Disusun Oleh :
Devita Rajak
1910104086
Disusun Oleh :
Devita Rajak
1910104086
HALAMAN PERSETUJUAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU POSTPARTUM
DENGAN PEMBERIAN KACANG HIJAU TERHADAP KELANCARAN
ASI DI PUSKESMAS X
Disusun oleh :
Nama : Devita Rajak
NIM : 1910104086
Oleh :
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, Rabb semesta alam dan shalawat serta salam
semoga dilimpahkan kepada Rasulullah SAW, beserta keluarga, sahabat, dan orang-orang yang
mengikuti beliau dengan benar hingga akhir zaman. Berkat rahmat dan pertolongan Allah SWT,
sehingga penulis dapat menyelesaikan Case Study Research yang berjudul “Asuhan Kebidanan
Pada Ibu Post Partum dengan pemberian kacang hijau terhadap kelancaran ASI di Klinik Bina
Sehat Kasihan, Bantul Yogyakarta ”. Terlaksananya studi kasus dan penyusunan studi kasus ini
tidak lepas dari bimbingan dari banyak pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terimakasih kepada:
1. Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp. Mat, Rektor Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
2. Moh. Ali Imron, S.Sos., M.Fis selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta.
3. Fitria Siswi Utami, S.SiT.,M.NS, Selaku Ketua Program Studi Kebidanan Program Sarjana
terapan Kebidnaan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
4. Sri Wahtini, S.ST.,M.Hkes, selaku pembimbing Case Study Research yang telah memberikan
bimbingan dan masukan selama penyusunan Case Study Research ini.
5. Kedua orang tua dan seluruh keluarga yang telah memberikan bantuan, baik berupa materi
maupun spiritual dan doa.
6. Teman-teman yang telah memberikan bantuan dan dukungan hingga terselesaikannya Studi
kasus.
Semoga Case Study Research ini dapat bermanfaat. Tidak lupa semua ini kita kembalikan
kepada Allah SWT, semoga segala niat baik dalam penyusunan Case Study Research ini
mendapat ridho-Nya, amin ya Robbal’alamin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Penulis
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang.................................................................................................
.........................................................................................................................
B. Batasan Masalah .............................................................................................
.........................................................................................................................
C. Rumusan Masalah .........................................................................................
.........................................................................................................................
D. Tujuan..............................................................................................................
.........................................................................................................................
E. Manfaat............................................................................................................
.........................................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka.............................................................................................
B. Pathway...........................................................................................................
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian................................................................................................
.........................................................................................................................
B. Lokasi dan Waktu Penelitian...........................................................................
.........................................................................................................................
C. Subjek Studi Kasus..........................................................................................
.........................................................................................................................
D. Pengumpulan Data...........................................................................................
.........................................................................................................................
E. Uji Keabsahan Data.........................................................................................
.........................................................................................................................
F. Analisis Data...................................................................................................
.........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Data World Health Organization (WHO) terbaru pada tahun 2015 di Amerika
Serikat persentase perempuan menyusui yang mangalami bendungan Air Susu Ibu (ASI)
pada tahun 2013 rata-rata mencapai 87,05 % atau sebanyak 8242 ibu nifas dari 12.765
orang, pada tahun 2014 ibu mengalami bendungan ASI sebanyak 7198 orang dari 10.764
orang dan pada tahun 2015 terdapat ibu yang mengalami bendungan ASI sebanyak 6543
Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2015 masih menunjukkan rata-rata
sejumlah besar perempuan 96% menyusui anak mereka dalam kehidupan mereka, hanya
42% dari bayi yang berusia di bawah 6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif. Pada saat
anak-anak mendekati ulang tahunnya yang ke dua, hanya 55% yang masih diberi ASI.
