Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH AGAMA

TENTANG INSEMINASI DAN BAYI TABUNG SERTA


BEDAH PLASTIK

DISUSUN OLEH KELOMPOK 7 :


1. ERICA HANIN DITIA
2. PERI PIRNANDO
3. RAHMI PUTRI
4. ERIK KURNIAWAN
5. DIAH PUTRI KHOIRIYAH
6. NENG NITA I
7. SUSILAWATI
8. WITYA MAYKA WINDARI

DOSEN PENGAJAR :
Dr. LYDIA MARGARETHA, S.Pd.I, M.Pd.I

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (S1)


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS DEHASEN
BENGKULU
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Curup, Mei 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..............................................................................................................................ii
Daftar Isi.......................................................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang........................................................................................................................1
1.2 Rumusan .................................................................................................................................2
1.3 Tujuan .....................................................................................................................................3
Bab II Pembahasan
2.1 Definisi inseminasi dan bayi tabung.......................................................................................4
2.2 Pandangan agama tentang inseminasi dan bayi tabung
.......................................................................................................................................................
5
2.3 Definisi operasi plastic............................................................................................................10
2.4 Pandangan agama tentang operasi plastic...............................................................................11
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................................17
3.2 Saran .......................................................................................................................................17
Daftar Pustaka...............................................................................................................................18

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Sebagaimana diketahui, bahwa anak bagi orang tua ketika ia masih
hidup dapat dijadikan sebagai penenang, dan sewaktu ia pulang ke
rahmatullah anak sebagai pelanjut dan lambang keabadian. Oleh karena
itu, bagi yang tidak memiliki anak akan berupaya untuk mendapatkan
anak.
Ajaran syariat Islam mengajarkan kita untuk tidak boleh berputus
asa dan menganjurkan untuk senantiasa berikhtiar (usaha) dalam
menggapai karunia Allah SWT. Demikian halnya diantara panca maslahat
yang diayomi oleh maqashid asy-syari’ah (tujuan filosofis syariah Islam)
adalah hifdz an-nasl (memelihara fungsi dan kesucian reproduksi) bagi
kelangsungan dan kesinambungan generasi umat manusia. Allah telah
menjanjikan setiap kesulitan ada solusi (QS.Al-Insyirah:5-6) termasuk
kesulitan reproduksi manusia dengan adanya kemajuan teknologi
kedokteran dan ilmu biologi modern yang Allah karuniakan kepada umat
manusia agar mereka bersyukur dengan menggunakannya sesuai kaedah
ajaran-Nya.
Dengan semakin berkembang dan majunya ilmu pengetahuan dan
teknologi informasi, teknologi modern menemukan bahwa untuk
mendapatkan anak tidak perlu melalui adopsi anak yang sebenarnya tidak
memiliki hubungan nasab dengan orang yang mengadopsinya, tetapi
dengan mengikuti program inseminasi maupun bayi tabung, seseorang
dapat memiliki anak, bahkan dilahirkan dari kandungan perempuan itu
sendiri. Permasalahan inilah yang kemudian dikaji dalam makalah ini.
Teknologi bayi tabung dan inseminasi buatan merupakan hasil
terapan sains modern yang pada prinsipnya bersifat netral sebagai bentuk
kemajuan ilmu kedokteran dan biologi. Sehingga meskipun memiliki daya
guna tinggi, namun juga sangat rentan terhadap penyalahgunaan dan
kesalahan etika bila dilakukan oleh orang yang tidak beragama, beriman
1
dan beretika sehingga sangat potensial berdampak negatif dan fatal. Oleh
karena itu kaedah dan ketentuan syariah merupakan pemandu etika dalam
penggunaan teknologi ini sebab penggunaan dan penerapan teknologi
belum tentu sesuai menurut agama, etika dan hukum yang berlaku di
masyarakat.
Seorang pakar kesehatan New Age dan pemimpin redaksi jurnal
Integratif Medicine, DR. Andrew Weil sangat meresahkan dan
mengkhawatirkan penggunaan inovasi teknologi kedokteran tidak pada
tempatnya yang biasanya terlambat untuk memahami konsekuensi etis dan
sosial yang ditimbulkannya. Oleh karena itu, Dr. Arthur Leonard Caplan,
Direktur Center for Bioethics dan Guru Besar Bioethics di University of
Pennsylvania menganjurkan pentingnya komitmen etika biologi dalam
praktek teknologi kedokteran apa yang disebut sebagai bioetika. Menurut
John Naisbitt dalam High Tech - High Touch (1999) bioetika bermula
sebagai bidang spesialisasi pada 1960 –an sebagai tanggapan atas
tantangan yang belum pernah ada, yang diciptakan oleh kemajuan di
bidang teknologi pendukung kehidupan dan teknologi reproduksi.
Menjadi sosok yang tampan dan cantik sudah tentu menjadi
keinginan setiap orang, baik laki-laki atau perempuan. Terutama bagi
kaum perempuan. Betapa bahagianya seorang wanita bila ia mempunyai
hidung yang mancung, bulu mata yang lentik, kulit yang halus dan tubuh
yang mempesona. Apa lagi apa bila mendengar ada hadis yang
menerangkan bahwa “sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai hal-hal
yang indah”. Mungkin hadis inilah yang menjadi alasan atau dalil oleh
orang-orang yang melakukan berbagai macam cara agar tubuhnya terlihat
mempesona. Dalam hal ini mungkin seperti operasi plastik dan
sebagainya.

2. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud inseminasi dan bayi tabung ?


2. Bagaimana hukum melakukan inseminasi dan bayi tabung?
2
3. Apa yang dimaksud dengan operasi plastic ?
4. Bagaimana hukum melakukan operasi plastic ?
3. TUJUAN

1. Agar mengetahui apa yang dimakud inseminasi dan bayi tabung


2. Agar mengetahui bagaimana hukum melakukannya
3. Agar mengetahui apa yang dimaksud dengan operasi plastik.
4. Agar mengetahui bagaimana hukum melakukannya

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi inseminasi dan bayi tabung
1.      Definisi Inseminasi

Inseminasi merupakan terjemahan dari  artificial insemination .


Artificial artinya buatan atau tiruan, sedangkan insemination berasal dari
kata latin. Inseminatus artinya pemasukan atau penyampaian. artificial
insemination adalah penghamilan atau pembuahan buatan.
Jadi, inseminasi buatan adalah penghamilan buatan yang dilakukan
terhadap wanita dengan cara memasukan sperma laki-laki ke dalam rahim
wanita tersebut dengan pertolongan dokter, istilah lain yang semakna
adalah kawin suntik, penghamilan buatan dan permainan buatan (PB).
Yang dimaksud dengan bayi tabung (Test tubebaby) adalah bayi yang di
dapatkan melalui proses pembuahan yang dilakukan di luar rahim
sehingga terjadi embrio dengan bantuan ilmu kedokteran. Dikatakan
sebagai kehamilan bayi tabung karena benih laki-laki yang disebut dari
zakar laki-laki disimpan dalam suatu tabung.
Untuk menjalani proses pembuahan yang dilakukan di luar rahim,
perlu disediakan ovom (sel telur) dan sperma. Jika saat ovulasi (bebasnya
sel telur dari kandung telur) terdapat sel-sel yang masak maka sel telur itu
di hisab dengan sejenis jarum suntik melalui sayatan pada perut, kemudian
di taruh dalam suatu tabung kimia, lalu di simpan di laboratorium yang di
beri suhu seperti panas badan seorang wanita. Kedua sel kelamin tersebut
bercampur (zygote) dalam tabung sehingga terjadinya
fertilasi. Zygote berkembang menjadi morulla lalu dinidasikan ke dalam
rahim seorang wanita. Akhirnya wanita itu akan hamil. Inseminasi
permainan (pembuahan) buatan telah dilakukan oleh para sahabat nabi
terhadap pohon korma.
4
Inseminasi buatan pada manusia sebagai suatu teknologi
reproduksi berupa teknik menempatkan sperma di dalam vagina wanita,
pertama kali berhasil dipraktekkan pada tahun 1970. Awal berkembangnya
inseminasi buatan bermula dari ditemukannya teknik pengawetan sperma.
Sperma bisa bertahan hidup lama bila dibungkus dalam gliserol yang
dibenamkan dalam cairan nitrogen pada temperatur – 321 derajat
Fahrenheit. Bank sperma atau di sebut juga bank ayah mulai tumbuh pada
awal tahun 1970.

