Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH KEPERAWATAN KELUARGA

“ PELAYANAN KEPERAWATAN KELUARGA DALAM MENANGANI PENYAKIT


TIDAK MENULAR (PTM)”

DI SUSUN OLEH :
Siti Mawaddati M : 17031001
Siti Yanrista : 17031014
Trisna Velinda : 17031020
Reza Rezky M : 17031027
Atika Amri YP : 17031031
Nia Maryuni : 17031033
Denny Arisma : 17031038
Restika Zulina : 17031042

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

STIKes HANG TUAH PEKANBARU

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah
“KEPERAWATAN KELUARGA” ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
DAFTAR ISI

COVER.............................................................................................................................1
KATA PENGANTAR ....................................................................................................2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………….4
1.2 Tujuan………………………………………………………………………………..5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Defenisi Keluarga........................................................................................................6
2.2Fungsi Keluarga Menurut Marilyn M. Friedman.........................................................6
2.3 Tipe Keluarga..............................................................................................................7
2.4Struktur Keluarga.........................................................................................................8
2.5Tahap dan perkembangan keluarga..............................................................................9
2.6 Struktur Peran Keluarga..............................................................................................12
2.7 Proses dan Strategi koping Keluarga..........................................................................13
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Gambaran Kasus........................................................................................................14
3.2 Pembahasan Kasus Pengkajian Keluarga Menurut Teori Friedman..........................15
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................18
BAB I

PENDAHLUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit kronis 63% penyebab kematian di
seluruh dunia dengan membunuh 36 juta jiwa/tahun (WHO,2010). Di Indonesia sendiri,
penyakit tidak menular masih merupakan masalah kesehatan penting dan dalam waktu
bersamaan mordibitas dan mortalitas PTM semakin meningkat. Hal tersebut menjadi beban
ganda dalam pelayanan kesehatan, sekaligus tantangan yang harus dihadapi dalam
pembangunan bidang kesehatan di Indonesia.
Peningkatan PTM berdampak negatif juga pada ekonomi dan produktivitas bangsa.
Pengobatan PTM seringkali memakan waktu lama dan memerlukan biaya besar. Selain itu,
dampak PTM adalah terjadinya kecacatan permanen. Secara global, regional, dan rasional
pada tahun 2030 diproyeksikan terjadi transisi epidemologi dari penyakit menular menjadi
penyakit tidak menular.
Apabila seseorang menderita penyakit tidak menular, berbagai tingkatan produktivitas
menjadi terganggu. Penderita ini menjadi serba terbatas aktivitasnya, karena menyesuaikan
diri dengan jenis dari penyakit tidak menular yang dideritanya. Hal ini akan berlangsung
dalam waktu yang relatif lama dan tidak diketahui kapan sembuhnya karenamemang secara
medis penyakit tidak menular tidak bisa disembuhkan tetapi hanya bisa dikendalikan. Yang
harus menjadi perhatian lebih adalah bahwa penyakit tidak menular merupakan penyebab
kematian tertinggi dibandingkan dengan penyakit menular.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Agar mahasiswa dapat mengetahui trend issue dan konsep pelayanan keperawatan
keluarga pada pasien dengan penyakit tidak menular
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Agar mahasiswa mengetahui apa itu keluarga
2. Agar mahasiswa mengetahui keperawatan keluarga
3. Agar mahasiswa mengetahui tujuan dalam keperawatan keluarga
4. Agar mahasiswa mengetahui tentangpelayanan keperawatan keluarga dalam menangani
penyakit tidak menular
1.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keperawatan Keluarga


2.1.1 Defini Keperawatan Keluarga
Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan
darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu dengan
yang lain (Mubarak, 2011). Sedangkan menurut Harnilawati (2013), keluarga adalah suatu
ikatan atau persekutuan yang tergabung karena hubungan darah, adopsi, atau kesepakatan
yang tinggal bersama dalam satu atap dan memiliki peran masing-masing setiap anggota
keluarga sekaligus ikatan emosional.Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri
atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi, 2012).
Pelayanan keperawatan keluarga merupakan salah satu area pelayanan keperawatan yang
dapat dilaksanakan di masyarakat.Pelayaanan keperawatan keluarga yang saat ini
dikembangkan merupakan bagian dari pelayanan keperawatan masyarakat (Perkesmas)
perawatan kesehatan masyarakat merupakan salah satu program pemerintah dalam upaya
meningkatkan kesehatan masyarakat.(Keputusan Menteri Kesehatan No. 908 tentang
Pelayanan Keperawatan Keluarga).

Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui
praktik keperawatan dengan sasaran keluarga, pada tatanan komunitas yang bertujuan untuk
menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan pendekatan
proses keperawatan, berlandaskan pada etika dan etiket keperawatan, dalam lingkup
wewenang serta tanggung jawab keperawatan (Kelompok Kerja Keperawatan CHS, 1994; Mc
Closkey & Grace, 2001).

2.1.2 Tujuan Asuhan Keperawatan Keluarga

Secara umum tujuan pelayanan keperawatan keluarga adalah mengoptimalkan fungsi dan
kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan dan mempertahankan status
kesehatan anggotanya. Sedangkan tujuan khusus yang ingin dicapai adalah peningkatan
kemampuan keluarga dalam :
1. Keluarga mampu melaksanakan tugas pemeliharaan kesehatan keluarga dan menangani
masalah kesehatan meliputi :
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga
b. Memutuskan tindakan yang cepat dan tepat untuk mengatasi masalah kesehatan
keluarga
c. Melakukan tindakan perawatan kesehatan yang tepat kepada anggota keluarga yang
sakit, mempunyai gangguan fungsi tubuh dan/atau keluarga yang membutuhkan
bantuan sesuai dengan kemampuan keluarga
d. Memelihara dan memodifikasi lingkungan keluarga (fisik, psikis dan sosial) sehingga
dapat meningkatkan kesehatan keluarga
e. Memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat untuk memperoleh pelayanan
kesehatan sesuai kebutuhan keluarga
2. Keluarga memperoleh pelayanan keperawatan sesuai kebutuhan
3. Keluarga mampu berfungsi optimal dalam memelihara hidup sehat anggota keluarganya
(Keputusan Menteri Kesehatan No. 908 tentang Pelayanan Keperawatan Keluarga)

2.1.3 Sasaran Asuhan Keperawatan Keluarga


Sasaran asuhan keperawatan keluarga adalah :
1. Keluarga sehat, memerlukan antisipasi terkait dengan siklus perkembangan manusia dan
tahapan tumbang, fokus pada promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.
2. Keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan, yaitu keluarga dengan: ibu hamil
yang belum ANC, ibu nifas yang persalinannya ditolong oleh dukun dan neonatusnya,
balita tertentu, penyakit kronis menular yang tidak bisa diintervensi oleh program,
penyakit endemis, penyakit kronis tidak menular atau keluarga dengan kecacatan tertentu
(mental atau fisik).
3. Keluarga dengan resiko tinggi, yaitu keluarga dengan ibu hamil yang memiliki masalah
gizi, seperti anemia gizi berat (HB kurang dari 8 gr%) ataupun Kurang Energi Kronis
(KEK), keluarga dengan ibu hamil resiko tinggi seperti perdarahan, infeksi, hipertensi,
keluarga dengan balita dengan BGM, keluarga dengan neonates BBLR, keluarga dengan
usia lanjut jompo atau keluarga dengan kasus percobaan bunuh diri.
4. Keluarga dengan tindak lanjut perawatan
2.1.3 Ruang Lingkup Asuhan Keperawatan Keluarga

Pelayanan keperawatan keluarga mencakup Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan


Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang diberikan kepada klien sepanjang rentang
kehidupan dan sesuai tahap perkembangan keluarga.Berbagai bentuk upaya pelayanan
kesehatan baik upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, maupun resosialitatif.

1. Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan keluarga dengan melakukan


kegiatan penyuluhan kesehatan, peningkatan gizi, pemeliharaan kesehatan baik individu
maupun semua anggota keluarga, pemeliharaan kesehatan lingkungan, olahraga teratur,
rekreasi dan pendidikan seks.
2. Upaya preventif untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan terhadap
keluarga melalui kegiatan imunisasi, pemeriksaan kesehatan berkala melalui posyandu,
puskesmas dan kunjungan rumah, pemberian vitamin A, iodium, ataupun pemeriksaan
dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui.
3. Upaya kuratif bertujuan untuk mengobati anggota keluarga yang sakit atau masalah
kesehatan melalui kegiatan perawatan orang sakit dirumah, perawatan orang sakit sebagai
tindaklanjut dari Pukesmas atau rumah sakit, perawatan ibu hamil dengan kondisi
patologis, perawatan buah dada, ataupun perawatan tali pusat bayi baru lahir
4. Upaya rehabilitatif atau pemulihan terhadap pasien yang dirawat dirumah atau keluarga-
keluarga yang menderita penyakit tertentu seperti TBC, kusta dan cacat fisik lainnya
melalui kegiatan latihan fisik pada penderita kusta, patch tulang dan lain sebagainya,
kegiatan fisioterapi pada penderita stroke, batuk efektif pada penderita TBC, dll.
5. Upaya resosialitatif adalah upaya untuk mengembalikan penderita (anggota keluarga) ke
masyarakat yang karena penyakitnya dikucilkan oleh masyarakat seperti, penderita AIDS,
kusta dan wanita tuna susila.

2.2 Penyakit Tidak Menular


2.2.1 Definisi Penyakit Tidak Menular
Penyakit tidak menular merupakan penyakit yang tidak memiliki tanda klinis secara
khusus sehingga menyebabkan seseorang tidak mengetahui dan menyadari kondisi tersebut
sejak permulaan perjalanan penyakit (Kemenkes RI, 2014).Kondisi tersebut menyebabkan
keterlambatan dalam penanganan danmenimbulkan komplikasi PTM bahkan berakibat
kematian. Beberapa karakteristik PTM antara lain, ditemukan di negara industri maupun
negara berkembang, tidak ada rantai penularan, dapat berlangsung kronis, etiologi atau
penyebab tidak jelas, multikausal atau penyebabnya lebih dari satu, diagnosis penyakit sulit,
biaya mahal dan tidak muncul dipermukaan seperti fenomena gunung es serta mortalitas dan
morbiditasnya tinggi. PTM dapat dicegah melalui pengendalian factor risikonya dengan upaya
promotif dan preventif (Bustan, 2007).

