Anda di halaman 1dari 12

ETIKOLEGAL DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

Makalah Aspek Legal Pelayanan Kebidanan

Nadya Ramadhani
PO7224222 2154

DOSEN PENGAMPU :
NURNIATI TIANASTIA RULLYNI.,SST.M.Keb

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES TANJUNG PINANG
PRODI DIII KEBIDANA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-Nya sehingga
makalah dengan judul Aspek legal pelayanan kebidanan dapat selesai. Makalah ini dibuat
dengan tujuan memenuhi tugas etikolegal dalam praktik kebidanan dari ibu Nurniati
Tianastia Rullyni Program Studi DIII Kebidanan. Selain itu, penyusunan makalah ini
bertujuan menambah wawasan kepada pembaca tentang aspek legal pelayanan kebidanan.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada ibu Nurniati Tianastia
Rullyni selaku dosen pengampu Etikolegal dalam praktik kebidanan. Berkat tugas yang
diberikan ini, dapat menambah wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang
membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan
banyak kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan
ketaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap
adanya kritik serta saran dari pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Tanjungpinang, Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar belakang......................................................................................................1
b. Rumusan masalah.................................................................................................2
c. Tujuan...................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
a. Definisi dari Aspek Legal dalam Pelayanan Kebidanan........................................3
b. Latar belakang sistem legislasi tenaga bidan Indonesia.........................................4
c. Aspek-aspek hukum Praktek Kebidanan...............................................................4
d. Pelayanan bidan yang terkait dengan aspek hokum...............................................4
e. Dasar hukum yang terkait dengan profesi bidan....................................................4
f. Perubahan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Pelayanan dan
Wewenang Bidan..................................................................................................5
g. Berdasarkan Kepmenkes no. 900 th 2002 pasal Bab IV pasal 14..........................5
h. Otonomi bidan dalam pelayanan ..........................................................................5
i. Model dasar praktik kebidanan.............................................................................6
BAB III PENUTUP
a. Kesimpulan............................................................................................................8
b. Saran .....................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mutu pelayanan kebidanan berorientasi pada penerapan kode etik dan
standar pelayanan kebidanan, serta kepuasan yang mengacu pada penerapan semua
persyaratan pelayanan kebidanan. Dari dua dimensi mutu pelayanan kebidanan
tersebut, tujuan akhirnya adalah kepuasaan pasien yang dilayani oleh bidan.
Tiap profesi pelayanan kesehatan dalam menjalankan tugasnya di suatu
institusi mempunyai batas jelas wewenangnya yang telah disetujui oleh antar profesi
dan merupakan daftar wewenang yang sudah tertulis.
Bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan pemberi pelayanan kepada masyarakat
harus memberikan pelayanan yang terbaik demi mendukung program pemerintah
untuk pembangunan dalam negeri, salah satunya dalam aspek kesehatan.
1. UU No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan
Tujuan dari pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap warga negara Indonesia melalui
upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif sebagai upaya peningkatan
sumber daya manusia yang berkualitas.dengan adanya arus globalisasi salah satu
fokus utama agar mampu mempunyai daya saing adalah bagaiamana peningkatan
kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia dibentuk sejak
janin didalam kandungan, masa kelahiran dan masa bayi serta masa tumbuh
kembang balita. Hanya sumber daya manusia yang berkualitas, yang memiliki
pengetahuan dan kemampuan sehingga mampu survive dan mampu
mengantisipasi perubahan serta mampu bersaing.
2. Bidan erat hubungannya dengan penyiapan sumber daya manusia. Karena
pelayanan bidan meliputi kesehatan reproduksi wanita, sejak remaja, masa calon
pengantin,masa hamil, masa persalinan, masa nifas, periode interval, masa
klimakterium dan menoupause serta memantau tumbuh kembang balita serta
anak pra sekolah.
3. Visi pembangunan kesehatan Indonesia sehat 2010 adalah derajat kesehatan yang
optimal dengan strategi: paradigma sehat, profesionlisme, JPKM dan
desentralisasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari aspek legal dalam pelayanan kebidanan?
2. Apa latar belakang sistem legislasi tenaga bidan Indonesia?
3. Apa sajakah Aspek-aspek hokum dalam Praktek Kebidanan?
4. Apa sajakah Dasar hukum yang terkait dengan profesi bidan?
5. Apa sajakah pelayanan bidan terkait aspek hukum?
6. Bagaimana Perubahan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Pelayanan dan
Wewenang Bidan?
7. Apa sajakah Pelayanan yang diberikan bidan Berdasarkan Kepmenkes no. 900 th
2002 pasal Bab IV pasal 14?
8. Apa Otonomi bidan dalam pelayanan ?
9. Apa saja Model dasar praktik kebidanan?

