OLEH :
KELOMPOK V
III B
Dosen Pembimbing :
Tasman, S. Kp. M. Kep. Sp. Kom
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya, salawat beserta salam kita kirimkan kepada nabi Muhammad SAW
yang telah membawa kita dari alam kegelapan ke alam yang terang benderang dan berilmu
pengetahun seperti saat sekarang ini. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang
diberikan dalam mata kuliah Keperawatan Komunitas Poltekkes Kemenkes Padang.
Dalam penulisan makalah ini kami sebagai penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada dosen,
Bapak Tasman, S. Kp. M. Kep, SP. Kom yang telah memberikan tugas dan petunjuk sehingga
dapat menyelesaikan tugas ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Kelompok 5
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….. 2
DAFTAR ISI………………………………………………….…………………… 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……...………………………………………………………. 4
B. Rumusan Masalah………………………………………………………...… 5
C. Tujuan….…………………………………………………………………… 5
A. Konsep Keluarga……………………………………………….…………… 6
B. Germas……………………………………………………………………… 10
A. Kesimpulan…………………………………………………..……………. 16
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...…… 17
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dasar pelaksanaan PIS-PK yaitu Permenkes Nomor 39 Tahun 2016 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga.
Program Indonesia Sehat dengan pendekatan keluarga adalah salah satu program
kesehatan yang dibuat oleh Kementerian Kesehatan dengan cara mengunjungi setiap
keluarga dengan focus sasaran kesehatan yang lebih kecil, dengan demikian didapatkan
permasalahan kesehatan disetiap keluarga sehingga dapat ditangani dengan baik oleh
tenaga kesehatan. Dengan meningkatkan kesehatan keluarga maka akan meningkatkan
kesehatan masyarakat.
Program Indonesia Sehat memuat 12 indikator utama penanda status kesehatan
sebuah keluarga mengikuti program KB, ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan,
bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap, bayi mendapatkan air susu ibu (ASI) ekslusif,
balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan, penderita TB paru mendapatkan
pengobatan sesuai standar, penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur,
penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan, anggota
keluarga tidak ada yang merokok, keluarga sudah menjadi anggota JKN, keluarga
mempunyai akses sarana air bersih, keluarga menggunakan jamban sehat. Dari 12
indikator tersebut di dapatkan indeks kesehatan keluarga yang menunjukkan status
kesehatan keluarga yaitu sehat, pra sehat, dan tidak sehat.
Tujuan PIS-PK yaitu keluarga mampu menjangkau akses pelayanan kesehatan
yang menyeluruh seperti pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative di
Puskesmas. Meningkatkan peningkatan SPM melalui peningkatan skrining kesehatan.
Mendukung peningkatan pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan
meningkatkan kemauan dan kesadaran masyarakat agar menjadi peserta JKN.
Mendukung tercapainya tujuan Program Indonesia Sehat. Manfaat PIS-PK yaitu
mengetahui kesehatan keluarga melalui kunjungan awal kesehatan keluarga yang
dilakukan oleh Puskesmas sehingga ditemukan prioritas masalah kesehatan dan
dilakukan intervensi terhadap masalah kesehatan tersebut. Jika PIS-PK tidak dijalankan
4
maka semakin tingginya masalah kesehatan pada masyarakat terutama masalah kesehatan
gizi, ibu dan bayi, penyakit menular dan tidak menualr, kesehatan jiwa, perilaku dan
lingkungan sehat yang sulit diatasi oleh pemerintah.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana pelaksanaa Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
1) Untuk mengetahui pelaksanaan program indonesia sehatdengan pendekatan
keluarga
2. Tujuan Khusus
1) Untuk mengetahui secara mendalam masukan (input) dalam pelaksanaan Program
Indonesia Sehat dengan pendekatan keluarga yang meliputi pedoman, tenaga, dan,
sarana dan prasarana
2) Untuk mengetahuinya secara mendalam proses (process) dalam pelaksanaan
Program Indonesia Sehat dengan pendekatan keluarga yang meliputi pelatihan,
sosialisasi, kunjungan awal. Pengentrian dan analisa indeks keluarga sehat awal,
intervensi lanjut, monitoring dan evaluasi (monev)
3) Untuk mengetahui secara mendalam keluaran (output) dari pelaksana Program
Indonesia Sehat dengan pendekatan keluarga
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Keluarga
6
adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap
memiliki produktivitas yang tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas
keluarga di bidang kesehatan. Sedangkan tugas - tugas keluarga dalam
pemeliharaan kesehatan adalah :
a. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota
keluarganya
b. Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat,
c. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit,
d. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan untuk
kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarganya
e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan fasilitas
kesehatan.
