PROPOSAL
PHBS ( Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ) di linkungan rumah tangga pada keluarga
Tn.D di daerah BTP blok L 10
DISUSUN OLEH :
ANDIKA I SUJONO
NH0220005
S1 Keperawatan B
2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................................................i
PENDAHULUAN.............................................................................................................................1
A. Latar belakang.............................................................................................................................1
B. Tujuan........................................................................................................................................1
PEMBAHASAN................................................................................................................................2
A. PENGERTIAN.........................................................................................................................2
B. Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).............................................................2
C. Tujuan PHBS di Tatanan Rumah Tangga.............................................................................3
D. Manfaat PHBS di Tatanan Rumah Tangga...........................................................................3
E. Indikator PHBS Tatanan Rumah Tangga.............................................................................3
SATUAN ACARA PENYULUHAN................................................................................................7
( SAP )................................................................................................................................................7
A. TUJUAN PENYULUHAN..................................................................................................7
B. KEGIATAN PENYULUHAN.............................................................................................7
C. EVALUASI..........................................................................................................................9
D. LAMPIRAN.........................................................................................................................9
i
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Masalah Kesehatan lingkungan merupakan masalah kompleks yang untuk
mengatasinya dibutuhkan integrasi dari berbagai sector terkait. Di Indonesia
permasalah dalam kesehatan lingkungan antara lain : Air Bersih, Pembuangan
Kotoran/Tinja, Kesehatan Pemukiman, Pembuangan Sampah, Serangga dan Binatang
Pengganggu, Makanan dan Minuman, Pencemaran Lingkungan.
Masalah di atas sangat banyak faktor penyebabnya, salah satunya adalah
kurangnya kesadaran akan pentingnya berprilaku hidup bersih dan sehat.
Dasar Pemikiran dilakukan penyuluhan tentang PHBS ini adalah karena faktor
perilaku secara teoritis memiliki andil 30 – 35 % terhadap derajat kesehatan,
sedangkan dampak dari perilaku terhadap derajat kesehatan cukup besar, maka
diperlukan berbagai upaya untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat,
salah satunya melalui program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
B. Tujuan
1. Tujuan Jangka pendek
1
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku yang dilakukan
atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di
bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan dimasyarakat
(Maryunani A, 2013).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan
pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok
dan masyarakat, dengan membuka jalan komunikasi, memberikan informasi dan
melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui
pendekatan pimpinan (advokasi), bina suasana (social support) dan pemberdayaan
masyarakat (empowerman) sebagai suatu upaya untuk membantu masyarakat mengenali
dan mengatasi masalahnya sendiri, dalam tatanan masing-masing, agar dapat menerapkan
cara-cara hidup sehat, dalam rangka menjaga, memelihara dan menigkatkan kesehatan
(Maryunani A, 2013).
Upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi
perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi,
memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap
2
dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social Support)
dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat
mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing,
dan masyarakat/dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara
dan meningkatkan kesehatannya.
3
7. Meningkatnya citra pemerintah daerah dalam bidang kesehatan
8. Dapat menjadi percontohan rumah tangga sehat bagi daerah lain.
Indikator PHBS adalah suatu alat ukur untuk menilai keadaan atau permasalahan
kesehatan di rumah tangga. Indikator mengacu pada Standar Pelayanan Minimal (SPM)
bidang kesehatan. Ada 10 indikator PHBS yang terdiri dari 6 indikator perilaku dan 4
indikator lingkungan. Dengan rincian sebagai berikut
1) Ibu bersalin ditolong oleh tenaga kesehatan. Sebaiknya setiap
persalinan setiap anggota keluarga ditolong oleh tenaga kesehatan
contohnya : Bidan dan Dokter. Hal ini bertujuan untuk mengurangi
angka kematian pada ibu dan bayi. Angka kematian pada ibu dan
bayi diindonesia masih cukup tinggi maka dari itu salah satu cara
me\ngurangi angka kematian ibu dan anak adalah dengan bersalin
yang ditolong oleh tenaga kesehatan.