(WHO, 2016)
pembangunan berkelanjutan 2030, menyusui merupakan salah satu langkah pertama bagi
seorang manusia untuk mendapatkan kehidupan yang sehat dan sejahtera, namun tidak
semua orang mengetahui hal tersebut. Di beberapa Negara maju dan Negara berkembang
termasuk Indonesia, banyak ibu yang bekerja namun tidak menyusui bayinya secara
eksklusif. Rendahnya cakupan pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif ini dapat
berdampak pada kualitas hidup generasi penerus bangsa dan juga pada perekonomian
nasional (IDAI,2016)
Data Dinas kesehatan Daerah Istimewah Yogyakarta Yaitu daerah Kulon Progo
77,00 % , daerah Bantul 74,27 %, daerah Gunung Kidul 66,75 %, daerah Sleman 82,62
ASI ekslusif paling tinggi terjadi di kabupaten sleman dan paling rendah terjadi di kota
Menurut data ASEAN tahun 2014 disimpulkan bahwa persentase cakupan kasus
bendungan ASI pada ibu Nifas tercatat 107.654 ibu nifas, pada tahun 2014 terdapat ibu
nifas yang mengalami bendungan ASI sebanyak 76.543 orang. Hal ini disebabkan karena
Salah satu peran bidan dalam rangka mendukung ibu untuk dapat memilih minat
memberikan ASI kepada banyinya yaitu dengan melakukan konseling kepada ibu untuk
melakukan perawatan payudara. Hal tersebu sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan
menginformasikan kepada semua ibu yang baru melahirkan untuk memberikan ASI
melakukan pelatihan untuk staf sendiri atau lainnya, meneyiapkan ibu hamil untuk
konseling, mebantu ibu melakukan teknik menyusui yang benar (posisi perlengkatan
tubuh bayi dan pelekatan mulut bayi pada payudara), hanya memberikan ASI saja tanpa
minuman pralaktal sejak bayi lahir, melaksanankan rawat gabung ibu dan bayi,
melaksanakan pemberian ASI sesering dan semau bayi, tidak memberikan dot dan
kempeng, serta menindak lanjuti ibu dan bayi setelah pulang dari sarana pelayanan
kesehatan (Depkes,2014)
Berkurangnya produksi Air Susu Ibu (ASI) ini disebabkan oleh beberapa faktor,
seperti faktor makan ibu, faktor isapan bayi, frekuensi penyusuan, faktor psikologi,
riwayat penyakit ibu, dukungan suami dan keluarga, berat badan lahir, jenis persalina,
umur kehamilan data melahirkan, konsumsi rokok, konsumsi alcohol, cara menyusui
yang tidak tepat, rawat gabung, pil kontrasepsi (pil KB) dan perawatan payudara baik
pada saat hamil maupun pada saat menyusui (Haryono dan Setianingsih,2014)
setiap hari selama 7 dari dan memberikan pengertian tentang penting ASI eksluasif untuk
bayi. Hal ini di sebabkan karena sari kacang hijau mengandung 19,7-24,2 % protein dan
5,9-7,8 % besi dapat menghasilkan ASI dalam jumlah yang maksimal (Shohib,2016)
Kelancaran Produksi ASI pada Ibu Postpartum Di Klinik Bina Sehat Kasihan,Bantul
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan , perumusan masalah
dalam study kasus ini adalah “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Postpartum dengan
pemberian Kacang Hijau terhadap kelancaran ASI di Klinik Bina Sehat Kasihan Bantul,
Yogyakarta?”
D. Tujuan
Penulis mampu :
jumlah ASI.
3. Melakukan analisis dari hasil intervensi yang telah dilakukan yaitu mengidentifikasi
kesenjangan antara teori dan praktek dalam masalah asuhan kebidanana ibu
E. Manfaat
1. Bagi Institusi
2. Bagi Pengguna
a) Bagi Responden
b) Bagi Mahasiswa
F. Ruang Lingkup
Materi didalam penelitian ini adalah Ibu Postpartum dengan pemberian Kacang Hijau
Responden dalam penelitian ini adalah Ibu Postpartum dengan pemberian Kacang
Yogyakarta, .
