KELOMPOK II
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas berkat, rahmat
dan hidayah-Nya kami bisa menyelesaikan makalah ini. Makalah ini kami buat untuk memenuhi
tugas dari dosen. Makalah ini membahas tentang ” Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Lansia
Dengan Masalah Depresi” Semoga dengan makalah yang kami susun ini, kita sebagai mahasiswa
dapat menambah dan memperluas pengetahuan.
Kami mengetahui makalah yang kami susun ini masih sangat jauh dari sempurna, maka
dari itu kami masih mengharapkan kritik dan saran dari ibu selaku dosen pembimbing kami serta
temen-temen sekalian, karena kritik dan saran itu dapat membangun kami dari yang salah
menjadi benar.
Semoga makalah yang kami susun ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita, akhir kata
kami mengucapkan terima kasih.
Kelompok II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG.......................................................................................1
1.2 TUJUAN............................................................................................................2
1.2.1 Tujuan umunm................................................................................................2
1.2.2 Tujuan khusus.................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 DEFINISI DEPRESI..........................................................................................3
2.2 KLASIFIKASI DEPRESI..................................................................................4
2.3 ETIOLOGI DEPRESI........................................................................................4
2.4 GEJALA DEPRESI PADA LANSIA................................................................4
2.5 DETEKSI DINI DEPRESI PADA LANSIA.....................................................5
2.6 SINDROM KLINIS YANG TIMBUL PADA LANSIA..................................6
2.7 DAMPAK DEPRESI.........................................................................................7
2.8 SKALA PENGUKURAN DEPRESI PADA LANJUT USIA..........................9
2.9 ASUHAN KEPERAWATAN...........................................................................10
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 KASUS..............................................................................................................15
3.2 PENGKAJIAN..................................................................................................15
3.3 ANALISA DATA..............................................................................................16
3.4 DIAGNOSA......................................................................................................16
3.5 INTERVENSI....................................................................................................17
BAB IV PEMBAHASAN
4.1
BAB IV PENUTUP
3.1 KESIMPULAN..................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui, memahami, dan memberikan asuhan keperawatan komunitas
kepada lansia dengan masalah depresi
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Agar mahasiswa mengetahui konsep depresi pada lansia
2. Agar mahasiswa mengetahui asuhan keperawatan depresi pada lansia
3. Agar mahasiswa dapat mengaplikasikan asuhan keperawatan komunitas pada lansia di
panti jompo T
BAB II
LANDASAN TEORI
2.6 Sindrom Klinis Tertentu Yang Dapat Timbul Pada Lansia (DEPKES 2001)
a. Depresi Agitatif
Ditandai dengan peningkatan aktifitas, mondar mndir, mengejar ngejar orang dan terus
menerus meremas remas tangan
b. Depresi dan Anxietas
Gangguan cemas menyeluruh dan fobia
c. Depresi terselubung
Tidak muncul gejala atau mood depresi
d. Somatisasi
Gejala somatik dapat menyembunyika gejala yang sesungguhnya dan dapat memperberat
dengan adanya depresi
e. Pseudo Dimensia
Pasien depresi yang menunjukan gejala ganggua memori yang bermakna seperti dimensia
f. Depresi sekunder pada dimensia
Depresi yang terjadi pada stadium awal dimensia
2.7 Dampak Depresi Pada Lansia
Pada usia lanjut depresi yang bediri sendiri maupun yang bersamaan dengan pada
penyakit lain hendaknya ditangan dengan sungguh-sungguh ,karena apabila tidak dioobati
Dapat memperburuk perjalanan penyakit dan memperburuk prognosis.Pada depresi dapat
dijumpai hal-hal seperti dibawah ini (Mudjaddid,2003)
a. Depresi dapat meningkatkan angka kematian pada pasien dengan penyakit
kardiovaskuler
b. Pada depresi timbul ketidakseimbangan hormonal yang dapat memperburuk penyakit
kardiovaskuler (misalnya, peningkatan hormon adrenokortikotropin akan
meningkatkan kadar kortisol).
c. Metabolisme serotonin yang terganggu pada depresi akan menimbulkan efek
trombogenesis.
d. Perubahan suasana hati berhubungan dengan gangguan respon imunitas termasuk
perubahan fungsi limfosit dan penuruna jumlah fungsi limfosit.
e. Pada depresi berat terdapat penurunan efektivitas sel natural killer
f. Pasien depresi menunjukan kepatuhan yang butuk pada program pengobatan maupun
rehabilitas.
3. Klasifikasi Data
a. Data Subjektif
1) Lansia Tidak mampu mengutarakan pendapat dan malas berbicara.
2) Sering mengemukakan keluhan somatik seperti: nyeri abdomen dan dada, anoreksia,
sakit punggung, pusing.
3) Merasa dirinya sudah tidak berguna lagi, tidak berarti, tidak ada tujuan hidup, merasa
putus asa dan cenderung bunuh diri.
4) Pasien mudah tersinggung dan ketidakmampuan untuk konsentrasi.
b. Data Objektif
1) Gerakan tubuh yang terhambat, tubuh yang melengkung dan bila duduk dengan sikap
yang merosot.
2) Ekspresi wajah murung, gaya jalan yang lambat dengan langkah yang diseret.
3) Kadang-kadang dapat terjadi stupor.
4) Pasien tampak malas, lelah, tidak ada nafsu makan, sukar tidur dan sering menangis.
5) Proses berpikir terlambat, seolah-olah pikirannya kosong, konsentrasi terganggu,
tidak mempunyai minat, tidak dapat berpikir, tidak mempunyai daya khayal.
Pada pasien psikosa depresif terdapat perasaan bersalah yang mendalam, tidak
masuk akal (irasional), waham dosa, depersonalisasi dan halusinasi. Kadang-kadang pasien
suka menunjukkan sikap bermusuhan (hostility), mudah tersinggung (irritable) dan tidak
suka diganggu. Pada pasien depresi juga mengalami kebersihan diri kurang dan
keterbelakangan psikomotor.
4. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko mencederai diri berhubungan dengan depresi.
b. Gangguan alam perasaan: depresi berhubungan dengan koping maladaptif.
c. Ketidakberdayaan
d. Risiko bunuh diri
e. Gangguan pola tidur
b. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pemasukan yang
tidak adekuat akibat penurunan nafsu makan
Tujuan: Tidak ada gangguan kebutuhan nutrisi pada klien
Kriteria hasil:
1) Nafsu makan meningkat
2) Tidak ada mual dan muntah
No Intervensi Rasional
1 Observasi porsi makanan yang telah di habiskan. Mengkaji intake makanan yang telah di habiskan.
2 Anjurkan makanan sedikit-sedikit tapi sering Menghindari mual dan muntah
3 Berikan makanan selagi hangat Memberikan makanan hangat dan lunak tidak
menyebabkan mual dan muntah.
4 Hindari makanan pantangan bagi klien. Menghindari komplikasi penyakit
5 Kolaborasi dengan dokter dengan pemberianMenghilangkan atau mengurangi keluhan pasien
terapi
No Intervensi Rasional
1 Bersama klien mengidentifikasi gangguan pola tidur Untuk mengetahui apa saja penyebab gangguan pola
tidur pada pasien
2 Diskusikan cara-cara utuk memenuhi kebutuhan tidurMempermudah pasien untuk memperoleh
(Minum air hangat atau susu hangat sebelum tidur, kebutuhan tidur yang baik
hindarkan minum yang mengandung kafein dan coca
cola, dengarkan musik yang lembut sebelum
tidur)
3 Anjurkan pasien untuk memilih cara yang sesuaiCara-cara yang sesuai dapat mempermudah pasien
dengan kebutuhannya
4 Berikan lingkungan yang nyaman untukAgar pasien dapat kualitas tidur yang baik
meningkatkan tidur.
3.1 Kasus
Kelurahan Marpoyan damai, terdapat panti jompo T. Terdaftar ada 90 Lansia dengan
rincian wanita 71 orang (78,9%) dan jumlah laki laki 19 orang (21,1%). Rata rata lansia yang
berada disini memiliki penyakit Demensia, Depresi, Alzheimer. Keluhan penyakit yang
sering ditemukan adalah Depresi. Dari hasil wawancara lansia ini menderita depresi karena
tidak ada keluaraga yang datang menjenguknya ke panti jompo dan merasa terbuang, tidak
diperhatikan lagi oleh keluarga. Lansia ini jarang memeriksa kesehatannya, Lansia yang
menderita depresi sebagian besar lansia jarang menceritakan masalahnya kepada teman
sebaya yang dekat dengannya, ada juga yang hanya diam saja, dan tidak mengalihkan
masalah dengan kegiatan lain. Para lansia kurang mendapatkan ilmu pengetahuan yang
berhubungan dengan kesehatannya sehingga mereka jarang memperdulikan keadaannya dan
memeriksakan kesehatannya. Para lansia yang mengalami depresi jarang mengibur diri
dengan berkumpul bersama teman, para lansia yang depresi sering melamun dan menangis
pada malam hari.