2.      Definisi Bayi Tabung


Bayi tabung merupakan terjemahan dari artificial insemination. 
Atificial artinya buatan atau tiruan,
sedangkan insemination berasal dari kata latin “inseminatus”
artinya pemasukan atau penyimpanan. Bayi tabung dikenal juga dengan
istilah pembuahan in vitro atau dalam bahasa inggris dikenal sebagai in
vitro fertilitation ini adalah sebuah teknik pembuahan sel telur (ovum) di
luar tubuh wanita tanpa melalui senggama (sexual intercourse).
Bayi tabung merupakan salah satu metode untuk mengatasi
masalah kesuburan dalam sebuah rumah tangga ketika metode lainnya
tidak berhasil.
Jadi bayi tabung adalah metode untuk membantu pasangan subur
yang mengalami kesulitan di bidang pembuahan  sel telur wanita oleh sel
sperma pria.  Secara teknis, dokter mengambil sel telur dari indung telur
wanita dengan alat yang disebut  laparoscop ( temuan dr. Patrick C.
Steptoe dari Inggris ).  
Sel telur  itu kemudian diletakkan dalam suatu mangkuk kecil dari
kaca dan dipertemukan dengan sperma dari suami. Setelah terjadi
pembuahan di dalam mangkuk kaca itu tersebut, kemudian hasil
pembuahan itu dimasukkan lagi ke dalam rahim sang ibu untuk kemudian
mengalami masa kehamilan dan melahirkan anak seperti biasa.