G. Keaslian Studi Kasus
Beberapa penelitian dengan karakteristik hampir sama dengan penelitian ini adalah telah dilakukan penelitian sebelumnya,
penelitian tersebut sebagai berikut:
2 pengaruh 2015 Dewi di BPM pra- Pada penelitian ini Tempat penelitian
pemberian sari Triloka yuni Experiment didapatkan terjadi Variabel,
kacang hijau Wulandari
pada ibu nifas , Siti
widarya al design kelancaran Pengumpulan data
dengan Roudhotul nti dengan pengeluaran ASI jumlah sampel
kelancaran Jannah menggunaka sesudah diberikan analisis,
produksi ASI n One sari kacang hijau, dan desain penelitian
Group Pra pada penilaian akhir
post Test didapatkan responden
Design yang pengeluaran
ASInya banyak dan
lancar sebanyak 4
responden (57,1%).
Sedangkan responden
yang pengeluaran
ASInya sedikit atau
kurang lancar
sebanyak 3 responden
(42,9%)
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Kelancaran Asi
a) Pengertian
yangditandai dengan ASI akan menetes dan akan memancar deras saat
badan bayi per hari yaitu 15-20 gram, seminggu sekitar 150-200 gram,
terhadap produksi ASI, apabila makanan yang ibu makan cukup akan gizi
dan pola makan teratur maka produksi ASI akan berjalan dengan lancar.
Pada faktor isapan bayi atau frekuensi menyusui ini maka paling sedikit
bayi disusui 8x/hari karena semakin sering bayi menyusu pada payudara
ASI lebih rendah dibandingkan dengan bayi yang berat lahirnya normal,
produksi ASI yang dihasilkan tidak optimal. Stres dan penyakit dapat
mengganggu produksi ASI sehingga dalam hal ini ibu harus dalam
postpartum minum air putih yang banyak agar ibu postpartum tidak
mengalami dehidrasi sehingga suplai ASI dapat berjalan lancar dan ibu
baik.
sentuhan.
6) Jika ASI cukup, setelah bayi menyusu bayi akan tertidur tenang
kekuningan.
10) Berat badan bayi naik sesuai usia. Kenaikan berat badan bayi per
hari yaitu 15-20 gram, seminggu sekitar 150-200 gram dan sebulan
700-800 gram.
diare.
Pengukuran volume ASI dapat juga dilakukan dengan cara lain yaitu:
areola. Posisi ibu jari terletak berlawanan dengan jari telunjuk. Tekan
tangan ke arah dada, lalu dengan lembut tekan ibu jari dan telunjuk
tertekan. Ulangi pada sisi payudara lain, dan jika diperlukan, pijat
merangsang produksinya.
6. Makanan ibu setiap hari harus cukup dan berkualitas, baik untuk
7. Ibu harus banyak istirahat dan banyak tidur, keadaan tegang dan
1. Makanan
memproduksi ASI. Ibu dengan gizi yang baik dapat memberikan ASI
untuk itu nutrisi yang baik untuk ibu menyusui sangat diperlukan.
2. Psikologi
ditemukan oleh kondisi Psikologi ibu saat menyusui. ASI yang keluar
dari puting bukan hanya karena hisapan mulut bayi, melainkan ada
yang menghasilkan susu. Jika ibu dalam kondisi stress saat menyusui,
Ibu yang selalu sedih, kesal binggung dan tidak tenang, tidak
lebih dekat, hindari konflik anatara suami istri dan upayakan selalu
suasana tenang serta relaks. Selain itu, suami dapat menemani istri
(Rahayu, 2010)
anaknya sampai anak itu mencapai usia dua tahun. Tidak mengapa
bagi bayi. Ketika ia lahir dari kandungan ibunya, hanya ASI yang
a. QS Al-Baqoroh : 233
“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun
kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada
233).
b. QS Al-Luqman : 14
c. QS Al-Ahqof : 15
dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang
menunjukkan bahwa air susu ibu tersusun dari saripati yang benar-
benar murni. Juga air susu ibu merupakan makanan yang paling
baik untuk bayi, dan tidak disangsikan lagi oleh para ahli gizi. Di
2012).
