Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap manusia, di manapun berada, membutuhkan tempat untuk tinggal yang
disebut rumah. Rumah berfungsi sebagai tempat untuk melepas lelah, tempat bergaul dan
membina rasa kekeluargaan di antara anggota keluarga, serta sebagai tempat berlindung
dan menyimpan barang berharga. Selain itu, rumah juga merupakan status lambang
sosial. (Azwar, 1996; Mukono, 2000).
Perumahan merupakan kebutuhan primer bagi manusia. Rumah atau tempat
tinggal, dari zaman ke zaman mengalami perkembangan. Pada zaman purba manusia
bertempat tinggal di gua-gua, kemudian berkembang dengan mendirikan rumah di hutan-
hutan dan di bawah pohon. Sampai pada abad modern ini manusia sudah membangun
rumah bertingkat dan diperlengkapi dengan peralatan yang serba modern.
Rumah yang sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat kesehatan
yang optimum. Untuk memperoleh rumah yang sehat ditentukan oleh tersedianya sarana
sanitasi perumahan. Sanitasi rumah adalah usaha kesehatan masyarakat yang
menitikberatkan pada pengawasan terhadap struktur fisik dimana orang
menggunakannya untuk tempat tinggal berlindung yang mempengaruhi derajat kesehatan
manusia. Rumah juga merupakan salah satu bangunan tempat tinggal yang harus
memenuhi kriteria kenyamanan, keamanan dan kesehatan guna mendukung penghuninya
agar dapat bekerja dengan produktif (Munif Arifin, 2009).
Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan terkait erat dengan penyakit
berbasis lingkungan, dimana kecenderungannya semakin meningkat akhir-akhir ini.
Penyakit-penyakit berbasis lingkungan masih merupakan penyebab utama kematian di
Indonesia. Bahkan pada kelompok bayi dan balita, penyakit-penyakit berbasis
lingkungan menyumbangkan lebih 80% dari penyakit yang diderita oleh bayi dan balita.
Keadaan tersebut mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan kualitas intervensi
kesehatan lingkungan (Munif Arifin,2009).
Rumah yang tidak sehat merupakan penyebab dari rendahnya taraf kesehatan
jasmani dan rohani yang memudahkan terjangkitnya penyakit dan mengurangi daya
kerja atau daya produktif seseorang. Rumah tidak sehat ini dapat menjadi reservoir
penyakit bagi seluruh lingkungan, jika kondisi tidak sehat bukan hanya pada satu  rumah
tetapi pada kumpulan rumah  (lingkungan  pemukiman).  Timbulnya  permasalahan 

1
kesehatan  di lingkungan   pemukiman pada dasarnya disebabkan karena       tingkat
kemampuan  ekonomi masyarakat  yang  rendah,  karena.
Rumah adalah salah satu persyaratan pokok  bagi kehidupan manusia. Rumah
atau tempat tinggal manusia dari zaman ke zaman mengalami perkembangan. Pada
zaman purba manusia betempat tinggal di gua-gua kemudian berkembang dengan
mendirikan rumah tempat tinggal di bawah pohon. Sampai dengan abad modern ini
manusia sudah membangun rumah bertingkat dan diperlengkapi dengan peralatan yang
serba modern. Sejak zaman dahulu pula manusia telah mencoba mendesain rumahnya
dengan ide mereka masing-masing yang dengan sendirinya berdasarkan kebudayaan
masyarakat setempat  dan membangun rumah mereka dengan bahan yang ada.

1.2 Tujuan Umum


1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Rumah Sehat.
2. Untuk mengetahui Fungsi Rumah bagi Manusia.
3. Untuk mengetahui Persyaratan Tentang Rumah Sehat.
4. Untuk mengetahui Penilaian Terhadap Rumah Sehat.
5. Untuk mengetahui Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keadaan Perumahan.

1.3 Tujuan khusus


1. Untuk Mengetahui Standar Tentang Rumah Sehat.
2. Untuk Mengetahui Aspek Rumah Sehat dan Bandingkan dengan Rumah Sendiri.
3. Untuk Mengetahui Berapa Persentase antara Perbandingan Rumah Sehat dengan
Rumah Sendiri.

