Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL

TUGAS PROYEK
ANALISIS KUALITAS LINGKUNGAN (IKM-3011)

PENGUKURAN SANITASI RUMAH DI KELURAHAN


SINGKIL, KOTA MANADO

ANGGOTA KELOMPOK
Sharon Lady Lendongan 20111101108
Sesta Tatura 20111101106
Galatia Kaawoan 20111101088
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
NOPEMBER 2022
RINGKASAN

Sanitasi merupakan suatu cara dan upaya yang dilakukan untuk


menghindari timbulnya suatu penyakit. dapat dikatakan, sanitasi ini
merupakan perilaku manusia yang disengaja untuk membudayakan kebiasaan
hidup bersih dan sehat untuk mencegah manusia terkontaminasi langsung
dengan bahan-bahan kotor dan berbahaya dengan harapan bisa menjaga dan
memperbaiki tingkat kesehatan manusia. Sanitasi rumah merupakan usaha
kesehatan Masyarakat yang menitikberatkan pada pengawasan terhadap
struktur fisik dimana Orang menggunakannya untuk tempat tinggal yang
mempengaruhi derajat Kesehatan manusia. Rumah yang sehat dapat
menyebabkan orang yang tinggal di dalamnya juga ikut sehat. Karena jika
rumah tidak terjaga sanitasinya maka lingkungan sekitar pun akan ikut
terkontaminasi bahan yang kotor dan berbahaya bagi kesehatan manusia. Jika
sanitasi rumah terjaga maka kesehatan pun dapat terjaga. Berdasarkan hal
tersebut maka penelitian ini dilakukan untuk mengukur sanitasi rumah pada
Masyarakat di Wilayah Singkil, Kota Manado. Subyek dalam penelitian
berjumlah 30 Responden/Rumah. Data yang diperoleh kemudian dilakukan
analisis. Luaran penelitian ini yaitu untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Analisis Kualitas Lingkungan. Berdasarkan hal tersebut maka masyarakat
perlu memperhatikan sanitasi rumah yang layak untuk pemenuhan derajat
kesehatan.

i
PRAKATA
Segala puji dan syukur penulis persembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
yang boleh memperkenankan penulis untuk menyelesaikan Laporan yang berjudul
“Pengukuran Sanitasi Rumah di Kelurahan Singkil, Kota Manado”. Laporan ini
dibuat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisis Kualitas Lingkungan
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Penyusunan
laporan ini dapat diselesaikan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Pada
kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan rasa terima kasih yang setulus-
tulusnya kepada semua pihak yang telah memberikan masukan, arahan, semangat,
bahkan mengorbankan waktu, tenaga, dan pikiran dalam penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini terdapat banyak
kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak yang membaca untuk penyempurnaan laporan ini. Harapan
penulis, informasi yang diberikan melalui hasil laporan ini dapat memberikan
manfaat bagi banyak orang.

Manado, 03 Nopember 2022

Kelompok 14

ii
DAFTAR ISI

RINGKASAN...........................................................................................................i

PRAKATA...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv

BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................................1

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................3

A. Pengertian Sanitasi rumah dan Rumah sehat................................................3

B. Pengukuran Sanitasi Rumah.........................................................................5

C. Syarat Rumah Sehat......................................................................................7

D. Upaya Sanitasi Rumah..................................................................................9

BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT....................................................................11

A. Tujuan............................................................................................................11

B. Manfaat..........................................................................................................11

BAB 4. METODE TUGAS PROYEK..................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan alir penelitian............................................................................13