Demikianlah pembagian kewajiban kedua orang tua terhadap
bila disusukan oleh ibu karena sesuatu hal, maka tidak mengapa
2008).
Selanjutnya andai kata salah seorang dan ibu atau bapak tidak
ahli warisnya.
Lamanya masa penyusuan dua tahun, namun demikian apabila
masa dua tahun atau meneruskannya lewat dari dua tahun maka hal
radhiyallahu ‘anhu.” Hadis ini juga dinilai shahih oleh Imam Al-
Albani).
dalam ancaman hadis ini. Karena itu, tidak masalah jika anak diberi
“Jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak
2. Allah berfirman,
Ali, Ibnu Abbas, Ibnu Mas’ud, Jabir, Abu Hurairah, Ibnu Umar,
orang lain di masa anak itu masih membutuhkan asi ibunya, yaitu
formula. Namun tentu saja kebolehan ini tidak berlaku mutlak. Ada
beberapa syarat dan ketentuan yang wajib diperhatikan,
diantaranya:
maka wajib bagi istri untuk menyusuinya. Meskipun ada orang lain
anaknya. Karena itu, jika ada anak yang tidak mau minum susu
kecuali ASI ibunya, maka wajib bagi ibu untuk menyusuinya. Jika
si ibu tetap tidak bersedia, maka dia berdosa karena dianggap
wanita lain atau susu lainnya. Dalam rangka menjaga anak ini dari
(karena masih mau minum susu lainnya, pen) maka si istri tidak
menyusui anaknya.
bersabda:
dan Muslim)
2. Masa Nifas
psikologiknya.
2. Melaksanakan skrining yang komprehensip, mendeteksi masalah,
bayinya.
a) Alat genitalia
mammae.
b) Fundus Uteri
cm.
c) Serviks
d) Ligamen
a) Taking in Period
terhadap tubuhnya.
yang dialami
proses defekasi dan miks, kekuatan, dan daya tahan tubuh ibu
3) Ibu mulai merasa sanggup dan terampil merawat bayinya
mengganti popok
c) Letting go Period
keluarga.
1. Kunjungan I
Tujuannya :
atonia uteri
2. Kunjungan II
Tujuannya: :
abnormal.
istirahat
tanda penyakit.
bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi
sehari– hari.
3. Kunjungan III
Tujuannya :
Tujuannya :
bayinya
keuntungan :
post partum. Adapun peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas
antara lain:
nyaman.
3. Kacang Hijau
berwarna cokelat muda atau tua, bagian tengah berbintik putih, dan
dilingkari warna hitam. Bagian yang digunakan adalah kacang atau biji
sebagai bahan pangan, makan ternak, dan pupuk hijau, dalam tatanan
(tauge), kue – kue, dan selain itu juga berkhasiat sebagai obat tradisional.
Korea, menunjukkan bahwa tiap 100 gram tauge kacang hijau mengandung
4,2 g protein, 3,4 g karbohidrat, 1,0 g lemak 47 g kalori, 9,2 g air, dan 15 g
terutama protein nabati. Kandungan gizi kacang hijau cukup tinggi dan
hijau mentah memiliki daya cerna sekitar 77%. Daya cerna yang tidak terlalu tinggi
tersebut disebabkan oleh adanya zat antigizi, seperti antitrypsin dan tanin
(polifenol) pada kacang hijau (Made A, 2009). Dengan adanya polifenol pada
beberapa jenis tanaman dapat mempengaruhi peningkatan produksi ASI. Selain itu
prolaktin (Lany, 2010). Peningkatan kedua hormon ini dipengaruhi oleh protein
yaitu polifenol dan asam amino yang ada pada kacang hijau yang juga
Selain itu kacang hijau mempunyai kandungan B1 yang sangat bermanfaat untuk
ibu menyusui.
