Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KEPERAWATAN HIV-AIDS

“ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN ARV”


Peran Perawat dalam meningkatkan Adherence
Dosen Pengajar : Nuche Marlianto,SKM.MPH

Kelompok 7
• Noperdi
• Anton Supriadi
• Sabrina Putri Dwi Hanjaya
• Ayu Novianti Rusman
• Febriyanti
• Krisna Sugiyatno
• Siska Irawati
• Alwaliyu
• Kharisma Delta Sari
• Cokro
Latar Belakang

Penyebaran infeksi HIV/AIDS di Indonesia berlangsung


meningkat setiap tahunnya.
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan
oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV). Kumpulan gejala penyakit inilah yang dapat merusak
sistem kekebalan tubuh manusia sehingga penderita sangat mudah terkena penyakit infeksi oportunistik
(IO) yang mengakibatkan fatal pasien (Kemenkes RI, 2014).

Penggunaan obat antiretroviral (ARV) pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) positif upaya untuk
memperpanjang hidup pasien namun memerlukan tingkat kepatuhan tinggi untuk mendapatkan
keberhasilan terapi dan mencegah resistensi.
RUMUSAN MASALAH
 
Bagaimana askep penatalaksanaan pasien ARV?
 
Bagaimana konsep keperawatan pada pasien dengan terapi ARV?
 
Bagaimana peran perawat dalam meningkatkan adherence?
 
 
TUJUAN PENULISAN
 
Dapat mengetahui askep penatalaksanaan pasien ARV.
 
Dapat mengetahui konsep keperawatan pada pasien dengan terapi
ARV.
Dapat mengetahui peran perawat dalam meningkatkan adherence.
ASKEP PENATALAKSANAAN PASIEN ARV
ARV tidak menyembuhkan pasien HIV, namun bisa memperbaiki kualitas hidup
dan memperpanjang usia harapan hidup penderita HIV/AIDS. Obat ARV terdiri atas
golongan seperti nukleoside reverse transcripetase inhibitor, non-nucleotide reverse
transciptase inhibitor dan protease.

1. Tujuan pemberian ARV 2. Jenis obat-obatan ARV


  • Nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NRTI) Setidaknya ada 9 nama
ARV diberikan pada pasien HIV/AIDS dengan generik yang beredar di masyarakat.
tujuan untuk :
  • Nucleotide reverse transcriptase inhibitor (NtRTI), yang termasuk golongan
a. Menghentikan replikasi HIV. ini adalah tenofovir (TDF).
b. Memulihkan sistem imun dan mengurangi • non- nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NNRTI). Golongan ini juga
terjadi infeksi oportunistik. bekerja dengan menghambat proses perubahan RNA menajdi DNA dengan
c. Memperbaiki kualitas hidup. cara mengikat reverse transcriptase sehingga tidak berfungsi. Protease
d. Menurunkan morbiditas dan mortalitas inhibitor (PI, menghalangi kerja enzim protesa yang berfungsi memotong
karena infeksi HIV. DNA yang dibentuk oleh virus dengan ukuran yang benar untuk memproduksi
virus baru, contoh obat golongan ini adalah
• indinavir (APV), dan nelvinavir (NFV), squinavir (SQV), ritonavir (RTV),
amprenavir (APV) dan loponavir/ritonavir (LPV/r).
• Fusion inhibitor. Yang termasuk golongan ini adalah enfuvirtide (T- 20).
4. Efek samping ARV
Pasien yang sedang mendapatkan HAART umumnya menderita efek samping. Sebagai akibatnya, pengobatan
infeksi HIV dan risiko toksisitas yang kompleks antara menyeimbangkan keuntungan supresi HIV dan risiko
toksisitas obat. Sekitar 25% penderita tidak meminum dosis yang dianjurkan karena takut akan efek samping yang
ditimbulkan oleh ARV (Arminio Monforte, Chesney, Eron, 2000, dan Ammassari, 2001 dalam kapser et al, 2006).