2
BAB II
KONSEP TEORI

2.1 Pengertian Rumah Sehat


Dalam   Undang-undang   Nomor   4   Tahun   1992   tentang   Perumahan   dan
Permukiman, perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan
tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dann sarana
lingkungan. Rumah  adalah  sebuah  tempat  tujuan  akhir  dari manusia.
Rumah  menjadi  tempat  berlindung  dari  cuaca  dan  kondisi  lingkungan
sekitar,  menyatukan  sebuah  keluarga,  meningkatkan  tumbuh  kembang  kehidupan
setiap manusia, dan menjadi bagian dari gaya hidup manusia Sedangkan pengertian
Sehat menurut WHO adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun
sosial budaya, bukan hanya keadaan yang bebas penyakit dan kelemahan (kecacatan).
Rumah harus dapat mewadahi kegiatan penghuninya dan cukup luas bagi seluruh
pemakainya,  sehingga  kebutuhan  ruang  dan  aktivitas  setiap penghuninya dapat
berjalan dengan baik. Lingkungan rumah juga sebaiknya terhindar dari faktor- faktor
yang   dapat   merugikan   kesehatan   (Hindarto,   2007).   Rumah   sehat   dapat diartikan
sebagai   tempat   berlindung,   bernaung,   dan   tempat   untuk   beristirahat, sehingga
menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik fisik, rohani, maupun sosial (Sanropie
dkk., 1991). Sedangkan menurut Hermawan (2010) yang dikutip dari Azwar, rumah
sehat adalah tempat berlindung atau bernaung dan tempat untuk beristrahat sehingga
menimbulkan kehidupan yang sempurna baik fisik,rohani maupun sosial.
Rumah yang sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat kesehatan
yang optimum. Untuk memperoleh rumah yang sehat ditentukan oleh tersedianya sarana
sanitasi perumahan. Sanitasi rumah adalah usaha kesehatan masyarakat yang
menitikberatkan pada pengawasan terhadap struktur fisik dimana orang
menggunakannya untuk tempat tinggal berlindung yang mempengaruhi derajat kesehatan
manusia. Rumah juga merupakan salah satu bangunan tempat tinggal yang harus
memenuhi kriteria kenyamanan, keamanan dan kesehatan guna mendukung penghuninya
agar dapat bekerja dengan produktif (Munif Arifin, 2009).
Rumah sehat adalah tempat berlindung atau bernaung dan tempat untuk
beristirahat, sehingga dapat menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik fisik, rohani,
maupun sosial (Peraturan Mentri Kesehatan RI No. 1077/Menkes/Per/V/2011 tentang
pedoman Penyehatan Udara dalam Ruang).

3
Jadi rumah sehat adalah rumah yang dapat memenuhi kebutuhan rohani dan
jasmani secara layak sebagai suatu tempat tinggal atau perlindungan dari pengaruh alam
luar. Kebutuhan jasmani misalnya terpenuhi kebutuhan jasmani sperti membaca,
menulis, istirahat dan lain-lain. Kebutuhan rohani misalnya , perlindungan terhadap
penyakit, cuaca, angin dan sebaginnya. Rumah sehat secara sederhana adalah rumah
yang memiliki ruangan terpisah untuk keperluan hidup sehari-hari dengan ukuran yang
memadai, antara lain kamar tidur, ruang makan keluarga, dapur, kamar mandi, jamban
atau WC dan tempat cuci pakaian.

2.2 Fungsi Rumah Bagi Manusia


Fungsi rumah rumah bagi manusia yang diposkan oleh suhadi (2007) yang
dikutip dari  Azwar adalah :
a) Sebagai tempat untuk melepaskan lelah, beristirahat setelah penat melasanakan
kewajiban sehari-hari.
b) Sebagai tempat untuk bergaul dengan keluarga atau membina rasa
kekeluargaan bagi segenap anggota keluarga yang ada.
c) Sebagai lambang status sosial yang dimiliki yang masih dirasakan hingga saat
ini.
d) Sebagai tempat untuk meletakan atau menyimpan barang-barang berharga yang
dimiliki, yang terutama masih ditemui pada masyarakat pedesaan.