2.2.2 Jenis – Jenis Penyakit Tidak Menular


Menurut Kemenkes RI (2014), jenis-jenis PTM adalah sebagai berikut:
1. Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah (PJPD)
Penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan penyakit yangmenyerang organ
tubuh jantung dan pembuluh darah yang menyebabkangangguan pada organ tersebut
(Depkes RI, 2007).Penyakit jantung terjadi ketikagumpalan darah menyumbat salah satu
arteri jantung.Aliran darah yang rendahatau lambat menyebabkan jantung kekurangan
oksigen, sehingga merusak sel-sel jantung.Penyumbatan terjadi ketika arteri menyempit
disebabkan oleh munculnyaplak (kumpulan sisa lemak, rokok, dan sebagainya) di sepanja
ng dinding arteri.Penyakit jantung memiliki gejala khas yaitu nyeri
dada.Kebanyakan orangmungkin tidak merasakan atau hanya merasakan sedikit nyeri
dada, sehinggamereka mengabaikan gejala tersebut dan dapat menyebabkan
penderitanyamengalami kematian mendadak. Berikut ini adalah macam-macam PJPD :
a. Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner merupakan salah satu bentuk utama
penyakitkardiovaskuler (penyakit jantung dan pembuluh darah), menjadi penyebab
kematian nomor wahid di dunia (Bustan, 2007).PJK terjadi akibat
penyempitanpembuluh darah koroner pada jantung yang menyebabkan serangan
jantung dankematian penderitanya. PJK ini berkaitan dengan gaya hidup (lifestyle)
ataudengan keadaan sosial ekonomi masyarakat.
b. Stroke
Stroke adalah penyakit defisit neurologis akut yang disebabkan olehgangguan
pembuluh darah otak yang terjadi secara mendadak dan menimbulkan gejala dan tanda
yang sesuai dengan daerah otak yang terganggu (Bustan, 2007).Stroke adalah kejadian
sakit mendadak yang ditandai dengan adanya lumpuh pada sebagian sisi tubuh atau
seluruh tubuh, bicara seperti orang pelo dan disertai penurunan kesadaran yang
disebabkan oleh gangguan peredaran darah ke otak akibat sumbatan oleh plak
misalnya penumpukan lemak atau pecahnya pembuluh darah otak.
c. Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanandarah
sistolik ≥140 mmHg dan atau tekanan diastolik ≥90 mmHg.Hipertensi merupakan
kondisi peningkatan tekanan darah yang dapat berlanjut ke suatuorgan seperti stroke
(untuk otak), PJK (untuk pembuluh darah jantung) danhipertrofi ventrikel kanan
(untuk otot jantung) (Bustan, 2007).
Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang memberikan gejala
berlanjut untuk suatu target organ, seperti stroke untuk otak, penyakit jantung koroner untuk
pembuluh darah jantung dan untuk otot jantung. Penyakit ini telah menjadi masalah utama
dalam kesehatan masyarakat yang ada di Indonesia maupun di beberapa negara yang ada di
dunia (Armilawaty, 2007).
2. Kanker
Kanker merupakan penyakit yang ditandai dengan adanya sel/jaringanabnormal yang
bersifat ganas, tumbuh cepat tidak terkendali dan dapat menyebar ke tempat lain dalam
tubuh penderita (Kemenkes RI, 2014). Menurut Bustan (2007), sel kanker bersifat ganas
dan dapat merusak sel-sel normal disekitarnya sehingga merusak fungsi jaringan. Jenis
kanker berdasarkan jaringan yang diserang yaitu diberi istilah karsinoma, limfoma dan
sarkoma.Karsinoma adalahkanker yang mengenai jaringan epitel (sel-sel kulit, ovarium,
payudara, serviks, kolon, pankreas dan esophagus).Limfoma adalah kanker jaringan limfe
(kapilerlimfe, lakteal, limpa dan pembuluh limfa).Sarkoma adalah kanker jaringan ikat
termasuk sel-sel otot dan tulang. Jenis-jenis kanker yang paling sering terjadi adalah
sebagai berikut:
a. Kanker Payudara
Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringanpayudara.
Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak
maupun jaringan ikat pada payudara. Pengertian lain berdasarkan Kemenkes RI
(2014), kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran
kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara.
b. Kanker Leher Rahim
Kanker leher rahim adalah keganasan yang terjadi pada sel leher rahim.Gejala
dini adanya kanker serviks adalah keputihan, Contact bleeding (perdarahan waktu
bersetubuh), sakit waktu koitus dan terjadinya perdarahan walaupun memasuki masa
menopause (Bustan, 2007).
c. Diabetes Mellitus
Diabetes adalah gangguan kesehatan yang berupa kumpulan gejala
yangdisebabkan oleh peningkatan kadar gula (glukosa) akibat kekurangan ataupun
resistensi insulin (Bustan, 2007). Diabetes mellitus adalah suatu penyakit menahun
yang ditandai dengan kadar gula dalam darah melebihi nilai normal, yaitu hasil
pemeriksaan Gula Darah vena Sewaktu (GDS) ≥200 mg/dL dan Gula Darah vena
Puasa (GDP) ≥126 mg/dL (Kemenkes, 2014).
d. Penyakit Paru Menahun
1) Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
PPOK adalah penyakit kronik saluran napas yang ditandai dengan hambatan
aliran darah ke dalam paru-paru (khususnya udara ekspirasi).
2) Asma Bronkial
Suatu kelainan berupa inflamasi (peradangan) kronik saluran napas
yangmenyebabkan hiperaktifitas bronkus, sehingga menyebabkan gejala episodic
berulang berupa mengi, sesak napas, rasa berat di dada dan batuk terutama malamatau
dini hari.