iv
BAB 1. PENDAHULUAN

Sanitasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah usaha untuk


membina dan menciptakan suatu keadaan yang baik di bidang kesehatan,
terutama kesehatan masyarakat. Sanitasi juga dapat disebut sebuah perilaku yang
disengaja untuk membudayakan hidup dengan bersih dan bermaksud untuk
mencegah manusia bersentuhan secara langsung dengan bahan-bahan kotor dan
berbahaya yang mana perilaku ini menjadi usaha yang diharapkan bisa menjaga
serta meningkatkan kesehatan manusia.
Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal, sarana
nafkah keluarga, cerminan harkat dan martabat penghuninya serta aset
pemiliknya (UU RI No. 1 Tahun 2011). Menurut WHO, rumah adalah suatu
struktur fisik atau bangunan untuk rumah dimana lingkungan yang kondusif
untuk kesehatan fisik dan mental dan kondisi sosial yang kondusif untuk
kesehatan keluarga dan individu.
Kesehatan adalah faktor utama sebagai parameter penilaian kelayakan
sebuah rumah sebelum arsitektur rumah. Di dalam rumah yang sehat, terdapat
pula penghuni yang sehat. Rumah yang sehat merupakan salah satu cara untuk
mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Rumah sehat adalah bangunan rumah
tinggal yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu rumah yang memiliki jamban
yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan
air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hun
Sanitasi rumah adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan
pada pengawasan terhadap struktur fisik untuk tempat tinggal yang dapat
mempengaruhi derajat kesehatan. Rumah yang tidak sehat merupakan penyebab
dari rendahnya taraf kesehatan jasmani dan rohani. ian rumah yang sesuai, dan
lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah.
Faktor fisik rumah dan sanitasi dasar dapat mempengaruhi derajat
kesehatan pada penguninya, adapun faktor-faktor fisik rumah antara lain
ventilasi, pencahayaan, kepadatan hunian, ruang tidur, kelembaban ruang,
kualitas udara ruang, sedangkan sanitasi dasar antara lain penyediaan air bersih,

1
pengelolaan limbah, pengelolaan sampah rumah tangga, dan pembuangan tinja
(Rohan, 2019).
Ketentuan syarat fisik rumah sehat seperti lantai dan dinding yang kuat,
kedap air dan mudah dibersihkan, pencahayaan yang cukup, baik cahaya alam
maupun buatan. Pencahayaan yang memenuhi syarat minimal 60 lux. Luas
jendela yang baik minimal 10%-20% dari luas lantai. Dan juga Perhawaan
(ventilasi) yang cukup untuk proses pergantian udara dalam ruangan. Kualitas
udara dalam rumah yang memenuhi syarat adalah bertemperatur ruangan sebesar
18-300C dengan kelembaban udara sebesar 40%-70%, luas kamar tidur minimal
3 meter persegi, adapun yang termasuk syarat sanitasi dasar adalah tersedianya
sarana penyediaan air bersih dengan kapasitas 60 liter/orang/hari dan memenuhi
persyaratan fisik,kimia dan biologi, limbah cair yang tidak mencemari sumber
tanah, tidak berbau dan tidak mencemari permukaan tanah dan air tanah, limbah
padat dikelola dengan baik (Rohan, 2019).

2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Sanitasi rumah dan Rumah sehat


Sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan
kegiatan pada usaha kesehatan lingkungan hidup manusia. Menurut WHO,
sanitasi didefinisikan sebagai pengawasan faktor-faktor dalam lingkungan fisik
manusia yang dapat menimbulkan pengaruh yang merugikan terhadap
perkembangan jasmani, maka berarti pula suatu usaha untuk menurunkan jumlah
penyakit manusia sedemikian rupa sehingga derajat kesehatan yang optimal dapat
dicapai (Chilmi, 2019).

Rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal


yang layak huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat
penghuninya, serta aset bagi pemiliknya (UU RI No. 1 Tahun 2011). Menurut
WHO, rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat berlindung,
dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta keadaan
sosialnya baik untuk kesehatan keluarga dan individu. Sedangkan menurut Koes
Irianto (2014) rumah merupakan tempat dimana anggota keluarga berkumpul dan
saling berhubungan. Seluruh keluarga serta kebiasaan hidup sehari-harinya
merupakan suatu ketentuan yang berhubungan erat. Rumah bukan hanya sekedar
tempat istirahat, melainkan juga merupakan tempat untuk mendapatkan
kesenangan, kecintaan dan mendapatkan kebahagiaan. Rumah adalah tempat
dimana kesetiaan ditumpahkan, menimbulkan kerinduaan bila jauh dan
mendatangkan kebahagiaan bila berada didalamnya. Itulah sebabnya kesehatan 7
harus dimulai dari rumah, untuk ini rumah dan pengaturannya harus memenuhi
syarat-syarat kesehatan. Rumah terdiri dari ruangan, halaman dan area
sekelilingnya (Chilmi, 2019).