3.2 Pengkajian
1. Data inti
a. Sejarah :
Sebagian besar lansia di panti jompo T kelurahan marpoyan damai sudah lama tinggal
di daerah Pekanbaru karena keluarga besar bertempat tinggal di Pekanbaru juga
b. Demografi :
Terdaftar ada 90 Lansia dengan rincian wanita 71 orang (78,9%) dan jumlah laki laki
19 orang (21,1%).
c. Etnisitas:
Kelompok budaya yaitu jawa, batak, minang
d. Nilai, kepercayaan dan agama :
Nilai yang mereka anut adalah kebersamaan dan keyakinan yang mereka anut yang
terdiri dari agama islam dan kristen
2. Data subsistem
1. Lingkungan fisik
Di sekitar panti jompo terdapat perumahan tipe permanen. Hasil wawancara dengan
para lansia di panti jompo T tidak ada organisasi atau kegiatan tertentu di panti tetapi
para lansia perempuan selalu membuat kerajinan tangan untuk mengisi waktu luang
dan setiap malam diadakan sholat berjamaah dan makan malam bersama
2. Pelayanan Kesehatan dan Sosial.
Sarana kesehatan di panti jompo T berupa Puskesmas
3. Ekonomi
Dari hasil wawancara di dapatkan hasil lansia perempuan di panti jompo T selalu
membuat kerajinan tangan untuk mengisi waktu luang
4. Keamanan dan Transportasi
Keamanan di panti jompo T sangat terjaga karena selama di panti tidak ada barang
lansia yang hilang. Transportasi yang digunakan para lansia adalah transportasi
umum jika ingin bepergian, tetapi umumnya para lansia di panti jompo T tidak pernah
bepergian keluar panti
5. Politik dan pemerintahan
Tidak terkaji
6. Sistem Komunikasi
Sebagian besar lansia menceritakan masalahnya kepada teman sebaya yang dekat
dengannya, ada juga yang hanya diam saja, dan mengalihkan masalah dengan
kegiatan kegiatan lain.
7. Pendidikan
Para lansia kurang mendapatkan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan
kesehatannya sehingga mereka jarang memperdulikan keadaannya dan memeriksakan
kesehatannya
8. Rekreasi
Para lansia yang menderita depresi jarang mengibur diri dengan berkumpul bersama
teman ditaman yang tersedia di panti jompo T
3.3 Analisa Data
Dari hasil wawancara dan juga observasi di dapatkan :
a. 25 % lansia saat ini berada di usia diatas 75 tahun
b. 50% lansia ini sudah ditinggal menikah oleh pasangannya
c. 55% lansia tidak pernah memeriksakan kesehatannya secara teratur
d. 40 % lansia hanya menghabiskan waktu dengan duduk di depan ruangan sepanjang hari
e. 8 dari 10 lansia tidak mempunyai latihan fisik yang teratur, terjadwal dan konsisten
3.5 Intervensi
Diagnosa NOC NIC
Ketidakefektifan koping Prevensi Sekunder Prevensi Sekunder
Sosial support Dukungan kelompok
Indikator: 1. Manfaatkan dukungan teman
1. Mengidentifikasi pola koping yang sebaya dalam membantu
efektif (3 5) mengubah perilaku
2. Mengungkapkan secara verbal 2. Pertahankan suasana positif
tentang kopIng yang efektif (35) untuk mendukung perubahan
3. Mengatakan penurunan stres (35) gaya hidup
4. Klien mengatakan telah menerima 3. Tekankan pentingnya koping
tentang keadaannya (35) yang efektif
5. Mampu mengidentifikasi strategi
tentang koping (35)
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Gangguan depresi merupakan salah satu gangguan mental-emosional yang cukup sering
dijumpai pada orang usia lanjut.Deteksi dini dan penanganan yang tepat terhadap depresi
sangatlah penting untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas hidup bagi lanjut usia.
Karena depresi seringkali tidak terdeteksi pada lanjut usia karena dianggap sebagai akibat
dari proses penuaan dan penyakit kronis yang dialami oleh lanjut usia. Depresi pada lansia
dapat menyebakan meningkatnya angka kematian pada pasien dengan penyakit
kardiovaskuler, Perubahan suasana hati berhubungan dengan gangguan respon imunitas
termasuk perubahan fungsi limfosit dan penuruna jumlah fungsi limfosit, Pada depresi berat
terdapat penurunan efektivitas sel natural killer, Pasien depresi menunjukan kepatuhan yang
butuk pada program pengobatan maupun rehabilitas.
Pada kasus diatas setelah dilakukan nya pengkajian di panti jompo T, dengan data 25 %
lansia saat ini berada di usia diatas 75 tahun, 50% lansia ini sudah ditinggal menikah oleh
pasangannya, 55% lansia tidak pernah memeriksakan kesehatannya secara teratur, 40 %
lansia hanya menghabiskan waktu dengan duduk di depan ruangan sepanjang hari, 8 dari 10
lansia tidak mempunyai latihan fisik yang teratur, terjadwal dan konsisten didapatkan
diagnosa Ketidakefektifan koping
DAFTAR PUSTAKA