2.3 Syarat-Syarat Rumah yang Sehat


Perumahan harus menjamin kesehatan penghuninya. Unutk menciptakan rumah
sehat maka diperlukan perhatian terhadap beberapa aspek yang sangat berpengaruh,
antara lain :
a) Sirkulasi udara baik
b) Penerangan cukup
c) Air bersih terpenuhi
d) Pembuangan limbah diatur dengan baik agar tidak menimbulkan pencemaran
e) Bagian-bagian ruang seperti lantai dinding tidak lembab serta tidak terpengaruh
pencemaran seperti bau, rembesan air kotor maupun udara kotor

Persyaratan lain untuk Perumahan yang Sehat adalah Sebagai Berikut :


1. Persyaratan letak rumah

4
Letak rumah yang baik dapat menghindarkan penghuninya dari bahaya
timbulnya penyakit menular, kecelakaan, dan kemungkinan gangguan-gangguan
lainnya. Persyaratan letak rumah merupakan persyaratan pertama dari sebuah rumah
sehat. Berikut ini adalah pertimbangan memilih letak rumah.
a. Permukaan tanah dan lapisan bawah tanah (soil dan subsoil), tanah rendah yang
sering digenangi banjir sudah jelas tidak baik menjadi tempat perumahan yang
permanen. Tanah berbatu karang biasanya lembap dan dingin, karena air pada
waktu hujan tidak bisa meresap ke dalam tanah. Akan tetapi, dengan konstruksi
yang baik (lantai yang kedap air) rumah dengan kondisi tersebut bisa
digunakan tanpa ada gangguan. Apalagi bila dilengkapi dengan drainase yang
baik.
b. Hadap rumah (dalam hubungannya dengan matahari, arah angin, dan lapangan
terbuka). Di belahan bumi sebelah utara misalnya, kamar-kamar yang terletak
di sebelah utara akan menerima sinar matahari lebih sedikit. Oleh karena itu,
sebaiknya dapur dan ruang tempat menyimpan makanan terletak di bagian
utara rumah.
2. Persyaratan fisik
Persyaratan fisik meliputi konstruksi dan luas bangunan. Konstruksi rumah
harus baik dan kuat, sehingga dapat mencegah kemungkina terjadinya kelembaban
dan mudah diperbaiki bila ada kerusakan. Persyaratan fisik menyangkut konstruksi
rumah. Berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya, setiap orang merasa perlu
untuk membuat fondasi yang kokoh supaya konstruksinya kuat. Tipe fondasi
bermacam-macam bergantung pada berat dari rumah atau gedung yang akan
dibangun dan keadaan bawah tanah (subsoil). Subsoil yang berbatu-batu atau kerikil
akan dapat menahan beban yang berat, tetapi subsoil yang terdiri atas tanah liat,
kekuatan menahan bebannya tidak tetap. Kekuatannya bisa bertambah dan bisa pula
menurun, bergantung pada keadaan peresapan airnya yang juga berubah-ubah
mengikuti perubahan keadaan musim.
3. Persyaratan fisiologis
a. Ventilasi
Ventilasi merupakan hal yang penting untuk  diperhatikan, rumah
sebaiknya dibuat sedemikian rupa sehingga udara segar dapat masuk ke dalam
rumah secara bebas, sehingga asap dan udara kotor dapat hilang secara tepat.
Hal ini dapat dicapai dengan menempatkan pintu dan jendela dalam posisi yang

5
tepat, sehingga udara dapat masuk ke dalam kamar-kamar dan ruangan-ruangan
lain di dalam rumah. Fungsi ventilasi adalah:
 Menjaga agar aliran udara di dalam rumah tetap segar;
 Membebaskan udara ruangan dari bakteri-bakteri, terutama bakteri
pathogen karena aliran udara yang terus-menerus;
 Menjaga ruangan agar kelembaban dapat terjaga secara optimal.
Ada dua macan ventilasi, yaitu ventilasi alamiah dan ventilasi buatan.
Aliran udara dalam ruangan pada ventilasi alamiah terjadi secara alami melalui
jendela, pintu, lubang-lubang, dinding, angin-angin, dan sebagainya. Sedangkan
pada ventilasi buatan aliran udar terjadi karena adanya alat-alat khusus untuk
mengalirkan udara seperti mesin pengisap (AC) dan kipas angin.

