TAHUN 2021
Diajukan sebagai salah satu tugas akhir mata kuliah penyehatan pemukiman prodi
Diploma 3 sanitasi jurusan kesehatan lingkungan
Oleh :
Oleh :
NIM. 191110006
Dosen Pembimbing:
TAHUN 2020
LEMBAR PERSETUJUAN
Berdasarkan pratikum yang telah dilaksanakan di RT 02
Kampung.Tangah,Belimbing,Kel Kuranji,Kec Kuranji tentang Penyehatan Pemukiman, yang
dilaksanakan tanggal oktober – 2021, pada pukul WIB, telah diperiksa dan disetujui oleh :
Dosen Pembimbing :
i
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kitaucapkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
begitu banyak nikmat yang mana makhluk-Nya pun tidak akan menyadari begitu banyak
nikmat yang telah didapatkan dari Allah SWT. Selain itu, penulis juga merasa sangat
bersyukur karena telah mendapatkan hidayah-Nya baik iman maupun islam.
Kami sebagai penulis menyadari dalam pembuatan laporan ini masih terdapat
kekurangan dan kesalahan dalam penulisan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Demikian kata pengantar dari kami penulis, harapan kami agar laporan ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca dan diterima sebagai perwujudan penulis dalam dunia
kesehatan. Dan dapat digunakan sebagaimana mestinya, semoga kita semua mendapat faedah
dan diterangi hatinya dalam setiap menuntut ilmu yang bermanfaat untuk dunia dan akhirat.
Penuli
ii
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
rumah dan lingkungan yang tidak memenuhi syarat merupakan faktor Konstruksi
rumah dan lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor
resiko sumber penularan penyakit berbasis lingkungan. Penyakit ISPA dan TBC erat
kaitannya dengan kondisi sanitasi perumahan. Penyediaan air bersih, pembuangan
limbah, sampah dan tinja yang tidak sehat dapat menjadi resiko timbulnya penyakit
diare dan cacingan. Faktor resiko pada bangunan rumah yang berpengaruh pada
penularan penyakit dan timbulnya kecelakaan antara lain ventilasi, pencahayaan,
kapadatan penghuni, kelembaban udara kamar (tidur) dan kualitas udara dalam
ruangan.
Mata kuliah Penyehatan Lingkungan Permukiman melatih mahasiswa untuk
mengenal permasalahan kesehatan rumah dan lingkungan permukiman, analisis faktor
resiko dan penyebab rendahnya kualitas rumah dan permukiman, merumuskan
alternatif pemecahan masalah dengan menitik beratkan pemberdayaan masyarakat
dalam menciptakan perumahan sesuai dengan syarat-syarat kesehatan rumah SK
Menkes No. 829/Menkes/SK/VII/1999 dan permukiman sehat.
1.2. Tujuan
Untuk mengetahui kondisi sanitasi rumah yang ada di RT 05/02
Kp.Tangah,Belimbing,Kel Kuranji,Kec Kuranji Untuk melihat permasalahan yang
ada di pemukiman Di RT 05/02 Kp.Tangah,Belimbing,Kel Kuranji,Kec Kuranji
1.3. Manfaat
1. Masyarakat
Sebagai bahan masukan dan informasi bagi masyarakat tentang rumah sehat.
2. Mahasiswa
Untuk menambah ilmu pengetahuan, mengembangkan wawasan dan
pengalaman dalam melakukan penelitian.
Sebagai masukan untuk menambah informasi dan pengetahuan tentang kondisi
rumah sehat dan menambah pedoman bacaan diperpustakaan.
Sebagai masukan untuk menambah literatur dalam penelitian lanjutan tentang
pemukiman khususnya pada rumah sehat
3. Instansi pemerintah
Sebagai bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Padang serta
lembaga yang terkait dalam meningkatkan keberadaan rumah sehat
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.
3
lingkungan perumahan atau pemukiman dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat
menentukan kualitas lingkungan perumahan tersebut antara lain fasilitas pelayanan,
perlengkapan, peralatan yang dapat menunjang terselenggaranya kesehatan fisik,
kesehatan mental, kesehatan sosial bagi individu dan keluarganya.2
2. Terwujudnya suatu kondisi perumahan yang layak huni dalam lingkungan yang
sehat.
Ini artinya bahwa rumah di perumahan itu harus sehat, rumah yang dapat
menjadi tempat berlindung / bernaung dan beristirahat sehingga menumbuhkan
kehidupan yang sempurna baik fisik, rohani maupun sosial. Kondisi perumahan
yang layak huni artinya harus layak sebagai tempat hunian yag dilengkapi dengan
prasarana dan sarana lingkungan. Prasarana lingkungan adalah kelengkapan dasar
fisik lingkungan yang memungkinkan lingkungan permukiman dapat berfungsi
sebagaimana mestinya. Sarana lingkungan adalah fasilitas penunjang berfungsi
untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, social dan
budaya.
