BAYI TABUNG
PROGRAM STUDI
KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
PUBLISISTIK THAWALIB
JAKARTA
2024
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Subhaanahu wa Ta’ala yang telah memberikan Penulis
kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-
Nya tentunya penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita
yaitu Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam yang kita nanti-natikan
syafaatnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala atas
limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga
penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan judul Bayi
Tabung.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Penulis
Daftar Isi
KATA PENGANTAR....................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................4
A. Latar Belakang...................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................5
C. Tujuan Penulisan................................................................................................................5
A. Pandangan Islam..............................................................................................................12
BAB IV PENUTUPAN................................................................................................................18
A. Kesimpulan...........................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam beberapa dekade terakhir, teknologi reproduksi manusia telah mengalami
kemajuan pesat, memberikan harapan bagi pasangan yang mengalami kesulitan dalam
mencapai kehamilan secara alami. Salah satu teknologi yang paling revolusioner adalah
teknik pembuahan in vitro atau yang lebih dikenal dengan istilah "bayi tabung".
Teknologi ini telah menjadi solusi bagi banyak pasangan yang menghadapi masalah
kesuburan, dan telah membuka jalan bagi penelitian lebih lanjut dalam bidang reproduksi
manusia.
Bayi tabung melibatkan proses pembuahan sel telur oleh sperma di luar tubuh
manusia, di laboratorium, dan kemudian embrio yang terbentuk ditanam kembali ke
rahim wanita. Metode ini telah berhasil membantu ribuan pasangan untuk memiliki anak
secara biologis, bahkan ketika mereka menghadapi masalah kesuburan yang signifikan.
Seiring dengan popularitasnya, timbul pula berbagai pertanyaan etis dan moral yang
berkaitan dengan teknologi ini, yang menyoroti perlunya regulasi yang ketat dan
pemahaman mendalam akan implikasi jangka panjangnya.
Perkembangan teknologi bayi tabung telah menimbulkan perdebatan luas di
masyarakat, terutama terkait dengan isu-isu etika dan keadilan sosial. Beberapa
pertanyaan yang muncul termasuk tentang hak asasi manusia embrio yang dihasilkan
dari proses ini, implikasi psikologis bagi anak yang lahir melalui bayi tabung, dan
ketidaksetaraan akses terhadap teknologi ini di berbagai negara dan lapisan sosial.
Selain itu, perhatian juga harus diberikan pada risiko kesehatan yang terkait
dengan teknologi bayi tabung, baik bagi ibu maupun anak yang lahir melalui proses ini.
Studi-studi terbaru telah menyoroti potensi peningkatan risiko kehamilan ganda,
kelahiran prematur, dan masalah kesehatan jangka panjang pada anak-anak yang lahir
melalui teknik ini. Oleh karena itu, perlunya pemantauan yang ketat dan penelitian lebih
lanjut untuk memahami dan mengatasi risiko-risiko ini menjadi sangat penting.
Dengan demikian, penelitian dan pengembangan lebih lanjut dalam bidang
teknologi reproduksi manusia, khususnya dalam konteks bayi tabung, merupakan bagian
integral dari upaya untuk meningkatkan kesejahteraan manusia secara keseluruhan.
Namun, hal ini juga menuntut kesadaran akan kompleksitas isu-isu etika, sosial, dan
kesehatan yang terkait, serta perlunya regulasi yang bijaksana untuk memastikan bahwa
teknologi ini digunakan dengan bertanggung jawab dan menguntungkan bagi masyarakat
secara luas.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud bayi tabung?
2. Bagaiamana proses bayi tabung?
3. Apa saja resiko yang dapat ditimbulkan dari bayi tabung?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui hukum bayi tabung
2. Menyikapi bayi tabung dengan profesional
BAB II
BAYI TABUNG
A. Pandangan Islam
Manfaat Dan Akibat Bayi Tabung Bisa membantu pasangan suami istri
yang keduanya atau salah satu nya mandul atau ada hambatan alami pada suami
atau istri, menghalangi bertemunya sel sperma dan sel telur. Misalnya karena tuba
falopii terlalu sempit atau ejakulasinya terlalu lemah. Akibat(mafsadah) dari bayi
tabung Percampuran Nasab,padahal Islam sangat menjaga kesucian /kehormatan
kelamin dan kemurnian nasab,karena ada kaitannya dengan kemahraman (siapa
yang halal dan haram dikawini) dan kewarisan.
1. Bertentangan dengan sunnatullah atau hukum alam.
2. Inseminasi pada hakikatnya sama dengan prostitusi/ zina karena terjadi
percampuran sperma dengan ovum tanpa perkawinan yang sah.
3. Kehadiran anak hasil inseminasi buatan bisa menjadi sumber konflik didalam
rumah tangga terutama bayi tabung dengan bantuan donor merupakan anak yang
sangat unik yang bisa berbeda sekali bentuk dan sifat- sifat fisik dan
karakter/mental si anak dengan bapak ibunya.
4. Anak hasil inseminasi buatan/bayi tabung yang percampuran nasabnya
terselubung dan sangat dirahasiakan donornya adalah lebih jelek daripada anak
adopsi yang pada umumnya diketahui asal dan nasabnya.