5
2.2 Pandangan agama tentang inseminasi dan bayi tabung
Masalah inseminasi buatan ini menurut pandangan Islam termasuk
masalah kontemporer ijtihadiah, karena tidak terdapat hukumnya secara
spesifik di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah bahkan dalam kajian fiqih
klasik sekalipun. Oleh karena itu, kalau masalah ini hendak dikaji menurut
Hukum Islam, maka harus dikaji dengan memakai metode ijtihad yang
lazimnya dipakai oleh para ahli ijtihad (mujtahidin), agar dapat ditemukan
hukumnya yang sesuai dengan prinsip dan jiwa Al-Qur’an dan As-Sunnah
yang merupakan sumber pokok hukum Islam. Namun, kajian masalah
inseminasi buatan ini seyogyanya menggunakan
pendekatan multidisipliner
 oleh para ulama dan cendikiawan muslim dari berbagai disiplin
ilmu yang relevan, agar dapat diperoleh kesimpulan hukum yang benar-
benar proporsional dan mendasar. Misalnya ahli kedokteran, peternakan,
biologi, hukum, agama dan etika.
Masalah inseminasi buatan ini sejak tahun 1980-an telah banyak
dibicarakan di kalangan Islam, baik di tingkat nasional maupun
internasional. Misalnya Majlis Tarjih Muhammadiyah dalam
Muktamarnya tahun 1980, mengharamkan bayi tabung dengan sperma
donor sebagaimana diangkat oleh Panji Masyarakat edisi nomor 514
tanggal 1 September 1986. Lembaga Fiqih Islam Organisasi Konferensi
Islam (OKI) dalam sidangnya di Amman tahun 1986 mengharamkan bayi
tabung dengan sperma donor atau ovum, dan membolehkan pembuahan
buatan dengan sel sperma suami dan ovum dari isteri sendiri. Vatikan
secara resmi tahun 1987 telah mengecam keras pembuahan buatan bayi
tabung, ibu titipan dan seleksi jenis kelamin anak, karena dipandang tak
bermoral dan bertentangan dengan harkat manusia. Mantan Ketua IDI, dr.
Kartono Muhammad juga pernah melemparkan masalah inseminasi buatan
dan bayi tabung. Ia menghimbau masyarakat Indonesia dapat memahami
dan menerima bayi tabung dengan syarat sel sperma dan ovumnya berasal
dari suami-isteri sendiri.
6
Dengan demikian, mengenai hukum inseminasi buatan dan bayi
tabung pada manusia harus diklasifikasikan persoalannya secara jelas. Bila
dilakukan dengan sperma atau ovum suami isteri sendiri, baik dengan cara
mengambil sperma suami kemudian disuntikkan ke dalam vagina, tuba
palupi atau uterus isteri, maupun dengan cara pembuahannya di luar
rahim, kemudian buahnya (vertilized ovum) ditanam di dalam rahim istri;
maka hal ini dibolehkan, asal keadaan suami isteri tersebut benar-benar
memerlukan inseminasi buatan untuk membantu pasangan suami isteri
tersebut memperoleh keturunan. Hal ini sesuai dengan kaidah ‘al hajatu
tanzilu manzilah al dharurat’ (hajat atau kebutuhan yang sangat mendesak
diperlakukan seperti keadaan darurat).
Alasan lain dibolehkannya Inseminasi buatan dengan sperma suami
sendiri, karena berhubung ada kelainan perangkat dalam diri si isteri
maupun suami atau karena si suami telah kehabisan spermanya yang telah
disumbangkan kepada Bank sperma ketika ia masih subur. Terlepas dari
itu semua, asal inseminasi itu dilakukan dengan sperma suami yang sah,
hal itu dibolehkan, sehingga anak yang lahir adalah anak yang sah dan
jelas ibu bapaknya. Jadi pada perisipnya dibolehkan inseminasi itu bila
keadaannya benar benar memaksa pasangan itu untuk melakukannya dan
bila tidak akan mengancam keutuhan rumah tangganya (terjadi
percerayan).
Inseminasi buatan dengan menggunakan sperma donor, para ulama
mengharamkannya, seperti pendapat Yusuf el-Qhardlawi katanya……
“Islam juga mengharamkan apa yang disebut pencangkokan sperma (bayi
tabung), apabila ternyata pencangkokan itu bukan dari sperma suami.
Selain itu juga berpengaruh negatif dan buruk terhadap kejiwaan orang-
orang bersangkutan, diantaranya:
1.      Bagi suami yang sah, kehadiran anak itu akan mengganggu pikiranya.
Si suami akan merasa lemah dan kerdil, jika anak tersebut dapat tumbuh
dan berparas cantik, sebab dia tidak dapat membohongi dirinya sendiri,
bahwa anaknya itu bukan anaknya yang sebenarnnya.
7
1. Bagi isteri yang telah menimang seorang bayi mungil, pada umumnya
akan semakin mencintai suaminya, karena tidak telah memberinya anak
yang sangat dicintainya.
2. Tetapi anak tersebut adalah hasil Inseminasi buatan yang bukan
berasal dari suaminya. Jika nanti anak tumbuh subur, gagah dan berilian,
tentu si isteri ingin mengetahui laki-laki hebat yang telah memberinya
anak, untuk menyatakan terima kasih dengan caranya sendiri atau untuk
hal-hal lain yang mungkin akan menggiringnya ke arah perzinahan.
3. Bagi si anak, secara naluriyah lambat laun akan merasakan ada
ketidak beresan pada dirinya, jika ia telah mengetahuinya, maka ia akan
mengalami kegoncangan jiwa yang lebih hebat dari yang dialami anak
pungut.
Sebaliknya, kalau inseminasi buatan itu dilakukan dengan bantuan
donor sperma dan ovum, maka diharamkan dan hukumnya sama dengan
zina. Sebagai akibat hukumnya, anak hasil inseminasi itu tidak sah dan
nasabnya hanya berhubungan dengan ibu yang melahirkannya.  
Dalil-dalil syar’i yang dapat menjadi landasan hukum untuk
mengharamkan inseminasi butan dengan donor, ialah sebagai berikut :

Al-Qur’an surat Al-isra ayat 70 :


”Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak adam, kami angkat
mereka didaratan dan dilautan, kami beri mereka rezeki dari yang baik-
baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas
kebanyakan makhluk  yang telah kami ciptakan”
dan surat At-tin ayat 4:
”seseungguhnya kami telah menciptakan mnusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya”
Kedua ayat tersebut menunjukan bahwa manusia diciptakan oleh
Tuhan sebagai makhluk yang mempunyai keistimewaan sehingga melebihi
makhluk-makhluk Tuhan lainnya. Dan Tuhan sendiri berkenan
memuliakan manusia, maka sudah seharusnya manusia bisa menghormati
8
martabat sendiri dan juga menghormati martabat sesama manusia.
Sebaliknya inseminasi buatan dengan donor itu pada hakikatnya
merendahkan harkat manusia sejajar dengan hewan yang diinseminasi.
Hadits Nabi SAW:
” Tidak halal bagi seseorang yang beriman pada Allah dan hari akhir
menyiramkan airnya (sperma) pada tanaman orang lain (vagina istri
orang lain). hadits riwayat Abu daud, Al-Tirmidzi.
Berdasarkan hadits tersebut para ulama sepakat mengharamkan
seseorang melakukan hubungan seksual dengan wanita hamil dari istri
orang lain.
Dalil lain untuk kehalalan inseminasi buatan pada manusia harus
berasal dari sperma dan ovum dari pasangan yang sah menurut syariah
adalah kaidah hukum fiqih yang mengatakan ” dar’ul mafsadah
muqaddam ‘ala jalbil mashlahah (menghindari mafsadah tau mudharat)
harus didahulukan daripada mencari atau menarik mashlahah/kebaikan.
Sebagaimana kita ketahui bahwa inseminasi buatan pada manusia
dengan donor sperma dan ovum lebih banyak mendatangkan mudharat
daripada mashlahat. Mashlahat yang dibawa inseminasi buatan ialah
membantu suami istri yang mandul, baik keduanya atau salah satunya
untuk mendapatkan keturunan atau yang mengalami gangguan pembuahan
normal. Namun mudharat dan mafsadahnya jauh lebih besar, antara lain
berupa :
1.      Pencampuran nasab, padahal islam sangat menjaga kesucian /
kehormatan kelamin dan kemurnian nasab.
2.      Bertentangan dengan sunatullah atau hukum alam.
3.      Inseminasi pada hakikatnya sama dengan prostitusi, karena terjadi
pencampuran sperma pria dengan ovum wanita tanpa perkawinan
yang sah.
4.      Bayi tabung lahir tanpa melalui proses kasih sayang yang alami,
terutama bayi tabung lewat ibu titipan yang menyerahkan bayinya
kepada pasangan suami istri yang punya benihnya sesuai kontrak,
9
tidak terjalin hubungan keibuan secara alami.(Q.S Luqman :14 dan al-
ahqaf : 14).

2.3 Definisi operasi plastic


Operasi plastik atau dalam bahasa Arab disebut jirahah at-tajmil
adalah operasi bedah untuk memperbaiki penampilan satu anggota tubuh
yang nampak, atau untuk memperbaiki fungsinya, ketika anggota tubuh itu
berkurang, hilang, lepas, atau rusak. Sebagian ulama berpendapat bahwa
yang dimaksud dengan operasi plastik itu ada dua macam:
1. Untuk mengobati aib yang ada di badan, atau dikarenakan kejadian
yang menimpanya seperti kecelakaan, kebakaran atau yang lainya.
Maka operasi ini dimaksudkan untuk pengobatan.
2. Untuk mempercantik diri, yaitu dengan mencari bagian badan yang
dianggap mengganggu atau tidak nyaman untuk dilihat orang,
kemudian dilakukan operasi agar terlihat cantik sesuai yang ia
inginkan. Istilah yang kedua ini adalah untuk kecantikan dan
keindahan.
Pada zaman yang serba janggih ini, hampir segala sesuatu yang kita
inginkan dapat dipenuhi, termasuk wajah yang cantik, rupa yang menawan
dan tubuh yang indah, walaupun pada asalnya kita tidak mempunyainya.
Bahkan diperkirakan, satu dari lima wanita di Seoul melakukan beberapa
jenis operasi plastik untuk mempercantik wajahnya. Menurut informasi
yang penulis dapatkan beberapa orangtua di Seol ada yang mendorong
anak-anaknya untuk melakukan operasi plastik, dan bahkan ada orangtua
yang memberikan hadiah kelulusan untuk anaknya berupa operasi kelopak
mata. Seorang warga Korea mengatakan "Setiap orang ingin menjadi lebih
cantik dan lebih cantik, dan beberapa orangtua tidak ingin anaknya

termasuk yang jelek," Dari keterangan tersebut dapat kita ketahui


bahwa betapa bangganya orangtua di Seol yang dapat memberikan hadiah

10
operasi plastik kepada anaknya agar terlihat cantik.
Selain operasi untuk kecantikan dalam dunia kesehatan juga
dikenal operasi untuk memperbaiki anggota tubuh yang mengalami cacat,
seperti bibir sumbing, luka bakar, luka akibat kecelakaan, dan lain-lain.
Operasi semacam ini dapat diartikan sebagai operasi untuk
menyembuhkan dan bukan opersai untuk mempercantik diri. Sebagai
contoh adalah operasi bibir sumbing yang dilakukan oleh Jalinan Kasih
yang bekerja sama dengan Smile Train untuk menyelenggarakan kegiatan
dengan tema "Senyum Indonesia" berupa operasi gratis sumbing bibir dan
sumbing langit-langit bagi masyarakat tidak mampu.