4
3. Mengurangi resiko kebakaran, kecelakaan, penularan penyakit.
Dalam mengurngi resiko kebakaran, kecelakaan, penularan penyakit
diperlukan sara dan utilitas. Utilitas umum merupakan bangunan bangunan yang
dibutuhkan dalam sistem pelayanan lingkungan yang diselenggarakan baik oleh
pemerintah atau swasta, Utilitas yang dimaksud adalah penyediaan yang
menyangkut jaringan air bersih, listrik, pembuangan sampah, telepon dan gas.
5
penyediaan air minum ke rumah rumah 60 %, sambungan air minum ke
fasilitas umum 30 %
c. Pembuangan air limbah dan tinja : pembuangan air limbah kota sambungan
ke system yang tersedia, pembuangan air limbah lingkungan, tangki septic
tank, bidang peresapan sesuai daya serap tanah
d. Pembuangan air hujan dengan ketentuan tersedia saluran pembuangan air
hujan, tersedia badan penerima
e. Tersedia pembuangan sampah dengan ketentuan pengumpulan sampah,
pengangkutan sampah, pembuangan sampah
f. Jaringan listrik dan saran akomunikasi
3. Fasilitas kesehatan
a. Jarak antara pemukiman ke puskesmas pembantu atau praktek dokter 1,5
km,
b. Jarak ke puskesmas 3 km, terdapat rumah bersalin, apotik
4. Tersedia fasilitas perbelanjaan dan niaga
a. Tersedia fasilitas belanja yag memeuhi syarat
b. Jarak fasilitas perbelanjaan dan niaga mudah dicapai oleh pemnghuni
pemukiman
5. Dan fasilitas lainnya.
B. Rumah sehat
Rumah adalah lambang status sosial (Mukono, 2006). Rumah juga lambang
kesehatan penghuninya. Rumah memiliki tiga aspek yang perlu diperhatikan dalam
mencapai sanitasi pemukiman dan merupakan hal pokok yang harus dipenuhi untuk
menciptakan suasana sehat bagi penghuninya. Sanitasi pemukiman dilihat dari
kelengkapan dan penggunaan komponen fisik rumah, sarana sanitasi yang tersedia
dan penggunaannya serta perilaku dari penghuni rumah tersebut. Kriteria ini disusun
berdasarkan pedoman Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2007 tentang pedoman
teknis penilaian rumah sehat. 3
Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan merupakan salah satu faktor
yang dapat mempengaruhi kesehatan dan kondisi para penghuninya.. Dengan
meningginya insiden (angka kejadian) berbagai penyakit ,penyebabnya telah terbukti
yaitu rumah tidak memenuhi kriteria rumah. Oleh karena itu di dalam program-
6
program pencegahan/pemberantasan penyakit menular, hendaknya selalu
memperhatikan keterlibatan faktor yang diperhitungkan.Faktor kemiskinan sangat erat
hubungannya dalam keadaan situasi dan kondisi yang tidak baik tersebut.2
Menurut Winslow dan APHA rumah sehat harus memenuhi kebutuhan
physiologis para penghuninya, kebutuhan psychologis, dan harus terhindar dari
penyakit menular, dan kecelakaan. 2
1. Memenuhi kebutuhan fisiologis (pencahayaan dan penghawaan)
2. Memenuhi kebutuhan psikologis (keadaan rumah, tiolet/kamarmandi, tata
ruang)
3. Terhindar dari penyakit menular
1. Bahan bangunan, terbuat dari bahan yang tidak melepaskan zat-zat yang
dapat membahayakan kesehatan dan tidak terbuat dari bahan–bahan yang
menjadi tempat tumbuh dan berkembangnya mikro organisme patogen.
2. Komponen dan penataan ruangan, komponen rumah harus memenuhi
persyaratan fisik dan biologis seperti lantai kedap air dan mudah
dibersihkan, dinding dilengkapi dengan sarana ventilasi dan pada kamar
mandi/wc dibuat kedap air, kemudian langit-langit rumah yang kedap air
dan mudah dibersihkan dan adanya pemisah antar ruangan
3. Pencahayaan, pencahayaan alami atau buatan yang secara langsung maupun
tidak langsung menerangi rumah minimal intensitasnya adalah 60 lux dan
tidak menyilaukan.
