Disusun oleh :
Kelompok 2
Lisna Amalia (P17324422038)
Nina Erita (P17324422046)
Pingka Aulia (P17324422048)
Rajwa Salsabil M (P17324422050)
Riri Zahara (P17324422055)
Safana Nabila (P17324422056)
Siti Aminah (P17324422066)
Yolanda Precilia (P17324422074)
Pertama-tama kami panjatkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena dengan berkat rahmat, ridho, dan karunianya kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik.
Makalah yang kami buat ini berjudul “Upaya Memodifikasi Lingkungan, Sosial
Ekonomi, Perilaku Kesehatan,dan Perawatan Klinis dalam Meningkatkan
Kesehatan”. Pembuatan makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Promosi Kesehatan.
Kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Dr. Jundra Darwanty, SST., M.Pd selaku
dosen mata kuliah Promosi Kesehatan yang telah membimbing kami dalam
pembelajaran Promosi Kesehatan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
teman-teman kami yang selalu setia membantu dalam hal mengumpulkan data-data
dalam pembuatan makalah ini.
Kami memohon maaf apabila masih terdapat banyak sekali kekurangan dalam
pembuatan makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat sebagai ilmu
untuk kita semua sebagai pembaca. Kami mohon saran dan kritik dari teman-teman
maupun dosen demi tercapainya makalah yang sempurna.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................4
1.3 Tujuan.................................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
BAB III............................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
iv
lingkungan yang diharapkan dalam kegiatan promosi kesehatan meliputi
lingkungan fisik-nonfisik, sosial-budaya, ekonomi, dan politik. Definisi promosi
kesehatan juga tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1148/MENKES/SK/VII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di
Daerah, disebutkan bahwa promosi kesehatan adalah "upaya untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat, agar merekan dapat menolong diri sendiri, serta mengembangkan
kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan
didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan".
Tujuan promosi kesehatan adalah meningkatkan kemampuan baik individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat agar mampu hidup sehat dan mengembangkan
upaya kesehatan yang bersumber masyarakat serta terwujudnya lingkungan yang
kondusif untuk mendorong terbentuknya kemampuan tersebut (Notoatmodjo,
2012).
Upaya untuk mewujudkan promosi kesehatan dapat dilakukan melalui strategi yang
baik. Pada pencapaian program promosi kesehatan secara Nasional seperti
pencapaian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga hingga Tahun
2014, persentase PHBS pada tatanan Rumah Tangga baru mencapai 56,58% dari
target Renstra RI 2015-2019 sebesar 80% dan pencapaian Desa Siaga Aktif hingga
Tahun 2014, baru mencapai 69,51% dari target Renstra RI 2015-2019 sebesar 80%.
Ini menyatakan bahwa target Nasional tentang PHBS Rumah Tangga serta Desa
Siaga Aktif masih belum sesuai target yang diharapkan (Profil Kesehatan
Indonesia, 2014).
v
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui lingkungan upaya modifikasi lingkungan kesehatan
2. Untuk mengetahui upaya modifikasi dalam hal ekonomi
3. Untuk mengetahui upaya modifikasi perawatan klinis
4. Untuk mengetahui upaya modifikasi perilaku kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN
Konsep hidup sehat sampai saat ini masih relevan untuk diterapkan. Kondisi sehat
secara holistik bukan saja kondisi sehat secara fisik melainkan juga spiritual dan sosial
dalam bermasyarakat. Untuk menciptakan kondisi sehat seperti ini diperlukan suatu
keharmonisan dalam menjaga kesehatan tubuh dimana ada empat faktor utama yang
mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Keempat faktor tersebut merupakan
faktor determinan timbulnya masalah kesehatan. Keempat faktor tersebut terdiri dari
faktor perilaku/gaya hidup (life style), faktor lingkungan, faktor sosial ekonomi,dan
faktor perawatan klinis (jenis cakupan dan kualitasnya). Keempat faktor tersebut saling
berinteraksi yang mempengaruhi kesehatan perorangan dan derajat kesehatan
masyarakat.
vi
2.1 Upaya Memodifikasi Lingkungan
Kesehatan lingkungan merupakan keadaan lingkungan yang optimum sehingga
berpengaruh positif terhadap terbentuknya derajat kesehatan masyarakat yang
optimum pula. Masalah kesehatan lingkungan meliputi penyehatan lingkungan
pemukiman, penyedia air bersih, pengelolaan limbah dan sampah serta pengelolaan
tempat-tempat umum dan pengolahan makanan.