2.2.3. Karakteristik Penyakit Tidak Menular


Berbeda dengan penyakit menular, PTM mempunyai beberapakarakteristik tersendiri,
seperti :
1. Penularan penyakit tidak melalui suatu rantai penularan tertentu
2. Masa inkubasi yang panjang dan laten
3. Perlangsungan penyakit yang berlarut-larut (kronis)
4. Banyak menghadapi kesulitan diagnosis
5. Mempunyai variasi yang luas
6. Memerlukan biaya yang tinggi dalam upaya pencegahan maupunpenanggulangannya
7. Faktor penyebabnya bermacam-macam (multikausal), bahkan tidak jelas.Perbedaan PTM
ini dengan penyakit menular memerlukan pendekatanepidemiologi tersendiri, mulai dari
penentuannya sebagai masalah kesehatanmasyarakat sampai pada upaya pencegahan dan
penanggulangannya. Misalnya,ketika melakukan observasi keadaan PTM di lapangan.
Dalam mengamati PTMyang perlangsungannya kronis dan masa latent yang panjang,
dapat ditemukanbeberapa kesulitan dengan hanya melakukan pengamatan observasional
yangberdasarkan pengalaman pribadi dari anggota masyarakat saja. Jika observasi
iniditujukan untuk menentukan hubungan antara keterpaparan dengan terjadinyapenyakit,
maka beberapa kesulitan dapat dihadapi.Situasi-situasi dimana pengamatan perorangan
dianggap kurang cukupuntuk menetapkan hubungan antara paparan dengan penyakit
dapat disebabkanoleh faktor-faktor berikut :
a. Masa laten yang panjang antara exposure dengan penyakit
b. Frekuensi paparan faktor risiko yang tidak teratur
c. Insiden penyakit yang rendah
d. Risiko paparan yang kecil

2.2.4. Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular


Faktor risiko PTM adalah kondisi yang dapat memicu terjadinya PTMpada seseorang
atau kelompok tertentu. Faktor risiko PTM dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu:
1. Faktor risiko tidak dapat diubah, antara lain: umur, jenis kelamin danketurunan (genetik).
2. Faktor risiko yang dapat diubah, antara lain:
a. Faktor risiko perilaku: merokok, diet rendah serat, konsumsi garamberlebih, kurang
aktifitas fisik, konsumsi alkohol dan stress.
b. Faktor risiko lingkungan: polusi udara, jalan raya dan kendaraan yangtidak layak jalan,
infrastruktur yang tidak mendukung untuk pengendalianPTM serta stres sosial.
c. Faktor risiko fisiologis: obesitas, gangguan metabolisme kolesterol dan tekanan darah
tinggi (Kemenkes RI, 2014).

2.2.5 Angka Kejadian Terbanyak Penyakit Tidak Menular

Menurut Cindy tahun 2018 angka kejadian kasus penyakit tidak menular yang terbanyak
adalah:
1. Penyakit sistem pembuluh darah
a. Hipertensi primer
2. Penyakit sistem muskuloskletal dan jaringan ikat
a. Myalgia
3. Penyakit kelainan endokrin
4. Gizi dan metabolik
5. Penyakit poada mata dan adneksa
6. Penyakit sistem saluran kemih dan kelamin
7. Penyakit tumor atau neoplasma ganas

2.2.6 Peran Keluarga Dalam Merawat Pasien Dengan Penyakit Tidak Menular
Menurut Beatrix 2018 peran keluarga dalam merawat pasien penyakit tidak menular:
1. Mengontrol gaya hidup
2. Provider atau penyedia
3. Memberikan informasi pada keluarga yang sakit
4. Kemampuan mengenal masalah kesehatan
5. Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit
6. Kemampuan memodifikasi lingkungan untuk keluarga agar tetap sehat dan optimal
7. Kemampuan memanfaatkan sarana kesehatan yang tersedia dilingkungannya.