4. Kualitas udara, kualitas udara ruangan tidak melebihi ketentuan seperti
suhu berkisar antara 18-30 ⁰C, kelembaban 40-70%, dan konsentrasi gas
SO2 tidak lebih dari 0,10 ppm/24 jam dan beberapa persyaratan lainnya
5. Ventilasi, luas penghawaan yang permanen minimal adalah 10% dari luas
lantai.
6. Binatang penular penyakit, tidak adanya tikus di dalam rumah
7. Air, tersedian air bersih yang mencukupi yaitu 60 L/orang/hari,dan air
bersih memenuhi syarat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
7
8. Tersedia tempat penyimpanan makanan yang aman
9. Limbah, limbah cair yang berasal dari rumah tangga tidak mencemari
sumber air, tidak berbau, dan tidak mencemari permukaan tanah.
Sedangkan untuk limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak
menimbulkan bau, mencemari permukaan tanah dan mencemari air.
10. Kepadatan hunian rumah tidur, luas ruang tidur minimal 8 m dan tidak
dianjurkan digunakan lebih dari 2 orang tidur dalam satu ruang tidur
kecuali anak dibawah unur 5 tahun.
8
BAB III
Kecamatan Kuranji berada dalam jarak 5 km dari pusat kota. Wilayah daratan
kecamatan Kuranji ketinggiannya sangat bervariasi, yaitu antara 8 m sampai 1.000 m
di atas permukaan laut, dengan curah hujan 384,88 mm/bulan:
9
Fasilitas kesehatan yang ada di Kecamatan Kuranji yaitu 1 unit Rumah Sakit
Umum Daerah, 3 unit Puskesmas yang berada di Kecamatan Kuranji. Terdapat 94
Posyandu, dan beberapa fasilitas lainya seperti lapangan olahraga, dan mesjid.
10
BAB IV
PELAKSANAAN SURVEY
5.1 Pemukiman
Dari analisis data hasil observasi yang dilakukan terhadap pemukiman Di RT
02 RW 05, Kp.Tangah,Belimbing,Kel Kuranji,Kec Kuranji , untuk data khusus
pemukinan disimpulkan terdapat 1 unit SD, 2 unit Posyandu, 1 unit Puskesmas
Pembantu,1 unit Mushalla, kemudian pemukiman memiliki Posko Pemuda, akses
jalan yaitu jalan kampung yang baik dan juga terdapat aliran sungai.
Selanjutnya untuk observasi terhadap sarana di pemukiman, peneliti
mengambil Mushalla sebagai sasaran penelitian. Peneliti mengamati sanitasi
Mushalla yang sering disebut masyarakat setempat “Mushalla kedondong”. Pada
pengolahan data kategori hasil penilaian diklarifikasikan dengan melihat jumlah
jawaban YA sebagai berikut :
Jawaban YA : ≥ 26 (80%) : Baik
Jawaban YA : 21 - 25 (65% - 79%) : Cukup
Jawaban YA : ≤ 20 (64%) : Kurang baik
YA 23 69.7%
TIDAK 10 30.3%
Total 33 100%
Bagian dalam 17 85 2 14
Fasilitas Sanitasi 5 42 5 55
Berdasarkan tabel 2 diatas item penilaian sanitasi masjid yang harus
ditindaklanjuti yaitu terhadap fasilitas sanitasi yang memperoleh 55%.
YA 12 120 66,7%
TIDAK 6 0 33.3%
Lokasi 2 0 100%
Laki-laki 30 100
Perempuan 0 0
Jumlah 30 100
Tabel 2
Distribusi frekuensi rujukan anggota keluarga yang sakit di Kp.Tangah,Belimbing,Kel
Kuranji,Kec Kuranji
Fasyankes Frekuensi Persentase (%)
RS 8 27
Puskesmas 11 37
Pengobatan sendiri 3 10
Dukun 0 0
Jumlah 30 100
Tabel 3
Distribusi frekuensi Kejadian Penyakit Berbasis Lingkungan di
Kp.Tangah,Belimbing,Kel Kuranji,Kec Kuranji
1 bulan 3 bulan 1 tahun
Tidak
terakhir terakhir terakhir
Kejadian
Frekuensi
Frekuensi
Frekuensi
Frekuensi
penyakit
% % % %
Sakit diare 27 90 27 90 0 0 0 0
Tabel 4.
Distribusi frekuensi sumber air minum warga di Kp.Tangah,Belimbing,Kel
Kuranji,Kec Kuranji
Sumber air bersih Frekuensi Persentase (%)
Sungai 0 0
Penampungan Air Hujan 0 0
Sumur Gali 0 0
PDAM 30 100
Jumlah 30 100
Berdasarkan tabel 4 hasil analisis data sarana air bersih yang diginakan responden
didapatkan hasil bahwa responden lebih banyak menggunakan sumber air minum dari
PDAM sebesar 100%.