2.4 Pandangan agama tentang operasi plastic


Dari pembahasan yang telah lalu dapat diketahui bahwa operasi
plastik dapat digolongkan menjadi dua bagian. Operasi plastik yang
bertujuan untuk mempercantik diri dan operasi plastik untuk pengobatan.
Berikut akan penulis paparkan mengenai hukum kedua operasi plastik
tersebut.
1. Operasi plastik untuk kecantikan

Mungkin ada sebagian orang yang mengatakan bahwa tidak ada


ruginya bagi Allah apabila kita mempercantik diri dengan melakukan
operasi plastik, bahkan ada sebuah hadis yang menjelaskan bahwa Allah
itu mencintai hal-hal yang indah, jadi tidak ada salahnya jika kita
melakukan operasi plastik dengan tujuan memperindah atau mempercantik
diri kita. Namun benarkan hal yang demikian itu dibolehkan dalam Islam?.
Pada dasarnya segala sesuatu perbuatan yang kita lakukan
hukumnya adalah boleh, sebagaimana kaidah fikih

Artinya: “Hukum dasar segala yang ada itu dibolehkan sampai ada dalil
yang menunjukan keharaman.”

11
Islam membolehkan berhias atau mempercantik diri selama tidak
berlebih- lebihan, sampai menjerumus kepada sikap mengubah ciptaan
Allah Swt. Sebab mengubah ciptaan Allah dipandang sebagai salah satu
ajakan setan.7 Sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an Surah an-Nisa
ayat 119 Allah Swt berfirman,

Artinya: “...Akan aku suruh mereka (merubah ciptaan Allah), lalu benar-
benar mereka merubahnya. Barang siapa yang menjadikan setan
sebagai pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita
kerugian yang nyata."

Pada dasarnya tatkala manusia dilahirkan, Allah telah memberi


segala sesuatu yang ia butuhkan seperti mata untuk melihat, hidung untuk
mencium, lidah untuk merasakan, telinga untuk mendengar, dan lain-lain.
Walaupun ada beberapa yang Allah berikan cobaan terhadap dirinya lahir
dalam keadaan yang kurang salah satu anggota tubuhnya.
Alllah menciptakan semua makhluk ciptaannya termasuk manusia
tidaklah dalam keadaan yang sempurna. Yang dimaksud dengan tidak
sempurna ialah, sebagai contoh seorang lahir dengan hidung yang pesek,
wajah yang kurang cantik dan sebagainya. Dari sekian banyak manusia
tersebut, ada beberapa yang rasa syukurnya kurang, sehingga hidung pesek
yang telah Allah berikan ia rubah agar terlihat mancung. Merubah agar
terlihat mancung inilah yang tidak diperbolehkan dalam Agama Islam.

Allah Swt berfirman dalam sebuah hadis qudsi,

12
Artinya : “Sesungguhnya Aku menciptakan hamba-Ku dalam keadaan
lurus (fitrah) semuanya, kemudian setan mendatangi dan
menggoda mereka sehingga tenggelam dalam kesesatan dan jauh
dari agamanya, dan setan membuat mereka mengharamkan yang
aku halalkan dan memerintahkan mereka untuk menyekutukan-
Ku yang tidak pernah Aku perintahkan, dan setan memerintah
mereka untuk merubah ciptaan-Ku”. (H.R. Muslim)

Hadis di atas adalah sebuah peringatan bagi kita semua agar tidak
merubah ciptaan Allah dan mengharamkan hal-hal yang Allah halalkan,
juga sebaliknya agar kita tidak menghalalkan hal-hal yang Allah haramkan.
Melakukan operasi untuk tujuan mempercantik diri adalah sebuah contoh
menghalalkan apa yang telah Allah haramkan. Sebab, itu termasuk dalam
hal yang melampaui batas. Padahal Allah Swt sangat membenci orang-
orang yang melampaui batas, sebagaimana firman-Nya dalam surah al-
Maidah ayat 87,

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-


apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan
janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang melampaui batas”.