C. Tujuan
1. Mengetahui definisi dari aspek legal dalam pelayanan kebidanan?
2. Mengetahui Apa latar belakang sistem legislasi tenaga bidan Indonesia?
3. Mengetahui Apa saja Aspek-aspek hokum dalam Praktek Kebidanan?
4. Mengetahui Apa sajakah pelayanan bidan terkait aspek hukum?
5. Mengetahui Apa saja Dasar hukum yang terkait dengan profesi bidan?
6. Mengetahui Perubahan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Pelayanan dan
Wewenang Bidan?
7. Mengetahui Apa saja Pelayanan yang diberikan bidan Berdasarkan Kepmenkes
no. 900 th 2002 pasal Bab IV pasal 14?
8. Apa Otonomi bidan dalam pelayanan ?
9. Apa saja Model dasar praktik kebidanan?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi dari Aspek Legal dalam Pelayanan Kebidanan


Pelayanan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan dengan membantu
melayani apa yang dibutuhkan oleh seseorang, selanjutnya menurut kamus besar
Bahasa Indonesia, jika dikaitkan dengan masalah kesehatan diartikan pelayanan yang
diterima oleh sesorang dalam hubungannya dengan pencegahan, diagnosis dan
pengobatan suatu gangguan kesehatan tertentu.
Menurut Ps. 1 UU Kesehatan No: 36 Th. 2009], dalam Ketentuan Umum,
terdapat pengertian pelayanan kesehatan yang lebih mengarahkan pada obyek
pelayanan. Yaitu  pelayanan kesehatan  yang ditujukan pada jenis upaya, meliputi
upaya peningkatan (promotif)  pencegahan (preventif), pengobatan (kuratif) dan
pemulihan  (rehabilitatif). 
pengertian pelayanan kebidananan yang termuat dalam Kepmenkes. RI Nomor:
369/Menkes/SK/III/2007 tentang standart profesi bidan, Pelayanan Kebidanan adalah
bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan yang telah
terdaftar (teregister) yang dapat dilakukan secara mandiri, kolaborasi atau rujukan.
Dari beberapa pengertian tentang pelayanan kebidanan diatas maka dapat
disimpulkan pelayanan kebidanan adalah kegiatan membantu memenuhi kebutuhan
seseorang atau pasien, oleh bidan, dalam upaya kesehatan —(meliputi peningkatan,
pencegahan,  pengobatan  dan pemulihan)— yang sesuai dengan wewenang  dan
tanggung jawabnya.
Sedangkan kata Legal sendiri berasal dari kata leggal (bahasa Belanda) yang
artinya
adalah sah menurut undang-undang. Atau menurut kamus  Bahasa Indonesia, legal
diartikan sesuai dengan undang-undang atau hukum.
Dari pengertian-pengertian diatas maka dapat disimpulkan, pengertian Aspek
Hukum Pelayanan Kebidanan adalah penggunaan Norma hukum yang telah disahkan
oleh badan yang ditugasi untuk itu menjadi sumber hukum yang paling utama dan
sebagai dasar pelaksanaan kegiatan membantu memenuhi kebutuhan seseorang atau
pasien/kelompok masyarakat oleh Bidan dalam upaya peningkatan, pencegahan,
pengobatan dan pemulihan kesehatan.
B. Latar belakang sistem legislasi tenaga bidan Indonesia
a. UUD 1945
Amanat dan pesan mendasar dari UUD 1945 adalah upaya pembangunan
nasional yaitu pembangunan disegala bidang guna kepentingan, keselamatan,
kebahagiaan, dan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia secara terarah, terpadu
dan berkesinambungan.
b. UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
Tujuan dari pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap warga negara indonesia melalui upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif sebagai upaya peningkatan sumber
daya manusia yang berkualitas.
c. Bidan erat hubungannya dengan penyiapan sumber daya manusia
sepanjang siklus kehidupan wanita.
Karena pelayanan bidan meliputi kesehatan wanita selama kurun kesehatan
reproduksi wanita, Sejak remaja, masa calon pengantin, masa hamil, masa
persalinan, masa nifas, periode interval, masa klimakterium dan menopouse serta
memantau tumbuh kembang balita serta anak pra sekolah.
d. Visi Pembangunan Kesehatan Indonesia sehat 2010 adalah derajat
kesehatan yang optimal dengan strategi : paradigma sehat, profesionalisme,
JPKM, dan desentralisasi.

