Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

“BAGAIMANA HUKUM BAYI TABUNG DALAM ISLAM”

Tugas ini dibuat guna memenuhi nilai mata kuliah Pendidikan Agama Islam

Yang dibimbing oleh DR. Muskinul Fuad, M.Ag.

Disusun Oleh :

Reni Toharoh

P1337430320017

DIII TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI


PURWOKERTO POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

TAHUN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik, hidayah
serta inayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Bagaimana hukum
bayi tabung dalam islam” dengan baik. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi
salah satu tugas yang diberikan oleh DR. Muskinul Fuad, M.Ag.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Agung
Muhammad SAW yang telah menjadi guru terbaik dan menjadi suri tauladan bagi Umat Islam
di seluruh dunia.

Makalah ini ditiulis sebagai bukti keterempilan kami dalam bentuk makalah, dan
Alhamdulillah makalah yang kami buat telah selesai dikerjakan. Pada penulisan makalah ini,
berbagai hambatan telah kami alami. Oleh karena itu, terselesaikannya makalah ini tentu saja
bukan karena kemampuan kami saja. Tetapi karena adanya pihak-pihak yang terkait.
Sehubungan dengan hal ini kiranya kami dengan setulus hati mengucapkan terima kasih
kepada :

1. Allah SWT
2. Orang tua yang telah mendukung serta memfasilitasi dalam segala hal
3. Bapak DR. Muskinul Fuad, M.Ag. selaku dosen pembimbing mata kuliah
pendidikan agama.
4. Teman teman Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Purwokerto Poltekkes
Kemenkes Semarang Angkatan 2020

Semoga makalah ini ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya, dan juga dengan
karya tulis ini pembaca bisa mengetahui manfaatnya. Memang makalah ini jauh dari
kesempurnaan, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan ke
depannya.

Purwokerto, 15 Oktober 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR......................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................ii

BAB. I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................3

BAB. II PEMBAHASAN...............................................................................................4

1.1 Hukum Islam

1.2 Sumber Hukum Islam

1.3 Tujuan Hukum Islam

1.4 Ruang Lingkup Hukum Islam

1.5 Kedudukan Bayi Hasil Inseminasi Buatan

BAB. III PENUTUP

3.1 Kesimpulan................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................9

3
BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Perkembangan teknologi khususnya di bidang kedokteran di dunia saat ini mengalami


perkembangan yang sangat pesat. Banyak penelitian-penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan
untuk menemukan teknik baru dalam mendukung proses pelayanan dan mengatasi berbagai
masalah kesehatan yang belum ditemukan penyelesaiinya.
Bayi tabung atau dalam bahasa inggris bisa disebut juga In Vitro Fertilization (IVF)
adalah proses pembuahan sel telur yang terjadi di luar tubuh. Sel sperma dan sel telur yang
udipertemukan di dalam tabung ditumbuhkan selama 2-3 dan dierami di dalam inkubator,
yang semuanya terjadi dalam kondisi laboratorium .Selanjutnya , dimasukkan ke dalam
rahim dengan menggunakan catheter khusus melalui vagina. Kemudian embrio tersebut akan
dalam dinding rahim ( implementasi) dan seterusnya proses kehamilan akan berlangsung
sama seperti proses kemahilan alami.
Seiring berkembangnya zaman teknik bayi tabung mulai diketahui masyarakat.
Banyak pasangan suami istri yang memang kesulitan untuk mempunyai seorang anak. Bahkan
ada yang sudah menikah bertahun-tahun belum juga dikaruniai seorang anak. Pada
hakikatnya merka tidak mampu melahirkan keturunan secara alami disebabkan karena ada
kelainan pada rahim, sperma yang kurangbaik, faktor imunologi serta berbagai faktor lainnya
yang tidak dapat diketahui. Sesungguhnya Allah swt. berfirman dalam QS. Al-Insan/76 : 2 :

