Anda di halaman 1dari 14

EKONOMI KESEHATAN

“PENDIRIAN PRAKTIK MANDIRI BIDAN”

Disusun oleh :
Devita Rajak
1910104086

KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr wb .

Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan
hidayah-Nya. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi
Agung Muhammad SAW yang selalu kita nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penyusun mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penyusun mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Ekonomi Kesehatan
dengan judul “Pendirian Praktik Mandiri Bidan”.

Penyusun tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, saya mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat
menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan
pada makalah ini penyusun mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Wassalamualaikum wr wb

Yogyakarta, 28 Februari 2020

Penyusun

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.......................................................................................................1
DAFTAR ISI.....................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................2
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Rumusan Masalah
BAB II ISI DAN PEMBAHASAN .................................................................................4
BAB III PENUTUP ..........................................................................................................9
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................10

BAB I
2
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
 Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan angka kematian ibu
(AKI) yang relatif masih tinggi dan permasalahan tersebut masih sulit untuk
diatasi.Kualitas manusia, diantaranya ditentukan oleh keturunan. Manusia yang
sehat dilahirkan oleh ibu yang sehat. Sejak konsepsi hingga lansia, bidan sangat
berkontribusi dalam pembentukan generasi yang kuat, berkualitas dan produktif.
Penurunan angka kematian ibu, bayi dan balita merupakan indikator keberhasilan
pelayanan kesehatan.  Salah satu upaya pencegahannya adalah melakukan
persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan
yang dapat memberikan pelayanan paripurna, serta dapat mempromosikan dan
menyediakan pelayanan yang berkualitas .
Praktik Mandiri Bidan (PMB) memiliki berbagai persyaratan khusus untuk
menjalankan  prakteknya, seperti tempat atau ruangan praktek, peralatan, obat –
obatan. Namun pada kenyataannya PMB sekarang kurang memperhatikan dan
memenuhi kelengkapan praktek serta kebutuhan kliennya. Di samping peralatan
yang kurang lengkap tindakan dalam memberikan pelayanan kurang ramah dan
bersahabat dengan klien. Sehingga masyarakat berasumsi bahwa pelayanan
kesehatan bidan praktek mandiri tersebut kurang memuaskan. (Rhiea, 2011)
Pelayanan yang diberikan di bidan praktek mandiri meliputi penyuluhan
kesehatan, konseling KB, antenatal care, senam hamil, perawatan payudara, asuhan
persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi, pelayanan KB (IUD, AKBK, Suntik,
Pil), imunisasi (ibu dan bayi), kesehatan reproduksi remaja, perawatan pasca
keguguran. Selain itu, bidan praktek mandiri melayani pemeriksaan untuk orang
yang sakit, kemudian memberi pelayanan kesehatan terhadap WUS (wanita usia
subur ) serta LANSIA (lanjut usia). (Imamah, 2011)
Tingginya  permintaan masyarakat terhadap peran aktif Bidan dalam
memberikan pelayanan terus meningkat. Ini merupakan bukti bahwa eksistensi
Bidan di tengah masyarakat semakin memperoleh kepercayaan, pengakuan dan
penghargaan.

3
Berdasarkan hal inilah, Bidan dituntut untuk selalu berusaha meningkatkan
kemampuan sekaligus mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanannya
termasuk pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Karena hanya
melalui pelayanan berkualitas pelayanan yang terbaik dan terjangkau yang diberikan
oleh Bidan, kepuasan pelanggan baik kepada individu, keluarga dan masyarakat
dapat tercapai. (Ambarwati, 2012).

B. Tujuan Makalah
1. Tujuan Umum
Mewujudkan Praktik Mandiri Bidan (PMB) yang mudah dijangkau dengan
pelayanan yang profesional dan seefisien mungkin serta untuk mendapatkan
kepercayaan masyarakat terhadap tenaga kesehatan.
2. Tujuan Khusus
Diharapkan mampu :
a. Menjelaskan tentang definisi Praktik Mandiri Bidan (PMB)
b. Mengetahui fungsi dan peran Praktik Mandiri Bidan (PMB)
c. Mengidentifikasi persyaratan mendirikan Praktik Mandiri Bidan (PMB)
d. Mengidentifikasi pelayanan yang diberikan pada Praktik Mandiri Bidan
(PMB)
e. Mengetahui tarif yang dijadikan patokan oleh Praktik Mandiri Bidan (PMB)
f. Mengidentifikasi tentang pencatatan dan pelaporan pada Praktik Mandiri
Bidan (PMB)

