Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH BAYI TABUNG

DI SUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PROFESIONALISME


KEBIDANAN

Dosen Pengampu Rahajeng Putriningrum, SST., Bdn., M.Kes

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

1. Zahra Choirul Annisa (SB22002) 7. Diah Wahyu Susita P (SB22022)


2. Adelia Noer Azizah (SB22005) 8. Fathiya Hidayatul Umah (SB22028)
3. Aditya Suci Pramesti (SB22006) 9. Lara Dian Selasih (SB22036)
4. Aksamina Samangun (SB22007) 10. Lutfia Hilda Fauziyah (SB22037)
5. Anjely Noer Fitasari (SB22011) 11. Sendi Aulia Putri (SB22054)
6. Aura Annisa (SB22015)

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA


2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, Sang pencipta alam semesta
beserta isinya, Yang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana atas segala limpahan rahmat,
taufik, dan hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan makalah “Bayi Tabung” ini
dengan tepat waktu. Adapun maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah suatu
bentuk tanggung jawab penulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Profesionalisme
Kebidanan.
Penulis menyadari bahwa penulis hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari
kesalahan dan kekurangan, sedangkan kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT.
Sehingga sangat wajar jika dalam penulisan dan penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis senantiasa menanti kritik dan saran dalam upaya
evaluasi diri. Di samping masih banyaknya ketidak sempurnaan penulisan dan
penyusunan makalah. Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
dan hikmah serta dapat menambah dan memperkaya wawasan ilmu pengetahuan bagi
penulis, dan pembaca.

Surakarta, 21 November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................................................................................

Daftar Isi.....................................................................................................................................................................

BAB I..........................................................................................................................................................................

1.1 Latar Belakang...................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2
1.3 Tujuan................................................................................................................2

BAB II........................................................................................................................................................................

2.1 Pengertian Bayi Tabung................................................................................................................

2.2 Metode Bayi Tabung.....................................................................................................................

2.3 Proses Pembuatan Bayi Tabung....................................................................................................

2.4 Bayi Tabung Sesuai Undang-Undang...........................................................................................

2.5 Hukum Bayi Tabung Menurut Islam............................................................................................

BAB III.......................................................................................................................................................................

3.1 Kesimpulan...................................................................................................................................

Daftar Pustaka.............................................................................................................................................................

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Infertilitas adalah ketidakmampuan untuk hamil sesudah 12 bulan atau enam
bulan pada wanita berusia lebih dari 35 tahun tanpa menggunakan kontrasepsi dan
melakukan hubungan seksual aktif. Kehadiran seorang anak dalam keluarga memberikan
sebuah arti yang berbeda, tempat mencurahkan kasih sayang, sebagai penerus garis
keturunan dan dapat menunjang kepentingan dunia dan akhirat bagi kedua orang tuanya.
Keberadaan anak dalam keluarga merupakan sesuatu yang sangat berarti. Anak memiliki
arti yang bermakna bagi setiap orang. Anak merupakan penyambung keturunan, sebagai
investasi masa depan, dan anak merupakan harapan untuk menjadi sandaran di kala usia
lanjut. Ia dianggap sebagai modal untuk meningkatkan peringkat hidup sehingga dapat
mengontrol status sosial orang tua. Anak merupakan pemegang keistimewaan orang tua,
waktu orang tua masih hidup, anak sebagai penenang dan sewaktu orang tua telah
meninggal, anak adalah lambang penerus dan lambang keabadian. Anak mewarisi tanda-
tanda kesamaan dengan orang tuanya, termasuk ciri khas, baik maupun buruk, tinggi,
maupun rendah. Anak adalah belahan jiwa dan potongan daging orang tuanya.
Dengan pesatnya kemajuan dibidang teknologi, kini banyak teknologiteknologi
yang mampu menciptakan bermacam-macam produk hasil teknologi yang berkualitas.
Diantara produk teknologi mutakhir adalah di bidang biologi. Salah satunya adalah bayi
tabung untuk mengatasi permasalahan yang telah diuraikan di atas. Masalah Teknologi
bayi tabung dan inseminasi buatan menurut pandangan islam termasuk masalah ijtihadah,
karena tidak terdapat hukumnya secara spesifik didalam Al-Qur'an dan sunnah. Oleh
karena itu dalam makalah ini akan dijelaskan tentang masalah bayi tabung dan inseminasi
buatan, dengan harapan dapat mengetahui hukumnya secara jelas menurut ajaran islam.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud bayi tabung?
2. Apa saja metode bayi tabung?
3. Proses pembuatan bayi tabung
4. Mengetahui bayi tabung sesuai undang-undang
5. Apa hukum bayi tabung menurut islam?