Terjemahnya:
“ Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami
hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar
dan melihat”
Membentuk keluarga bahagia erat kaitannya dengaan masalah keturunan. Kehadiran
keturunan diletakkan sebagai bagian dari tugas perkawinan. Tidak semua pasangan mudah
untuk mendapatkan keturunan. Pada hakikatnya mereka Ketidakhadiran keturunan dapat
menyebabkan berbagai konflik rumah tangga. Kesehatan mental baik pada istri maupun suami
dapat terganggu dan dapat menimbulkan masalah baru. Oleh karena itu, program bayi tabung
dijadikan sebagai solusi dalam mengatasi problematika tersebut. Hal ini juga dapat dijadikan

4
khtiar sebagai seorang muslim. Usaha sendiri dalam islam sangat diperlukan sebagai wujud
ibadah kepada Allah SWT. Masyarakat sendiri sudah sangat familier dengan teknik bayi
tabung. Mereka menganggap hal ini sebagai sebuah hal yang wajar.
Namun, teknik bayi tabung pada dasarnya tidak sesuai dengan apa yang disyariatkan
islam.Hal ini menyebabkan berbagai pendapat serta pro kontra dalam masyarakat. Bagaimana
hukum islam memandang hal ini sebagai wujud ikhtiar seorang muslim kepada penciptanya.
Hal ini merupakan suatu fenomena yang patut dibahas untuk mengetahui bagaimana
kesesuaian teknik bayi tabung ( inseminasi buatan) dengan hukum hukum islam.

I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang pada pembahasan sebelumnya, untuk dapat membahas secara rinci
dan lebih terarah makadapat dejelaskan secara rinci dalam rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan bayi tabung?


2. Mengapa orang melakukan proses bayi tabung?
3. Bagaimana keterikatan teknik bayi tabung dengan hukum-hukum islam?
4. Bagaimana kedudukan anak dari hasil inseminasi buatan?
5. Apakah teknik bayi tabung saat ini relevan jika digunakan sebagai solusi
mengatasi kegagalan dalam kehamilan?
6. Apa saja hal- hal yang perlu diperhatikan saat melakukan bayi tabung?

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Tinjauan Umum

1. Sejarah Bayi Tabung


Kesuksesan perdana program bayi tabung yang dilakukan secara
konvensional/In Vitro Fertilization (IVF) dengan lahirnya Louise Brown membuat
program ini semakin diminati oleh negara-negara di dunia. Di Indonesia, sejarah bayi
tabung yang pertama dilakukan di RSAB Harapan Kita, Jakarta, pada tahun 1987.
Program bayi tabung tersebut akhirnya melahirkan bayi tabung pertama di Indonesia,
yakni Nugroho Karyanto pada tahun 1988. Baru setelah itu mulai banyak bermunculan
kelahiran bayi tabung di Indonesia. Bahkan jumlahnya sudah mencapai 300 anak.
Kesuksesan program bayi tabung tidak begitu saja memuaskan dunia kedokteran.
Upaya untuk mengukir tinta emas sejarah bayi tabung terus berlanjut. Jika selama ini
masyarakat hanya mengenal satu teknik proses bayi tabung secara IVF, maka sekarang
telah muncul bermacam-macam bayi tabung dengan menggunakan teknik baru yang
semakin canggih daripada teknik sebelumnya
Pada tahun 1977 Steptoe dan Edwards berhasil melakukan suatu fertilisasi
rintisan yang menyebabkan kelahiran bayi pertama yanga dikandung mengunakan
metode IVF. Bayi tersebut bernama Louise Brown pada tanggal 25 Juli 1978 di
Rumah Sakit Oldham general, Greater, Mancester, Britania Raya. Kelahiran sukses
bayi tabung yang kedua terjadi di India. Bayi kedua lahir hanya berselang 67 hari dari
bayi asal Britania Raya itu.
2. Pengertian bayi tabung.
Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Bayi tabung (inseminasi buatan)
atau dalam bahasa inggris bisa disebut juga In Vitro Fertilization (IVF). Dalam
KBBI inseminasi berarti pemasukan sperma ke saluran genitaalia btina,
pengembangan, penyebaran, penangkaran (tentang ilmu keterampilan, model, dan
sebagainya). Inseminasi buatan dapat berati penempatan sperma ke dalam uterus atau
kandung telur dengan bantuan manuasia. IVF adalah proses pembuahan sel telur yang
terjadi di luar tubuh. Sel sperma dan sel telur yang udipertemukan di dalam tabung
ditumbuhkan selama 2-3 dan dierami di dalam inkubator, yang semuanya terjadi
dalam kondisi laboratorium .Selanjutnya , dimasukkan ke dalam rahim dengan