b. Pencahayaan
Sebuah rumah dapat dikatakan sebagai rumah yang sehat apabila
memiliki pencahayaan yang cukup. Hal ini dikarenakan cahaya mempunyai sifat
dapat membunuh bakteri atau kuman yang masuk ke dalam rumah. Selain itu,
yang perlu diperhatikan dalam pencahayaan adalah tingkat terangnya cahaya itu.
Kurangnya pencahayaan akan menimbulkan beberapa akibat pada mata,
kenyamanan, sekaligus produktivitas seseorang. Oleh karena itu, dapat
dikatakan bahwa pencahayaan yang cukup dalam sebuah rumah sangat
mempengaruhi kesehatan orang-orang yang ada di dalamnya. Ada dua macam
cahaya, yaitu cahaya alamiah dan cahaya buatan. Cahaya alamiah merupakan
cahaya langsung berasal dari sumber cahaya matahari. Cahaya ini sangat
penting sebab bermanfaat selain untuk penerangan secara alami, tidak perlu
mengeluarkan biaya, dan berfungsi membunuh bakteri-bakteri patogen di dalam
rumah, misalnya basil TBC. Idealnya, cahaya masuk luasnya sekurang-
kurangnya adalah 15-20% dari luas lantai yang terdapat di dalam ruangan
rumah. Cahaya buatan merupakan cahaya yang bersumber dari listrik, lampu,
api, lampu minyak tanah, dan sebagainya.

c. Kebisingan
Saat ini pengaruh kebisingan mulai diperhatikan oleh setiap orang. Hal
ini dikarenakan kebisingan dapat mengganggu konsentrasi dan kenyamanan

6
seseorang. Apalagi kalau datangnya tiba-tiba seperti letusan yang sangat
mengganggu kehidupan. Orang yang memiliki penyakit jantung dapat
meninggal seketika karena adanya letusan tersebut. Rumah sehat adalah sebuah
rumah yang bisa terhindar dari kebisingan/letaknya jauh dari sumber kebisingan

4. Persyaratan psikologis
Rumah sehat harus memiliki pembagian ruangan yang baik, penataan perabot
yang rapi, tidak over crowding, dan sebagainya. Over crowding menimbulkan efek-
efek negative terhadap kesehatan fisik, mental, maupun moral. Penyebaran penyakit-
penyakit menular di rumah yang padat penghuninya cepat terjadi. Selain itu, di
daerah yang seperti ini, kesibukan dan kebisingan akan meningkat, yang akan
menimbulkan gangguan terhadap ketenangan, baik individu, keluarga, maupun
keseluruhan masyarakat di sekitarnya. Ketenangan dan kerahasiaan setiap individu
tidak akan terjamin dan akan mengakibatkan akses-akses menurunnya moral.
Undang-undang perumahan di beberapa Negara maju member wewenang kepada
pemerintah untuk menanggulangi masalah seperti ini. Rumah tempat tinggal
dinyatakan over crowding bila jumlah orang yang tidur di rumah tersebut
menunjukkan hal-hal sebagai berikut:
 Dua individu dari jenis kelamin yang berbeda dan berumur di atas 10 tahun
dan bukan berstatus sebagai suami istri, tidur di dalam satu kamar.
 Jumlah orang di dalam rumah dibandingkan dengan luas lantai telah
melebihi ketentuan yang telah ditetapkan.

2.4 Standart Rumah Sehat


Pada dasarnya rumah yang baik dan pantas untuk dihuni harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut: bebas dari kelembapan; mudah diadakan perbaikan;
mempunyai cukup akomodasi dan fasilitas untuk mencuci, mandi dan buang kotoran;
serta mempunyai fasilitas yang cukup untuk menyimpan, meracik, dan memasak
makanan. Pada tahun 1946 di Inggris ada sebuah Sub Committee on Standards of Fitness
for Habitation yang membuat rekomendasi terhadap rumah yang akan dihuni, antara lain
sebagai berikut:
1. Dalam segala hal harus kering.
2. Dalam keadaan rumah diperbaiki.