2) Ibu hanya memberikan ASI Eksklusif. ASI adalh asupan gizi yang
cukup untuk bayi dan sesuai dengan pencernaan bayi. Sampai usia
bayi 6 bulan hanya diberi ASI saja, tidak boleh diberi
makanan/minuman lain. Menyusui harus dipersiapkan sejak hamil,
karna ibu hamil memerlukan perawatan payudara agar nantinya ASI
dapat keluar dengan lancar dan dapat melakukan ASI eksklusif. Maka
rencanakanlah perawatan payudara sejak awal kehamilan. Adapun penunjang dari ASI
ekslusif adalah : Agama, Psikologi, Program pemerintah
3) Keluarga mempunyai Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPKM).
Adalah anggota rumah tangga mempunyai pembiayaan praupaya
kesehatan seperti Askes, Kartu Sehat, Dana Sehat, Jamsostek,
Asuransi perusahaan dll.
4) Setiap anggota keluarga tidak merokok didalam rumah, untuk
merokok disediakan tempat diluar rumah, sehingga anggota
keluarga yang lain yang bukan perokok tidak menjadi perokok
pasif. Merokok dapat menyebabkan jantung koroner dan kanker.
Dua penyakit ini merupakan penyebab utama kematian
dindonesia. 90% pada masyarakat indonesia meninggal karna
4
kanker paru-paru terjadi pada perokok. 30%-70% disebabkan kanker mulut, tenggorokan,
kandung kemih dan pankreas yang berhubungan dengan merokok. Merokok juga dapt
merusak hutan yang disebabkan sebagian hutan dibabat habis untuk menanam tembakau.
Perokok seharusnya bertimbang rasa terhadap orang lain yang mendapat imbas buruk atas
apa yang telah dia lakukan.
5) Olah raga atau melakukan aktifitas fisik secara teratur. Olah raga
atau latihan fisik bermanfaat untuk membentuk tubuh yang kencang
serta kuat dan menghilangkan lemak dari tubuh. Olahraga dan latihan
fisik merupakan kunci pertahanan dari tubuh dan juga dapat
memperkuat jantung dan paru-paru, serta membuat organ-organ
tubuh kita bekerja secara efisien. Olahraga juga dipercaya untuk
menurunkan kadar kolesterol dan memperkuat daya tahan tubuh
terhadap penyakit dan mengurangi resiko dari berbagai macam penyakit. Contohnya :
jantung koroner dan stroke. Setiap anggota keluarga dianjurkan olahraga minimal 3-5 kali
seminggu..
6) Makan dengan menu gizi seimbang (makan sayur dan buah setiap
hari). Lengkapilah menu makanan sehari hari dengan buah
buahan dan sayuran. Menu seimbang adalah menu yang
bervariasi dan sesuai dengan kebutuhan. Hal ini bertujuan agar
anggota keluarga tidak bosan dengan menu yang monoton dan
tercukupinya asupan gizi tubuh. Cara yang dapat dilakukan untuk
menyiapkan makanan dan minum yang bersih dan sehat sebagai
berikut :
Biasakan mencuci tangan dengan sabun sebelum mengolah dan menyajikan makanan
dan minuman serta setelah memegang benda-benda yang kotor.
Alat-alat makan dan alat-alat masak harus selalu bersih serta menggunakan lap yang
bersih.
Cucilah sayuran mentah dengan air panas jika digunakan untuk lalapan atau dimakan
mentah.
5
7) Tersedia air bersih. Setiap rumah tangga harus memiliki akses
terhadap air bersih dan menggunakannya untuk kebutuhan
sehari hari yang berasal dari : air dalam kemasan, air ledeng, air
pompa sumur terlindung, dan penampungan air hujan. Sumber
air pompa, Sumur dan mata air terlindung berjarak minimal 10
meter dari tempat penampungan kotoran atau limbah. Hal ini
bertujuan untuk menghindari penyakit yang berasal dari air kotor.