Maka dapat dikatakan bahwa sanitasi rumah adalah usaha kesehatan


masyarakat yang menitikberatkan pada pengawasan terhadap struktur fisik dimana
orang menggunakannya untuk tempat tinggal yang mempengaruhi derajat
kesehatan manusia (Chilmi, 2019).

3
Kesehatan adalah faktor utama sebagai parameter penilaian kelayakan
sebuah rumah sebelum arsitektur rumah. Di dalam rumah yang sehat, terdapat
pula penghuni yang sehat. Rumah yang sehat merupakan salah satu cara untuk
mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Rumah sehat adalah bangunan rumah
tinggal yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu rumah yang memiliki jamban yang
sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air
limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai, dan
lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah. Rumah sehat ditentukan oleh adanya
sarana sanitasi perumahan. Sanitasi rumah adalah usaha kesehatan masyarakat
yang menitikberatkan pada pengawasan terhadap struktur fisik untuk tempat
tinggal yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan. Rumah yang tidak sehat
merupakan penyebab dari rendahnya taraf kesehatan jasmani dan rohani. Rumah
yang tidak sehat dapat menjadi reservoir penyakit bagi seluruh lingkungan,
dikarenakan jika kondisi tidak sehat tidak hanya akan berpengaruh pada satu
rumah, melainkan pada kumpulan rumah sebagai suatu Kawasan lingkungan
pemukiman (Notoatmodjo, 2013).

Syarat rumah sehat menurut Winslow dan APHA (American Public Health
Association) yang dikutip dari Riviwanto dkk (2011) harus memenuhi persyaratan
antara lain:

a. Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan


(ventilasi), ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan/suara yang
mengganggu.
b. Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain cukup aman dan nyaman bagi
masing-masing penghuni rumah, privasi yang cukup, komunikasi yang
sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah, lingkungan tempat
tinggal yang memiliki tingkat ekonomi yang relatif sama.
c. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni
rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan air limbah
rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang
berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan
minuman dari pencemaran

4
d. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang
timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah. Termasuk dalam
persyaratan ini antara lain bangunan yang kokoh, terhindar dari bahaya
kebakaran, tidak menyebabkan keracunan gas, terlindung dari kecelakaan
lalu lintas, dan lain sebagainya.

Adapun syarat rumah sehat menurut WHO, adalah:

a. Harus dapat terlindungi dari hujan, panas, dingin, dan berfungsi sebagai
tempat istirahat
b. Mempunyai tempat-tempat untuk tidur, masak, mandi, mencuci, kakus,
dan kamar mandi
c. Dapat melindungi penghuninya dari bahaya kebisingan dan bebas dari
pencemaran
d. Bebas dari bahan bangunan yang berbahaya
e. Terbuat dari bahan bangunan yang kukuh dan dapat melindungi
penghuninya dari gempa, keruntuhan, dan penyakit menular, serta
f. Memberi rasa aman dan lingkungan tetangga yang serasi.

Menurut Dinas Kesehatan tahun 2005 Minimum yang memenuhi kriteria sehat
pada masing-masing parameter adalah sebagai berikut (Rohan, 2019):

a. Minimum dari kelompok komponen rumah adalah langit-langit, dinding,


lantai, jendela kamar tidur, jendela ruang keluarga, ventilasi, sarana
pembuangan asap dapur, dan pencahayaan
b. Minimum 8 dari kelompok sarana sanitasi adalah sarana air bersih, jamban
(sarana pembuangan kotoran), sarana pembuangan air limbah (SPAL), dan
sarana pembuangan sampah
c. Perilaku sanitasi rumah adalah usaha kesehatan masyarakat yang
menitikberatkan pada pengawasan terhadap struktur fisik yang digunakan

B. Pengukuran Sanitasi Rumah


Adapun variabel yang dilakukan pengukuran sanitasi lingkungan rumah adalah
sebagai berikut:

5
1. Kepadatan hunian kamar tidur, cara pengukuran dengan menggunakan
pengamatan langsung (observasi). Skala pengukuran yang digunakan
nominal yang dibagi dalam 2 kategori:
a. Memenuhi syarat, jika luas ruangan minimal 8 m², terdapat lebih dari
2 orang tidur dalam satu ruang tidur, kecuali anak dibawah umur 5
tahun.
b. Tidak memenuhi syarat, jika luas ruangan minimal 8 m² tidak
dianjurkan lebih dari 2 orang tidur dalam satu kamar tidur, kecuali
anak dibawah umur 5 tahun.
1. Lantai rumah, cara pengukuran dengan menggunakan pengamatan
langsung (observasi). Skala pengukuran yang digunakan adalah nominal
yang dibagi dalam 2 kategori.
a. Memenuhi syarat, jika kondisi lantai kedap air, terbuat dari bahan
yang cukup keras, kuat, rata dan mudah dibersihkan.
b. Tidak memenuhi syarat, jika kondisi lantai tidak kedap air, tidak
terbuat dari bahan yang cukup keras, kuat, rata dan tidak mudah
dibersihkan.
2. Ventilasi, cara pengukuran dengan menggunakan pengamatan langsung
(observasi). Skala pengukuran yang digunakan adalah nominal yang
dibagi dalam 2 kategori.
a. Memenuhi syarat, jika rumah yang memiliki jendela atau lubang
udara pada rumah paling sedikit 10 % dari luas lantai ruangan dan
membuka jendela rumah setiap hari.
b. Tidak memenuhi syarat, jika rumah tidak memiliki jendela atau
lubang udara pada rumah paling sedikit 10 % dari luas lantai ruangan
dan tidak membuka jendela rumah setiap hari.
3. Pencahayaan alami, cara pengukuran dengan menggunakan pengamatan
langsung (observasi). Skala pengukuran yang digunakan adalah nominal
yang dibagi dalam 2 kategori.
a. Memenuhi syarat, jika sinar matahari masuk kedalam ruangan dan
menyebar secara merata, terang dan tidak silau sehingga dapat
membaca secara normal.

6
b. Tidak memenuhi syarat, jika sinar matahari tidak masuk kedalam
ruangan dan tidak menyebar secara merata, tidak terang sehingga
tidak dapat membaca secara normal.

C. Syarat Rumah Sehat


Syarat Keadaan Rumah, Rumah sehat adalah tempat berlindung/bernaung
dan tempat untuk beristirahat sehingga menumbuhkan kehidupan yang sempurna
baik fisik rohani maupun sosial. Berikut ini merupakan Persyaratan Rumah Sehat
Adapun ketentuan persyaratan kesehatan rumah tinggal menurut Kepmenkes No.
829/Menkes/SK/VII/1999 adalah sebagai berikut, Bahan bangunan: 1)Tidak
terbuat dari bahan yang dapat melepaskan bahan yang dapat membahayakan
kesehatan, antara lain : debu total kurang dari 150 μg/m2, asbestos kurang dari 0,5
serat/m3 per 24 jam, plumbum (Pb) kurang dari 300 mg/kg bahan. 2) Tidak
terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya
mikroorganisme patogen. Komponen dan penataan ruangan 1) Lantai kedap air
dan mudah dibersihkan. 2) Dinding rumah memiliki ventilasi, kamar mandi dan
kamar cuci kedap air danMudah dibersihkan. 3) Langit-langit rumah mudah
dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan. 4) Bumbungan rumah 10 m dan ada
penangkal petir. 5) Ruang ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukannya 6)
Dapur harus memiliki sarana pembuangan asap.

Pencahayaan: Pencahayaan alam dan/atau buatan langsung maupun tidak


langsung dapat Menerangi seluruh ruangan dengan intensitas penerangan minimal
60 lux dan tidak Menyilaukan mata.Kualitas udara 1) Suhu udara nyaman antara
18–30oC. 2) Kelembaban udara 40–70%.3) Gas SO2 kurang dari 0,10 ppm/24
jam. 4) Pertukaran udara 5 kaki3/menit/penghuni. 5) Gas CO kurang dari 100
ppm/8 jam. 6) Gas formaldehid kurang dari 120 mg/m3.