2.2.7 Permasalahan Keluarga Dalam Merawat Pasien Penyakit Tidak Menular


Menurut honesty 2013 permasalahan yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien PTM
adalah:
1. Ketidaktahuan keluarga tentang bagaimana peran yang seharusnya dilakukan oleh
keluarga dalam memberikan perawatan pada pasien
2. Menggunakan pengobatan alternatif dan obat-obat tradisional untuk menyembuhkan
penyakitnya pengobatan di tenaga kesehatan yang mahal, sedangkan di pengobatan
alternatif dan penggunaan obat tradisional menghabiskan biaya lebih murah dan lebih
terasa efeknya
3. Letak fasilitas layanan kesehatan yang memadai untuk mengobati penyakit menyulitkan
keluarga untuk mengakses fasilitas layanan kesehatan.
BAB III
PEMBAHASAN

1.1 Analisa Jurnal


Judul : Peran Kader Kesehatan Dalam Promosi Pencegahan Komplikasi Hipertensi
Di Wilayah Perkotaan: Literatur Review
Penulis : Rizkiyani Istifada, Etty Rekawati
Kata kunci : hipertensi, pemberdayaan masyarakat, peran kader, perawat komunitas,
perkotaan
Abstrak : Hipertensi menjadi tren masalah kesehatan perkotaan saat ini. Salah satu
upaya untuk mencegah terjadinya komplikasi hipertensi adalah dengan
adanya pendampingan oleh kader pada keluarga dengan hipertensi. Perawat
komunitas memiliki peran dalam memberikan pendampingan dan
pengawasan kader. Pelaksanaan kemitraan antara tenaga kesehatan dan
masyarakat disusun sebagai bentuk penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat
di Indonesia. Namun, fenomena yang terjadi di Indonesia menunjukkan
bahwa kurangnya dukungan yang diberikan kader untuk terlibat dalam
pelaksanaan promosi kesehatan kepada masyarakat. Literature review ini
untuk mendeskripsikan keterlibatan kader dalam pelaksanaan promosi
pencegahan komplikasi hipertensi pada masyarakat. Penelitian ini
menggunakan metode dengan menggunakan pencarian melalui online
database pada e-resources Cambridge Core, Wiley Online, dan ScienceDirect
dengan rentang waktu publikasi artikel dari tahun 2008-2018. Pencarian
literature menghasilkan 15 artikel yang berfokus pada peran kader dalam
promosi pencegahan komplikasi hipertensi. Berbagai penelitian menunjukkan
bahwa pemberdayaan masyarakat sebagai kader terbukti efektif untuk
mencegah terjadinya komplikasi dari hipertensi. Keterlibatan kader dapat
dilakukan dengan melakukan pendampingan manajemen diri dalam
meningkatkan perilaku hidup sehat, seperti memotivasi melakukan aktivitas
fisik dan pembatasan konsumsi garam. Pada umumnya, kader yang dipilih
adalah wanita, bersedia terlibat dalam upaya promosi kesehatan, dan dapat
berkomunikasi serta menyusun laporan Kemampuan perawat komunitas
dibutuhkan untuk memberikan dan memaksimalkan pemberdayaan
masyarakat. Perawat komunitas memiliki peranan penting dalam peningkatan
pengetahuan dan keterampilan kader. Tugas perawat komunitas melakukan
pelatihan dan pendampingan kepada kader terkait upaya promosi kesehatan
dalam pencegahan komplikasi hipertensi.
Pembahasan : penyakit hipertensi menjadi tren masalah penyakit tidak menular saat ini,
faktor resiko yang menyebabkan terjadinya hipertensi karena perilaku, gaya
hidup, dan lingkungan penyakit hipertensi akan menimbulkan komplikasi
penyakit lainnya jika tidak dilakukan perawatan kesehatan dengan benar.
Berbagai upaya untuk mencegah terjadinya komplikasi adalah dengan
melakukan pendampingan oleh kader kepada keluarga hipertensi. Salah satu
bentuk pendampingan yang dapat dilakukan oleh kader, seperti kunjungan
rumah dan pendampingan pengaturan diet rendah garam. Jika perawatan
masyarakat dengan hipertensi dilakukan dengan optimal, maka penduduk
dengan hipertensi akan tetap produktif, karena komplikasi penyakit dapat
dicegah. Salah satu progam mengatasi permasalahan dampak dari hipertensi
ini adalah dengan inovasi pengembangan kota sehat. Inovasi pengembangan
kota sehat merupakan merupakan rancangan yang dilakukan oleh pemerintah
untuk mewujudkan kota yang bersih, nyaman, aman untuk dihuni melalui
pemberdayaan masyarakat dan forum yang difasilitasi oleh pemerintah. Salah
satu inovasi yang dilaksanakan dengan optimalisasi peran masyarakat untuk
dilibatkan sebagai kader. Pelaksanaan inovasi program kader ini dilaksanakan
dengan mengoptimalkan pelaksanaan Pos Pembinaan Terpadu (POSBINDU)
Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Kegiatan yang dapat dilakukan kader
dalam pencegahan dan penanggulangan faktor risiko penyakit tidak menular
meliputi deteksi dini dan perawatan hipertensi dengan pendekatan keluarga.
Dimana penelitian ini sesuai dengan teori bahwa penyakit tidak menular yang
memiliki angka kejadian tertinggi adalah hipertensi yang menjadi faktor
penyebabnya adalah lingkungan, perilaku, dan fisiologis. Penyakit hipertensi
dapat menimbulkan komplikasi pada penderita sehingga pemerintah membuat
suatu program yaitu POSBINDU yang bertujuan untuk meningkatkan peran
serta masyarakat dalam pencegahan dan penemuan dini faktor risiko PTM.
Sasaran Posbindu PTM yaitu, kelompok masyarakat sehat. Dalam pencapaian
program posbindu ini di berdayakanlah kader-kader yang membantu petugas
kesehatan untuk memberikan pengetahuan tentang PTM, faktor risiko,
dampak dan upaya yang diperlukan dalam pencegahan dan pengendalian
PTM, memberikan kemampuan dan keterampilan dalam memantau faktor
risiko PTM dan melakukan konseling serta tindak lanjut lainnya.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Tujuan pelayanan keperawatan keluarga adalah mengoptimalkan fungsi dan kemampuan
keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan dan mempertahankan status kesehatan anggota
keluarganya terutama dalam pelayanan keperawatan penyakit tidak menular yang menjadi
salah satu permasalahan saat ini, maka pemerintah membentuk suatu program yaitu
POSBINDU yang bertujuan untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan
dan penemuan dini faktor risiko PTM.
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Z. 2010. PengantarKeperawatanKeluarga. Jakarta : EGC.