• KONSEP KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TERAPI ARV


a. Pengkajian
Adalah melakukan wawancara dengan pasien atau keluarga pasien mengenai keluhan yang di alami pasien. Pada
pengkajian kita akan menemukan data dasar pasien, data subjektif dan objektif.
b. Diagnosis keperawatan
Dari pengkajian kita akan menemukan masalah yang akan di tegakkan menjadi diagnose keperawatan
c. Intrevensi keperawatan
Dalam melakukan intrevensi keerawatan, kita akan melakukan rencana-rencana keperawatan yang dapat membantu
mengurangi keluhan yang di alami pasien
PERAN PERAWAT DALAM MENINGKATKAN
ADHERENCE
Peran merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap
seseorang.
Adherence atau patuh adalah kepatuhan pasien sebagai sejauh mana
perilaku pasien sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh profesiaonal
kesehatan (Niven, N, 2002).
Kepatuhan atau adherence pada terapi adalah sesuatu keadaan dimana
pasien mematuhi pengobatannya atas dasar kesadaran sendiri, bukan
hanya karena mematuhi perintah dokter. Hal ini penting karena diharapkan
akan lebih meningkatkan tingkat kepatuhan minum obat. Adherence atau
kepatuhan harus selalu dipantau
dan dievaluasi secara teratur pada setiap kunjungan. Kegagalan terapi ARV
sering diakibatkan oleh ketidak-patuhan pasien mengkonsumsi ARV.
1. Faktor-faktor yangmempengaruhi atau faktor prediksi kepatuhan:
Fasilitas layanan kesehatan. Sistem layanan yang berbelit, sistem pembiayaan kesehatan yang mahal, tidak jelas dan
birokratik adalah penghambat yang berperan sangat signifikan terhadap kepatuhan

Adapun hal-hal yang mempengaruhi kepatuhan pasien antara lain :


a. Karakteristik Pasien
b. Paduan terapi ARV
c. Karakteristik penyakit penyerta
d. Hubungan pasien-tenaga kesehatan

1. Memberikan
Tiga langkah informasi
yang harus
dilakukan untuk
meningkatkan
kepatuhan 2. Konseling perorangan
antaralain: 3. Mencari penyelesaian
masalah praktis dan membuat
rencana terapi.
Kesiapan Pasien Sebelum Memulai
Terapi ARV

Mempersiapan pasien untuk memulai terapi ARV


dapat dilakukan dengan cara:

• Menjelaskan kepada pasien tentang kepatuhan minum obat, memenuhi janji temu untuk
konsuling, membantu pasien mengerti efek samping dalam therapy ARV, tidak menakuti
pasien, lakukan pendekatan secara emosional.

Selain adanya kesadaran pasien untuk mematuhi peraturan


ART, diperlukan juga adanya monitoring yang dilakukan
oleh pihak yang berwenag (perawat, konselor dan dokter)
atau pihak yang berhubungan dnegan ODHA lainnya.
PENUTUP
Kesimpulan
Antiretroviral (ARV) adalah obat yang diberikan untuk pasien HIV/AIDS dengan tujuan menghentikan
aktivitas virus, memulihkan sitem imun dan mengurangi terjadinya infeksi oportunistik, memperbaiki
kualitas hidup, dan menurunkan kecacatan. ARV tidak menyembuhkan pasien HIV, namun bisa
memperbaiki kualitas hidup dan memperpanjang usia harapan hidup penderita HIV/AIDS. Peran perawat
dalam meningkatkan kepatuhan minum obat pasien sangat penting yaitu dengan cara memberikan
informasi seputar pengobatan ARV, konseling perorangan untuk mengeksplorasi kesiapan pengobatan
pasien dan membuat rencana terapi pasien.
Saran
Perawat dalam melakukan asuhan keperawatan dan tindakan keperawatan kepada pasien
dengan HIV harus berhati-hati dan sesuai dengan SOP agar keamanan pasien dan keamanan
perawat terjaga. Selain masalah fisiologis pada pasien, perawat juga harus mampu
melakukan asuhan keperawatan terhadap masalah psikologis dan social dari pasien. Oleh
sebab itu, perlu di bangun hubungan saling percaya antara klien dan petugas kesehatan.
Kunjungan ulang menjadi kunci kesinambungan perawatan dan pengobatan pasien.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai