Anda di halaman 1dari 19

Makalah

"Pendidikan Kesehatan Pada Keluarga"

Dosen Pembimbing :
Rina Loriana, M.Kes.

Disusun Oleh :
Kelompok 2
1. Arsiana (P07220118035)
2. Dewi Paramita (P07220118038)
3. Ellyta Aldaria (P07220118011)
4. Firman Fitrianto (P07220118040)
5. Fadila Gina (P07220118012)
6. Hetty Olga Br. Hutahean (P07220118013)
7. Iftihatin Khairiyah (P07220118014)
8. Indah Suhartini (P07220118015)
9. Lisa Ari Setyawati (P07220118048)
10. Muhammad Hadi Winata (P07220118021)
11. Mustajam (P07220118051)
12. Naomi Okrita (P07220118052)
13. Nuryanti (P07220118053)
14. Rabiyatul Adawiyah (P07220118025)
15. Shilvi Aulia Anwar (P07220118057)

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kaltim


Program Studi Diploma III Keperawatan
Tahun Ajaran 2020/2021

0
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan rasa puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah-Nya yang telah diberikan kepada kita.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan Keluarga tentang
“Pendidikan Kesehatan Pada Keluarga”, dengan tujuan menjadikan proses
pembelajaran agar lebih baik.
Makalah ini tidak akan terselesaiakan tanpa adanya bantuan dari berbagai
pihak yang telah memberikan dukungan, baik secara moril maupun materiil.
Kesadaran akan masih jauhnya makalah ini dari kesempurnaan, sehingga kritik
dan saran dari pembaca sangatlah diharapkan demi perbaikan pada makalah
selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Samarinda, 22 Juni 2020


Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR............................................................................................................1
DAFTAR ISI...............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................3
B. Rumusan Masalah.......................................................................................4
C. Tujuan...........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pendidikan Kesehatan Dalam Keluarga.....................................................6
B. Konsep Penggunaan Media Untuk Penyuluhan Kesehatan Dikeluarga..8
C. Metoda Pendidikan Kesehatan.................................................................12
D. Strategi Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan Jiwa di Komunitas.........13
E. Tim Pelaksana Pendidikan Kesehatan....................................................15
F. Evaluasi......................................................................................................15
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................18
B. Kritik & Saran..............................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................19

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga merupakan faktor yang sangat penting dalam proses
kesembuhan pasien gangguan jiwa. Keluarga merupakan lingkungan terdekat
pasien. Dengan keluarga yang bersikap terapeutik dan mendukung pasien,
pasien akan dapat dipertahankan masa kesembuhannya selama mungkin.
Sebaliknya jika keluarga kurang mendukung, maka angka kekambuhan akan
menjdai lebih cepat. Berdasarkan penelitian ditemukan bahwa angka kambuh
pada pasien tanpa terapi keluarga sebesar 25-50%, sedangkan angka kambuh
pada pasien dengan terapi keluarga adalah sebesar 5-10%.
Pendidikan kesehatan keluarga diharapkan dapat menjadi sarana
pemberdayaan keluarga baik ketika pasien masih dirawat di rumah sakit
maupun setelah pulang ke rumah. Perhatian keluarga terhadap pasien
gangguan jiwa yang dirawat di rumah sakit jiwa selama ini dirasakan sangat
kurang. Dalam survey yang dilakukan di RSJP Bogor tahun 2000 didapatkan
angka kunjungan keluarga rata-rata adalah satu kali dalam dua bulan untuk
masing-masing pasien yang dirawat inap. Kondisi ini sangat jauh dari ideal
untuk mengharapkan peran keluarga yang optimal dalam pelayanan
keperawatan yang professional.
Untuk mengatasi keadaan tersebut di atas maka di MPKP pendidikan
kesehatan kepada kelompok keluarga dipandang sangat penting dan tidak
dapat dilepaskan dari bagian system asuhan keperawatan (patient care delivery
system). Penerapan pendidikan kesehatan keluarga di MPKP menggunakan 2
strategi yaitu pendidikan kesehatan kepada individu keluarga dan pendidikan
kesehatan kepada sekelompok keluarga.
Pendidikan kesehatan kepada individu keluarga adalah pendidikan
kesehatan yang diberikan kepada keluarga seorang pasien. Pendidikan
kesehatan keluarga jenis ini merupakan bagian dari asuhan keperawatan
pasien (anggota keluarga yang sedang dirawat). Materinya adalah cara
mengatasi masalah-masalah keperawatan yang dialami oleh pasien yang bisa
dilakukan oleh keluarga baik di rumah sakit maupun di rumah.

3
Pendidikan kesehatan kelompok keluarga adalah pendidikan kesehatan
yang diberikan kepada sekelompok keluarga pasien yang dirawat di rumah
sakit. Tujuannya kegiatan ini adalah memberdayakan keluarga sebagai self
help group. Dari kegiatan ini satu keluarga bisa sharing satu dengan lainnya
tentang pengalamannya merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan
jiwa. Kegiatan ini difasilitasi oleh perawat sebagai nara sumber dan fasilitator
sehingga keluarga-keluarga dapat saling menguatkan dan belajar cara merawat
anggotanya yang mengalami gangguan jiwa.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pendidikan Kesehatan Dalam Keluarga?
2. Bagaimana Konsep Penggunaan Media Untuk Penyuluhan Kesehatan
Dikeluarga?
3. Apa saja Metoda Pendidikan Kesehatan?
4. Apa saja Strategi Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan Jiwa di Komunitas?
5. Siapa saja Tim Pelaksana Pendidikan Kesehatan?
6. Seperti apa Evaluasi?

C. Tujuan
1. Memahami Pendidikan Kesehatan Dalam Keluarga
2. Mampu menjelaskan tentang konsep dan cara penggunaan media
penyuluhan.
3. Mampu membuat media penyuluhan sederhana berupa leaplet, lembar
balik, poster, dll.
4. Dapat melakukan penyuluhan kesehatan dengan baik kepada keluarga
dengan menggunakan media.
5. Memahami Metoda Pendidikan Kesehatan
6. Memahami Strategi Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan Jiwa di Komunitas
7. Memahami Tim Pelaksana Pendidikan Kesehatan
8. Memahami Evaluasi

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pendidikan Kesehatan Dalam Keluarga


Pendidikan Kesehatan keluarga berfokus pada fungsi keluarga yang
sehat dalam perspektif sistem keluarga dan memberikan pendekatan terutama
pencegahan. Keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk berfungsi
secara sehat secara luas dikenal: keterampilan komunikasi yang kuat,
pengetahuan tentang perkembangan khas manusia, keterampilan membuat
keputusan yang baik, positif harga diri, dan hubungan interpersonal yang
sehat. Tujuan pendidikan kehidupan keluarga adalah untuk mengajar dan
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan ini untuk memungkinkan
individu dan keluarga untuk berfungsi optimal.
Pendidikan kesehatan keluarga mempertimbangkan isu-isu sosial
termasuk ekonomi, pendidikan, masalah kerja keluarga, orangtua, seksualitas,
gender dan lainnya dalam konteks keluarga. Mereka percaya bahwa masalah
sosial seperti penyalahgunaan zat, kekerasan dalam rumah tangga,
pengangguran, hutang, dan kekerasan terhadap anak dapat lebih efektif
ditangani dari perspektif yang menganggap individu dan keluarga sebagai
bagian dari sistem yang lebih besar. Pengetahuan tentang fungsi keluarga yang
sehat dapat diterapkan untuk mencegah atau meminimalkan banyak masalah
ini.

Tingkat pencegahan dalam keluarga :


1. Pencegahan primer
Pencegahan primer merupakan aktivitas yang dilakukan untuk
mencegah penyakit, ketidakmampuan dan cedera. Pencegahan primer
melibatkan peningkatan kesehatan melalui penyuluhan kesehatan dengan
penekanan pada pembentukan gaya hidup sehat guna meningkatkan
tingkat fungsional optimal (seperti nutrisi, latihan, tiur, rekreasi, relaksasi,
tidak menggunakan alkohol, tembakau, dan obat-obatan), pembentukan
kepribadian yang sehat, konseling, dan pembentukan lingkungan sosial

5
yang sehat (Hitchcook, Stubert & Thomas, 1999). Pencegahan primer
meningkatkan dan mempertahankan kesehatan keluarga.
Pencegahan primer berdampak dalam peningkatan promosi
kesehatan di keluarga, peningkatan kesehatan keluarga menyeluruh untuk
setiap anggota keluarga. Promosi kesehatan di desain agar dapat
berkontribusi dalam pertumbuhan, perluasan atau menghasilkan yang
terbaik bagi kesehatan. promosi kesehatan hal yang positif, proses dinamis
berfokus pada peningkatan kualitas hidup dan perbaikan, bukan semata-
mata menghindar dari penyakit (Pender, Carolyn & Mary, 2002).
2. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder adalah aktivitas yang berhubungan dengan
deteksi dini dan treatmen. Fokus pencegahan ini adalah dengan melakukan
skrining untuk mendeteksi penyakit pada fase awal.
3. Pencegahan tersier
Pencegahan tersier merupakan aktivitas yang dilakukan untuk
mencegah penyakit tidak bertambah parah (kronis) dan tidak menimbulkan
ketidakmampuan pada individu. Pencegahan tersier dapat dilakukan
dengan melakukan rehabilitasi kepada individu yang meliputi rehabilitasi
fisik, psikis, dan spiritual (Hitchcook, Stubert & Thomas, 1999).

Tujuan keperawatan keluarga :


Tujuan umum keperawatan keluarga adalah meningkatkan kesadaran,
keinginan, dan kemampuan keluarga dalam meningkatkan, mencegah,
memelihara kesehatan mereka sampai pada tahap yang optimal dan mampu
melaksanakan tugas-tugas mereka secara produktif.
Tujuan khususnya adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan
kemampuan keluarga dalam hal :
1. Mengidentifikasi masalah yang mereka hadapi
2. Mengambil keputusan tentang siapa/kemana dan bagaiman pemecahan
masalah
3. Meningkatkan mutu kesehatan keluarga
4. Mencegah terjadinya penyakit
5. Melaksanakan usaha penyembuhan
6. Melaksanakan usaha rehabilitasi penderita melalui asuhan keperawatan

6
7. Membantu tenaga profesional dalam menanggulangi masalah

Peran, fungsi, dan kompetensi perawat keluarga :


Peran adalah pola tingkah laku yang diharapkan dari seseorang yang
menduduki suatu jabatan atau pelaksana satu pekerjaan yang pantas dilakukan
oleh orang tersebut. Dalam meningkatkan kemampuannya menyelesaikan
masalah kesehatan, perawat dapat berperan dalam keperawatan keluarga
sebagai:
1. Pemantau kesehatan (health monitor).
Perawat membantu keluarga mengenali penyimpangan kesehatan
dengan menganalisis data secara objektif serta membuat keluarga sadar
tentang masalah di keluarga.
2. Pemberi asuhan keperawatan pada anggota keluarga yang sakit.
3. Koordinator perawatan kesehatan keluarga.
4. Fasilitator
Perawat dapat meningkirkan rintangan yang menghambat perawatan
kesehatan keluarga.
5. Pendidilk
Perawat harus mampu memberi pendidikan pada klien agar mampu
mengatasi masalahnya sendiri.
6. Penasehat
Dengan komunikasi yang baik, keluarga akan berani meminta
nasehat perawat dan perawat akan memberi nasehat yang benar.

B. Konsep Penggunaan Media Untuk Penyuluhan Kesehatan Dikeluarga


Alat peraga (audio visual aid) adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim pesan (penyuluh) ke
penerima pesan (sasaran), sehingga dapat menerangkan pikiran, perasaan,
perhatian, dan minat sasaran sedemikian rupa segingga terjadi pemahaman,
pengertian dan penghayatan dari apa yang diterangkan. Media atau alat
peraga dalam promosi kesehatan dapat diartikan sebagai alat bantu untuk
promosi kesehatan yang dapat dilihat, didengar, diraba, dirasa atau dicium,
untuk memperlancar komunikasi dan penyebar-luasan informasi. Media

7
promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan
pesan informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator sehingga sasaran
dapat meningkat pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah
perilakunya ke arah positif terhadap kesehatan.
Penyuluhan kesehatan tak dapat lepas dari media karena melalui
media, pesan yang disampaikan dapat lebih menarik dan dipahami, sehingga
sasaran dapat mempelajari pesan tersebut sehingga sampai memutuskan
untuk mengadopsinya ke perilaku yang positif.
Tujuan/alasan mengapa media sangat diperlukan dalam pelaksanaan
penyuluhan kesehatan antara lain adalah:
1. Media dapat mempermudah penyampaian informasi.
2. Media dapat menghindari kesalahan persepsi.
3. Media dapat memperjelas informasi.
4. Media dapat mempermudah pengertian.
5. Media dapat mengurangi komunikasi verbalistik.
6. Media dapat menampilkan objek yang tidak dapat ditangkap dengan
mata.
7. Media dapat memperlancar komunikasi.

Kegunaan Alat Peraga/Media Promosi kesehatan :


1. Dapat menumbuhkan minat terhadap kelompok sasaran
2. Membantu kelompok sasaran untuk mengerti lebih baik
3. Membantu kelompok sasaran untuk mengingat lebih baik
4. Membantu kelompok sasaran untuk menambah atau membina sikap baru
5. Membantu kelompok sasaran untuk melaksanakan apa yang telah
dipelajari
6. Dapat membantu hambatan bahasa
7. Dapat mencapai sasaran lebih baik
8. Membantu kelompok sasaran untuk lebih banyak dan lebih cepat
9. Membantu kelompok sasaran untuk dapat meneruskan yang sudah
diperoleh kepada orang lain.

8
Biasanya alat peraga digunakan secara kombinasi, misalnya
menggunakan papan tulis dengan foto dan sebagainya. Tetapi dalam
menggunakan alat peraga, baik secara kombinasi maupun tunggal, ada dua
hal yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Alat peraga harus mudah dimengerti oleh masyarakat sasaran.
2. Ide/gagasan yang terkandung di dalamnya harus dapat diterima oleh
sasara.
Alat peraga yang digunakan secara baik memberikan keuntungan-
keuntungan:
1. Dapat menghindari salah pengertian/pemahaman atau salah tafsir.
Dengan contoh yang telah disebutkan pada bagian atas dapat dilihat
bahwa salah tafsir atau salah pengertian tentang bentuk plengsengan
dapat dihindari.
2. Dapat memperjelas apa yang diterangkan dan dapat lebih mudah
ditangkap.
3. Apa yang diterangkan akan lebih lama dan mudah diingat, terutama
tentang hal-hal yang mengesankan.
4. Dapat menarik serta memusatkan perhatian.
5. Dapat memberi dorongan yang kuat untuk melakukan apa yang
dianjurkan.

Manfaat Bagi Penyuluh Kesehatan :


1. Memiliki bahan nyata yang ingin disampaikan.
2. Menambah kepercayaan diri dalam memberikan penyuluhan kesehatan.
3. Menghindari kejenuhan dalam memberikan penyuluhan kesehatan.
4. Mengurangi kejenuhan bagi pihak-pihak yang disuluh sehingga secara
leluasa penyuluh bisa menentukan variasi cara penyampaian.
5. Sebagai alat yang dapat menuntun dalam penyampaian materi
penyuluhan.

Manfaat Bagi Sasaran :

9
1. Dapat melihat nyata inti materi yang disampaikan sehingga lebih mudah
untuk dicerna.
2. Menghindari kejenuhan dan kebosanan.
3. Mudah mengingat pesan yang disampaikan penyuluh.
4. Mempermudah pengertian sasaran dalam menangkap makna materi yang
disampaikan.

Ciri-Ciri Alat Peraga :


1. Merupakan suatu alat yang dapat diraba, dilihat, didengar, dan dapat
diamati melalui pancaindera.
2. Tekanan utamanya terletak pada benda atau hal-hal yang dapat dilihat
dan di dengar.
3. Digunakan dalam rangka hubungan komunikasi dalam penceramah.
4. Merupakan media pendidikan yang dapat digunakan dalam penyuluhan
kesehatan masyarakat.
5. Sebagai alat teknis yang erat kaitannya dengan metode penyuluhan yang
diberikan.

Ciri-Ciri Alat Peraga Sederhana :


1. Pembuatannya mudah
2. Dibuat dari bahan setempat
3. Mencerminkan kehidupan, kepercayaan dan kebiasaan setempat
4. Masyarakat melihatnya sebagai penggambaran dari keadaan di
lingkungannya sendiri
5. Ditulis dan digambar secara sederhana menggunakan bahasa dan gambar
yang mudah dimengerti oleh masyarakat setempat
6. Memenuhi kebutuhan petugas kesehatan dan masyarakat setempat
7. Masyarakat melihatnya sebagai sesuatu milik mereka, timbul dari mereka
dan dimanfaatkan oleh mereka sendiri.

Berdasarkan jenis media pendidikan kesehatan dapat dibagi menjadi


jenis :

10
1. Media Auditif, seperti radio, tape recorder
2. Media Visual, seperti leaflet, brosur, poster, model, gambar
3. Media Audiovisual, seperti TV, slide proyektor, film
Pada Pendidikan Kesehatan Jiwa bisa digunakan berbagai leaflet
sebagai media visual yang sederhana.
Alat bantu yang digunakan pada pendidikan kesehatan dapat dalam
bentuk perangkat lunak maupun perangkat keras. Perangkat keras yang perlu
disediakan adalah ruang pertemuan, kursi dan meja, pengeras suara/TOA,
Papan tulis/Whiteboard, Spidol, OHP.

C. Metoda Pendidikan Kesehatan


Berikut ini beberapa metoda pendidikan kesehatan yang dapat
digunakan pada saat melakukan pendidikan kesehatan jiwa di komunitas,
yaitu :
1. Ceramah
Penyampaian pesan/materi secara langsung dari perawat kepada
sasaran kelompok pasien dan keluarga. Keuntungan metoda ini adalah
penggunaan waktu efisien, dapat digunakan pada kelompok besar.
2. Diskusi kelompok
Percakapan didalam kelompok yang direncanakan, tentang topic
tertentu dengan dipimpin oleh seorang ketua kelompok.
Penggunaan metoda memungkinkan terjadi saling mengemukakan
pendapat, merupakan pendekatan yang bersifat demokratis, mendorong
rasa kebersamaan.
3. Bermain peran
Memerankan suatu situasi kehidupan, dengan atau tanpa latihan
yang dilakukan oleh dua orang atau lebih, sebagai bahan analisis oleh
kelompok (Role Play).
Metoda bermain peran dapat segera menarik perhatian, dapat
dipakai baik dalam kelompok kecil maupun besar, menambah percaya diri
dan membantu anggota kelompok memahami peran.
4. Demonstrasi

11
Menyajikan suatu prosedur atau tugas, cara menggunakan suatu
alat atau cara berinteraksi. Demonstrasi dapat dilakukan langsung atau
menggunakan media seperti film atau video.
Metoda ini mempunyai keuntungan proses pembelajaran menjadi
lebih jelas dan nyata, lebih menarik dan mudah dipahami, pasien dan
keluarga dirangsang untuk lebih mengamati.

D. Strategi Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan Jiwa di Komunitas


Pendidikan kesehatan jiwa dilakukan dengan dua cara yaitu kelompok
besar dan kelompok kecil secara berkesinambungan.
1. Kelompok Besar
Kelompok besar terdiri dari semua peserta penyuluhan, baik
kelompok individu pasien maupun kelompok keluarga.
a. Perkenalan dan orientasi
Salam
Pemberi ceramah (perawat) memberi salam dan
memperkenalkan diri kepada seluruh yang hadir (individu dan
keluarga)
Kontrak
1) Topik : Menjelaskan topik dan tujuan dari ceramah
2) Tempat : Menjelaskan tempat ceramah kelompok besar dan
kelompok kecil
3) Waktu : Menjelaskan kelompok besar selama 30 menit dan
kelompok kecil selama 30 menit
b. Pelaksanaan pendidikan kesehatan
Pemberi ceramah (Perawat) menjelaskan tentang :
1) Pengertian masalah sesuai topik
2) Tanda dan gejala
3) Cara merawat
4) Fasilitas kesehatan yang tersedia untuk rujukan
Gunakan leaflet yang tersedia sesuai materi ceramah
Diskusikan hal-hal yang belum jelas

12
c. Terminasi
1) Evaluasi pendapat peserta tentang manfaat ceramah
2) Anjurkan menggunakan informasi yang didapat dalam merawat
anggota keluarga yang memiliki masalah yang sama
3) Kontrak untuk pertemuan yang akan datang : Topik, Waktu dan
Tempat
4) Peserta dibagi dalam kelompok kecil sesuai dengam kelompok
desa atau dusun
2. Kelompok Kecil
Jumlah peserta maksimal 10 orang, pelaksanaan kegiatan
pendidikan kesehatan pada kelompok kecil ini dapat menggunakan
metoda diskusi, tanya jawab, bermain peran dan demonstrasi.
a. Perkenalan dan orientasi
Salam
Pemimpin diskusi memperkenalkan diri diikuti oleh semua
peserta diskusi
Kontrak
1) Topik : Menjelaskan bahwa pada diskusi semua peserta akan
menyampaikan masalah yang dihadapi dalam merawat diri/pasien
Kemudian akan didiskusikan alternatif penyelesaian masalahnya
2) Waktu : Menjelaskan lama diskusi lebih kurang 30 menit
b. Pelaksanaan pendidikan kesehatan
1) Pemimpin diskusi menanyakan masalah yang dihadapi oleh
individu atau keluarga dalam merawat pasien, terutama yang
terkait dengan topik ceramah.
2) Pemimpin menanyakan pengalaman peserta lain dalam
menghadapi masalah yang sama
3) Pemimpin menyimpulkan cara mengatasi masalah yang
didiskusikan. dapat disertai dengan bermain peran atau
demonstrasi.
c. Terminasi

13
1) Diskusikan perasaan dan pendapat peserta terhadap ceramah dan
diskusi
2) Menganjurkan peserta menggunakan informasi yang didapat
dalam merawat anggota keluarga yang memiliki masalah yang
sama
3) Menganjurkan peserta merujuk pasien yang ditemukan memiliki
masalah yang sama kepada
4) Kontrak untuk pertemuan berikut : Topik, Waktu dan Tempat.

E. Tim Pelaksana Pendidikan Kesehatan


Tim dalam pelaksanan pendidikan kesehatan jiwa di rumah sakit jiwa
pada kelompok besar adalah :
 Perawat
Dalam diskusi dapat dilibatkan :
 Staf KJM
 Dokter
Pemberi ceramah dan pemimpin diskusi adalah Perawat

F. Evaluasi
Format evaluasi kemampuan perawat dalam melakukan penkes keluarga
kelompok Besar dan Kelompok Kecil adalah sbb:

PENILAIAN KEMAMPUAN PERAWAT MELAKSANAKAN PENDIDIKAN


KESEHATAN
KELOMPOK BESAR

Nama perawat pemberi ceramah : ……………..


Nama perawat pemimpin diskusi :.......................
Topik :.......................................... Tanggal :.......................................

Petunjuk Pengisian:
Berilah tanda (v) pada jawaban yang sesuai dengan ketentuan sebagai berikut:

14
No Aktivitas Ya Tidak
Penkes Kelompok Besar (Ceramah)
1 Menyampaikan salam
2 Menyampaikan tujuan ceramah
3 Menyampaikan topik dan lama ceramah
4 Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala dari topik ceramah
5 Menjelaskan cara merawat (sesuai topik)
6 Menjelaskan fasilitas rujukan
7 Memberi kesempatan peserta untuk bertanya
8 Menyimpulkan materi ceramah
9 Merumuskan tindak lanjut yang dapat dilakukan peserta
10 Membuat kontrak penkes yang akan datang

Penilai,

(..................................................)

PENILAIAN KEMAMPUAN PERAWAT MELAKSANAKAN PENDIDIKAN


KESEHATAN
KELOMPOK KECIL

Nama perawat pemimpin diskusi :.......................


Topik :.......................................... Tanggal :.......................................

Petunjuk Pengisian:
Berilah tanda (v) pada jawaban yang sesuai dengan ketentuan sebagai berikut:

No Penkes Kelompok Kecil (Diskusi kelompok) Ya Tidak


1 Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri perawat serta
memberi kesempatan peserta memperkenalkan diri
2 Menjelaskan mekanisme/tata cara diskusi
3 Memfasilitasi peserta untuk menyampaikan masalah yang
dihadapi dalam merawat pasien
4 Memberi kesempatan pada peserta lain untuk menyampaikan
pengalaman dalam mengatasi masalah yang sama
5 Memberikan masukan tambahan sesuai topik yang dibahas

15
No Penkes Kelompok Kecil (Diskusi kelompok) Ya Tidak
6 Memberi contoh cara menyelesaikan masalah
7 Menyimpulkan hasil diskusi
8 Mendiskusikan perasaan dan pendapat peserta terhadap
ceramah dan diskusi
9 Merumuskan tindak lanjut yang dapat dilakukan peserta
10 Membuat kontrak pertemuan yang akan datang

Penilai,

(..................................................)

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan kesehatan merupakan satu bentuk intervensi keperawatan
yangmandiri untuk membantu klien baik individu, kelompok, maupun
masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan
pembelajaran, yang didalamnya perawat berperan sebagai perawat pendidik.
Peranan pendidikan kesehatan adalah melakukan intervensi faktor
perilaku sehingga perilaku individu kelompok atau masyarakat sesuai dengan
nila-nilai kesehatan.
Konsep pendidikan kesehatan adalah proses belajar pada individu,
kelompok atau masyarakat dari tidak tahu tentang nilai-nilai kesehatan
menjadi tahu, dari tidak mampu mengatasi masalah-masalah kesehatannya
sendiri menjadi mampu dan lain sebagainya.

B. Kritik & Saran


Saran yang dapat penulis sampaikan adalah bahwa pendidikan
kesehatan itu perlu untuk ditetapkan dalam masyarakat Indonesia. Dengan
adanya pendidikan kesehatan masyarakat Indonesia dapat bertindak sesuai
dengan ketentuan dalam kesehatan sehingga dapat mencegah terjadinya
penyakit-penyakit yang membahayakan diri sendiri.
Meskipun hasilnya akan terlihat dalam beberapa tahun kedepan,
namun pendidikan ini baik adanya untuk membantu masyarakat Indonesia
terlepas dari serangan penyakit serta terhindar dari tindakan pencegahan
yang membahayakan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Z. (2010). Pengantar Keperawatan Keluarga (edisi kesatu). Jakarta: EGC.


Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan (edisi kesatu). Jakarta: EGC.
Machfoedz, I., Suryani, E. (2008). Pendidikan Kesehatan Bagian dari Promosi
Kesehatan (edisi kesatu). Yogyakarta: Fitramaya.

18

Anda mungkin juga menyukai