Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

HOUSING DAN APARTEMENT SEHAT

“PERUMAHAN SEHAT”

Oleh : Kelompok 2

Maya Magfira : K201801046


Fitri : K201801048
Firasnita Jabar : K201801038
Afrinda Yugita Putri : K201801016
Dwi Astuti : K202002017
Muh. Fitrah Ramadhan : K201801043
Putra Abdul Rahim Al-Haq : K201801026
Masira Mardelana Wani : K201801015
Jayanti : K201801068
Muh. Reinaldi : K201801035
Muh. Resky Maulana : K201801029

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MANDALA WALUYA
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas “Housing dan
Apartement Sehat”. Tugas ini disusun agar pembaca dapat memperluas Ilmu mengenai
housing dan apartement sehat, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai
sumber. Makalah ini di susun oleh kami dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang
dari diri kami maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya tugas  ini dapat terselesaikan.
Semoga tugas kami dapat bermanfaat bagi para mahasiswa, umum khususnya pada
diri kami sendiri dan semua yang membaca tugas kami ini, dan  mudah-mudahan juga 
dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca . Walaupun tugas ini
memiliki kelebihan dan kekurangan. Kami mohon untuk saran dan kritiknya. Terima
kasih.

Penyusun

Kendari, 27 Mei 2021


DAFTAR ISI

Kata Pengantar..............................................................................................................
Daftar Isi.......................................................................................................................
BAB I Pendahuluan......................................................................................................
A. Latar Belakang......................................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................................
C. Tujuan Penulisan...................................................................................................
BAB II Pembahasan......................................................................................................
A. Pengertian Rumah Sehat.......................................................................................
B. Fungsi Rumah........................................................................................................
C. Persyaratan Rumah Sehat......................................................................................
D. Penilaian Rumah Sehat..........................................................................................
BAB III Penutup...........................................................................................................
A. Kesimpulan............................................................................................................
B. Saran......................................................................................................................
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
       A.    Latar Belakang
Perumahan merupakan kebutuhan primer bagi manusia. Rumah atau tempat
tinggal, dari zaman ke zaman mengalami perkembangan. Pada zaman purba manusia
bertempat tinggal di gua-gua, kemudian berkembang dengan mendirikan rumah di hutan-
hutan dan di bawah pohon. Sampai pada abad modern ini manusia sudah membangun
rumah bertingkat dan diperlengkapi dengan peralatan yang serba modern.
Rumah yang sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat kesehatan
