KELOMPOK 6
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan petunjuk
dan hidayah-Nya sehingga pembuatan makalah dengan judul “Metode dan
Strategi Pendidikan dan Promosi Kesehatan Berdasarkan Target Usia Klien” ini
dapat terselesaikan. Adapun penyusunan makalah ini telah kami usahakan
semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan dari berbagai pihak, sehingga
dapat memperlancar penyusunan makalah ini. Untuk itu, kami tidak lupa
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu.
Makalah ini merupakan hasil dari kemampuan kami sehingga kritik dan saran
yang membangun sangat kami harapkan demi penyempurnaan penulisan-
penulisan yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Aamiin.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
memang membutuhkan metode dan strategi, mengingat kompleksnya
situasi masyarakat dan belum meratanya pemahaman tentang pentingnya
tingkat kesehatan yang baik. Demikian pula kondisi sosial dan budaya
masyarakat yang berbeda, membuat penerapan promosi kesehatan ini tidak
selalu berjalan dengan mulus.
Materi yang berhubungan dengan rencana tindakan promosi
kesehatan akan selalu digunakan dan mendasari pada semua intervensi yang
berhubungan dengan pelayanan kesehatan, khususnya pemberian promosi
dan pendidikan kesehatan dalam asuhan keperawatan pada klien baik
individu, kelompok maupun masyarakat. Jadi, akan sangat berguna bagi
calon perawat maupun perawat profesional untuk selalu mempelajari dan
menguasainya secara optimal dalam membuat rancangan yang tepat pada
setiap sasaran yang akan ditemui nanti.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
apakah ia tertarik atau tidak terhadap perubahan, untuk mengetahui
apakah perilaku yang sudah atau yang akan diadopsi itu mempunyai
dasar pengertian dan kesadaran yang kuat. Apabila belum, maka perlu
penyuluhan yang lebih mendalam. Metode ini cocok untuk anak-anak,
remaja, dan dewasa.
2. Metode Kelompok
Dalam memilih metode pendidikan kelompok, harus diingat
besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal dari sasaran.
Untuk kelompok yang besar, metodenya akan lain dengan kelompok kecil.
Efektivitas sutau metode akan terggantung pula pada besarnya sasaran
pendidikan.
a. Kelompok Besar
Yang dimaksud kelompok besar di sini adalah apabila peserta
penyuluhan itu lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok
besar ini, antara lain ceramah dan seminar.
1) Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun
rendah dan cocok digunakan pada usia dewasa. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam menggunakan metode ceramah antara lain:
a) Persiapan
Ceramah akan berhasil apabila penceramah menguasai materi
yang akan diceramahkan. Untuk itu penceramah harus
mempersiapkan diri dengan:
mempelajari materi dengan sistematika yang baik. Lebih
baik lagi kalau disusun dalam diagram atau skema;
mempersiapkan alat-alat bantu pengajaran, misalnya
makalah singkat, slide, sound sistem, dan sebagainya.
b) Pelaksanaan
Kunci dari keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila
penceramah tersebut dapat mengusai sasaran ceramah. Untuk
itu penceramah dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:
4
sikap dan penamppilan yang menyankinkan, tidak boleh
bersikap ragu-ragu dan gelisah;
suara hendaknya cukup keras dan jelas;
pandangan harus tertuju ke seluruh peserta ceramah;
berdiri di depan (di pertengahan), tidak boleh duduk;
menggunakan alat-alat bantu lihat (AVA) semaksimal
mungkin.
2) Seminar
Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar
dengan pendidikan menengah ke atas. Seminar adalah suatu
penyajian (presentasi) dari satu ahli atau beberapa ahli tentang
suatu topik yang dianggap penting dan biasanya dianggap hangat
di masyarakat. Metode ini cocok digunakan pada dewasa.
b. Kelompok Kecil
Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut
kelompok kecil. Metode-metode yang cocok untuk kelompok kecil ini
antara lain:
1) Diskusi kelompok
Agar semua anggota kelompok dapat bebas berpartisipasi
dalam diskusi maka formasi duduk para peserta diatur sedemikian
rupa sehingga mereka dapat berhadap-hadapan atau saling
memandang satu sama lain, misalnya dalam bentuk lingkaran atau
segi empat. Untuk memulai diskusi, pemimpin diskusi harus
memberikan pancingan-pancingan yang dapat berupa pertanyaan-
pertanyaan atau kasus sehubungan dengan topik yang dibahas.