B. Pathway
Pospartum
Menyusui
Laktasi
Ibu post partum yang akan menyusui dipengaruhi oleh hormon prolaktin dan
hormon oksitosin. Hormon tersebut yang akan menjadikan terjadinya proses
menyusui, kemudian apabila proses menyusui tidak berjalan dengan lancar atau
pengeluaran ASI tidak lancar karena disebabkan oleh faktor-faktor yang
mempengaruhi ASI sehingga menyebabkan pemberian ASI tidak efektif. Oleh
karena itu peneliti memberikan intervensi dengan menggunakan Sari kacang hijau.
sebagai upaya untuk proses kelancaran ASI.
40
BAB III
METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan
2010).
Studi kasus adalah laporan yang dilaksanakan dengan cara meneliti suatu
permasalahan studi kasus melalui suatu yang terdiri dari unit tunggal
varney dari pengumpulan data sampai evaluasi dan data perkembangan termasuk
SOAP.
1. Lokasi Penelitian
rumah pasien.
2. Waktu Penelitian
obsevasi dari hari ke-1 sampai dengan hari ke-7 pada ibu 2 orang ibu
postpartum.
41
C. SUBYEK STUDI KASUS
Subyek dalam studi kasus ini adalah 2 orang ibu postpartum yang mengalami
ASI tidak lancar yaitu Ny. A umur 32 tahun P2 A 0, beragama Islam, suku Jawa,
pendidikan terakhir SMP, pekerjaan IRT, nama suami Tn. A, umur 40 tahun,
beragama Islam, suku Jawa, pendidikan terakhir SD, pekerjaan Buruh. Dan Ny.
pekerjaan Buruh, nama suami Tn. W umur 38 tahun, beragama Islam, suku Jawa,
D. PENGUMPULAN DATA
yaitu pada pasien Ny. A dan Ny. E. Alat yang digunakan dalam pengambilan data
1. Wawancara
Pada studi kasus ini, peneliti melakukan wawancara langsung pada pasien
di Klinik Pratama Bina Sehat 2019 yaitu Ny.A dan Ny.E setiap kali
2. Observasi
Pada studi kasus ini, peneliti melakukan observasi secara langsung pada Ibu
postpartum hari ke-1 sampai dengan hari ke-7 sejak di Klinik sampai
ASI setelah diberikan intervensi berupa sari kacang hijau selama 1 minggu.
3. Dokumentasi
42
Dalam studi kasus ini, peneliti mendapatkan informasi dan data tambahan
Ibu postpartum dari catatan medis di Klinik Pratama Bina Sehat Bantul.
berukur benar- benar merupakan variabel yang ingin di ukur. Keabsahan ini juga
dapat dicapai dengan proses pengumpulan data yang tepat. Salah satu caranya
adalah dengan proses triangulasi, yaitu tehnik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau
Sebagai pembanding terhadap data itu. Menurut Patton (2010) ada 4 macam
1. Triangulasi data
wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu
subjek yang dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda. Wawancara juga
2. Triangulasi Pengamat
3. Triangulasi Teori
data yang dikumpulkan sudah memasuki syarat. Pada penelitian ini, berbagai
43
teori telah dijelaskan pada bab II untuk dipergunakan dan menguji
4. Triangulasi metode
wawancara dilakukan.
F. ANALISIS DATA
pengumpulan data sampai asuhan selesai. Analisa data dilakukan dengan metode
PICOT (Patient-Intervensi-Comparison-Outcome-Teory).
1. Patient
Merupakan keadaan atau hasil pengkajian pada subyek penelitian yang
menjadikan dasar penelitian dalam memberikan penatalaksanaan kepada
responden
2. Intervensi
Merupakan asuhan atau penatalaksanaan yang diberikan kepada pasien.
Intervensi yang diberikan berdasarkan pada evidence based.
3. Comparison
Merupakan perbedaan penatalaksanaan antara pasien satu dengan pasien
yang lainnya.
4. Outcome
Merupakan hasil ataupun perubahan yang diharapkan terjadi setelah pasien
diberikan asuhan atau penatalaksanaan atas masalah
2. Teory
Merupakan dasar dalam memberikan penatalaksanaan atau masalah yang
dihadapi oleh pasien. Teori diperoleh melalui studi pustaka buku atau jurnal.