7
3. Tiap kamar mempunyai lampu dan lubang ventilasi.
4. Mempunyai persediaan air yang cukup untuk segala keperluan rumah tangga.
5. Mempunyai kamar mandi.
6. Mempunyai tempat/kamar cuci, dengan pembuangan air limbah yang baik.
7. Mempunyai system drainase yang baik.
8. Mempunyai jamban yang memenuhi syarat kesehatan (di dalam atau di luar).
9. Cukup fasilitas untuk menyimpan, meracik, dan memasak makanan.
10. Tempat menyimpan makanan harus mempunyai ventilasi yang baik.
11. Jalan masuk ke rumah yang baik.
12. Mempunyai fasilitas alat pemanas/pendingin di kamar.

2.5 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Keadaan Perumahan


Di dalam program kesehatan lingkungan, suatu pemukiman/perumahan sangat
berhubungan dengan kondisi ekonomi, social, tradisi/kebiasaan, suku, geografi dan
kondisi lokal. Selain itu lingkungan perumahan/pemukiman dipengaruhi beberapa faktor
yang dapat menentukan kualitas lingkungan perumahan tersebut, antara lain fasilitas
pelayanan, perlengkapan, peralatan yang menunjang terselenggaranya kesehatan fisik,
kesehatan mental, kesejahteraan social bagi individu dan keluarganya
Ada perbedaan corak, bentuk atau keadaan perumahan antara satu masyarakat
dengan masyarakat lainnya, umumnya dipengaruhi oleh berbagai faktor, yakni :
1. Kebijakan pemerntah tentang perumahan yang menyangkut tata guna tanah,
program perumahan yang dimiliki dan lain sebagainya.
2. Status social ekonomi masyarakat, ditandai dengan pendapatan masyarakat,
tersedianya bahan bangunan yang dapat dimanfaatkan masyarakat dan atau dibeli
dan lain sebagainya. Jelaslah bahwa suatu masyarakat yang lebih makmur, secara
relaive akan mempunyai perumahan yang lebih baik, dibandingkan dengan
masyarakat yang miskin.
3. Faktor lingkungan dimana masyarakat itu berbeda, baik lingkungan fisik, biologis
ataupun social. Suatu daerah dengan lingkungan fisik berupa pegunungan, tentu
saja perumahannya berbeda dengan perumahan di daerah pantai, demikian pula
perumahan di daerah beriklim panas, berbeda dengan perumahan di daerah
beriklim dingin. Semuanya ada perbedaan antara stu dengan yang lainnya.
4. Kemajuan teknologi yang dimiliki, terutama teknologi pembangunan. Unutk ini
telah sama bahwa masyarakat yang telah maju teknologinya, mampu membangun

8
perumahan yang lebih kompleks dibandingkan dengan masyarakat yang masih
sederhana.
5. Kebudayaan, diindonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan beraneka
ragam kebudayaan, sehingga corak dan model rumah di daerah sesuai dengan
kkebudayaan dan adat istiadatnya.

2.6 Hubungan Rumah Dengan Kesehatan


Perumahan yang memenuhi syarat kesehatan merupakan salah satu usaha untuk
memperbaiki kesehatan. Di Indonesia terutama di pedesaan, soal perumahan masih
belum memenuhi syarat syarat perumahan sehat. Tetapi di kota-kota besar hal ini sudah
mengalami kemajuan yang cukup menggembirakan, walaupun di berbagai tempt Masih
ada rumah yang sama skali tidak memenuhi syarat kesehatan.
Pada umumnya di kota-kota besar terdapat masalah-masalah perumahan yang
sulit dipecahkan :
1. Kepadatan Penghuni (overcrowding)
Hal ini disebabkan karena jumlah penduduk yang berkembang lebih
pesat, dari pada jumlah rumah sehinga kebanyakan orang atau keluarga
terpaksa harus tinggal sama-sama dalam satu rumah.
2. Perumahan Liar (Wild Occupancy)
Adanya rumah-rumah liar ini menimbulkan aspek merugikan, baik dari
segi keindahan kota, maupun dari segi timbulnya penyakit menular, sebab
pada umumnya rumah-rumah liar ini dibuat sembarangan saja, tidak
mempunyai kakus, dapur khusus, kamar mandi, serta pembuangan air kotor
dan pembuangan sampahnya tidak teratur. Hal inilah yang menyebabkan
daerah pemukiman liar sebagai sumber penyakit. Jelaslah bahwa perumahan
ada hubungannya dengan kesehatan.