6
menggunakan catheter khusus melalui vagina. Kemudian embrio tersebut akan dalam
dinding rahim ( implementasi) dan seterusnya proses kehamilan akan berlangsung
sama seperti proses kehamilan alami.
Jadi bayi tabung adalah suatu upaya untuk memperoleh kehamilan dengan jalan
mempertemukan sel sperma dan sel telur sehingga terjadi pembuahan dalam suatu
wadah atau cawan petri (semacam mangkuk kaca berukuran kecil) khusus yang hal ini
dilakukan oleh petugas medis. Mungkin karena proses pembuahan tersebut terjadi di
cawan kaca (seolah seperti tabung), akhirnya masyarakat mengenalnya sebagai
pengertian bayi tabung. Bayi tabung merupakan suatu teknologi reproduksi berupa
teknik pembuahan sel telur (ovum) di luar tubuh wanita. Prosesnya terdiri dari
mengendalikan proses ovulasi secara hormonal, pemindahan sel telur dari ovarium dan
pembuahan oleh sel sperma dalam sebuah medium cair. Awal berkembangnya teknik
ini bermula dari ditemukannyateknik pengawetan sperma. Sperma bisa bertahan hidup
lama bila dibungkus dalam gliserol yang dibenamkan dalam cairan nitrogen pada
temperatur -321 derajat fahrenheit. Pada mulanya program ini bertujuan untuk
menolong pasangan suami istri yang tidak mungkin memiliki keturunan secara
alamiah disebabkan tuba falopi istrinya mengalami kerusakan permanen. Namun
kemudian mulai ada perkembangan dimana kemudian program ini

2.2 Hukum- Hukum Islam


1. Pengertian Hukum
Hukum menurut oxford English dictionary, adalah kumpulan aturan, baik sebagai
hasil dari pengundangan formal maupun dari kebiasaan., dimana suatu Negara atau
masyarakat tertentu mengaku terikat sebagai anggota atau sebagai subyeknya, orang
yang tunduk padanya atau pelakunya.Hukum islam adalah sistem kaidah-kaidah yang
didasarkanpada wahyu Allah SWT sunnah Rasul mengenai tingkah laku mukalaf
(orang yang sudah dibebani kewajiban ) yang diakui dan diyakini mengikat bagi
pemeluknya. Menurut Mahmud Syaltut islam adalah agama Allah yang dasar-dasr
dan syariatnya diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan dibebankan kepadanya
untuk menyampaikan dan mengajak mengikuti kepada seluruh umat manusia.
2. Ruang Lingkup Hukum Islam
Hukum islam meliputi syariah dan fikih. Hukum syariah adalah aturan islam yang
mengatur seluruh sendi kehidupan umat manusia baik muslim maupun non muslim

7
serta berbagai penyelesaian masalah dalam kehidupan ini. Hukum Fikih adalah salah
satu hukum yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia, baik kehidupan
pribadi, bermasyarakat maupunkehidupan manusia dengan tuhannya.
3. Sumber Hukum Islam
a. Al Quran
Kitab suci yang berisi firman firman Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW sebagai pedoman hidup sampai akhir zaman. Dalam Al
Quran berisi perintah, larangan, anjuran islam, kisah islam, ketentuan, hikmah
dan sebagainya.
b. Al Hadits
Segala sesuatu yang berdasarkan tingkah laku Rassulullah baik berupa
perkataan, oerbuatan, dan tingkah laku. Hal- hal tersebut patut ditiru karena
segala yang berkaitan dengan Rassulullah itu adalah hal yang baik.
c. Ijma
Kesepakatn para ulama yang dijadikan sebagai aturan dalam mendukung
hukum Alquran dan Al Hadits
d. Qiyas
Qiyas berarti menjelaskan sesuatu yang tidak ada dalil nashnya dalam Al
Quran ataupun hadis dengan cara membandingkan sesuatu yang serupa dengan
sesuatu yang hendak diketahui hukumnya.
4. Tujuan Hukum Islam
Syari’at Islam diturunkan oleh Allah swt. sebagai wujud kasih sayangnya (rahmat)
bagi seluruh alam ini, sebagaimana firman Allah swt. dalam QS. Al- Anbiya’/21: 107:

Terjemahnya:
“Dan kami tidak mengutus engkau (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat
bagi seluruh alam.”
Tujuan adanya hukum islam sendiri adalah untuk menjadikan manusia selalu pada
jalan Allah dan menyembahnya sera meminta segala pertolongan hanya kepadanya

8
2.3 Teknik Bayi Tabung

1. Faktor pengaruh
Secara medis bayi tabung dilakukan karena ketidakmampuan pasangan untuk
mempunyai anak. Untuk sebagian wanita berusia di atas 40 tahun, disarankan sebagai
metode untuk mengatasi infertilitas atau tidak subur pada wanita. Selain itu, beberapa
kondisi yang kemungkinan menyebabkan sulit hamil dan menggunakan prosedur bayi
tabung.pembuahan tidak dapat terjadi. Biasanya, kemandulan disebabkan oleh
gangguan kesuburan, baik pada pria maupun wanita. Namun secara umum, berikut
adalah penyebab kemandulan pada pria yang perlu diketahui:
a. Infeksi menular seksual (IMS), seperti chlamydia dan gonore.
b. Saluran sperma tersumbat. Kondisi ini bisa menyebabkan sel sperma tidak
bisa masuk ke cairan mani (azoospermia). Penyebabnya bisa karena
bawaan lahir atau trauma fisik yang mengenai testis, prostat, dan uretra.
c. Gangguan ejakulasi (delayed ejaculation), adalah kondisi di mana seorang
pria membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai orgasme. Bahkan tak
jarang, kondisi ini membuat pengidapnya tidak mengalami ejakulasi sama
sekali saat berhubungan seksual.
d. Kelainan enzim pada sperma. Kondisi ini bisa menyebabkan sperma sulit
berenang dan menembus sel telur, sehingga tidak terjadi pembuahan
e. Impotensi adalah penyakit disfungsi seksual yang dialami oleh pria.
Penyakit ini menyebabkan seseorang tidak mampu berereksi maupun
mempertahankan ereksi kemaluannya, sehingga menghambat aktivitas
seksual saat berhubungan intim. Varikokel, yaitu pembengkakan pada
pembuluh vena di dalam kantong zakar atau skrotum. Kondisi ini bisa
ditandai dengan penyusutan testis serta penurunan kualitas dan kuantitas
sperma, membuat pengidapnya rentan mengalami kemandulan.
f. Produksi sperma dengan kuantitas yang rendah.
Pada wanita, kemandulan bisa disebabkan oleh banyak hal. antara lain:
a. Gangguan lendir serviks. Ketidaknormalan pada lendir serviks bisa mempersulit
proses pertemuan sperma dan sel telur, sehingga menghambat terjadinya pembuahan.
b. Gangguan ovulasi. Kondisi ini menyebabkan wanita tidak dapat melepaskan sel
telur,atau membutuhkan waktu yang lebih lama untuk melepaskan sel telur. Ini adalah
kondisi paling umum yang menyebabkan wanita tidak bisa hamil (mandul).

