
pasien Ny A, 36 thn yang dirawat di rumah sakit tersebut yang mendapat tranfusi darah
juga. Perawat A, dengan terburu-buru langsung meminta darah ke bank darah RS tanpa
memberikan identifikasi yang lengkap seperti No Med Rec, dll hanya menyebutkan nama
pasien saja.  Darah lansung diberikan karena setelah di darah cek namanya sesuai dengan
nama pasien. Namun setelah 50 cc darah tersebut masuk, pasien mengalami reaksi
anafilaktik. Identifikasi masalah apa yang terjadi pada situasi diatas?
9
BAB IV
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Aspek legal keperawatan  adalah suatu aturan keperawatan  dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai tatanan
pelayanan, termasuk hak dan kewajibannya. Aspek legal keperawatan meliputi
kewenangan berkaitan  dengan izin melaksanakan praktik profesi, sehingga tidak terlepas
dari Undang-Undang dan Peraturan tentang praktek Keperawatan. Fungsi hukum dari
aspek legal dalam praktik keperawatan merupakan suatu pedoman atau kerangka dalam
menjalankan praktik keperawatan. Dengan hukum tersebut, perawat dapat menentukan
batas – batas kewenangan serta hak dan tanggung jawab sebagai perawat.
Tanggung jawab (responsibilitas) adalah eksekusi terhadap tugas- tugas yang
berhubungandengan peran tertentu dari perawat. Tanggung gugat (akuntabilitas) adalah
mempertanggungjawabkan perilaku dan hasil ± hasilnya termasuk dlam lingkup peran
profesional seseorang sebagaimana tercermin dalam laporan pendidik secara tertulis
tentang perilaku tersebut dan hasil ± hasilnya. Terhadap dirinya sendiri, pasien, profesi,
sesama karyawan dan masyarakat. Perawat memiliki tanggung jawab dan tanggung gugat
kepada pasien, sehingga aspek legal keperawatan sebagai pedoman perawat perlu
dijalankan dengan sebaik-baiknya.
Daftar Pustaka

Mimin, Suhaemin. 2003. Etika dalam Praktik Keperawatan. Jakarta: EGC.Kathleen koenig
Blass. 2006. Praktik Keperawatan Profesional: Konsep dan          Perspektif Edisi 4.Jakarta
: EGC

10

Anda mungkin juga menyukai