yang optimum. Untuk memperoleh rumah yang sehat ditentukan oleh tersedianya sarana
sanitasi perumahan. Sanitasi rumah adalah usaha kesehatan masyarakat yang
menitikberatkan pada pengawasan terhadap struktur fisik dimana orang menggunakannya
untuk tempat tinggal berlindung yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Rumah
juga merupakan salah satu bangunan tempat tinggal yang harus memenuhi kriteria
kenyamanan, keamanan dan kesehatan guna mendukung penghuninya agar dapat bekerja
dengan produktif (Munif Arifin, 2009).
Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan terkait erat dengan penyakit
berbasis lingkungan, dimana kecenderungannya semakin meningkat akhir-akhir ini.
Penyakit-penyakit berbasis lingkungan masih merupakan penyebab utama kematian di
Indonesia. Bahkan pada kelompok bayi dan balita, penyakit-penyakit berbasis lingkungan
menyumbangkan lebih 80% dari penyakit yang diderita oleh bayi dan balita. Keadaan
tersebut mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan kualitas intervensi kesehatan
lingkungan (Munif Arifin,2009).
Rumah yang tidak sehat merupakan penyebab dari rendahnya taraf kesehatan
jasmani dan rohani yang memudahkan terjangkitnya penyakit dan mengurangi daya kerja
atau daya produktif seseorang. Rumah tidak sehat ini dapat menjadi reservoir penyakit
bagi seluruh lingkungan, jika kondisi tidak sehat bukan hanya pada satu rumah tetapi
pada kumpulan rumah (lingkungan pemukiman). Timbulnya permasalahan kesehatan
di lingkungan pemukiman pada dasarnya disebabkan karena tingkat kemampuan
ekonomi masyarakat yang rendah, karena rumah dibangun berdasarkan kemampuan
keuangan penghuninya (Notoatmodjo, 2003).     
B.     Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian rumah sehat?
2. Sebutkan fungsi rumah?
3. Apa saja yang menjadi persyaratan rumah sehat?
4. Bagaimanakah penilaian rumah sehat?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian rumah sehat.
2. Untuk mengetahui fungsi rumah.
3. Untuk mengetahui persyaratan rumah sehat.
4. Untuk mengetahui bagaimana penilaian rumah sehat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Rumah Sehat
Dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan
Permukiman, perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan
tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana
lingkungan. Rumah adalah sebuah tempat tujuan akhir dari manusia.
Rumah menjadi tempat berlindung dari cuaca dan kondisi lingkungan
sekitar, menyatukan sebuah keluarga, meningkatkan tumbuh kembang kehidupan
setiap manusia, dan menjadi bagian dari gaya hidup manusia Sedangkan pengertian Sehat
menurut WHO adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial
budaya, bukan hanya keadaan yang bebas penyakit dan kelemahan (kecacatan).
Rumah harus dapat mewadahi kegiatan penghuninya dan cukup luas bagi seluruh
pemakainya, sehingga kebutuhan ruang dan aktivitas setiap penghuninya dapat
berjalan dengan baik. Lingkungan rumah juga sebaiknya terhindar dari faktor- faktor
yang dapat merugikan kesehatan (Hindarto, 2007). Rumah sehat dapat diartikan
sebagai tempat berlindung, bernaung, dan tempat untuk beristirahat, sehingga
menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik fisik, rohani, maupun sosial (Sanropie
dkk., 1991). Sedangkan menurut Hermawan (2010) yang dikutip dari Azwar, rumah sehat
adalah tempat berlindung atau bernaung dan tempat untuk beristrahat sehingga
menimbulkan kehidupan yang sempurna baik fisik,rohani maupun sosial.