9
Penyebabnya adalah gangguan hormon reproduksi seperti GnRH (gonadotropine
releasing hormone), maupun beberapa penyakit seperti PCOS (polycystic ovary
syndrome), dan kelebihan hormon prolaktin.
c. Endometriosis, yaitu suatu kondisi di mana jaringan dari lapisan dalam dinding rahim
atau endometrium tumbuh di luar rongga rahim. Pertumbuhan jaringan tambahan atau
operasi pengangkatannya bisa menyebabkan munculnya jaringan parut. Dampaknya,
jaringan parut bisa menghalangi tabung saluran indung telur dan menghambat
terjadinya pembuahan sel telur oleh sperma.
d. Kelainan anatomi, seperti kelainan pada tuba falopi, gangguan pada cairan leher rahim
(serviks), miom, dan lain-lain. Miom adalah pertumbuhan sel tumor di dalam atau di
sekitar uterus (rahim) yang tidak bersifat kanker atau ganas. Kondisi ini bisa
menyebabkan keguguran, masalah kehamilan (sangat jarang terjadi), hingga kemandulan.
e. Masalah sistem kekebalan tubuh yang mengganggu sel telur
f. Alasan dari masalah ketidaksuburan yang tidak diketahui.
g. Memiliki risiko penyakit keturunan
Dengan metode IVF, sel telur yang sudah dibuahi dapat diskrining kode genetiknya untuk
mencari masalah genetik tertentu. Setelah embrio dinyatakan tidak memiliki risiko penyakit
yang dapat diturunkan, dapat ditanam pada rahim
Secara teologis atau dalam ilmu agama dengan dilaksanakannya metode bayi tabung
ini adalah sebgai bentuk ikhtiar seorang muslim. Ikhtiar sendiri bermakna berusaha atau
memperjuangkan sesuatu.
Secara medis proses bayi tabung disebut in vitro fertilization (IVF). Kehamilan yang terjadi
diawali dengan sel telur dibuahi oleh sperma di luar tubuh yaitu di dalam sebuah tabung.

2. Prosedur Bayi Tabung


Berbeda dengan kehamilan pada umumnya, di mana proses pembuahan terjadi di
dalam tubuh, pada bayi tabung memiliki beberapa prosedur tertentu. Biasanya
prosedur bayi tabung dilakukan setelah konsumsi obat-obatan, tindakan bedah atau
inseminasi buatan tidak mampu mengatasi masalah ketidaksuburan.
Metode bayi tabung terdiri dari serangkaian prosedur, yang terdiri antara lain:
a. Merangsang tubuh wanita dengan suntik hormon untuk memproduksi
beberapa sel telur sekaligus.
b. Pengujian melalui tes darah atau ultrasound untuk menentukan kesiapan
pengambilan sel telur. Sebelumnya, pihak wanita juga akan diberikan

10
suntikan yang akan membantu mematangkan sel telur yang berkembang
dan memulai proses ovulasi.
c. Selama prosedur pengambilan sel telur, dokter akan mencari folikel dalam
rahim dengan menggunakan bantuan USG. Sel telur kemudian akan
diambil dengan menggunakan jarum khusus yang memiliki rongga.
Prosedur ini berlangsung sekitar 30 menit hingga satu jam. Sebagian
wanita diberikan obat pereda nyeri sebelum dilakukan prosedur tersebut,
namun bisa juga diberikan obat penenang ringan hingga dibius total.
d. Sel telur segera dipertemukan dengan sperma pasangan, yang harus
diambil pada hari yang sama. Kemudian disimpan di dalam klinik untuk
memastikan perkembangannya maksimal.
e. Setelah embrio hasil pembuahan sel telur dan sperma tersebut dianggap
cukup matang, maka embrio akan dimasukkan ke dalam rahim. Dokter
akan memasukkan semacam tabung penyalur yang disebut kateter ke dalam
vagina hingga sampai ke dalam rahim. Untuk memperbesar kemungkinan
hamil, tiga embrio umumnya ditransfer sekaligus . Dua minggu setelah
transfer embrio, maka pihak wanita akan diminta untuk melakukan tes
kehamilan.
3. Alasan Dilakukan Bayi Tabung
Hadirnya seorang anak merupakan tanda dari cinta kasih pasangan suami istri, tetapi
tidak semua pasangan dapat melakukan proses reproduksi secara normal. Sebagian
kecil diantaranya memiliki berbagai kendala yang tidak memungkinkan mereka untuk
memiliki keturunan. Sehingga karena kondisi infertilitas inilah akan mennjadi bahan
pertimbangan utama dokter dalam menentukan jenis terapi yang paling tepat untuk
pasangan suami isteri yang bersangkutan, yaitu dengan isnseminasi buatan
4. Risiko Teknik Bayi Tabung
Proses bayi tabung tetap memiliki risiko yang harus dipertimbangkan oleh pasangan
suami istri. Salah satu risiko yaitu saat prosedur pengambilan sel telur, mungkin
terjadi infeksi, pendarahan atau menyebabkan kerusakan pada usus atau organ lain.
Ada pula risiko dari obat-obatan yang digunakan untuk menstimulasi ovarium yaitu
sindrom hiperstimulasi ovarium. Efek yang dirasakan beragam, mulai dari kembung,
kram atau nyeri ringan, sembelit, penambahan berat badan hingga rasa sakit yang tak
tertahankan pada perut. Efek yang berat harus ditangani di rumah sakit walaupun