1.3 TUJUAN
1. Mengetahui apa yang dimaksud bayi tabung
2. Mengetahui apa saja metode bayi tabung
3. Mengetahui proses pembuatan bayi tabung
4. Untuk mendeskripsikan undang-undang bayi tabung
5. Mengetahui hukum islam bayi tabung

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN BAYI TABUNG

Assisted Reproductive Technology atau yang populer dengan teknologi bayi


tabung merupakan aplikasi teknologi dalam bidang reproduksi manusia. Bayi tabung
dalam bahasa kedokteran disebut In Vitri Fertilization (IVF). In Vitro berasal dari bahasa
Latin yang berarti di dalam sedangkan Fertilization adalah Bahasa Inggris yang memiliki
arti pembuahan. Jadi, bayi tabung adalah suatu upaya untuk memperoleh kehamilan
dengan jalan mempertemukan sel sperma dan sel telur sehingga terjadi pembuahan dalam
suatu wadah atau cawan petri (semacam mangkuk kaca berukuran kecil) khusus yang hal
ini dilakukan oleh petugas medis. Mungkin karena proses pembuahan tersebut terjadi di
cawan kaca (seolah seperti tabung), akhirnya masyarakat mengenalnya sebagai
pengertian bayi tabung.

Bayi tabung merupakan suatu teknologi reproduksi berupa teknik pembuahan sel
telur (ovum) di luar tubuh wanita. Prosesnya terdiri dari mengendalikan proses ovulasi
secara hormonal, pemindahan sel telur dari ovarium dan pembuahan oleh sel sperma
dalam sebuah medium cair. Awal berkembangnya teknik ini bermula dari ditemukannya
teknik pengawetan sperma. Sperma bisa bertahan hidup lama bila dibungkus dalam
gliserol yang dibenamkan dalam cairan nitrogen pada temperatur -321 derajat Fahrenheit.

2.2 METODE BAYI TABUNG

Secara bahasa Fertilisasi In Vitro terdiri dari dua suku kata yaitu Fertilisasi dan In
Vitro. Fertilisasi berarti pembuahan sel telur wanita oleh spermatozoa pria, In Vitro
berarti di luar tubuh. Dengan demikian, fertilisasi in vitro berarti proses pembuahan sel
telur wanita oleh spermatozoa pria (bagian dari proses reproduksi manusia), yang terjadi
di luar tubuh.

3
Metode bayi tabung dapat dilakukan dengan 7 (tujuh) cara. Ketujuh cara tersebut
adalah sebagai berikut:

1. Sel sperma suami disuntikkan langsung ke sel telur (ovum) istri;


2. Sel sperma berasal dari suami, sel telur (ovum) berasal dari istri kemudian
ditanamkan ke dalam rahim istri;
3. Sel sperma berasal dari donor, sel telur (ovum) berasal dari istri kemudian
ditanamkan ke dalam rahim istri;
4. Sel sperma berasal dari suami, sel telur (ovum) berasal dari donor
kemudian ditanamkan ke dalam rahim istri;
5. Sel sperma berasal dari donor, sel telur (ovum) berasal dari donor
kemudian ditanamkan ke dalam rahim istri;
6. Sel sperma berasal dari suami, sel telur (ovum) berasal dari istri kemudian
ditanamkan ke dalam rahim wanita lain (rahim sewaan);
7. Sel sperma berasal dari suami, sel telur (ovum) berasal dari istri kemudian
ditanamkan ke dalam rahim istri lainnya.

2.3 PROSES PEMBUATAN BAYI TABUNG

Proses bayi tabung terdapat beberapa proses penting yang harus dilewati, salah
satunya yaitu proses induksi ovulasi. Induksi ovulasi merupakan tahapan paling penting
karena tahap ini merupakan salah satu upaya stimulasi ovarium untuk meningkatkan
jumlah oosit . Dalam pelaksanaannya, kombinasi obat-obatan induksi ovulasi tersebut
digunakan dengan dua cara, yakni protokol pendek dan Panjang. Protokol panjang
merupakan protokol yang paling banyak digunakan sebelum diperkenalkannya antagonis
GnRH pada pusat-pusat IVF di dunia,namun kendala biaya yang tinggi menyebabkan
peralihan ke metode protokol pendek. Dalam perjalannya, rata-rata tingkat keberhasilan
siklus bayi tabung berkisar 25- 30%, sementara di Indonesia sebesar 29% untuk protokol
panjang pada satu siklus.

4
2.4 BAYI TABUNG SESUAI UNDANG-UNDANG

Hukum positif Indonesia yang mengatur tentang kedudukan hukum seorang anak
diatur di dalam KUH Perdata, UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, dan
Kompilasi Hukum Islam. Di dalam ketiga aturan tersebut tidak ada suatu ketentuan yang
mengatur secara tegas tentang kedudukan hukum anak yang dilahirkan melalui proses
bayi tabung yang spermanya berasal dari donor dan ovumnya berasal dari istri kemudian
embrionya ditanamkan ke dalam rahim istri maupun yang menggunakan sperma dan
ovum dari pasangan suami-istri kemudian embrionya ditanamkan ke rahim sewaan
(surrogate mother), yang ada hanyalah mengatur tentang pengertian anak sah, pengesahan
anak luar kawin, dan pengakuan terhadap anak luar kawin.