9
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 HASIL
Dari formulir penilaian rumah sehat yang telah diobservasi Di daerah Dusun Hurnala
1Desa Tulehu 1Kecamatan Salahutu untuk 1 Mahasiswa 5 kk yaitu pada tabel sebagai
berikut :

Tabel hasil penilaian

Total hasil
No Nama kk penilaian Kriteria rumah sehat
rumah sehat
1
2
3
4
5

3.2 PEMBAHASAN
1. Komponen Rumah
a. Langit-langit Rumah
Berdasarkan survey yang dilakukan di Dusun Hurnala 1 Desa Tulehu yang
disurvey  dari segi langit-langit rumah hanya terdapat 3 rumah yang memenuhi
syarat dari 5 rumah yang di survey. 
Rumah yang tidak memiliki langit-langit dan menggunakan atap seng dan
ukuran atap rumah < 2,5 meter dari lantai akan menyebabkan suhu panas meningkat
yang disebabkan oleh panas dari matahari kontak langsung dengan seng sehingga
panas yang diterima sama dengan panas yang dikeluarkan  panas. Maka dari itu
perlu adanya peredam panas (dalam hal ini langit-langit = mampu meredam
panas).
Jarak langit-langit rumah dengan lantai harus memenuhi syarat (< 2,5 meter
dari lantai). Karena dinding yang terlalu rendah mempermudah proses penyebaran
suhu panas didalam ruangan.

10
b. Dinding Rumah
Berdasarkan survey yang dilakukan di Dusun Hurnala 1 Desa tulehu  terdapat
2 buah rumah yang dinding rumahnya terbuat dari papan kayu. Hal ini disebabkan
oleh factor ekonomi. Sedangkan pesyaratan rumah sehat seharusnya memiliki
konstruksi rumah yang kuat, dapat menghindarkan dari bahaya kecelekaan dan
memberi perlindungan terhadap penghuni rumah.
c. Lantai Rumah
Berdasarkan survey yang dilakukan pada di Dusun Hurnala 1 Desa Tulehu
yang disurvey  diperoleh 3 buah rumah yang memiliki lantai rumah plesteran yang
retak dan berdebu dari 5 rumah yang diobservasi sedangkan 2 rumah lainnya telah
menggunaka lantai berubin atau menggunakan keramik, hal ini telah memenuhi syarat
dari segi lantai rumah . Dimana persyaratan rumah sehat yaitu memiliki lantai yang
kedap air dan bersih sehingga tidak terjadi penularan penyakit dari lantai rumah.
Apabila lantai rumah tidak kedap air dan tidak bersih sangat mudah terjadi penularan
penyakit dan kumanpun dapat berkembangbiak dengan cepat apabila kita duduk
dilantai kuman-kuman penyakit yang ada dilantai dapat menginfeksi manusia.
d. Jendela
Berdasarkan survey yang dilakukan  di Dusun Hurnala 1 Desa Tulehu yang
disurvey yang terdiri 5 KK dengan jumlah 5 rumah semua memiliki jendela ruma,.
Dari data hasil tersebut diatas dimana jumlah rumah yang memiliki jendela
dikategorikan memenuhi syarat karena Jendela mempunyai peranan yang sangat
penting karena mampu mempengaruhi suhu dan kelembaban rumah dan tingkat
kenyamanan penghuni di dalam rumah.
e. Ventilasi
Berdasarkan survey yang di Dusun Hurnala 1 Desa Tulehu yang disurvey 
masih ada beberapa rumah yang tidak memiliki ventilasi dan ada beberapa  rumah
yang memiliki ventilasi tetapi tidak memenuhi syarat. Ventilasi yang baik adalah
ventilasi yang berukuran > 10% dari luas lantai, ventilasi bertujuan memberikan
memperlancar sirkulasi udara dalam ruangan dengan memberikan udara segar dari
luar, sehingga suhu dalam ruangan dapat memenuhi syarat 22-24 ⁰C dan kelembaban
60 %. Apabila suhu dalam rumah >24 ⁰C dapat mengganggu kenyaman penghuni dan
apabila ventilasi tidak memenuhi syarat dapat menyebabkan kelembaban dalam