5. Bayi tabung lahir tanpa proses kasih sayang yang alami terutama pada bayi
tabung lewat ibu titipan yang harus menyerahkan bayinya pada pasangan suami
istri yang punya benihnya, sesuai dengan kontrak,tidak terjalin hubungan keibuan
anatara anak dengan ibunya secara alami. Surat Al-Luqman ayat 14 yang berbunyi:
َو َو َّصْيَنا ٱِإْل نَٰس َن ِبَٰو ِلَد ْيِه َح َم َلْتُه ُأُّم ۥُه َو ْهًنا َع َلٰى َو ْهٍن َوِفَٰص ُل ۥُه ِفى َعاَم ْيِن َأِن ٱْشُك ْر ِلى َو ِلَٰو ِلَد ْيَك ِإَلَّى ٱْلَم ِص يُر
Artinya: Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang
ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku
dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu (Q.S.
Luqman:14)
B. Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI)
Dua tahun sejak ditemukannya teknologi ini, para ulama di Tanah Air
telah
menetapkan fatwa tentang bayi tabung/inseminasi buatan. Majelis Ulama Indonesia
(MUI) dalam fatwany pada tanggal 13 Juni 1979 menetapkan 4 keputusan terkait
masalah bayi tabung, di antaranya :
1. Bayi tabung dengan sperma dan ovum dari pasangan suami-istri yang sah
hukumnya mubah (boleh), sebab ini termasuk ikhtiar yang berdasarkan kaidah-
kaidah agama. Asal keadaan suami istri yang bersangkutan benar-benar
memerlukan cara inseminasi buatan untuk memperoleh anak, karena dengan cara
pembuahan alami, suami istri tidak berhasil memperoleh anak.
2. Para ulama melarang penggunaan teknologi bayi tabung dari pasangan suami-
istri yang dititipkan di rahim perempuan lain dan itu hukumnya haram, karena
dikemudian hari hal itu akan menimbulkan masalah yang rumit dalam kaitannya
dengan warisan (khususnya antara anak yang dilahirkan dengan ibu yang
mempunyai ovum dan ibu yang mengandung kemudian melahirkannya dan
sebaliknya).
3. Bayi Tabung dari sperma yang dibekukan dari suami yang telah meninggal
dunia hukumnya haram berdasarkan kaidah Sadd az-zari’ah. Sebab, hal ini akan
menimbulkan masalah yang pelik baik kaitannya dengan penentuan nasab maupun
dalam hal kewarisan.
4. Bayi Tabung yang sperma dan ovumnya tak berasal dari pasangan suami-istri
yang sah hal tersebut juga hukumnya haram. Alasannya, statusnya sama dengan
hubungan kelamin antar lawan jenis diluar pernikahan yang sah alias perzinahan.
(Fatwa MUI, 1979)
BAB IV
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Bayi tabung, sebagai teknologi reproduksi manusia yang canggih,
menimbulkan berbagai pertanyaan etis dalam pandangan Islam. Meskipun Islam
memberikan penekanan besar pada nilai-nilai keluarga dan keturunan, penggunaan
teknologi ini harus dipertimbangkan dengan cermat.
Beberapa ulama menganggap bayi tabung sebagai sesuatu yang
diperbolehkan, terutama ketika digunakan sebagai upaya terakhir untuk mengatasi
masalah kesuburan yang tidak dapat diatasi secara alami oleh pasangan suami istri.
Namun, ada juga pendapat yang menyatakan bahwa bayi tabung dapat melibatkan
pelanggaran terhadap prinsip-prinsip Islam, terutama terkait dengan proses
pembuahan di luar tubuh manusia dan potensi manipulasi embrio.
Pandangan Islam juga menekankan pentingnya menjaga martabat
manusia, baik yang sudah ada maupun yang belum lahir. Oleh karena itu, dalam
menggunakan teknologi bayi tabung, perlunya memastikan bahwa proses tersebut
tidak melanggar hak-hak kemanusiaan dan tidak menimbulkan ketidakadilan bagi
embrio atau individu yang terlibat. Pendidikan dan pemahaman yang baik tentang
hukum Islam dan nilai-nilai agama sangat penting dalam mengambil keputusan
terkait dengan bayi tabung. Pasangan yang mempertimbangkan penggunaan
teknologi ini harus berkonsultasi dengan ahli agama dan ahli medis yang kompeten
untuk memastikan bahwa keputusan mereka sejalan dengan prinsip-prinsip Islam
dan menjaga kepentingan kesejahteraan semua individu yang terlibat.
Dengan demikian, dalam konteks pandangan Islam, penggunaan
teknologi bayi tabung merupakan isu yang kompleks yang memerlukan kajian
yang mendalam tentang nilai-nilai agama, etika, dan hukum Islam untuk
memastikan bahwa penggunaannya sesuai dengan ajaran Islam dan membawa
manfaat bagi individu dan masyarakat secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA
https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/cakrawala/article/view/4228/2588
https://media.neliti.com/media/publications/42561-ID-bayi-tabung-status-hukum-
dan-hubungan-nasabnya-dalam-perspektif-hukum-islam.pdf
http://repository.radenintan.ac.id/13334/2/Awal%20 %20BAB%20II%20dan
%20Daftar%20Pustaka.pdf
https://www.slideshare.net/HaristianSahroniPutr/masail-fiqhiyyah-bayi-tabung-
dan-kloning
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/4008/1/NURJANNAH.pdf
https://www.academia.edu/40295811/Makalah_Bayi_Tabung
https://www.academia.edu/29224752/
Makalah_Bayi_Tabung_Menurut_Pandangan_Agama_Islam_KATA_PENGANT
AR
https://www-history-com.translate.goog/this-day-in-history/worlds-first-test-tube-
baby-born?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc&_x_tr_hist=true