C. Rumusan Masalah
1. Pengertian Praktik Mandiri Bidan (PMB)
2. Tujuan Praktik Mandiri Bidan (PMB)
3. Langkah-langkah Manajemen Kebidanan
4. Persyaratan Pendirian Praktik Mandiri Bidan (PMB)
5. Pelayanan yang Diberikan Praktik Mandiri Bidan (PMB)
6. Biaya Pelayanan di Praktik Mandiri Bidan (PMB)
7. Pengertian Pencatatan dan Pelaporan di Praktik Mandiri Bidan (PMB)

4
8. Tujuan dan Pencatatan Pelaporan di Praktik Mandiri Bidan (PMB)

BAB II
PEMBAHASAN
5
A. Pengertian
Praktik Mandiri Bidan (PMB) merupakan bentuk pelayanan kesehatan
dibidang kesehatan dasar. Praktek bidan adalah serangkaian kegiatan pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh bidan kepada pasien (individu, keluarga, dan
masyarakat) sesuai dengan kewenangan dan kemampuannya. Bidan yang
menjalankan praktek harus memiliki Surat Izin Praktek Bidan (SIPB) sehingga
dapat menjalankan praktek pada sarana kesehatan atau program. (Imamah, 2012).
Praktik Mandiri Bidan (PMB) mempunyai tanggung jawab besar karena
harus mempertanggungjawabkan sendiri apa yang dilakukan. Dalam hal ini Bidan
Praktek Mandiri menjadi pekerja yang bebas mengontrol dirinya sendiri. Situasi ini
akan besar sekali pengaruhnya terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan
etik. (Sofyan, dkk. 2011).

B. Tujuan Bidan Praktek Mandiri (BPM)


Menurut Ambarwati, 2010 tujuan dari adanya Praktik Mandiri Bidan (PMB), yaitu:
1) Meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, pertolongan
persalinan, perawatan nifas, kesehatan bayi dan anak balita, serta pelayanan dan
konseling pemakaian kontrasepsi serta keluarga berencana melalui upaya
strategis.
2) Terjaringnya seluruh kasus risiko tinggi ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru
lahir untuk mendapatkan penanganan yang memadai sesuai kasus dan
rujukannya.
3) Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembinaan kesehatan ibu dan anak.
4) Meningkatkan perilaku hidup sehat pada ibu, keluarga dan masyarakat yang
mendukung upaya penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi.

C. Langkah-langkah Manajemen Kebidanan


a. Meneliti dengan mengumpulkan semua data yang perlu untuk evaluasi yang
lengkap
b. Membuat identifikasi yang tepat dari masalah atau diagnosa berdasarkan
interpretasi yang benar dari data yang terkumpul

6
c. Mengantisipasi masalah potensial atau diagnosa lainnya yang mungkin terjadi
dikarenakan masalah atau diagnosa yang sudah teridentifikasi
d. Mengevaluasi apakah perlu intervensi bidan atau dokter yang segera dan atau
untuk manajemen konsultasi atau kolaborasi dengan anggota tim kesehatan
lainnya,seperti ditentukan oleh kondisi pasien itu
e. Buat rencana asuhan yang menyeluruh yang didukung oleh penjelasan
rasionalyang tepat menggarisbawahi keputusan yang diambil berdasarkan
langkah-langkah sebelumnya
f. Arahkan atau terapkan rencana asuhan secara efisien dan aman
g. Evaluasi keefektifan dari asuhan yang diberikan ulang secara tepat manajemen
proses untuk semua asuhan yang tidak efektif

D. Persyaratan Pendirian Praktik Mandiri Bidan (PMB)


Persyaratan-persyaratan untuk mendirikan Bidan Praktek Mandiri, yaitu :
a) Menjadi anggota IBI
b) Permohonan Surat Ijin Praktek Bidan selaku Swasta Perorangan
c) Surat Keterangan Kepala Puskesmas Wilayah Setempat Praktek
d) Surat Pernyataan tidak sedang dalam sanksi profesi/ hukum.
e) Surat Keterangan Ketua Ranting IBI Wilayah
f) Persiapan peralatan medis dan medis usaha praktek bidan secara perorangan
dengan pelayanan pemeriksaan pertolongan persalinan dan perawatan.
g) Membuat Surat Perjanjian sanggup mematuhi perjanjian yang tertulis.
h) Bidan dalam menjalankan praktek harus :
1) Memiliki tempat dan ruangan praktek yang memenuhi persyaratan kesehatan
2) Menyediakan tempat tidur untuk persalinan minimal 1 dan maksimal 5
tempat tidur.
3) Memiliki peralatan minimal sesuai dengan ketentuan dan melaksanakan
prosedur tetap (protap) yang berlaku.
4) Menyediakan obat-obatan sesuai dengan ketentuan peralatan yang berlaku.
i) Bidan yang menjalankan prakytek harus mencantumkan izin praktek bidannya
atau foto copy prakteknya diruang praktek, atau tempat yang mudah dilihat.