11
ruangan meningkat tinggi yang dapat mengakibatkan pertumbuhan mikroorganisme
dan bakteri pathogen sangat baik.
f.  Lubang Asap Dapur
Berdasarkan survey yang dilakukan di Dusun Hurnala 1 Desa Tulehu yang
disurvey  diperoleh rumah yang tidak memiliki lubang asap dapur sebanyak 2 rumah
dari 5 rumah yang diobservasi. Rumah yang tidak memiliki lubang asap dapur dapat
menimbulkan resiko kesehatan terutama pada saat memasak ketika berada di dapur
(proses masak memasak terjadi) asap hasil pembakaran yang menggumpal di dalam
ruangan akan menyebabkan sesak napas karena rumah tersebut tidak memilki lubang
asap dapur. Adapun dampak yang ditimbulkan selain sesak napas yaitu iritasi pada
mata yang disebabkan oleh asap hasil pembakaran yang mengenai mata akan terasa
perih.
g. Pencahayaan Ruangan Rumah
Berdasarkan survey yang dilakukan di Dusun Hurnala 1 Desa Tulehu yang
disurvey  diperoleh masih ada beberapa rumah yang memiliki pencahayaan ruangan 
yang tidak terang  tidak dapat digunakan untuk membaca terdapat 2 rumah, dan
selebihnya telah memiliki pencahayaan yang baik meskipun masih ada beberapa
yang kurang baik.

2. Sarana Sanitasi
a. Penggunaan sarana air bersih
Berdasarkan hasil survei di 5 rumah Dusun Hurnala 1 Desa Tulehu semua
rumah yang survei menggunakan sumber air yang memenuhi syarat kesehatan rumah
b. Kepemilikan jamban
Semua penduduk memiliki jamban, namun yang bukan leher angsa terdapat 2
rumah. Biasanya buang air besar di kali  di daerah rumah mereka. Dimana jarak
tempat buang air besar < 10 meter dari sumber air. Sehingga kotoran meresap ke
dalam tanah dan dapat mencemari sumber air. Adapun jamban yang digunakan yaitu
leher angsa dengan menggunakan septik tank yang jaraknya dari sumber air bersih ±
10 meter.

c. Saluran pembuangan limbah


Hasil buangan dari rumah tangga yang berupa pencucian pakaian dan perabot
makan (menggunakan sabun berarti mengandung bahan kimia) dibuang begitu saja di

12
selokan terbuka yang meresap kedalam tanah. Sehingga mencemari sumber air yang
berada dekat saluran pembuangan limbah tersebut. jika sumber air tersebut digunakan
untuk minum akan menyebabkan diare dan jika digunakan mandi akan menyebabkan
gatal-gatal. Dan ada juga masyarakat yang langsung mengalirkannya keselokan yang
tidak tertutup.
d.  Sarana pembuangan sampah
Sarana pembuangan sampah di Dusun Hurnala 1 Desa Tulehu  hanya 2 rumah
yang memenuhi syarat dari 5 rumah yang diobsevasi, dan ada 3 rumah yang 
memiliki tempat sampah tetapi tidak memenuhi syarat hal ini berarti system
pengolahan sampah masih kurang diwilayah tersebut, berdasarkan hasil wawancara
diantara mereka tidak memiliki tempat pembuangan sampah, adapun sampah yang
dihasilkan ditampung disebuah karung dan apabila karung tersebut sudah penuh
dengan sampah baru dibuang. Hal ini akan mengakibatkan timbunya vektor
pembawa penyakit, seperti lalat, tikus, tempat berkembangbiakannya jentik, serta
dapat mencemari sumber air bersih.