8) Tersedia Jamban. Setiap rumah sebaiknya memiliki jamban
dalam jenis apapun, contohnya : jamban leher angsa dengan tanki
septic atau lubang penampung kotoran sebagai pembuangan
akhir. Jika dalam suatu rumah yang tidak memiliki jamban,
biasanya masyarakat BAB di lubang-lubang galian , tapi harus
memperhatikan yaitu tempatnya sekurang-kurangnya berjarak 20
meter dari sumber-sumber air ( sumur, sungai, danau, mata air
dan sejenisnya ), jauh dari pemukiman serta harus ditutp tanah setelah BAB selesai
dilakukan. Dan selalu mencuci tangan dengan air dan sabun pada air mengalir setelah
BAB. Hal ini bertujuan untuk pencegahan terhadap penyakit yang disebabkan oleh
kuman-kuman atau bakteri-bakteri yang terdapat dalam tinja.
9) Kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni. Luas lantai
rumah yang ditempati dan digunakan untuk keperluan sehari
hari dibagi jumlah penghuni (9 M2 per orang ). Kesesuaian
rumah akan berpengaruh pada kesehatan penghuninya. Bila
banyak orang tinggal dalam satu rumah, maka pembersihan
dan pengelolaannya akan amat sulit sehingga menimbulkan
ketegangan antara para penghuninya. Demikian pula
pembersihan rumah yang tidak tepat akan menyebabkan debu-debu berhamburan, hal ini
akan menyebabkan infeksi saluran pernafasan.
10) Lantai rumah bukan dari tanah. Lantai rumah kedap air, bisa
terbuat dari semen (plester), tegel, ubin, keramik, papan/
bambu (rumah panggung). Bila memungkinkan pilihlah
bahan yang tidak mudah terbakar, sebuah rumah harus
mempunyai lantai yang terbuat dari kayu, bambu, ubin,
plester atau yang lainnya sehingga orang yang berjalan
diatasnya tidak seperti berjalan diatas tanah terbuka, lantai itu
6
sendiri akan lebih mudah dibersihkan. Lantai rumah yang tidak dilapisi atau dari tanah
akan dapat menyebabkan anggota keluarga cacingan dan penyakit lain yang bersumber
dari tanah.
7
SATUAN ACARA PENYULUHAN
( SAP )
A. TUJUAN PENYULUHAN
1. Tujuan Jangka pendek
B. KEGIATAN PENYULUHAN
8
n dan memperkenalkan diri salam dan
( 10 menit ) Menginformasikan memperhatikan
materi yang akan
disampaikan dan waktu
penyuluhan
Menjelaskan tujuan yang
ingin dicapai pada akhir
penyuluhan
Apersepsi dengan cara
menggali pengetahuan Ceramah
yang dimiliki oleh
Memperhatika
peserta
n dan
menjawab
pertanyaan
9
jawab
Memberikan
kesempatan kepada
peserta untuk bertanya
Mendengarkan
seputar materi yang telah
dan Tanya
diberikan
memperhatikan jawab
Memberi kesempatan
Mendengarkan Ceramah
kepada peserta lain untuk
dan
menjawab pertanyaan
memperhatikan
Menjelaskan dan
menjawab pertanyaan
C. EVALUASI
1. Evaluasi struktur
10
Waktu dimulai sekitar pukul 10.00 sesuai dengan rencana pada roundown. Acara di
mulai pagi dan selesai pukul 11.00
2. Evaluasi proses
Pada proses penyuluhan berjalan dengan kondusif , keluarga sangat antusias dalam
menerima materi.
3. Evaluasi media
Media yang digunakan leflet
4. Evaluasi acara
Acara berjalan sesuai yang di rencanakan.
5. Evaluasi hasil
Dari 100% di harapkan 70 % keluarga dapat memahami dan menerapkan
pengetahuan tentang perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan rumah tangga.
D. LAMPIRAN
I. Materi
II. Leaflet
11