Agar terjadi diskusi yang hidup maka pemimpin kelompok harus
mengarahkan dan mengatur jalannya diskusi sehingga semua orang
dapat kesempatan berbicara dan tidak menimbulkan dominasi dari
salah seorang peserta. Metode ini cocok digunakan pada remaja
dan dewasa.
2) Curah Pendapat (Brain storming)
5
Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi
kelompok. Prinsipnya sama dengan metode diskusi kelompok.
Bedanya pada permulaannya pemimpin kelompok memancing
dengan satu masalah dan kemudian tiap peserta memberikan
jawaban-jawaban atau tanggapan (curah pendapat). Tanggapan
atau jawaban-jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam
flipchart atau papan tulis. Sebelum semua peserta mencurahkan
pendapatnya, tidak boleh diberi komentar oleh siapapun. Baru
setelah semua anggota mengeluarkan pendapatnya, tiap anggota
dapat mengomentari, dan akhirnya terjadi diskusi. Metode ini
cocok digunakan pada target usia remaja dan dewasa.
3) Bola Salju (Snow balling)
Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang 2
orang) kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah.
Setelah kurang lebih 5 menit maka tiap 2 pasang bergabung
menjadi satu. Mereka tetap mendiskusikan masalah tersebut, dan
mencari kesimpulannya. Kemudian tiap-tiap pasang yang sudah
beranggotakan 4 orang ini bergabung lagi dengan pasangan lainnya
dan demikian seterusnya sehingga akhirnya akan terjadi diskusi
seluruh anggota kelompok. Metode ini cocok digunakan pada
target usia remaja dan dewasa.
4) Kelompok-kelompok kecil (Buzz group)
Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil
yang kemudian diberi suatu permasalahan yang sama atau tidak
sama dengan kelompok lain. Masing-masing kelompok
mendiskusikan masalah tersebut. Selanjutnya hasil dari tiap
kelompok didiskusikan kembali dan dicari kesimpulannya. Metode
ini cocok digunakan pada target usia remaja dan dewasa.
5) Memainkan peranan (Role play)
Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk
sebagai pemegang peran tertentu untuk memainkan peranan,
6
misalnya sebagai dokter puskesmas, sebagai perawat atau bidan,
dan sebagainya, sedangkan anggota yang lain sebagai pasien atau
anggota masyarakat. Mereka memperagakan, misalnya bagaimana
interaksi komunikasi sehari-hari dalam melaksanakan tugas.
Metode ini cocok digunakan pada target usia anak-anak dan
remaja.
6) Permainan Simulasi (Simulation game)
Metode ini merupakan gabungan antara role play dengan
diskusi kelompok. Pesan-pesan kesehatan disajikan dalam
beberapa bentuk permainan seperti permainan monopoli. Dengan
menggunakan dadu, gaco (petunjuk arah), selain beberapa atau
papan main. Beberapa orang menjadi pemain, dan sebagian lagi
berperan sebagai narasumber. Metode ini cocok digunakan pada
target usia remaja.
3. Metode Massa
Metode (pendekatan) massa cocok untuk mengomunikasikan
pesan-pesan kesehatan yang ditunjukan kepada masyarakat. Oleh karena
sasaran pendidikan ini bersifat umum, dalam arti tidak membedakan
golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status sosial ekonomi, tingkat
pendidikan, dan sebagainya, maka pesan-pesan kesehatan yang akan
disampaikan harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap
oleh massa tersebut.
Berikut contoh metode yang cocok untuk pendekatan massa :
a. Ceramah umum (public speaking)
Misalnya pada Hari Kesehatan Nasional, menteri kesehatan atau
pejabat kesehatan lainnya berpidato di hadapan massa rakyat untuk
menyampaikan pesan-pesan kesehatan. Metode ini cocok digunakan
pada target usia dewasa.
b. Pidato-pidato/diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik, baik
TV maupun, radio, pada hakikatnya merupakan bentuk pendidikan
kesehatan massa. Metode ini cocok digunakan pada target usia dewasa.
7
c. Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter atau petugas kesehatan
lainnya tentang suatu penyakit atau masalah kesehatan di suatu media
massa adalah juga merupakan pendekatan pendidikan kesehatan
massa. Metode ini cocok digunakan pada target usia remaja dan
dewasa.
d. Tulisan-tulisan di majalah atau koran, baik dalam bentuk artikel
maupun tanya jawab/konsultasi tentang kesehatan dan penyakit juga
merupakan bentuk pendekatan pendidikan kesehatan massa. Metode
ini cocok digunakan pada target usia remaja dan dewasa.
e. Billboard, yang dipasang di pinggir jalan, spanduk, poster, dan
sebagainya juga merupakan bentuk pendidikan kesehatan massa.