7
maupun laboratorium serta dokumen rekam medik. Dasar pemikiran dari
pengkajian adalah suatu perbandingan, ukuran atau penilaian mengenai keadaan
keluarga dengan menggunakan norma, nilai, prinsip, aturan, harapan, teori, dan
konsep yang berkaitan dengan permasalahan (Dion & Betan, 2015).
2. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Diagnosa keperawatan keluarga merupakan kesimpulan yang ditarik dari data yang
dikumpulkan tentang keluarga. Diagnosa ini berfungsi sebagai alat untuk
menggambarkan masalah keluarga yang dapat di tangani oleh perawat. Diagnosa
keperawatan adalah penilaian klinik mengenai respons individu, keluarga, dan
komunitas terhadap permasalahan kesehatan atau proses kehidupan yang aktual dan
potensial. Diagnosa ini memberikan dasar untuk pemilihan intervensi keperawatan
untuk mencapai hasil yang merupakan tanggungjawab perawat. Diagnosa
keperawatan keluarga merupakan hasil dari analisis data sari hasil pengkajian
keluarga, yang dimana diagnosisnya diangkat berdasarkan masalahmasalah pada
fungsi keluarga, struktur keluarga, dan lingkungan keluarga (Andarmoyo, 2012).
3. Perencanaan Keperawatan Keluarga
Dalam melakukan tindakan keperawatan maka perlu dilakukan perencanaan
keperawatan. perencanaan keperawatan merupakan salah satu tahap dari proses
keperawatan yang dimulai dari penentuan tujuan (khusus dan umum), penetapan
standar dan kriteria serta menentukan perencanaan untuk mengatasi masalah
keluarga. Adapun beberapa tingkat tujuan yang disusun dalam jangka pendek
(khusus) dan jangka panjang (umum). Tingkatan ini digunakan untuk membedakan
masalah yang dapat diselesaikan sendiri oleh keluarga. Tujuan khusus atau jangka
pendek sifatnya spesifik, dapat di ukur, dapat dimotivasi atau memberi kepercayaan
pada keluarga bahwa kemajuan sedang dalam proses dam membimbing keluarga ke
arah tujuan jangka panjang atau umum. Tujuan jangka panjang atau umum
merupakan tujuan akhir yang menyatakan maksud-maksud luas yang diharapkan
oleh keluarga agar dapat tercapai.
8
4. Implementasi Keperawatan Keluarga
Implementasi adalah pelaksanaan tindakan keperawatan yang sudah ditentukan
sebelumnya. Adapun prinsip yang mendasar implementasi keperawatan keluarga
antara lain :
a. Implementasi mengacu pada rencana perawatan yang dibuat.
b. Implementasi dilakukan dengan tetap memperhatikan prioritas masalah.
c. Kekuatan - kekuatan keluarga berupa finansial, motivasi, dan sumber -
sumber pendukung lainnya jangan diabaikan.
d. Pendokumentasian
Implementasi keperawatan keluarga janganlah terlupakan dengan
menyertakan tanda tangan petugas sebagai bentuk tanggung gugat dan
tanggung jawab profesi (Setiawati, 2008).