B. Fungsi Rumah
Fungsi rumah rumah bagi manusia yang diposkan oleh suhadi (2007) yang dikutip
dari  Azwar adalah :
 Sebagai tempat untuk melepaskan lelah, beristirahat setelah penat melasanakan
kewajiban sehari-hari.
 Sebagai tempat untuk bergaul dengan keluarga atau membina rasa kekeluargaan bagi
segenap anggota keluarga yang ada.
   Sebagai tempat untuk melindungi diri dari bahaya yang datang mengancam.
  Sebagai lambang status sosial yang dimiliki yang masih dirasakan hingga saat ini.
 Sebagai tempat untuk meletakan atau menyimpan barang-barang berharga yang
dimiliki, yang terutama masih ditemui pada masyarakat pedesaan.

C. Persyaratan Rumah Sehat


1. Menurut Budiman Chandra (2007), persyaratan rumah sehat yang tercantum dalam
Residential Environment dari WHO (1974) antara lain :
a. Harus dapat berlindung dari hujan, panas, dingin, dan berfungsi sebagai tempat
istrahat.
b. Mempunyai tenpat-tempat untuk tidur, memasak, mandi, mencuci, kakus dan
kamar mandi.
c. Dapat melindungi bahaya kebisingan dan bebas dari pencemaran.
d. Bebas dari bahan bangunan berbahaya.
e. Terbuat dari bahan bangunan yang kokoh dan dapat melindungi penghuninya dari
gempa, keruntuhan, dan penyakit menular.
f. Memberi rasa aman dan lingkungan tetangga yang serasi.
2. Persyaratan rumah sehat berdasarkan pedoman teknis penilaian  rumah sehat (Depkes
RI, 2007).
a. Memenuhi          kebutuhan       psikologis        antara  lain      privacy yang
cukup,
komunikasi  yang  sehat  antar  anggota  keluarga  dan  penghuni  rumah,adanya 
ruangan  khusus  untuk  istirahat  (ruang  tidur),  bagi  masing-masing penghuni.
b. Memenuhi  persyaratan  pencegahan  penularan  penyakit  antar  penghuni rumah 
dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga,  beba
svektor  penyakit  dan  tikus,  kepadatan  hunian  yang  tidak berlebihan,   cukup  
sinar   matahari   pagi,   terlindungnya   makanan dan minuman  dari  pencemar
an,disamping  pencahayaan  dan  penghawaan yang cukup.
c. Memenuhi   persyaratan   pencegahan   terjadinya  kecelakaan  baik   yang timbul 
karena  pengauh  luar  dan  dalam  rumah,  antara lain  persyaratan
garis  sempadan  jalan,  konstruksi  bangunan  rumah,  bahaya  kebakaran
dan kecelakaan di dalam rumah.
3. Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman menurut Keputusan
Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No.829/Menkes/SK/VII/ 1999 meliputi dua aspek
yaitu:
a. Lingkungan perumahan yang terdiri dari lokasi, kualitas udara, kebi singan dan 
getaran, kualitastanah, kualitas air tanah, sarana dan prasarana lingkungan, bina
tanpenular penyakit dan penghijauan.
b. Rumah tinggal yang terdiri dari bahan bangunan, komponen dan pena taan ruang
rumah, pencahayaan, kualitas udara, ventilasi, binatang penular penyakit, air,
makanan, limbah, dan kepadatan hunian ruang tidur.

