Anda di halaman 1dari 3

Nama : alwaliyu

Npm :21230062p

Kelas : Bengkulu

Kolaborasi  adalah hubungan saling berbagi tanggung jawab (kerjasama) dengan rekan sejawat
atau tenaga kesehatan lainnya dalam memberi asuhan pada pasien dalam praktiknya,kolaborasi
dilakukan dengan mendiskusikan diagnosis pasien serta bekerjasama dalam penatalaksanaaan
dan pemberian asuhan.masing –masing tenaga kesehatan dapat saling berkonsultasi dengan tatap
muka langsung atau melalui alat komunikasi lainnya dan tidak perlu hadir ketika tindakan
dilakukan.petugas kesehatan yang ditugaskan menangani pasien bertanggung jawab terhadap
keseluruhan penatalaksanaan asuhan.

     Pelayanan kebidanan kolaborasi adalah pelayanan yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota
tim yang kegiatannya dilakukan secara bersamaan atau sebagai salah satu urutan dari sebuah
proses kegiatan pelayanan kesehatan.tujuan pelayanan ini adalah berbagi otoritas dalam
pemberian pelayanan berkualitas sesuai ruang linkup masing-masing.

A. Elemen kolaborasi mencakup:

1. Harus melibatkan tenaga ahli dengan keahlian yang berbeda,yang dapat bekerjasama
secara timbale balik dengan baik
2. Anggota kelompok harus bersikap tegas dan mau bekerjasama
3. Kelompok harus memberi pelayanan yang keunikannya dihasilkan dari kombinasi
pandangan dan keahlian yang diberikan oleh setiap anggota tim tersebut.

B. Pelayanan kolaborasi/kerjasama terdiri dari:

1. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi


kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga .
2. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil resiko tinggi dan pertolongan pertama
pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi .
3. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dan pertolongan pertama
pada kegawatan yangmemerlukan tindakan kolaborasi.
4. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dan pertolongan pertama pada
kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
5. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dan pertolongan pertama pada
kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
6. Memberikan asuhan kebidanan pada balita resiko tinggi dan pertolongan pertama pada
kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.

C. Contoh kasus :
 Kolaborasi bidan dengan ahli gizi

Ny. D datang kebidan A untuk konsultasi tentang keadaanya yang masih dalam masa nifas.
Ternyata setelah diperiksa,status gizi Ny.D buruk dan Ny.D mengalami anemia berat.untuk
menangani hal itu, bidan A berkolaborasi dengan ahli gizi dalam upaya perbaikan status gizi
Ny.D yang mengalami gizi buruk dan anemia berat.

 Kolaborasi bidan dengan psikolog

Anak Ny.C meninggal satu minggu yang lalu, akibat hal itu Ny.W mengalami depresi. Untuk
menangani depresi Ny.C yang kehilangan anaknya ,bidan A berkolaborasi dengan psikologi.

 Kolaborasi dengan dokter

Ibu santi melahirkan secara normal di RSUD lubuk linggau yang ditangani oleh Bidan peni . 
Namun, setelah melahirkan Ibu santi mengalami pendarahan yang sangat hebat , sehingga
membuat Bidan peni panik dan langsung menghubungi dokter Obgyn untuk meminta solusi
penanganan masalah yang di alaminya.

 Asuhan Kolaborasi yang diberikan:

Bidan menghubungi dokter obgyn untuk meminta solusi penanganan masalah yang harus
dilakukan . Dan pada saat itu dokter obgyn menyuruh bidan peni agar memberikan transfusi
darah pada ibu santi sehingga bidan peni langsung menghubungi perawat untuk memasangkan
transfusi darah pada Ibu santi Sehingga terjalin kolaborasi antara ke tiga tenaga kesehatan
tersebut .

 Pembahasan

Berdasarkan kasus diatas, dapat disimpulkan bahwa kasus tersebut adalah kasus kolaborasi,
karena pada kasus tersebut terjadi kerjasama antara bidan, perawat, dan dokter obgyn. Dan kasus
ini sesuai dengan PERMENKES RI NO.  24 Tahun Pasal 26  poin (b) tentang asuhan antenatal
terintegrasi dengan intervensi khusus penyakit tertentu.

D. Perkembangan bidan kolaborasi

Pada awalnya, praktik kolaborasi menggunakan model hierarki yang menekankan komunikasi
satu arah , kontak terbatas antara pasien dan dokter, dan menempatkan dokter sebagai tokoh yang
dominan. Pola tersebut berkembang menjadi model praktik kolaborasi yang menekankan
komunikasi dua arah, tetapi tetap menempatkan dokter pada posisi utama dan membatasi
hubungan antara dokter dan pasien. Pola yang ketiga lebih berpusat pada pasien.sesama pemberi
pelayanan harus dapat bekerja sama, begitu juga dengan pasien.model ini berbentuk melingkar.
Menekankan kontinuitas dan kondisi timbale balik satu sama lain. Tidak ada satu pemberi
playanan yang mendominasi secara terus menerus.

E. Kolaborasi dalam praktik kebidanan


Dalam praktik playanan kebidanan, layanan kolaborasi adalah asuhan kebidanan yang di berikan
kepada klien dengan tanggung jawab bersama semua pemberi playanan yang terlibat. misalnya:
bidan,dokter,atau tenaga kesehatan profesional lainya.Bidan merupakan anggota tim.Bidan
menyakini bahwa dalam memberi asuhan harus tetap menjaga,mendukung, dan menghargai
proses fisiologis manusia.rujukan yang efektif di lakukan untuk menjamin kesejahteraan ibu dan
bayinya .bidan adalah praktisi yang mandiri. Bidan juga bekerjasama dalam mengembangkan
kemitraan dengan anggota kesehatan lainya. Dalam melaksanakan tugasnya, bidan melakukan
kolaborasi,konsultasi, dan perujukan sesuai dengan kondisi pasien, kewenangan dan
kemampuanya.

Referensi :

Uswatun. (2015). Peran dan Fungsi Bidan Mandiri Rujukan dan Kolaborasi dalam
“http://uswatun25.mahasiswa.unimus.ac.id/2015/12/16/peran-dan-fungsi-bidan-mandiri-rujukan-
dan-kolaburasi/”

Wikepedia. (2017). Kebidanan dalam “https://id.wikipedia.org/ wiki/Kebidanan”

Sriwahyuni, Samti. (2014). Pengorganisasian Praktek Asuhan Kebidanan dalam  “http: //


bidanpink. blogspot. co. id / 2014 / 12 / makalah-pengorganisasian-praktek-asuhan.html”

Lestari, Widya. (2016). Konsep Kebidanan Bersalin dan Nifas.


“https://www.slideshare.net/widyalestari17/kokebmandirikolaborasirujukan-67717755”

Surya. (2014). Pelayanan Mandiri dan Pelayanan Kolaborasi dalam


“http://suryadun.blogspot.co.id/2014/11/pelayanan-mandiri-dan-pelayanan.html?m=1”

Diva, Hari (2017) Permenkes Nomor 28 Tahun 2017 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik
Bidan dalam “https://mediskripta.com /2017/08/10/ permenkes-nomor-28-tahun-2017-tentang-
izin-dan-penyelenggaraan-praktik-bidan/”

Anda mungkin juga menyukai