Ventilasi: Luas lubang ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% luas
lantai. Vektor penyakit; Tidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus yang bersarang di
dalam rumah. Penyediaan air 1)Tersedia sarana penyediaan air bersih dengan
kapasitas minimal 60 liter/orang/hari; 2) Kualitas air harus memenuhi persyaratan
kesehatan air bersih dan/atau air minum menurut Permenkes no. 416 tahun 1990

7
dan Kepmenkes no. 907 tahun 2002. Sarana penyimpanan makanan Tersedia
sarana penyimpanan makanan yang aman. PembuanganLimbah 1) Limbah cair
yang berasal rumah tangga tidak mencemari sumber air, tidak Menimbulkan bau,
dan tidak mencemari permukaan tanah. 2) Limbah padat harus dikelola dengan
baik agar tidak menimbulkan bau, tidak Mencemari permukaan tanah dan air
tanah.

Penyediaan Air Bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-
hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila
telah dimasak. Sarana air bersih adalah semua sarana yang dipakai sebagai sumber
air bagi penghuni rumah untuk digunakan bagi penghuni rumah yang digunakan
untuk kehidupan sehari-hari Yang perlu diperhatikan antara lain: 17 a) Jarak
antara sumber air dengan sumber pengotoran (seperti septik tank, tempat
pembuangan sampah, air limbah) minimal 10 meter. b) Pada sumur gali sedalam 3
meter dari permukaan tanah dibuat kedap air,yaitu dilengkapi dengan cincin dan
bibir sumur. c) Penampungan air hujan pelindung air, sumur artesis atau terminal
air atau perpipaan/kran atau sumur gali terjaga kebersihannya dan dipelihara rutin.

Pembuangan tinja manusia yang terinfeksi yang dilaksanakan secara tidak


layak tanpa memenuhi persyaratan sanitasi dapat menyebabkan terjadinya
pencemaran tanah dan sumber- sumber penyediaan air. Disamping itu, juga akan
dapat memberi kesempatan bagi lalat-lalat dari species tertentu untuk bertelur,
bersarang, makan bahan tersebut, serta membawa infeksi, menarik hewan ternak,
tikus serta serangga lain yang dapat menyebarkan tinja dan kadang-kadang
menimbulkan bau yang tidak dapat ditolerir. Atas dasar hal tersebut, maka perlu
dilakukan penanganan pembungan tinja yang memenuhi persyaratan sanitasi.
Tujuan dilakukannya pembuangan tinja secara saniter adalah untuk menampung
serta mengisolir tinja sedemikian rupa sehingga dapat tercegah terjadinya
hubungan langsung maupun tidak langsung antara tinja dengan manusia, dan
dapat dicegah terjadinya.

8
D. Upaya Sanitasi Rumah
Upaya sanitasi merupakan upaya kesehatan dengan cara memelihara dan
melindungi kebersihan lingkungan dari subyeknya. Misalnya menyediakan air
yang bersih untuk keperluan mencuci tangan, menyediakan tempat sampah untuk
mewadahi sampah agar tidak dibuang sembarangan.

Manfaat Rumah Sehat:

1. Memberi perlindungan dari penyakit menular, mencakup pelayanan air


bersih, sanitasi, persampahan, drainase, hygiene perseorangan dan
pemukiman, kemanan makanan, bangunan yang aman terhadap tranmisi
penyakit.
2. Meningkatkan perlindungan terhadap kecelakaan dan penyakit kronis
dengan memperbaiki kontruksi dan bahan bangunan rumah, pencemaran
di dalam rumah, penggunaan rumah sebagai tempat kerja.
3. Memberi perlindungan terhadap penyakit kejiwaan dengan mengurangi
tekanan jiwa dan sosial akibat rumah.
4. Meningkatkan kesehatan dalam lingkungan perumahan dengan
memperhatikan ketersediaan pelayanan keperluan sehari-hari dan
pekerjaan dekat rumah.
5. Meningkatkan pemanfaatan rumah sehingga dapat meningkatkan
kesehatan, yaitu pemanfaatan rumah dapat memberi dampak kesehatan
yang maksimum pada penghuninya.
6. Memberi perlindungan terhadap populasi yang menyandang resiko
tinggi, yakni anak-anak dan wanita, masyarakat dengan rumah
substandard, masyarakat yang tersisih dan mobil, manula, penderita
penyakit kronis dan yang cacat.
7. Penyebarluasan pentingnya aspek kesehatan rumah sehingga yang
berwenang dapat memasukkan aspek-aspek kesehatan tersebut ke dalam
kebijakan pembangunan pemukiman.
8. Meningkatkan kebijakan sosial ekonomi yang menunjang tata guna tanah
dan pemukiman sehingga kesehatan fisik, mental dan sosial dicapai
secara maksimal.