Adapun persyaratan kesehatan lingkungan perumahan menurut Keputusan Menteri


Kesehatan (Kepmenkes) No.829/Menkes/SK/VII/ 1999 sebagai  berikut :
a. Lokasi
 Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran sungai, aliran
lahar, tanah longsor, gelombang tsunami, daerah gempa, dan sebagainya;
 Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir (TPA) sampah atau
bekas tambang;
 Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran seperti alur
pendaratan penerbangan.
b. Kualitas udara
 Kualitas udara ambien di lingkungan perumahan harus bebas dari gangguan gas
beracun dan memenuhi syarat baku mutu lingkungan sebagai berikut :
 Gas H2S dan NH3 secara biologis tidak terdeteksi;
 g/m3 ;g maksimum 150 Debu dengan diameter kurang dari 10
 Gas SO2 maksimum 0,10 ppm;
 Debu maksimum 350 mm3 /m2 per hari.
c.  Kebisingan dan getaran
 Kebisingan dianjurkan 45 dB.A, maksimum 55 dB.A;
 Tingkat getaran maksimum 10 mm/detik.  
d. Kualitas tanah di daerah perumahan dan pemukiman
 Kandungan Timah hitam (Pb) maksimum 300 mg/kg
 Kandungan Arsenik (As) total maksimum 100 mg/kg
 Kandungan Cadmium (Cd) maksimum 20 mg/kg
 Kandungan Benzopyrene maksimum 1 mg/kg
e. Prasarana dan sarana lingkungan
 Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluarga dengan konstruksi
yang aman dari kecelakaan;
 Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan vektor penyakit;
 Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan konstruksi jalan tidak
mengganggu kesehatan, konstruksi trotoar tidak membahayakan pejalan kaki dan
penyandang cacat, jembatan harus memiliki pagar pengaman, lampu penerangan,
jalan tidak menyilaukan mata;
 Tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitas air yang memenuhi
persyaratan kesehatan;
 Pengelolaan pembuangan tinja dan limbah rumah tangga harus memenuhi
persyaratan kesehatan;
 Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi syarat
kesehatan;
 Memiliki akses terhadap sarana pelayanan kesehatan, komunikasi, tempat kerja,
tempat hiburan, tempat pendidikan, kesenian, dan lain sebagainya;
 Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan penghuninya;
 Tempat pengelolaan makanan (TPM) harus menjamin tidak terjadi kontaminasi
makanan yang dapat menimbulkan keracunan.
f. Vektor penyakit
 Indeks lalat harus memenuhi syarat.
 Indeks jentik nyamuk dibawah 5%.
g. Penghijauan
Pepohonan untuk penghijauan lingkungan pemukiman merupakan pelindung dan
juga berfungsi untuk kesejukan, keindahan dan kelestarian alam.
Adapun ketentuan persyaratan kesehatan rumah tinggal menurut Kepmenkes No.
829/Menkes/SK/VII/1999 adalah sebagai berikut:
a. Bahan bangunan      
 Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan bahan yang dapat
membahayakan kesehatan, an tara lain : debu total kurang dari 150 mg/m2 ,
asbestos kurang dari 0,5 serat/m3 per 24 jam, plumbum (Pb) kurang dari 300
mg/kg bahan;
 Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya
mikroorganisme patogen. 
b. Komponen dan penataan ruangan
 Lantai kedap air dan mudah dibersihkan;
 Dinding rumah memiliki ventilasi, di kamar mandi dan kamar cuci kedap air dan
mudah dibersihkan;
 Langit-langit rumah mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan;
 Bumbungan rumah 10 m dan ada penangkal petir;
 Ruang ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukannya;
 Dapur harus memiliki sarana pembuangan asap.
c. Pencahayaan
Pencahayaan alam dan/atau buatan langsung maupun tidak langsung dapat
menerangi seluruh ruangan dengan intensitas penerangan minimal 60 lux dan tidak
menyilaukan mata.
d. Kualitas udara
 Suhu udara nyaman antara 18 – 30 o C;
 Kelembaban udara 40 – 70 %;
 Gas SO2 kurang dari 0,10 ppm/24 jam;
 Pertukaran udara 5 kaki 3 /menit/penghuni;
 Gas CO kurang dari 100 ppm/8 jam;
 Gas formaldehid kurang dari 120 mg/m3
e. Ventilasi : Luas lubang ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% luas lantai.
f. Vektor penyakit : Tidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus yang bersarang di dalam
rumah.
g. Penyediaan air
 Tersedia sarana penyediaan air bersih dengan kapasitas minimal 60 liter/
orang/hari;
 Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan/atau air minum
menurut Permenkes 416 tahun 1990 dan Kepmenkes 907 tahun 2002.
h. Pembuangan Limbah
 Limbah cair yang berasal rumah tangga tidak mencemari sumber air, tidak
menimbulkan bau, dan tidak mencemari permukaan tanah;
 Limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan bau, tidak
mencemari permukaan tanah dan air tanah.
i. Sarana Penyimpanan Makanan. Tersedia sarana penyimpanan makanan yang aman.
j. Kepadatan hunian Luas kamar tidur minimal 8 m2 dan dianjurkan tidak untuk lebih
dari 2 orang tidur.

Persyaratan tersebut diatas berlaku juga terhadap kondominium, rumah susun (rusun),
rumah took (ruko), rumah kantor (rukan) pada zona pemukiman. Pelaksanaan ketentuan
mengenai persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman menjadi
tanggung jawab pengembang atau penyelenggara pembangunan perumahan, dan pemilik
atau penghuni rumah tinggal untuk rumah.