Tabel 5.
Distribusi frekuensi kondisi sarana air bersih responden di Kp.Tangah,Belimbing,Kel
Kuranji,Kec Kuranji
Kondisi Frekuensi Persentase (%)
Berisiko 0 0
Jumlah 30 100
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 5 menunjukkan kondisi sarana air bersih
responden adalah Tidak Beresiko (100 %). Kondisi ini berdasarkan kegiatan
inspeksi sanitasi terhadap sarana air bersih yang digunakan responden.
Tabel 6
Distribusi frekuensi kepemilikan sarana air bersih dan masak keluarga di
Kp.Tangah,Belimbing,Kel Kuranji,Kec Kuranji
Sumber air minum Frekuensi Persentase (%)
Umum 0 0
Numpang ke tetangga 0 0
Jumlah 30 100
Tabel 7.
Distribusi frekuensi perolehan air bersih di Kp.Tangah,Belimbing,Kel Kuranji,Kec
Kuranji
Ketersediaan Frekuensi Persentase (%)
Mudah 30 100
Kadang-kadang sulit 0 0
Jumlah 30 100
Tabel 8.
Distribusi frekuensi pemakaian air bersih di Kp.Tangah,Belimbing,Kel Kuranji,Kec
Kuranji
Jumlah pemakaian Air Bersih Frekuensi Persentase (%)
60 L 0 0
60-80 L 13 43,3
80 L 17 56,7
Total 30 100
Baik 30 100
Jelek 0 0
Jumlah 30 100
Berdasarkan tabel 9 hasil analisis terhadap kondisi fisik air bersih di rumah
tangga didapatkan bahwa kondisi fisik air responden paling banyak yaitu baik (tidak
berbau, tidak berwarna, tidak berasa dan tidak keruh) dengan persentase 100%.
Tabel 10.
Distribusi frekuensi sarana BAB responden di Kp.Tangah,Belimbing,Kel Kuranji,Kec
Kuranji
Sarana BAB Frekuensi Persentase (%)
Jamban 30 100
Sembarangan 0 0
Jumlah 30 100
Berdasarkan tabel 10 hasil analisis terhadap sarana buang air besar responden
didapatkan bahwa persentasi tempat buang air besar responden adalah 100% di jamban.
Tabel 11.
Distribusi frekuensi kondisi jamban keluarga di Kp.Tangah,Belimbing,Kel Kuranji,Kec
Kuranji
Kondisi jamban Frekuensi Persentase (%)
Jumlah 30 100
Ada 30 100
Tidak 0 0
Jumlah 30 100
Tabel 13.
Distribusi frekuensi adanya tempat pengumpulan sampah responden di
Kp.Tangah,Belimbing,Kel Kuranji,Kec Kuranji
Kepemilikan tempat
Frekuensi Persentase (%)
pengumpulan sampah
Ada 27 90,0
Tidak ada 3 10,0
Jumlah 30 100
Tabel 14
Distribusi frekuensi jenis sarana pengumpulan sampah di rumah tangga
Jenis sarana pengumpulan Frekuensi Persentase (%)
sampah
Kantong plastic 10 33,3
Tong sampah kayu/plastic 15 50,0
Tidak memiliki 5 16,7
Jumlah 30 100
Tabel 15
Distribusi frekuensi kondisi sarana tong sampah dirumah tangga
Kondisi tempat sampah Frekuensi Persentase (%)
Jumlah 30 100
Tabel 16
Distribusi frekuensi Jika tidak memenuhi syarat bagaimana pembuangan
sampah tersebut
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid baik 15 50.0 50.0 50.0
(Kompos,landfill,TPA)
buruk (dibakar, dibuang 15 50.0 50.0 100.0
kesungai, ditumpuk
tanpa penanganan,
berserakan/sembarang
tempat)
Total 30 100.0 100.0
Tabel 17
Distribusi frekuensi jenis sarana penampungan air terdapat larva di rumah tangga
c. Analisis penyebab
Berdasarkan hasil analisis data yang menjadi faktor resiko adalah :
Karna warrga kebanyakan pengelolaan sampahnya dikumpulkan dan
langsung dibakar
Pengelolaan sampah dirumah tangga belum memisahkan sampah organik
dan an organik
Warga tidak memiliki TPS
Kurangnya kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya
No POA Keterangan
1 Kegiatan 1. Penyuluhan tentang pengelolaan Sampah di rumah
tangga
2. Pembuatan Tempat Pembuangan Sampah