Andarmoyo, 2012. Keperawatan Keluarga. Jogjakarta:Graha Ilmu.

Armilawati, Amalia, H. Amirudin R. 2007.


HipertensidanFaktorResikonyadalamKajianEpidemologi.FKM UNHAS. Available from:
http://www.cerminDunia Kedokteran.com. Diakses pada tanggal 31 maret 2020.

Astuti, EmyDwi. Gambaran Proses Kegiatan Pos PembinaanTerpadu Penyakit TidakMenular di


Puskesmas Sempu Kabupaten Banyuwangi.Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Jember, 2015.

Beatrix. 2018. Hubungan Peran Keluarga Dalam Mengontrol Gaya Hidup Dengan Derajat
Hipertensi Di Puskesmas Tagu landang Kabupaten Sitaro.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/18768/18310. Diakses pada
tanggal 31 maret 2020.

Cindy. 2018. Prevalensi Penyakit Tidak Menular pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama di
Kota Bandung Tahun 2013-2015. http://jurnal.unpad.ac.id/jsk_ikm/article/view/18499.
Diakses pada tanggal 31 maret 2020.

Harmako.2012. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jogjakarta: Pustaka Pelajar.

Harnilawati.2013.Konsep dan Proses KeperawatanKeluarga. Sulawesi Selatan : Pustaka As-


Salam

Honesty. 2013. Hubungan Peran Keluarga Dengan Pengendalian Kadar Gula Darah Pada Pasien
Diabetes Melitus Di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh Padang.
http://ners.fkep.unand.ac.id/index.php/ners/article/view/62/57. Diakses pada tanggal 31
maret 2020.
Keputusan Menteri Kesehatan No. 908 tentang Pelayanan Keperawatan Keluarga Kemenkes RI.
Petunjuk Teknis Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (POSBINDU PTM),
2012.

Muhlisin, A. 2012.KeperawatanKeluarga. Yogyakarta :Gosyen Publishing.

Setiadi, Nugroho J. PerilakuKonsumen. Bandung: Prenada Media, 2005.

Anda mungkin juga menyukai