C. Aspek-aspek hukum Praktek Kebidanan


Pada Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996:
1. Tenaga kesehatan sarjana yaitu dokter, dokter gigi, apoteker,sarjana lain dalam
bidang kesehatan
2. Tenaga kesehatan sarjana muda, menengah dan rendah misalo asisten apoteker,
perawat, bidan

D. Pelayanan bidan yang terkait dengan aspek hukum


1. Tindakan kesehatan Administrasi meliputi : pendidikan formal,SIB.SIPB
Inform consent
2. Tindakan kesehatan diagnostik meliputi : jaminan kerahasiaan,mutu pelayanan
3. Tindakan kesehatan terapi meliputi : SPK, Standar profesi

E. Dasar hukum yang terkait dengan profesi bidan :


1. Undang-undang no 23 tahun 1992 tentang kesehatan
2. SK Menkes no 125/IV/Kab/ BU/ 75 tentang susunan organisasi dan tata kerja
DepKes
3. Peraturan Pemerintah no 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
4. Kepmenkes RI no 900/MENKES/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan Praktek
Bidan

F. Perubahan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Pelayanan dan Wewenang


Bidan:
• KEPMENKES No 5380/1963,tentang wewenang terbatas bagi Bidan
• KEPMENKES No 363 /MENKES/PER/IX/1980 TENTANG WEWENANG
Bidan
• KEPMENKES No 572 /MENKES /PER/VI/1996 tentang registrasi dan Praktik
Bidan
• KEPMENKES No 900/MENKES/sk/ VII/2002
tentang registrasi dan Praktik Bidan
• KEPMENKES NO.369/MENKES/ SK/III/2007

G. Berdasarkan Kepmenkes no. 900 th 2002 pasal Bab IV pasal 14


• Pelayanan yang diberikan bidan meliputi
1. Pelayanan kebibanan. 3. Pelayanan kesehatan
2. Pelayanan KB
Jika Bidan memberikan Pelayanan diluar kewenangan bisa dikenai sangsi
hukum
Undang-Undang No 23 tahun 1992
• Tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan Hukum dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan Profesinya
• Dalam melakukan kewajibannya harus memenuhi standar Profesi dan
menghormati hak pasien

H. Otonomi bidan dalam pelayanan


Akuntabilitas bidan dalam praktik kebidanan merupakan suatu hal yang penting
dan dituntun dari suatu profesi, terutama profesi yang berhubungan dengan
keselamatan jiwa manusia, adalah pertanggungjawaban dan tanggung gugat
(accountability) atas semua tindakan yang dilakukannya. Sehingga semua tindakan
yang ilakukan oleh bidan harus berbasis kompetensi dan didasari suatu evidence
based. Akuntabiliti diperkuat dengan satu landasan hukumyang mengatur batas-batas
wewang profesi yang bersangkutan.
Dengan adanya legitimasi kewenangan bidan yang lebih luas, bidan memiliki hak
otonomi dan mandiri untuk bertindak secara profesional yang dilandasi kemampuan
berfikir logis dan sistematis serta bertindak sesuai standar profesi dan etika profesi.
Praktik kebidanan merupakan inti dari berbagai kegiatan bidan dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan yang harus terus menerus ditingkatkan mutunya
melalui :
1. Pendidikan dan pelatihan 4. Akreditasi
berkelanjutan 5. Sertifikasi
2. Penelitian dalam kebidanan 6. Registrasi
3. pengembangan ilmu dan 7. Uji Kompetensi
tehknologi dalam kebidanan 8. Lisensi
Beberapa dasar dalam otonomi pelayanan kebidanan antara lain sebagai:
1. Kepmenkes 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang registrasi dan praktik bidan.
2. Standar Pelayanan Kebidanan,2001
3. Kepmenkes Republik Indonesia Nomor 369/Menkes/SK/III/2007 Tentang
Standar Profesi Bidan.
4. UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan.
5. PP No. 32/Tahun 1996 tentang tenaga kesehatan.
6. Kepmenkes 1277/Menkes/SK/XI/2001 tentang organisasi dan tata kerja Depkes.
7. UU No. 22/1999 tentang Otonomi daerah.
8. UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
9. UU tentang aborsi, adopsi, bayi tabung, transplantasi.
10. KUHAP,dan KUHP,1981.
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
585/Menkes/Per/IX/1989 Tentang Persetujuan Tindakan Medik.
12. UU yang terkait dengan Hak reproduksi dan keluarga Berencana;
a. UU no. 10/1992 Tentang pengembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga Sejahtera
b. UU no.23/ 2003 Tentang PenghapusanKekerasan Terhadap Perempuan
di Dalam Rumah Tangga.