Metode ini cocok digunakan pada target usia anak-anak, remaja, dan
dewasa.Contoh: Billboard “Ayo ke Posyandu.”
a. Advokasi (advocacy)
Advokasi adalah pendekatan dan motivasi terhadap pihak-
pihak tertentu yang diperhitungkan dapat mendukung keberhasilan
pembinaan PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat) baik dari segi
materi maupun non materi (Kementrian Kesehatan RI, 2011).
Kegiatan yang ditujukan kepada pembuat keputusan (decision
makers) atau penentu kebijakan (policy makers) baik di bidang
kesehatan maupun sektor lain di luar kesehatan, yang mempunyai
pengaruh terhadap publik. Tujuannya adalah agar para pembuat
keputusan mengeluarkan kebijakan-kebijakan, antara lain dalam
8
bentuk peraturan, undang-undang, instruksi, dan sebagainya yang
menguntungkan kesehatan publik. Bentuk kegiatan advokasi ini
antara lain:
1) Lobbying;
2) Pendekatan atau pembicaraan-pembicaraan formal atau informal
terhadap para pembuat keputusan;
3) Penyajian isu-isu atau masalah-masalah kesehatan atau yang
mempengaruhi kesehatan masyarakat setempat;
4) Seminar-seminar masalah kesehatan, dan sebagainya.
9
Pada masyarakat yang masih paternalistik seperti di
Indonesia ini, toma dan toga merupakan panutan perilaku
masyarakat yang sangat signifikan. Oleh sebab itu, apabila toma dan
toga sudah mempunyai perilaku sehat, akan mudah ditiru oleh
anggota masyarakat yang lain. Bentuk kegiatan mencari dukungan
sosial ini antara lain:
1) Pelatihan-pelatihan para toma dan toga;
2) Seminar;
3) Lokakarya;
4) Penyuluhan, dan sebagainya.
10
2. Strategi Promosi Kesehatan Berdasarkan Piagam Ottawa (Ottawa
Charter)
Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Ottawa Canada
tahun 1986 menghasilkan Piagam Ottawa (Ottawa Charter), dan salah
satunya rumusan stragesi promosi kesehatan yang di kelompokkan
menjadi 5 (lima) butir.
11
itu, penyelenggaraan pelayanan kesehatan juga merupakan tanggung
jawab bersama antara pihak pemberi pelayanan (provider) dan pihak
penerima pelayanan (consumer). Saat ini titik berat pelayanan
kesehatan masih berada pada pihak pemerintah dan swasta, dan
kurang melibatkan masyarakat sebagai penerima pelayanan.
Melibatkan masyarakat dalam pelayanan kesehatan berarti
memberdayakan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatannya sendiri. Bentuk pemberdayaan masyarakat dalam
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan ini bervariasi, mulai dari
terbentuknya lembaya swadaya masyarakat (LSM) yang peduli
terhadap kesehatan, baik dalam bentuk pelayanan maupun bantuan-
bantuan teknis (pelatihan), sampai dengan upaya-upaya swadaya
masyarakat sendiri.
12
itu, mewujudkan derajat kesehatan masyarakat akan efektif apabila
unsur-unsur yang ada dalam masyarakat tersebut bergerak bersama-
sama. Dengan kata lain, meningkatkan kegiatan-kegiatan masyarakat
dalam mengupayakan peningkatan kesehatan mereka sendiri adalah
wujud dari gerakan masyarakat (community action).
13
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Agar mencapai suatu hasil yang optimal, diperlukan metode dan
strategi yang tepat dalam pelaksanaan promosi dan pendidikan kesehatan.
Dalam penerapannya, promosi dan pendidikan kesehatan memang
membutuhkan metode dan strategi, mengingat kompleksnya situasi
masyarakat dan belum meratanya pemahaman tentang pentingnya tingkat
kesehatan yang baik. Melalui metode dan strategi promosi dan pendidikan
kesehatan, akan sangat berguna ketika membuat rancangan rencana
tindakan dalam promosi dan pendidikan kesehatan. Jadi, akan sangat
berguna bagi calon perawat maupun perawat profesional untuk selalu
mempelajari dan menguasainya secara optimal dalam membuat rancangan
yang tepat pada setiap sasaran yang akan ditemui nanti.
III.2 Saran
Melalui makalah ini, diharapkan mampu menelaah dan memahami metode
dan startegi promosi dan pendidikan kesehatan sehingga dapat kita
aplikasikan dengan baik.
14
DAFTAR PUSTAKA
15