Disusun Oleh :
2010070120025
Dosen Pengampu :
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahma
t dan karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kulia
h Analisis Kualitas Lingkungan tepat waktu. Makalah Bahaya Lingkungan
Depresi disusun guna memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Analisis Kualitas
Lingkungan di Universitas Baiturrahmah. Selain itu, saya penulis juga berharap ag
ar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca topik Bahaya
Lingkungan Depresi. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada Rasululla
h SAW yang syafa’at nya kita nantikan kelak.
Wassalamualaikum wr.wb
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3
1.3 Tujuan........................................................................................................4
1.4 Manfaat......................................................................................................5
3.1 Kesimpulan...................................................................................................14
3.2 Saran.............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Depresi bukanlah kondisi yang bisa diubah dengan cepat atau secara langsung.
Setiap orang pasti mengalami berbagai masalah dan rintangan dalam hidupnya.
Jika seseorang dalam hidupnya mudah putus asa dan tidak kuat menghadapi
masalah hidupnya, orang tersebut bisa mengalami depresi bahkan bisa menjadi
stress. Depresi bukan saja dialami oleh orang dewasa tetapi anak-anak juga bisa
mengalami depresi yang tidak mengenal kelas sosial. Banyak faktor yang
menyebabkan seseorang menjadi depresi dan terpuruk.
Depresi merupakan salah satu penyebab utama kejadian bunuh diri (suicide).
Sebanyak 40% penderita depresi mempunyai ide untuk bunuh diri, dan hanya
lebih kurang 15% saja yang sukses melakukannya. Jumlah penderita depresi
wanita dua kali lebih banyak dari pria, tetapi pria lebih berkecenderungan bunuh
diri. Di Amerika Serikat, 17% orang pernah mengalami depresi pada suatu saat
dalam hidup mereka, dengan jumlah penderita saat ini lebih dari 19 juta orang.
Depresi merupakan salah satu masalah kesehatan mental utama saat ini, yang
mendapat perhatian serius. Dinegara-negara berkembang, WHO memprediksikan
bahwa pada tahun 2020, depresi akan menjadi salah satu gangguan mental yang
banyak dialami dan depresi berat akan menjadi penyebab kedua terbesar kematian
setelah serangan jantung.
3
Berdasarkan data WHO tahun 1980, hamper 20% - 30% dari pasien rumah
sakit di Negara berkembang mengalami gangguan mental emosional seperti
depresi. Depresi dan stress yang dibiarkan berlarut membebani pikiran, dapat
mengganggu system kekebalan tubuh. Apabila kita berada dalam emosi yang
negatif seperti rasa sedih, benci, putus asa, iri, kecemasan, dan kurang bersyukur
maka sistem kekebalan kita menjadi lemah. Dalam suatu penelitian di amerika, 28
dari 32 orang pasien telah mengalami stres dan kehidupan yang tragis sebelum
terserang penyakit. Stres mental ini mengakibatkan system kekebalan tubuh
menjadi tidak normal. Para doketr di John Hopkin Medical School menemukan
bahwa orang-orang yang emosional dan pemurung cenderung menderita penyakit
yang serius seperti kanker, tekanan darah tinggi, jantung dan berumur pendek.