7
j) Bidan dalam prakteknya memperkerjakan tenaga bidan yang lain, yang memiliki
SIPB untuk membantu tugas pelayanannya
k) Bidan yang menjalankan praktek harus harus mempunyai peralatan minimal
sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan peralatan harus tersedia ditempat
prakteknya.
l) Peralatan yang wajib dimilki dalam menjalankan praktek bidan sesuai dengan
jenis pelayanan yang diberikan .
m) Dalam menjalankan tugas bidan harus serta mempertahankan dan meningkatkan
keterampilan profesinya antara lain dengan :
1) Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan atau saling tukar informasi
dengan sesama bidan .
2) Mengikuti kegiatan-kegiatan akademis dan pelatihan sesuai dengan bidang
tugasnya, baik yang diselenggarakan pemerintah maupun oleh organisasi
profesi.
3) Memelihara dan merawat peralatan yang digunakan untuk praktek agar tetap
siap dan berfungsi dengan baik.
Selain itu juga harus memenuhi persyaratan bangunan yang meliputi :
1. Papan nama
a. Untuk membedakan setiap identitas maka setiap bentuk pelayan medik dasar
swasta harus mempunyai nama tertentu, yang dapat diambil dari nama yang
berjasa dibidang kesehatan, atau yang telah meninggal atau nama lain yang
sesuai dengan fungsinya.
b. Ukuran papan nama seluas 1 x 1,5 meter.
c. Tulisan blok warna hitam, dan dasarnya warna putih.
d. Pemasangan papan nama pada tempat yang mudah dan jelas mudah terbaca
oleh masyarakat.
2. Tata ruang
a. Setiap ruang priksa minimal memiliki diameter 2 x 3 meter.
b. Setiap bangunan pelayanan minimal mempunyai ruang priksa, ruang
adsministrasi/kegiatan lain sesuai kebutuhan, ruang tunggu, dan kamar
mandi/WC masing-masing 1 buah.

8
c. Semua ruangan mempunyai ventilasi dan penerangan/pencahayaan.
3. Lokasi
a. Mempunyai lokasi tersendiri yang telah disetujui oleh pemerintah daerah
setempat (tata kota), tidak berbaur dengan kegiatan umum lainnya seperti
pusat perbelanjaan, tempat hiburan dan sejenisnya.
b. Tidak dekat dengan lokasi bentuk pelayanan sejenisnya dan juga agar sesuai
fungsi sosialnya yang salah satu fungsinya adalah mendekatkan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat.
4. Hak dan guna pakai
5. Mempunyai surat kepemilikan (surat hak milik/surat hak guna pakai)
6. Mempunyai surat hak guna (surat kontrak bangunan) minimal 2 tahun.

E. Pelayanan yang Diberikan Bidan Praktek Mandiri (BPM)


Menurut Ambarwati, 2013 . Dalam Praktik Mandiri Bidan memberikan pelayanan
yang meliputi :
1) Penyuluhan Kesehatan
2) Konseling KB
3) Antenatal Care (senam hamil, perawatan payudara)
4) Asuhan Persalinan
5) Perawatan Nifas (senam nifas)
6) Perawatan Bayi
7) Pelayanan KB (IUD, AKBK, Suntik, Pil)
8) Imunisasi (Ibu dan Bayi)
9) Kesehatan Reproduksi Remaja
10) Perawatan Pasca Keguguran

F. Biaya Pelayanan di Bidan Praktek Mandiri (BPM)


Ikatan Bidan Indonesia (IBI) tahun 2012 dan Dinas Kesehatan wilayah Jawa
Timur telah menetapkan biaya pelayanan yang di berikan bidan praktek mandiri
untuk pelayanan persalinan saja belum termasuk biaya perawataan bayi sebesar Rp
350.000 - 400.000. tetapi pada kenyataannya biaya tersebut tidak sesuai dengan
patokan yang telah di tetapkan, karena banyak faktor yang mempengaruhinya. Untuk
biaya perawatan bayi di bidan praktek mandiri sebesar Rp 150.000, biaya untuk
kontrasepsi IUD sebesar Rp 650.000, AKBK sebesar Rp 250.00, KB suntik sebesar
Rp 15.000 – 20.000, dan KB pil sebesar Rp 5.000 – 10.000. (Hidayat, 2012 )