5. Evaluasi Keperawatan Keluarga
Evaluasi merupakan tahapan terakhir dari proses keperawatan keluarga. Evaluasi
bertujuan untuk mengetahui kemampuan keluarga dalam mencapai tujuan. Dalam
evaluasi terdapat 2 jenis pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga sebagai
berikut :
a. Evaluasi Formatif
Evaluasi yang dilakukan sesaat setelah pelaksanaan tindakan keperawatan.
penulisannya lebih dikenal dengan menggunakan format SOAP.
b. Evaluasi Sumatif
Evaluasi akhir apabila waktu perawatan sudah sesuai dengan perencanaan. Bila
terdapat ketidaksesuaian dalam hasil yang dicapai, keseluruhan proses mulai
dari pengkajian sampai dengan tindakan perlu ditinjau kembali.
Proses keperawatan keluarga akan relatif berbeda pada siapa yang akan
menjadi fokus keperawatan. Perbedaan fokus tergantung konseptualisasi keluarga
dari perawat tersebut. Jika dilihat keluarga sebagai latar belakang atau konteks
dari pasien individu, maka anggota keluarga secara individu merupakan fokus dan
proses keperawatan yang berorientasi secara individu. Dalam hal ini proses
keperawatan merupakan suatu proses yang kompleks dan bersifat dinamis dengan
9
menggunakan pendekatan yang sistematis pada keluarga dan anggota keluarga
dengan metode ilmiah. Berdasarkan hasil yang didapat diatas maka proses
keperawatan keluarga mengikuti pola keperawatan secara umum yang terdiri dari
pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi (Andarmoyo,
2012).
Untuk itu dalam melakukan perawatan perlu dan harus melewati tahapan
proses keperawatan dengan benar dan baik serta secara berurutan. Selanjutnya
dalam memberikan perawatan kesehatan pada keluarga pastinya akan terdapat
hambatan baik dari keluarga maupun perawat. Hambatan dari keluarga terdiri dari
pendidikan keluarga rendah, keterbatasan sumber daya, kebiasaan - kebiasaan
yang salah, dan sosial budaya yang berlawanan dengan nilai-nilai keperawatan
sedangkan dalam hambatan perawat terdiri dari sarana prasarana yang tidak
menunjang, kondisi alam, kesulitan komunikasi, dan keterbatasan pengetahuan
perawat tentang kultur keluarga. Dalam hambatan - hambatan ini seorang perawat
tidak menjadikan alasan tidak melakukan proses keperawatan pada keluarga.
Untuk itu proses keperawatan baik itu individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat harus dilakukan untuk menunjang kesehatan yang lebih optimal.
B. GERMAS
Huruf K yang terdapat pada logo mewakili kata Kesehatan yang merupakan bidang dari
Kementerian yang bertanggung jawab atas GERMAS.
Bagian logo berbentuk lima ujung pada sebuah bidang bulat mewakili lima nilai
Kemenkes ; yaitu Pro rakyat, Responsif, Efektif dan Bersih serta berlandaskan Pancasila.
Sedangkan garis menyerupai busur panah melambangkan tujuan dari Kemenkes Republik
Indonesia berupa mewujudkan negara Indonesia yang sehat.
11
1. Melakukan Aktivitas Fisik
12
Dengan memahami pentingnya perilaku makan buah dan sayur, diharapkan
masyarakat dapat dengan lebih aktif untuk meningkatkan kampanye makan buah dan
sayur untuk tingkatkan kesehatan masyarakat di seluruh Indonesia
3. Tidak Merokok
Merokok merupakan kebiasaan yang banyak memberi dampak buruk bagi
kesehatan. Berhenti merokok menjadi bagian penting dari gerakan hidup sehat dan akan
berdampak tidak pada diri perokok; tetapi juga bagi orang – orang di sekitarnya. Meminta
bantuan ahli melalui hipnosis atau metode bantuan berhenti merokok yang lain dapat
menjadi alternatif untuk menghentikan kebiasaan buruk tersebut.
4. Tidak Mengkonsumsi Minuman Beralkohol
Minuman beralkohol memiliki efek buruk yang serupa dengan merokok; baik itu efek
buruk bagi kesehatan hingga efek sosial pada orang – orang di sekitarnya.