3. Perilaku Penghuni
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di Dusun Hurnala 1,
sebagian besar masyarakat di sana tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya dari
hasil wawancara kami sebanyak 2 rumah yang membersihkan rumahnya sekali-kali
saja dan selebihnya setiap hari, pentingnya kepedulian  terhadap kebersihan
mencakup sebagai berikut:
a. Perilaku mengenai kebersihan rumah dan halaman juga berpengaruh, hal itu dapat
menimbulkan penyakit gangguan pernapasan seperti batuk dan asma. Batuk dan
asma dapat terjadi di dalam ruangan/rumah jika rumah tersebut jarang
dibersihkan, terutama perabot rumah tangga terutaman pajangan di rumah
berpotensi menyimpan debu yang banyak dan jika tidak dibersihkan setiap hari
debu tersebut akan terakumulasi diudara pada saat terjadi pertukaran sirkulasi dan
akan dihirup oleh penghuni rumah.
b. Perilaku membuang sampah di sembarang tempat akan  mempengaruhi
pencemaran lingkungan. Resiko dari perilaku masyarakat yang tidak ramah
terhadap lingkungan adalah terjadinya pencemaran lingkungan di mana-mana
antara lain sampah yang dibuang disembarang tempat dan membuang ttinja tidak
pada jamban kedua hal ini dapat menimbulkan bau yang menyengat dan

13
mengganggu estetika, selain itu kondisi lingkungan yang buruk pastinya dapat
mengakibatkan penyakit yang berbasis lingkungan akan meningkat.

14
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagai berikut:
1. Kondisi sanitasi rumah yang ada ada di Dusun Hurnala 1 desa tulehu
menunjukkan bahwa dari 5 kk ditinjau dari komponen langit- langit rumah
hanya 3 yang memenuhi maka dari itu sangat memprihatinkan, dan keadaan ini
disebabkan semakin pesatnya pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun serta
perilaku manusia sendiri yang tidak ramah terhadap lingkunganya.
2. Sarana sanitasi yang ada di Dusun Hurnala 1 menunjukkan bahwa dari 5 kk
ditinjau dari komponen sarana pembuangan sampah tidak ada sama sekali rumah
yang memiliki tempat sampah yang  hal ini berarti system pengolahan sampah
masih kurang diwilayah tersebut.
3. Perilaku masyarakat di Dusun Hurnala 1 desa tulehu mengenai prilaku
membuang sampah pada tempat sampah pada umumnya di buang langsung
kelautan atau kali sehingga memungkinkan adanya pencemaran.

4.2 SARAN
Sebaiknya warga diberikan ilmu mengenai kriteria rumah yang sehat agar
rumah di permukiman tersebut tergolong dalam rumah sehat sehingga angka penyakit
dapat diturunkan untuk mencapai derajat kesehatan yang sejahtera. Selain itu, sebaiknya
warga menggunakan tempat sampah yang kedap air dan memiliki penutup sehingga
warga tidak harus menggunakan karung dan tempat perkembang biakan vektor tidak ada
lagi.

15
DAFTAR PUSTAKA

http://youngyongs.blogspot.co.id/2012/12/sanitasi-perumahan-pemukiman-dan
tempat_1.html(diakses 01 desember 2018).
Entjah, Indan : Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung. Citra Aditya Bakti. 1991.
    Lubis,  Pandapotan :  Perumahan Sehat. Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan
Departemen Kesehatan RI . Jakarta. 1989.
Soedjajadi Keman, Kesehatan Lingkungan Pemukiman.
http://library.unair.ac.id/download/fkm/fkm-soedjajadikeman.ppt. Universitas Air
Langga, 2006.
UU RI No.4 Tahun 1992  ttg Perumahan dan Pemukiman.
Depkes RI – Ditjen PPM dan PL (2002) Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat.
Kepmenkes RI No. 829/Menkes/SK/VII/1999 ttg Persyaratan Kesehatan Perumahan.

16
LAMPIRAN

DOKUMENTASI :

17

Anda mungkin juga menyukai