9
G. Jenis Layanan Dan Harga – Harga
1. Jenis Produk dan Harga
a. ANC
1) Periksa dan konsultasi : Rp 25.000,00
2) Suntik TT : Rp 30.000,00
3) Cek hemoglobin (Hb) : Rp 40.000,00
4) Senam Hamil : Gratis
b. INC
Pelayanan persalinan : Rp 600.000,00
c. PNC
1) Perawatan nifas : Rp 15.000,00
2) Pemeriksaan nifas : Rp 20.000,00
3) Kunjungan rumah : Gratis
d. KB
1) Suntik 1 bulan/3 bulan : Rp 25.000,00
2) Pil : Rp 10.000,00
3) IUD
• Pasang :Rp 600.000,00
• Control :Gratis
• Lepas : Rp 150.000,00
4) Implant
• Pasang :Rp 500.000,00
• Control :Gratis
• Lepas : Rp 150.000,00
5) Bayi dan balita
a.  Imunisasi
• BCG :Rp40.000,00
• Polio :Rp10.000,00
• DPT :Rp25.000,00
• Campak : Rp 40.000,0
b. Tumbang : Rp 15.000,00

e. Pelayanan kesehatan umum : Rp 20.000,00

H. Pengertian Pencatatan dan Pelaporan di Praktik Mandiri Bidan (PMB)


Pencatatan adalah data tertulis dan merupakan data resmi tentang kondisi
kesehatan pasien dan perkembangannya . Pencatatan berguna untuk
menggambarkan kejadian penting atau kritis, yang dapat digunakan untuk
meningkatkan pelayanan dan menghindari masalah yang mungkin terjadi.
Pencatatan juga bisa digunakan sebagai rekam medik tentang pelayanan apa sajakah
yang sudah dilakukan oleh tenaga kesehatan selain itu  juga berfungsi sebagai bukti
jika suatu saat tenaga kesehatan dituntut oleh klien karena ada sesuatu hal yang

10
tidak diinginkan terjadi, jadi bisa dijadikan barang bukti untuk membela diri tenaga
kesehatan tersebut. (Handri, 2012 )
Pelaporan  adalah penyampaian informasi tentang kondisi dan perkembangan
pasien secara lisan kepada bidan/perawat lain atau kepada dokter atau tim kesehatan
lainnya. (Handri, 2012 )
I. Tujuan dan Pencatatan Pelaporan di Bidan Praktek Mandiri (BPM)
Menurut Handri,  2012 : 02. Adapun tujuan pengadaan pencatatan dan pelaporan
pada setiap sarana kesehatan yaitu sebagai :
1. Bukti Pelayanan yang bermutu
2. Tanggung jawab legal terhadap pasien
3. Informasi untuk perlindungan tim kesehatan
4. Pemenuhan pelayanan Standar
5. Sebagai sumber dari statistic untuk standarisasi
6. Sumber informasi untuk data wajib
7. Komunikasi untuk konsep manajemen resiko
8. Informasi untuk pendidikan, pengalaman belajar
9. Perlindungan hak pasien
10. Mendokumentasikan tanggung jawab professional dan memelihara
kerahasiaan
11. Dokumen untuk menjamin penggantian biaya kesehatan
12. Dokumen untuk perencanaan pelayanan dimasa yang akan dating

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
11
Praktik Mandiri Bidan (PMB) merupakan bentuk pelayanan kesehatan
dibidang kesehatan dasar. Praktek bidan adalah serangkaian kegiatan pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh bidan kepada pasien (individu, keluarga, dan
masyarakat) sesuai dengan kewenangan dan kemampuannya. Bidan yang
menjalankan praktek harus memiliki Surat Izin Praktek Bidan (SIPB) sehingga
dapat menjalankan praktek pada sarana kesehatan atau program.

B. Saran
Diharapkan bahwa makalah ini dapat memberikan inspirasi, pengalaman, serta
pengetahuan tentang Praktik Mandiri Bidan (PMB)

DAFTAR PUSTAKA
Kasmir. Kewirausahaan.  PT RajaGrafindo persada. Jakarta, 2007

12
Farelya, Gita dan Nurrobikha. 2015. Etikolegal dalam Pelayanan Kebidanan. Edisi 1.
Cetakan 1. Yogyakarta : Depublish
Sursilah, Ilah. 2010. Standarisasi Lahan Praktik Bidan Swasta. Yogyakarta: Dee Publish
Syafrudin dan Hamidah. 2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC
Upiyoadi,  Rambat dan Hamdani, A. 2009.  Manajemen Pemasaran Jasa, Edisi kedua,
Jakarta, Salemba Empat.
Kasmir dan Jakfar. 2013. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Kencana  

13

Anda mungkin juga menyukai