I. Model dasar praktik kebidanan


1. Sertifikasi (Pengaturan Kompetensi)
Sertifikasi adalah dokumen penguasaan kompetensi tertentu melalui
kegiatan pendidikan formal maupun non formal (Pendidikan berkelanjutan).
Lembaga pendidikan non formal misalnya organisasi profesi, rumah sakit, LSM
bidang kesehatan yang akreditasinya ditentukan oleh profesi. Sedangkan sertifikasi
dan lembaga non formal adalah berupa sertifikat yang terakreditasi sesuai standar
nasional. .  
2. Registrasi (Pengaturan Kewenangan)
Registrasi adalah sebuah proses di mana seorang tenaga profesi harus
mendaftarkan dirinya pada suatu badan tertentu secara periodik guna
mendapatkan kewenangan dan hak untuk melakukan tindakan profesionalnya
setelah memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan oleh badan.
Registrasi bidan artinya proses pendaftaran, pendokumentasian dan
pengakuan terhadap bidan, setelah dinyatakan memenuhi minimal kompetensi
inti atau standar penampilan minimal yang ditetapkan, sehingga secara fisik dan
mental mampu melaksanakan praktik profesinya.
3. Lisensi (Pengaturan Penyelenggaraan Kewenangan)
Pengertian lisensi adalah proses ministrasi yang dilakukan oleh
pemerintah atau yang berwenang berupa surat ijin praktik yang diberikan kepada
tenaga profesi yang telah teregistrasi untuk pelayanan mandiri.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hukum kesehatan yang terkait dengan etika profesi dan pelanyanan
kebidanan. Ada keterkaitan atau daerah bersinggunan antara pelanyanan
kebidanan, etika dan hokum atau terdapat “grey area”. Sebagaimana di ketahui
bahwa bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan. Sebelum menginjak kehal – hal yang lebih jauh, kita perlu
memahami beberapa konsep dasar dibawah ini :
 Bidan adalah seorang yang telah menyelesaikan Program Pendidikan
Bidan yang diakui Negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin
untuk menjalankan praktek kebidanan di Negara itu. Dia harus mampu
memberikan supervise, asuhan dan memberikan nasehat yang dibutuhkan
kepada wanita selama masa hmil , persalinan dan masa pasca persalinan,
memimpin persalianan atas tanggung jawab sendiri serta asuhan pada
bayi baru lahir dan anak.
• Pekerjaan itu termaksud pendidikan antenatal, dan persiapan untuk
menjadi orangtua dan meluas kedaerah tertentu dari ginekologi, KB dan
Asuhan anak, Rumah Perawatan, dan tempat – tempat pelayanan lainnya
(ICM 1990)
B. Saran
Sikap etis profesional berarti bekerja sesuai dengan standar,
melaksanakan advokasi, keadaan tersebut akan dapat memberi jaminan bagi
keselamatan pasen, penghormatan terhadap hak-hak pasen, akan berdampak
terhadap peningkatan kualitas asuhan kebidanan.
Daftar Pustaka

http://www.jurnalskripsi.net/makalah-etika-profesi-legislasi-registrasi-dan-lisensi-dalam-
kebidanan/2018/737/
Wahyuningsih, Heni Puji. Etika Profesi Kebidanan. Fitramaya; Yogyakarta. 2017
Marimba, Hanum. Etika dan Kode Etik Profesi Kebidanan. Mitra Cendikia
Press;Yogyakarta.2017.
Carol Taylor,Carol Lillies, Priscilla Le Mone, 1997, Fundamental Of Nursing Care,
Third Edition, by Lippicot Philadelpia, New York.
http://dinopawesambon.blogspot.com/2018/07/

Anda mungkin juga menyukai