44
G. ANALISI JURNAL
45
tanda vital ibu orang) kategori let down
diukur dulu yaitu lancar dan 13,3% (2 orang)
tekanan darah, memiliki let down tidak
nadi, dan lancar.
pernafasan, kalau
tanda – tanda vital
ibu normal baru
dilakukan pijat
oksitoksin
Seluruh ibu nifas Memberikan suatu - Hasil penelitian ini Penelitian dilakukan Pengaruh pemberian
yang mengalami tindakan pada menunjukkan bahwa pada bulan Juni-Juli Serbuk Daun Pepaya
ketidak lancaran kelompok subjek sebagian besar atau 57,14 2017. Terhadap kelancaran ASI
ASI. yang mendapat % pada kelompok control Pada Ibu Nifas Di BPM.
perlakuan, pengeluaran ASI 3 hari Ny. Hanik Dasiyem
kemudian setelah persalinan, dan Amd.Keb Di Kedungpring
dibandingkan sebagian besar atau 71,4 kabupaten Lamongan
dengan kelompok % pada kelompok (Lilin Turlina, Rindy
subjek yang tidak perlakuan pengeluaran Wijayanti)
mendapatkan ASI pada hari ke 2. Dari
perlakuan. uji statistik diperoleh hasil Jurnal Darul Azhar
terdapat pengaruh yang Volume 7 Nomor 1
signifikan dalam Februari Tahun 2019
pemberian minuman daun
pepaya terhadap
kelancaran ASI pada ibu
nifas dengan nilai p =
0,004 (p<0,05).
46
Hasil analisis 3 jurnal PICOT diatas peneliti memilih intervensi dengan pengaruh pemberian sari kacang Hijau untuk membantu
proses kelancaran ASI. Karena Kacang hijau mengandung 20 – 25% protein. Daya cerna yang tidak terlalu tinggi tersebut disebabkan
oleh adanya zat antigizi, seperti antitrypsin dan tanin (polifenol) pada kacang hijau . Dengan adanya polifenol pada beberapa jenis
tanaman dapat mempengaruhi peningkatan produksi ASI diharapkan dapat membantu proses kelancaran ASI sampai hari ke 7 agar ibu
bias menyusui dengan nyaman, sehingga penggunaan Sari kacang hijau dapat diterapkan oleh seluruh masyarakat khususnya Ibu
menyusui. Mengingat kacang hijau mudah di dapatkan dan harganyapun sangat ekonomis sehingga dapat di konsumsi oleh setiap
kalangan. Selain itu peningkatan produksi ASI dipengaruhi oleh hormon oksitosin dan hormon prolaktin. Peningkatankedua hormon ini
dipengaruhi oleh protein yaitu polifenol dan asam amino yang ada pada kacang hijau yang juga mempengaruhi hormon prolaktin untuk
memproduksi ASI dengan cara merangsang alveoli yang bekerja aktif dalam pembentukan ASI. Peningakatan hormon oksitoksin akan
membuat ASI mengalir deras dibanding dengan biasanya. Selain itu kacang hijau mempunyai kandungan B1 yang sangat bermanfaat
untuk ibu menyusui. Oleh karena itu peneliti memilih jurnal pertama yang berjudul “Pengaruh pemberian sari kacang hijau pada ibu
nifas dengan kelancaran Produksi ASI di BPM Yuni Widaryanti Amd.Keb Sumbermulyo Jogorot Jombang” sebagai bahan reverensi
peneliti.
47
DAFTAR PUSTAKA
Dewi,V.N.L & Tri, S.2011. Asuha Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta
salemba Medika.
Wulandari, D.T & Siti , R.J. 2015. Pengaruh Pemberian sari kacang
Hijau pada ibu nifas dengan kelancara produksi ASI di BPM Yuni
widaryanti. Jurnal Edu Health .
Bahiyatun, 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC
48