KUHPerdata dan UU No. 1 Tahun 1974 yang merupakan aturan hukum positif
Indonesia yang menentukan kedudukan hukum seorang anak masihlah sangat sederhana,
karena di dalam Pasal tersebut tidak dipersoalkan tentang asal-usul sperma dan ovum
yang dipergunakan. Tentu saja dari permasalahan di atas akan mengerucut kepada 200
hubungan keperdataan antara orang tua dengan anak hasil bayi tabung dimana akan
menimbulkan hubungan hukum berupa hak dan kewajiban seperti hak kewarisan
terhadap anak hasil bayi tabung.

2.5 HUKUM BAYI TABUNG MENURUT ISLAM

Proses bayi tabung/inseminasi buatan merupakan upaya medis untuk mengatasi


masalah yang ada dan hukumnya boleh menurut syar'i, sebab upaya tersebut adalah
upaya untuk mewujudkan apa yang disunnahkan oleh islam yaitu kelahiran dan banyak
anak yang merupakan salah satu tujuan dasar pernikahan.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, yang diriwayatkan dari Abdullah Bin


Umar: "Menikahlah kalian dengan wanita-wanita yang subur (beranak) karena
sesungguhnya aku akan membanggakan (banyaknya) kalian pada hari kiamat nanti".
(HR. Ahmad). Dengan demikian jika upaya pengobatan untuk mengusahakan pembuatan
dan kelahiran alami tidak berhasil dilakukan, maka dimungkinkan untuk mengusahakan
terjadi pembuahan diluar tempatnya yang alami dan dikembalikan ketempatnya yang

5
alami. Maka proses ini "dibolehkan" dalam islam, sebab berobat hukumnya boleh
(mubah).

6
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dari penjelasan di atas, maka Penulis dapat menyimpulkan bahwa bayi tabung
adalah suatu upaya untuk memperoleh kehamilan dengan jalan mempertemukan sel
sperma dan sel telur sehingga terjadi pembuahan dalam suatu wadah atau cawan petri
(semacam mangkuk kaca berukuran kecil) khusus. Bayi tabung merupakan suatu
teknologi reproduksi berupa teknik pembuahan sel telur (ovum) di luar tubuh wanita.
Prosesnya terdiri dari mengendalikan proses ovulasi secara hormonal, pemindahan sel
telur dari ovarium dan pembuahan oleh sel sperma dalam sebuah medium cair. Dalam
hukum islam pun proses bayi tabung "dibolehkan" dalam islam, sebab berobat hukumnya
boleh (mubah).

7
DAFTAR PUSTAKA

Ayda, M., & Hendriani, W. (2018). Penerimaan Diri Terhadap Infertilitas. Jurnal Ilmu Psikologi
Dan Kesehatan, 39–48.

Amelia, R. (2023). INSEMINASI DAN BAYI TABUNG. 1(5), 644–656.

Surya, P., Hariantha, P., Bagus, I., & Fajar, G. (2023). TABUNG DENGAN PROTOKOL
PANJANG DI KLINIK BAYI TABUNG RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH
TAHUN 2014-2017. 12(4), 93–97.

Zahrowati, Z. (2018). Bayi Tabung (Fertilisasi In Vitro) Dengan Menggunakan Sperma Donor
dan Rahim Sewaan (Surrogate Mother) dalam Perspektif Hukum Perdata. Halu Oleo Law
Review, 1(2), 196. https://doi.org/10.33561/holrev.v1i2.3642

Therapy, C., Gordon, V., Meditation, C., VanRullen, R., Myers, N. E., Stokes, M. G., Nobre, A.
C., Helfrich, R. F., Fiebelkorn, I. C., Szczepanski, S. M., Lin, J. J., Parvizi, J., Knight, R. T.,
Kastner, S., Wyart, V., Myers, N. E., Summerfield, C., Wan-ye-he, L. I., Yue-de, C. H. U.,
… No, S. (2018). No Title ‫ثقثقثقثق‬ ,)‫ثقثقثق‬ ‫ققثق(ثق‬ ‫ث‬ ,‫ثبثبثب‬ .‫بیبیب‬.
http://search.ebscohost.com/login.aspx?direct=true&db=sph&AN=119374333&site=ehost-
live&scope=site%0Ahttps://doi.org/10.1016/j.neuron.2018.07.032%0Ahttp://dx.doi.org/
10.1016/j.tics.2017.03.010%0Ahttps://doi.org/10.1016/j.neuron.2018.08.006

Melani Cintia Dewi, N. L. P., Lindayani, I. K., & Yuni Rahyani, N. K. (2022). Gambaran
Faktor-Faktor Penyebab Infertilitas Dan Tingkat Keberhasilan Program Bayi Tabung Yang
Diikuti Oleh Pasangan Usia Subur. Jurnal Ilmiah Kebidanan (The Journal Of Midwifery),
10(1), 1–8. https://doi.org/10.33992/jik.v10i1.1557

Amalia Yunia Rahmawati. (2020). 済無 No Title No Title No Title. 5(July), 1–23.

Anda mungkin juga menyukai