11
biasanya gejala hilang ketika siklus ovarium selesai. Selain itu, masih ada beberapa
risiko lain dari prosedur bayi tabung, yaitu:
a. Risiko keguguran.
b. Kehamilan kembar, jika embrio yang ditanamkan ke dalam rahim lebih
dari satu.
c. Kelahiran prematur dan bayi berat lahir rendah.
d. Kehamilan ektopik atau di luar rahim.
e. Bayi lahir dengan cacat fisik.
f. Stres karena prosedur bayi tabung dapat menguras tenaga, emosi dan
keuangan.
5. Faktor Penentu Keberhasilan
Ada beberapa faktor yang turut menentukan keberhasilan prosedur bayi tabung. Usia
wanita merupakan salah satu faktor utama. Usia optimal dari wanita untuk
keberhasilan proses bayi tabung yaitu sekitar 23-39 tahun, dengan persentase tertinggi
adalah di bawah usia 35 tahun. Namun, tingkat keberhasilan kehamilan bayi tabung
bergantung pada sejumlah faktor termasuk sejarah reproduksi, usia ibu, penyebab
infertilitas, dan faktor gaya hidup. Faktor lain, seperti penggunaan metode terapi
alternatif untuk meningkatkan kesuburan, juga diduga dapat memengaruhi
keberhasilan program bayi tabung. Namun, hal ini masih butuh diteliti lebih lanjut.
Untuk menjalankan prosedur bayi tabung demi kehamilan perlu memperhatikan
berbagai faktor secara medis dari pasangan tersebut. Kesiapan finansial juga tak kalah
penting, mengingat biaya yang dibutuhkan untuk prosedur bayi tabung relatif tinggi.
Bayi tabung merupakan salah satu program kehamilan yang tergolong efektif
mengobati ketidaksuburan, hingga akhirnya mencapai kehamilan.

2.4 Bayi Tabung dalam Pandangan Islam


Bayi tabung merupakan produk kemajuan teknologi kedokteran yang demikian canggih
yang ditemukan oleh pakar kedokteran Barat. Bayi tabung ini mulai dikenal karena adanya
keinginan dari banyak pasangan suami istri karena satu hal dan yang lainnya yang tidak bisa
mempunyai keturunan, sedang mereka sangat merindukannya, dan bayi tabung iniadalah
salah satu alternatif yang bisa ditempuh untuk mewujdkan impian mereka tersebut. Inseminasi
buatan atau disebut dengan bayi tabung merupakan hasil rekayasa manusia yang bertujuan
untuk membantu pasangan suami dan isteri yang mandul untuk mendapatkan seorang anak.
Didalam Islam persoalan anak menjadi urusan Allah swt. Asalkan manusia tetap bertasbih di

12
waktu pagi dan petang. Hal ini terbukti Allah swt. telah mengaruniai seorang anak kepada
Nabi Zakaria as. yang sudah berumur sangat tua dan isterinya dalam keadaan mandul. Akan
tetapi meskipun persoalan anak menjadi urusan Allah swt. akan tetapi manusia (suami dan
isteri) yang mandul tetap berusaha dan berikhtiar untuk mendapatkan seorang keturunan.
Salah satu caranya dengan menggunakan tekhnik bayi tabung. Mengenai hukum dari
inseminasi buatan pada manusia bila ditinjau dari perspektif Islam.Dalam hal ini juga MUI
mengeluarkan fatwanya yaitu :
Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia, di Jakarta,pada 13 Juni 1979

MEMUTUSKAN

Memfatwakan :

1. Bayi tabung dengan sperma dan ovum dari pasangan suami isteri yang sah hukumnya
mubah (boleh), sebab hak ini termasuk ikhtiar berdasarkan kaidah-kaidah agama.