Lingkungan pemukiman secara khusus adalah rumah merupakan salah satu
kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia. Pertumbuhan penduduk yang tidak
diikuti pertambahan luas rumah cenderung menimbulkan masalah kepadatan
populasi dan lingkungan tempat tinggal yang menyebabkan berbagai penyakit serta
masalah kesehatan. Rumah sehat sebagai masyarakat berperilaku sehat memiliki
kriteria yang sulit dapat dipenuhi akibat kepadatan populasi yang tidak diimbangi
ketersediaan lahan perumahan. Kriteria tersebut antara lain luas bangunan rumah
minimal 2,5 m2 per penghuni, fasilitas air bersih yang cukup, pembuangan tinja,
pembuangan sampah dan limbah, fasilitas dapur dan ruang berkumpul keluarga
serta gedung dan kandang ternak untuk rumah pedesaan. Tidak terpenuhi syarat
rumah sehat dapat menimbulkan masalah kesehatan atau penyakit baik fisik, mental
maupun sosial yang mempengaruhi produktivitas keluarga dan pada akhirnya
mengarah pada kemiskinan dan masalah sosial.
Kebutuhan air bersih terutama meliputi air minum, air mandi, memasak dan
mencuci. Air minum yang dikonsumsi harus memenuhi syarat minimal sebagai air
yanng dikonsumsi. Syarat air minum yang sehat antara lain syarat fisik, syarat
bakteriologis dan syarat kimia. Air minum sehat memiliki karakteristik tidak
berwarna, tidak berbau, tidak berasa, suhu dibawah suhu udara sekitar (syarat fisik),
bebas dari bakteri patogen (syarat bakteriologis) dan mengandung zat-zat tertentu
dalam jumlah yang dipersyaratkan (syarat kimia). Di Indonesia sumber-sumber air
minum dapat dari air hujan, air sungai, air danau, mata air, air sumur dangkal dan
air sumur dalam. Sumber-sumber air tersebut memiliki karakteristik masing-masing
yang membutuhkan pengolahan sederhana sampai modern agar layak diminum.
Tidak terpenuhi kebutuhan air bersih dapat menimbulkan masalah kesehatan atau
penyakit seperti infeksi kulit, infeksi usus, penyakit gigi dan mulut dan lain-lain.
vii
Limbah merupakan hasil buangan baik manusia (kotoran), rumah tangga, industri,
atau tempat-tempat umum lainnya. Sampah merupakan bahan atau benda padat
yang dibuang karena sudah tidak digunakan dalam kegiatan manusia. Pengelolaan
limbah dan sampah yang tidak tepat akan menimbulkan polusi terhadap kesehatan
lingkungan. Pengelolaan kotoran manusia membutuhkan tempat yang memenuhi
syarat agar tidak menimbulkan kontaminasi terhadap air dan tanah serta
menimbulkan polusi bau dan menganggu estetika. Tempat pembuangan dan
pengolahan limbah kotoran manusia berupa jamban dan septic tank harus
memenuhi syarat kesehatan karena beberapa penyakit disebarkan melalui perantara
kotoran.
viii
lain-lain. Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan dengan penghasilan. Hal ini
disesuaikan dengan penelitian yang akan dilakukan. Berdasarkan ini masyarakat
tersebut dapat digolongkan kedalam kedudukan sosial ekonomi rendah, sedang, dan
tinggi (Koentjaranugrat, 1981)2. Konsep Dampak Sosial EkonomiSosial ekonomi
adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan
masyarakat, antara lain sandang, pangan, perumahan, pendidikan, kesehatan, lain-
lain. Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan dengan penghasilan. Hal ini
disesuaikan dengan penelitian yang akan dilakukan. Dampak dalam bahasa inggris
disebut impact yang bersinonim dengan effect (akibat) atau consequences (akibat).
Dalam bahasa Indonesia dampak berarti pengaruh kuat yang mendatangkan akibat.
Berdampak mengandung arti berpengaruh. Jadi, ketika berbicara dampak
pembangunan kita berbicara akibat-akibat yang ditimbulkan oleh pembangunan.
Dampak tersebut terdiri dari :a. Dampak Positif Dampak yang dianggap baik oleh
penyelenggara pembangunan maupun oleh orang lain.
ix
waktu yang berlainan. Dimensi ruang mengacu pada wilayah terjadinya perubahan
sosial serta kondisi yang melingkupinya. Dimensi ini mencakup pola konteks
historis yang terjadi diwilayah tersebut. Dimensi waktu dalam studi meliputi
konteks sejarah atau masa lalu (past), sekarang (present), dan masa depan (future).