D. Penilaian Rumah Sehat
Menurut Munif Arifin (2009), kriteria rumah sehat didasarkan pada pedoman teknis
penilaian rumah sehat Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan Depkes RI tahun 2007. Pedoman teknis ini disusun berdasarkan Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor : 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang persyaratan Kesehatan
Perumahan. Sedangkan pembobotan terhadap kelompok komponen rumah, kelompok
sarana sanitasi, dan kelompok perilaku didasarkan pada teori Blum, yang diinterpetasikan
terhadap Lingkungan (45%), Perilaku (35%), Pelayanan Kesehatan (15%), Keturunan
(5%).
Dalam hal rumah sehat, persentase pelayanan kesehatan dan keturunan diabaikan,
sedangkan untuk penilaian lingkungan dan perilaku ditentulan sebagai berikut :
1. Bobot komponen rumah (25/80 x 100%) : 31
2. Bobot sarana sanitasi (20/80 x 100%) : 25
3. Bobot perilaku (35/80 x 100%) : 44
Penentuan kriteria rumah berdasarkan pada hasil penilaian rumah yang merupakan
hasil perkalian antara nilai dengan bobot, dengan criteria sebagai berikut :
1. Memenuhi syarat : 80 -100 % dari total skor.
2. Tidak memenuhi syarat : < 80 % dari total skor.
Kelompok Komponen Rumah yang dijadikan dasar penilaian rumah sehat
menggunakan Indikator komponen sebagai berikut :
1. Langit-langit
2. Dinding
3. Lantai
4. Jendela kamar tidur
5. Jendela ruang keluarga
6. Ventilasi
7. Lubang asap dapur
8. Pencahayaan
9. Kandang
10. Pemanfaatan Pekarangan
11. Kepadatan penghuni.

Indikator sarana sanitasi yang dijadikan dasar penilaian rumah sehat menggunakan


Indikator sarana sebagai berikut :
1. Sarana air bersih
2. Jamban
3. Sarana pembuangan air limbah
4. Sarana pembuangan sampah.

Indikator penilaian perilaku penghuni rumah meliputi bebrapa parameter sebagai berikut :
1. kebiasaan mencuci tangan.
2. keberadaan tikus.
3. keberadaan jentik.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Rumah sehat adalah tempat berlindung atau bernaung dan tempat untuk beristrahat
sehingga menimbulkan kehidupan yang sempurna baik fisik,rohani maupun sosial.
2. Rumah tidak hanya berfungsi sebagai tempat beristrahat dan berlindung, tetapi juga
sebagai sarana untuk memperbaiki kesehatan. Untuk itu rumah harus memenuhi
syarat syarat kesehatan.
3. Rumah sehat tidak harus mahal dan mewah. Tetapi, rumah sehat harus memenuhi
syarat syarat kesehatan. Oleh karena itu, rumah yang sederhana jika memenuhi syarat
syarat kesehatan juga dapat dikatakan rumah sehat.
4. Persyaratan kesehatan perumahan adalah ketentuan teknis kesehatan yang wajib
dipenuhi dalam rangka melindungi penghuni dan masyarakat yang bermukim di
perumahan dan masyarakat sekitar dari bahaya atau gangguan kesehatan.
5. Penilaian rumah sehat didasarkan pada pedoman teknis penilaian rumah sehat
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Depkes RI
tahun 2007. Pedoman teknis ini disusun berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan
RI Nomor : 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang persyaratan Kesehatan Perumahan.

B. Saran
Petugas kesehatan melakukan penyuluhan untuk memotivasi masyarakat dalam
pengadaan rumah sehat.
DAFTAR PUSTAKA

Budiman Chandra.2007. Pengantar Kesehatan Lingkugan. Jakarta:EGC Budiman


Chandra.2007. Pengantar Kesehatan Lingkugan.  Jakarta:EGC

Depkes RI – Ditjen PPM dan PL (2002) Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat.

Kepmenkes RI No. 829/Menkes/SK/VII/1999 ttg Persyaratan Kesehatan Perumahan.

Mahfoedz, Irham.2008, Menjaga Kesehatan Rumah Dari Berbagai Penyakit. Jogyakarta.


Munif Arifin, 2009. Rumah Sehat dan Lingkunganya. diakses dari
environmentalsanitation.wordpress.com, November November 2011.

Notoatmodjo,  S.  2003.  Ilmu  Kesehatan  Masyarakat,  Prinsip-prinsip  Dasar.  Jakarta: 


Rineka Cipta.

UU RI No.4 Tahun 1992  ttg Perumahan dan Pemukiman.

Anda mungkin juga menyukai