(Dirgayunita, 2016)
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui mengenai bahaya lingkungan depresi
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengertian dari depresi
2. Untuk mengetahui gejala dari awal mulanya depresi
3. Untuk mengetahui penyebab dari depresi
4. Untuk mengetahui ciri-ciri terjadinya depresi
4
5. Untuk mengetahui risiko yang ditimbulkan akibat depresi
1.4 Manfaat
Hasil penulisan ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
mengenai bahaya lingkungan depresi
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
tidak berarti. Sehingga seluruh proses mental (berpikir, berperasaan dan
berperilaku) tersebut dapat mempengaruhi motivasi untuk beraktivitas dalam
kehidupan sehari-hari maupun pada hubungan interpersonal. (Dirgayunita, 2016)
a) Gejala Fisik
Gangguan pola tidur; Sulit tidur (insomnia) atau tidur berlebihan
(hipersomnia)
Menurunnya tingkat aktivitas, misalnya kehilangan minat, kesenangan atas
hobi atau aktivitas yang sebelumnya disukai
Sulit makan atau makan berlebihan (bisa menjadi kurus atau kegemukan)
Gejala penyakit fisik yang tidak hilang seperti sakit kepala, masalah
pencernaan (diare, sulit BAB dll), sakit lambung dan nyeri kronis
Terkadang merasa berat di tangan dan kaki
Energi lemah, kelelahan, menjadi lamban
Sulit berkonsentrasi, mengingat, memutuskan
b) Gejala Psikis
Rasa sedih, cemas, atau hampa yang terus – menerus
Rasa putus asa dan pesimis
Rasa bersalah, tidak berharga, rasa terbebani dan tidak berdaya/tidak
berguna
Tidak tenang dan gampang tersinggung
7
Berpikir ingin mati atau bunuh diri
Sensitive
Kehilangan rasa percaya diri
c) Gejala Sosial
Menurunnya aktivitas dan minat sehari-hari (menarik diri menyendiri,
malas)
Tidak ada motivasi untuk melakukan apapun
Hilangnya hasrat untuk hidup dan keinginan untuk bunuh diri
a) Overgeneralization yaitu percaya bahwa jika hasil negatif terjadi dalam suatu
kejadian maka hasil negatif tersebut juga akan terjadi pada kejadian yang
sama bahkan untuk kejadian yang belum terjadi
e) Making self reference yaitu percaya diri sendiri khususnya performance yang
buruk menjadi pusat dari pusat perhatian dari semua orang
f) Castratrophizing yaitu selalu berfikir tentang hal-hal buruk yang akan terjadi
8
g) Thinking dichotomously yaitu melihat sesuatu sebagai sesuai yang ekstrim
(hitam atau putih).
Faktor keluarga, seperti memiliki orang tua orang tua yang depresi,
ketidakhadiran orang tua secara emosional, konflik perceraian maupun
masalah ekonomi
9
Baron & Peixoto (Ronen, 1997) juga berpendapat yang serupa bahwa depresi
selalu berhubungan atau selalu dihubungkan dengan elemen-elemen kognisi,
apakah itu dalam bentuk kurangnya aktivitas proses informasi, ataupun dalam
bentuk kurangnya self-control skills, attributional style, self esteem, helplessness
dan hopelessness.
Menurut Beck (1985) sumber depresi adalah kognisi negatif. Orang yang
depresi tampak mempunyai pandangan yang negatif mengenai dirinya sendiri,
mengenai dunianya dan mengenai masa depannya. Orang yang depresi menarik
kesimpulan yang salah dan akibat dari menilai negatif dirinya, dunianya dan masa
depannya, sehingga suasana hatinya depresif, kemampuannya lumpuh, menolak
harapan-harapan, mempunyai harapan bunuh diri dan terjadi kenaikan
ketegangannya.
Pada masa kanak-kanak dan remaja orang yang depresif belajar melalui
kehilangan orang tua atau orang yang dicintainya, kejadian-kejadian yang
menyedihkan, penolakan teman sebaya, kritikan gurunya, sikap depresif orang tua
dan munculnya skema negatif, dimana skema negatif ini akan aktif jika situasi
yang baru yang dimasukinya mirip dengan kondisi ketika ia belajar skema
tersebut dan dikuatkan oleh kesalahan-kesalahan yang tidak logis dan ini
mengakibatkan kerusakan realitas. Skema negatif tentang diri sendiri selalu
mengingatkan pada ketidak-berhargaan dirinya, menyalahkan diri sendiri yang
disebabkan penarikan kesimpulan yang semaunya, abstraksi-selektif, generalisasi
10
yang berlebih-lebihan, membesar-besarkan dan meremehkan (Davidson & Neale,
2002).
11
dipaksa orang lain untuk makan (beberapa kasus menunjukan kebalikannya,
individu makan berlebihan).
2. Gangguan Tidur
Tahap ringan ditandai apabila individu tidur dengan jumlah jam yang lebih
banyak dari biasanya dan individu menyadarinya. Beberapa kasus
menunjukan kebalikannya, penderita bangun tidur lebih awal beberapa menit
sampai setengah jam dari biasanya. Tahap sedang ditandai apabila individu
bangun satu atau dua jam lebih awal dari biasanya. Tahap berat ditandai
apabila individu hanya tidur sekitar empat atau lima jam, mengalami
kesulitan untuk tidur kembali, sedangkan pada beberapa kasus individu tidak
dapat tidur sama sekali dimalam hari.