Dari ayat tersebut dapat dipahami, bahwa melakukan operasi plastik


dengan bertujuan untuk mempercantik diri hukumnya adalah haram. Sebab
itu termasuk hal- hal yang melampau batas. Keharaman seorang yang
melakukan operasi plastik dengan tujuan mempercantik diri dapat kita
qiyas-kan dengan keharaman seorang yang menyambung rambutnya agar
13
terlihat cantik. Rasulullah Saw bersabda,

Artinya: “Sesungguhnya Rasulullah Saw melaknat wanita yang


menyambung rambut dan yang minta disambung rambutnya”.
(H.R. Bukhari)11

Dari ayat dan beberapa hadis di atas telah jelaslah bahwa hukum
bagi seorang yang melakukan operasi plastik dengan tujuan mempercantik
diri adalah haram.
2. Operasi plastik untuk pengobatan

Operasi plastik untuk pengobatan berbeda halnya dengan operasi


untuk kecantikan, sebab seorang yang mengalami cacat akibat luka bakar,
kecelakaan, atupun cacat bawaan dari lahir seperti bibir sumbing
merupakan salah satu penyakit yang perlu diobati. Rasulullah Saw
bersabda sebagaimana yang diriwayatkan oleh bukhari dari Abu Hurairah
r.a:

Artinya: Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi Saw bersabda: “Tidaklah Allah
menurunkan penyakit melainkan menurunkan obat penyembuh
untuknya.(H.R, Bukhari)

Dan juga hadis yang diriwayatkan imam Tirmidzi

14
Artinya: “....Wahai hamba-hamba Allah berobatlah kalian, karena
sesungguhnya

Allah tidak menurunkan satu penyakit, kecuali menurunkan pula obatnya.”

Dari dua hadis di atas dapat dipahami bahwa segala penyakit yang
ada di dunia ini pasti ada obatnya. Timbul sebuah pertanyaan “Jika
seseorang mengalami luka bakar sehingga menyebabkan wajahnya rusak
dan tidak ada jalan lain untuk mengembalikan wajahnya seperti semula,
bolehkah seseorang melakukan operasi plastik dengan bertujuan untuk
mengembailkan bentuk wajahnya seperti semula?
Menurut yusuf al-Qardhawi Islam membolehkan operasi terhadap
bagian tubuh yang mengalami gangguan fungsional, baik karena bawaan
lahir, maupun akibat kecelakaan. Sedangkan operasi plastik pada bagian
tubuh yang tidak mengalami gangguan fungsional, hanya bentuknya
kurang sempurna atau ingin diperindah, seperti hidung yang pesek
kemudian dioperasi sehingga menjadi mancung, hukumnya haram.14
Penulis sangat setuju dengan pendapat al-Qardhawi yang membolehkan
seorang melakukan operasi karena mengalami gangguan fungsional, baik
karena bawaan lahir, maupun akibat kecelakaan. Berdasarkan sebuah

kaidah fikih,

Artinya: “Menolak kemudaratan dan menarik kemaslahatan”.15

Sebuah cacat, baik cacat bawaan lahir maupun cacat akaibat terjadi
kecelakkan seperti luka bakar merupakan sebuah kemudaratan. Sebab
apabila ia tetap dalam keadaannya, dikhawatirkan ia akan mengeluh dan
merasa tidak nyaman.

terhadap dirinya sendiri terlebih-lebih terhadap agamanya. Padahal dalam


Islam seseorang itu wajib menjaga lima hal yakni memelihara agama

15
(hifdzh al-din), memelihara jiwa (hifzh al-nafs), memelihara akal (hifzh
al-‘aql), memelihara keturunan (hifzh al-nasl), dan memelihara harta (hifzh
al-maal).
Bahkan menurut penulis, apabila ia mempunyai kemauan dan
kesanggupan untuk melakukan operasi agar anggota tubuhnya tersebut
dapat kembali sebagaimana mestinya maka hukumnya adalah wajib.
Wajibnya itu sama halnya dengan kewajiban seseorang untuk melakukan
pernikahan apabila ia mempunyai kemauan dan
kemampuan untuk melakukan pernikahan dan dikhawatirkan
apabila tidak dilaksanakan pernikahan tersebut akan tergelincir pada
perbuatan zina.16 Hal ini berdasarkan sebuah kaidah fikih,