5. Melakukan Cek Kesehatan Berkala
Salah satu bagian dari arti germas sebagai gerakan masyarakat hidup sehat adalah dengan
lebih baik dalam mengelola kesehatan. Diantaranya adalah dengan melakukan cek
kesehatan secara rutin dan tidak hanya datang ke rumah sakit atau puskesmas ketika
sakit saja. Langkah ini memiliki manfaat untuk dapat memudahkan mendeteksi
penyakit atau masalah kesehatan lebih dini.
1. Cek Kesehatan Berat Badan (BB) dan Tinggi Badan (TB) Secara Rutin
Melakukan Pengecekan Berat Badan berguna agar anda bisa mendapatkan nilai
Indeks Massa Tubuh (IMT) yang nantinya dapat menentukan apakah berat badan
dan tinggi badan Anda sudah berada dalam kondisi ideal atau berisiko terkena
penyakit tidak menular (PTM).
2. Cek Lingkar Perut Secara Berkala.
Dengan melakukan cek lingkar perut secara berkala anda bisa mengontrol lemak
perut, jika berlebihan dapat menyebabkan penyakit seperti stroke, diabetes hingga
serangan jantung.
13
Pengecekan Tekanan Darah dapat membantu anda mendeteksi adanya risiko
stroke, hipertensi hingga jantung.
4. Cek Kadar Gula Darah Berkala
Dapat mengetahui kadar glukosa dalam darah dengan jenis pengecekan kesehatan
berkala ini, hasilnya anda dapat mengetahui potensi diabetes.
5. Cek Fungsi Mata Telinga
6. Cek Kolesterol
Pengecekan Kolesterol terbagi tiga yaitu LDL (Kolesterol "Buruk"), HDL
(Kolesterol "Baik") dan Trigliserida
7. Cek Arus Puncak Ekspirasi
Pengecekan ini adalah salah satu cek kesehatan dalam pengujian fungsi paru,
pengecekan ini biasa dilakukan pada penderita asma atau penyakit lainnya untuk
menilai kemampuan paru - paru
8. Cek dan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim
Pengecekan ini biasanya dilakukan dengan pemeriksaan berkala seperti Test PAP
SMEAR dan Test IVA
9. Cek Sadari Periksa Payudara Sendiri
Lalu berikutnya dalam ragam cek kesehatan berkala yaitu dengan pemeriksaan
payudara sendiri.
7. Menggunakan Jamban
Aspek sanitasi menjadi bagian penting dari gerakan masyarakat hidup sehat; salah
satunya dengan menggunakan jamban sebagai sarana pembuangan kotoran. Aktivitas
14
buang kotoran di luar jamban dapat meningkatkan resiko penularan berbagai jenis
penyakit sekaligus menurunkan kualitas lingkungan.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang merupakan entry point
dalam upaya mencapai kesehatan masyarakat secara optimal. Untuk itu, dalam
memberikan pelayanan kesehatan maka perlu melewati tahapan proses keperawatan.
Proses keperawatan merupakan suatu proses yang kompleks dan bersifat dinamis dengan
menggunakan pendekatan yang sistematis pada keluarga dan anggota keluarga dengan
metode ilmiah.
Dalam hal ini proses keperawatan pada keluarga sudah diterapkan dan
dilaksanakan atau dilakukan. Penerapan proses keperawatan ini bukan hanya pada
keluarga tapi pada setiap kondisi atau keluhan yang dialami oleh pasien/klien.
16
DAFTAR PUSTAKA
http://pispk.kemkes.go.id/id/program-pispk/konsep-keluarga/
http://promkes.kemkes.go.id/germas
Laelasari, Eva. 2017. Evaluasi Kesiapan Pelaksanaan Program Indonesia Sehat Dengan
Pendekatan Keluarga.
Chyntia, Shinta. 2019. Implementasi Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga
(PIS PK) Menggunakan Tenaga Kontrak Di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2018.
Cahya, Audiva Asri. 2019. Pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
di Puskesmas.
17