12
2) Gangguan Tidur. Insomnia ataupun hypersomnia, Gangguan tidur dan
depresi biasanya cenderung muncul bersamaan. Setidaknya 80% dari
orang yang menderita depresi mengalami insomnia atau kesulitan untuk
tidur. !5 % mengalami depresi dengan tidur yang berlebihan. Kesulitan
tidur dianggap sebagai gejala gangguan mood.
3) Gangguan Interpersonal Individu yang mengalami depresi cenderung
mudah tersinggung, sedih yang berkepanjangan sehingga cenderung
menarik diri dan menjauhkan diri dari orang lain. Terkadang menyalahkan
orang lain. Hal ini menyebabkan hubungan dengan orang lain maupun
lingkungan sekitar menjadi tidak baik.
4) Gangguan dalam pekerjaan. Depresi meningkatkan kemungkinan dipecat
atau penderita sendiri yang mengundurkan diri dari pekerjaan ataupun
sekolah. Orang yang menderita depresi cenderung memiliki motivasi yang
menurun untuk melakukan aktivitas ataupun minat pekerjaan dalam
kehidupan sehari-hari.
5) Gangguan pola makan. Depresi dapat menyebabkan gangguan pola makan
atau sebaliknya gangguan pola makan juga dapat menyebabkan depresi.
Pada penderita depresi terdapat dua kecenderungan umum menegenai pola
makan yang secara nyata mempengaruhi berat tubuh yaitu :
a. Tidak selera makan
b. Keinginan makan-makanan yang manis bertambah
6) Perilaku-perilaku merusak. Beberapa orang yang menderita depresi
memiliki perilaku yang merusak seperti, agresivitas dan kekerasan,
menggunakan obat-obatan terlarang dan alkhohol, serta perilaku merokok
yang berlebihan.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Depresi adalah gangguan emosional atau suasana hati yangburuk yang
ditandai dengan kesedihan yang berkepanjangan, putus harapan, perasaan bersalah
dan tidak berarti. Sehingga seluruh proses mental (berpikir, berperasaan dan
berperilaku) tersebut dapat mempengaruhi motivasi untuk beraktivitas dalam
kehidupan sehari-hari maupun pada hubungan interpersonal. Individu yang
mengalami depresi pada umumnya menunjukkan gejala fisik, gejala psikis, dan
gejala sosial yang khas. Depresi disebabkan oleh kombinasi beberapa factor, yaitu
faktor biologi, faktor psikologis/kepribadian dan faktor sosial. Dimana ketiga
faktor tersebut dapat saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.
Depresi merupakan gangguan emosional yang ditandai dengan perasaan
tertekan, perasaan bersalah, kesedihan, kehilangan minat, dan menarik diri dari
orang lain yang dapat berpengaruh pada hubungan interpersonal.Seseorang yang
mengalami depresi pada umumnya menunjukkan gejala fisik, psikis dan gejala
sosial yang khas, seperti murung, sedih, sensitif, gelisah, mudah marah atau kesal,
kurang bergairah, kurang percaya diri, hilang konsentrasi, bahkan bisa kehilangan
daya tahan tubuh pada seseorang yang mengalaminya.
Seseorang bisa dikatakan depresi apabila aktifitas fisiknya menurun,
berpikir sangat lamban dan diikuti oleh perubahan suasana hati. Sesorang yang
mengalami depresi memiliki pemikiran yang negatif terhadap dirinya sendiri,
terhadap masa depan dan dunianya, pemikiran tidak sesuai lagi dengan realitas,
tidak dapat menilai realitas dan tidak dapat dimengerti oleh orang lain.juga
ingatan mereka menjadi lemah, serta kesulitan dalam mengambil keputusan.
Depresi merupakan reaksi yang normal bila berlangsung dalam waktu yang
pendek dengan segera diatasi dan atau mendapat pertolongan dari profesioanal di
bidangnya. Namun depresi akan menjadi gangguan mental parah bahkan menjadi
14
penyakit jiwa jika yang bersangkutan tidak segera mendapatkan pertolongan baik
secara medis maupun psikologis atau akan terjadi bunuh diri.
3.2 Saran
Sebagai solusi untuk mengatasi depresi terhadap seseorang, oleh karena itu
sebaiknya dan penting bagi kita untuk waspada terhadap gangguan yang satu ini.
Deteksi awal untuk mengetahui apakah kita sedang mengalami depresi atau tidak,
salah satunya dengan melakukan tes Beck Depression Inventory (BDI)
15
DAFTAR PUSTAKA
16