Pada konteks masa “lalu” merupakan aspek yang harus diperhatikan dalam
melakukan studi perubahan sosial
Program promosi PHBS harus dilakukan secara profesional oleh individu dan atau
kelompok yang mempunyai kemampuan dan komitmen terhadap kesehatan
masyarakat serta memahami tentang lingkungan dan mampu melaksanakan
komunikasi. edukasi dan menyampaikan informasi secara tepat dan benar yang
sekarang disebut dengan promosi kesehatan. Tenaga kesehatan masyarakat
diharapkan mampu mengambil bagian dalam promosi PHBS sehingga dapat
melakukan perubahan perilaku masyarakat untuk hidup berdasarkan PHBS. Tenaga
kesehatan masyarakat telah mempunyai bekal yang cukup untuk dikembangkan dan
pada waktunya disumbangkan kepada masyarakat dimana mereka bekerja.
Didalam mewujudkan PHBS secara terencana, tepat dan berdasarkan situasi daerah,
maka diperlukan pemahaman dan tahapan sebagai berikut (UNICEF, WHO. Bersih,
Sehat dan Sejahtera, Fraeff dkk, 1993, Van Wijk dkk, 1995).
x
2. Mengidentifikasi perilaku masyarakat yang perlu dirubah dan teknik-teknik
mengembangkan strategi untuk perubahan perilaku bagi individu, keluarga
dan masyarakat.
3. Memotivasi perubahan perilaku masyarakat.
4. Merancang program komunikasi untuk berbagai kelompok sasaran.
Program promosi higiene Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), merupakan
pendekatan terencana untuk mencegah penyakit diare melalui pengadopsian
perubahan perilaku oleh masyarakat secara meluas Program ini dimulai dari apa
yang diketahui, di inginkan, dan dilakukan masyarakat Perencanaan suatu program
promosi higiene untuk masyarakat dilakukan berdasarkan jawaban atau pertanyaan
di atas atau bekerjasama dengan pihak yang terlibat., untuk itu diperlukan pesan
pesan yang sederhana, positif dan menarik yang dirancang untuk dikomunikasikan
lewat sarana lokal seperti poster, pamphlet.
xi
Merancang program komunikasi, pada tahap ini telah dapat menentukan perubahan
perilaku dan menempatkan pesan dengan tepat dengan memadukan semua.
informasi yang telah dikumpulkan, selanjutnya dikomunikasilan dengan dukungan
seperti audio visual (video, film), oral (radio), cetak (poster, leaflet), visual (flip
charts)
Sasaran promosi PHBS tidak hanya terbatas tentang hygiene, namun harus lebih
komprehensif dan luas, mencakup perubahan lingkungan fisik, lingkungan biologi
dan lingkungan sosial-budaya masyarakat sehingga tercipta lingkungan yang
berwawasan kesehatan dan perubahan perilaku hidup bersih dan sehat.
xii
Untuk mencapai taraf kesehatan maka paling sedikit yang harus tercakup dalam
pelayanan kesehatan dasar adalah:
1. Pendidikan tentang masalah kesehatan umum, cara pencegahan dan
pemberantasannya,
2. Peningkatan persediaan pengadaan kecukupan gizi,
3. Penyediaan air minum dan sanitasi dasar,
4. Pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana,
5. Imunisasi,
6. Pengobatan dan pengadaan obat. (Organisasi Kesehatan Se Dunia, 1990)
xiii
Peningkatan kualitas tenaga kesehatan dilaksanakan mulai dari pendidikan
hingga berakhirnya masa pengabdian. Tenaga kesehatan masyarakat
(Kesmas) merupakan bagian dari sumber daya manusia.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
xiv
DAFTAR PUSTAKA
xv
5. UNICEF, WHO. Bersih, Sehat dan Sejahtera. (Terjemahan), London School of
Hygiene and Tropical Medicine Ministere de la Sante du Burkina Faso. Buku 1,2,3
dan 4.
6. Curtis V., Kanki B., Cousens S. 1997. Dirt and Diarhoea: Formative Research for
Hygiene Promotion programmes. Health policy and planning. 12 (2).
7. Fraeff, Elder dan booth. Communication for Health and Behaviour Change. Jossey-
Bass, San Fransissco, 1993.
8. Van Wijk and Murre. Motivating Behaviour Change. IRC/UNICEF. 1995.
9. Departemen Kesehatan RI. 2002. Kebijakan Desentralisasi Pembangunan
Kesehatan. Rapat Kerja Kesehatan Nasional. Jakarta 24- 27 Juli 2002.
xvi