Artinya: “Kemudaratan harus dihilangkan”

Orang yang mengalami cacat, baik bawaan sejak lahir atau cacat
akibat kecelekaan adalah sebuah kemudaratan. Kemudaratan tersebut tidak
dapat dihilangkan kecuali dengan jalan melakukan operasi. Oleh sebab itu
operasi plastik dengan tujuan mengembailikan wajah sebagaimana asalnya
hukumnya boleh sebagaimana kaidah fikih di atas yang menjelaskan
bahwa sebuah kemudaratan harus dihilangkan. Dapat penulis tarik
kesimpulan bahwa seorang yang mengalami cacat seperti bibir sumbing,
luka bakar dan luka akibat kecelakaan merupakan sebuah cobaan yang
Allah berikan kepadanya. Sehingga apa bila ia berkeinginan melakukan
opesai plastik dengan tujukan untuk memperbaiki anggota tubuh yang
cacat tersebut maka dibolehkan, sebab operasi yang demikian dapat
diartikan dengan obat. Bahkan apabila ia mempunyai kemauan dan
kemampuan, disamping dikhawatirkan akan

mengganggu aspek kehidupan dan agamanya maka hukumnya dapat


berubah menjadi wajib.

BAB III

16
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Inseminasi adalah suatu penghamilan buatan yang dilakukan terhadap
seorang wanita tanpa melalui cara yang alami, melainkan dengan cara
memasukan sperma laki-laki ke dalam rahim wanita tersebut dengan
pertolongan dokter, istilah lainnya kawin suntik/permanian buatan
Inseminasi buatan dengan sel sperma dan ovum dari suami istri
sendiri dan tidak ditransfer embrionya kedalam rahim wanita lain (ibu titipan)
diperbolehkan islam dengan alasan jika keadaan kondisi suami istri yang
bersangkutan benar-benar memerlukannya dan status anaknya hasil
inseminasi macam ini sah menurut islam
Inseminasi buatan dengan sperma atau ovum donor seperti donor
mani dari orang lain tanpa ada ikatan yang sah maka diharamkan (dilarang
keras) oleh agama islam, bahkan hukumnya sama dengan zina dan anak yang
lahir dari hasil inseminasi macam ini statusnya sama dengan anak yang lahir
diluar perkawinan yang sah.
Dalam Islam hukum melakukan operasi dapat dilihat dari segi maksud
dan tujuannya. Apabila operasi yang dimaksudkan bertujuan agar terlihat
cantik ataupun tanpan, maka operasi tersebut dapat dikatakan haram, sebab
hal tersebut termasuk mempercantik diri dengan berlebihan sampai mengubah
apa yang telah Allah ciptakan. Operasi plastik dapat dibenarkan dalam Islam
apabila operasi tersebut bertujuan untuk memperbaiki fungsi salah satu
anggota tubuh atau mengobati seseorang yang mengalami luka bakar agar
bagian tubuh tersebut dapat kembali sebagaimana mestinya.
3.2 SARAN
Dalam setiap melakukan tindakan apapun hendaknya memikirkan
dahulu sebab dan akibatnya agar tidak salah langkah, seperti pada inseminasi,
bayi tabung dan operasi plastik harus benar dilihat dari bagaimana dari aspek
agama dan hukumnya.
DAFTAR PUSTAKA

17
Ali, Muhammad Daud. Kedudukan Islam dalam Sistem Hukum Islam .
Jakarta :Yayasan. 1984.
Hasan, Ali, Masail fiqhiyah al-haditsah, PT RajaGrapindo, Jakarta.
Mahjuddin, Masailul Fiqhiyah,  Kalam Mulya, Jakarta 2003
Setawan, Budi Utomo,, Fiqih aktual.Jakarta :Gema insane. 2003.
http://makalahtarbiyah7s.blogspot.com/
http://www.abdulhelim.com/2012/06/anak-hasil-inseminasi-bayi-tabung-
dalam.html #ixzz2mh1yRPTR
Http://klikbrc.klikbrc.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=100:op erasi-plastik-
bolehkah&catid=19:artikel-kesehatan
Http://Health.Liputan6.Com/Read/641740/Orang-Korea-Ingin-Punya-Wajah-
Sama- Dengan-Operasi-Plastik

18

Anda mungkin juga menyukai