9
9. Meningkatkan proses pembangunan sosial ekonomi; mulai dari
perencanaan, pengelolaan, pengaturan tata guna tanah derah urban,
peraturan pemukiman, desain dan kotruksi rumah, pelayanan terhadap
masyarakat dan pemantauan yang kontinu.
10. Meningkatan penyuluhan serta kualitas profesi kesehatan masyarakat dan
profesi yang membangun pemukiman; penyediaan perumahan dan
penggunaan rumah untuk meningkatkan kesehatan.

10
BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT

A. Tujuan
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui sanitasi tempat hunian (rumah)
pada Masyarakat di Kelurahan Singkil Kota Manado.

B. Manfaat
Penelitian ini dilakukan untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan yang
ditimbulkan karena sanitasi rumah yang tidak terjaga, dengan dilakukan
pengukuran sanitasi rumah pada Masyarakat di Kelurahan Singkil Kota Manado
maka dapat diperoleh pengendalian yang efektif untuk pemenuhan derajat
kesehatan.

11
BAB 4. METODE TUGAS PROYEK

Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan


cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2022. Subjek penelitian
yaitu masyarakat yang ada di kelurahan Singkil Kota Manado. Penentuan besar
sampel dilakukan menurut perhitungan Lemeshow et al. Pada penelitian ini
ditetapkan berjumlah sebanyak 30 Responden/Rumah.
Variabel yang diteliti yaitu Komponen Rumah yang terdiri dari Langit-
langit, dinding, lantai, jendela kamar tidur, jendela ruang keluarga, ventilasi,
lubang asap dapur, pencahayaan, Sarana Sanitasi yang terdiri dari Sarana Air
Bersih, jamban, pembuangan air limbah, pembuangan sampah, dan Perilaku
Penghuni yang terdiri dari membuka jendela kamar, jendela ruang keluarga,
membersihkan halaman rumah, membuang tinja bayi dan balita ke jamban serta
membuang sampah ke tempat sampah. Data diperoleh dengan wawancara.
Instrumen penelitian yaitu kuesioner. Data dianalisis secara Structural Equation
Modelling (SEM) dengan smartPLS. Tahap pertama penelitian memperoleh
Data keadaan rumah/sanitasi rumah Masyarakat di Kelurahan Singkil
Kota Manado. Selanjutnya, tahap kedua akan menentukan pengukuran
sanitasi rumah pada masyarakat di Kelurahan Singkil Kota Manado. Data
dianalisis secara univariat, bivariat dan multivariat. Bagan alir penelitian dapat
dilihat pada Gambar 1.

12
Aspek yang diteliti: Keadaan Rumah
Masyarakat di Kelurahan Singkil Kota
Manado
Luaran: Faktor yang mempengaruhi
TAHAP 1 Jobdesk: Kelompok 14

Aspek yang diteliti: Pengukuran sanitasi


Rumah Masyarakat di Kelurahan Singkil Kota
Manado
Luaran: Faktor yang mempengaruhi
TAHAP 2 Jobdesk:Kelompok 14

Gambar 1. Bagan alir penelitian

13
DAFTAR PUSTAKA
Chilmi, Khoirotul. 2019. Gambaran Sanitasi Rumah di Kampung Islam
Kepaon Desa Pemogan Tahun 2019. Diploma thesis, Poltekkes
Kemenkes Denpasar.

Notoatmodjo, S. (2013) Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka


Cipta.

Riviwanto, Muchsin, dkk. 2011, Penyehatan Pemukiman. Cetakan ke-1,


Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Rohan, Mohammad. 2019. GAMBARAN KONDISI FISIK RUMAH DAN


SANITASI DASAR DI DUSUN TUNAS HARAPAN DESA KUBUPADI
KECAMATAN KUALA MANDOR B KABUPATEN KUBURAYA TAHUN
2019. Skripsi thesis, Fakultas Ilmu Kesehatan.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan


Permukiman.

14

Anda mungkin juga menyukai