2. Bayi tabung dari pasangan suami-isteri dengan titipan rahim isteri yang lain (misalnya
dari isteri kedua dititipkan pada isteri pertama) hukumnya haram beraasarkan kaidah
Sadd az-zari’ah, sebab hal ini akan menimbulkan masalah yang rumit dalam kaitannya
dengan masalah warisan (khususnya antara anak yang dilahirkan dengan ibu yang
mempunyai ovum dan ibu yang mengandung kemudian melahirkannya, dan
sebaliknya).
3. Bayi tabung dari sperma yang dibekukan dari suami yang telah meninggal dunia
hukumnya haram berdasarkan kaidah Sadd az-zari’ah, sebab hal ini akan
menimbulkan masalah yang pelik, baik dalam kaitannya dengan penentuan nasab
maupun dalam kaitannya dengan hal kewarisan.
Bayi tabung yang sperma dan ovumnya diambil dari selain pasangn suami isteri yang sah hukumnya
haram, karena itu statusnya sama dengan hubungan kelamin antar lawan jenis di luar pernikahan yang
sah (zina), dan berdasarkan kaidah Sadd az-zari’ah, yaitu untuk menghindarkan terjadinya perbuatan
zina sesungguhnya. Berdasarkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam fatwanya menyatakan
bahwa bayi tabung dengan sperma dan ovum dari pasangan suami-istri yang sah hukumnya mubah
(boleh). Sebab, ini termasuk ikhtiar yang berdasarkan kaidah-kaidah agama. Namun, para ulama
melarang penggunaan teknologi bayi tabung dari pasangan suami-istri yang dititipkan di rahim
perempuan lain. Itu hukumnya haram. Para ulama menegaskan, di kemudian hari hal itu akan

13
menimbulkan masalah yang rumit dalam kaitannya dengan warisan. Para ulama MUI dalam fatwanya
juga memutuskan, bayi tabung dari sperma yang dibekukan dari suami yang telah meninggal dunia
hukumnya haram. Sebab, hal ini akan menimbulkan masalah yang pelik, baik dalam kaitannya dengan
penentuan nasab maupun dalam hal kewarisan. Maka dapat kita simpulkan bahwa Bayi tabung itu
di bolehkan (Mubah) jika sperma dan sel telur berasal dari pasangan suami istri yang sah.
Bayi tabung diharamkan jika:
a. Sperma dan ovumnya tak berasal dari pasangan suami-istri yang tidak sah
b. Penggunaan teknologi bayi tabung dari pasangan suami-istri yang dititipkan di rahim
perempuan lain
c. Bayi tabung dari sperma yang dibekukan dari suami yang telah meninggal dunia.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dari berbagai uraian yang yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka pada bagian
akhir ini penulis dapat menyimpulkan sesuai dengan rumusan masalahnya. Bahwa hukum
dilaksanakan bayi tabung dalam islam adalah Mubah ( Boleh) asalkan sel untuk mendapatkan
seorang anak. harus telur dan sperma berasal dari pasangan suami istri yang sah secara
hukum agama islam. Bayi tabung sendiri juga merupakan bentuk ikhtiar bagi seorang musli.
Ikhtiar tersebut harus diimbangi dengan doa dan memohonkepada Allah SWT.

15
DAFTAR PUSTAKA

Salim HS, Bayi Tabung Tinjauan Aspek Hukum (Cet.I; Jakarta: Sinar Grafika, 1993), h.1.

Ahmad Rofiq, Pembaharuan Hukum Islam di Indonesia (Yogyakarta: Gama Media, 2013),
h.20.

https://mui.or.id/wp-content/uploads/files/fatwa/Bayi-tabung-imseminasi-Buatan.pdf

https://www.alodokter.com/sekilas-mengenai-prosedur-bayi-tabung

16

Anda mungkin juga menyukai