Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MASALAH GANGUAN MENTAL


Diajukan untuk memenuhi tugas terstruktur
Mata Kuliah : Patologi Sosial
Dosen Pengampu : Dr. Nasehudin M.Pd

Disusun oleh kelompok 7 :


1. Alfiqri Maulana 1908104112
2. M. Ja’far Shodiq 1908104119

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI CIREBON
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim, Alhamdulillah, senantiasa kita ucapkan
puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan
kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga saya diberi kesempatan yang luar
biasa ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan tugas struktur untuk
Makalah mengenai tentang “Masalah Gangguan Mental”
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kami curahkan untuk
junjungan Nabi kita Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan
petunjuk Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah petunjuk
yang paling benar yakni Syariat agama Islam yang sempurna dan
merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
Adapun penulisan makalah ini merupakan bentuk dari pemenuhan Tugas
struktur dari mata kuliah Patologi Sosial.
Kami juga berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi setiap pembaca. Terimakasih juga untuk rekan rekan yang sudah
membantu ,sehingga makalah ini terselesaikan. Tak lupa dengan seluruh
kerendahan hati, kami meminta kesediaan pembaca untuk memberikan
kritik serta saran yang membangun mengenai penulisan makalah kami ini,
untuk kemudian kami akan merevisi kembali pembuatan makalah ini di
waktu berikutnya.

Cirebon,16 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................1
DAFTAR ISI.........................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................1
C. Tujuan...............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................2
2.1 Pengertian mental illness (gangguan mental) .................................................2
2.2 Masyarakat Modern dan Kekalutan Mental ...................................................5
2.3 Tanda & gejala mental illness (gangguan mental) .........................................7
2.4 Penyebab & faktor risiko mental illness (gangguan mental) .........................9
2.5 Pengobatan mental illness (gangguan mental) ...............................................11
BAB III PENUTUP.............................................................................................14
A. Kesimpulan.......................................................................................................14
B. Saran.................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................15

ii
BAB l
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gangguan jiwa adalah suatu penyakit yang bisa terjadi pada
semua orang dan tanpa mengenal ras,budaya,anak-anak,dewasa
miskin ataupun kaya,ganguan jiwa merupakan salah satu gangguan
mental yang di sebabkan oleh beragam faktor yang berasal dari
dalam maupun luar. Gangguan mental ini dapat dikenali dengan
perubahan pola pikir, tingkah laku dan emosi yang berubah secara
mendadak tanpa disertai alasan yang jelas. Stres yang menjadi
pemicu awal terjadinya gangguan jiwa akan membuat seseorang
tidak mampu beraktivitas secara normal. Jika stres ini tidak
ditangani secara cepat maka akan berlanjut pada gejala gangguan
kejiwaan.
Skizofrenia merupakan bentuk gangguan psikotik (penyakit
mental berat) yang relatif sering. Skizofrenia merupakan sindrom
dengan berbagai presentasi dan satu variabel, perjalanan penyakit
umumnya jangka panjang,serta sering kambuh.Meskipun skizofrenia
sering disalah artikan sebagai kepribadian terbelah (split
personality), diagnosisnya memiliki kesahihan yang baik, bahkan
pada berbagai usia dan budaya, meskipun tidak ada penanda
biokimia.1
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian mental illness (gangguan mental)?
2. Masyarakat Modern dan Kekalutan Mental?
3. Bagaimana Tanda & gejala mental illness (gangguan mental)?
4. Penyebab & faktor risiko mental illness (gangguan mental)?
5. Bagaimana Pengobatan mental illness (gangguan mental)

1
Trevor Turner,ABC Kesehatan Mental,2009,h.84

1
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian mental illness (gangguan mental).
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Tanda & gejala mental illness
(gangguan mental).
3. Untuk Mengetahui Penyebab & faktor risiko mental illness
(gangguan mental).
4. Untuk Mengetahui Bagaimana Pengobatan mental illness
(gangguan mental).

2
BAB ll
PEMBAHASAN
A. Pengertian mental illness (gangguan mental)
Menurut Kartini Kartono, gangguan mental merupakan bentuk
gangguan dan kekacauan fungsi mental (kesehatan mental),
disebabkan oleh kegagalan merekasinya mekanisme adaptasi dari
fungsi-fungsi kejiwaan atau mental terhadap stimulus eksternal dan
ketegangan-ketegangan, sehingga muncul gangguan fungsi atau
gangguan struktur pada satu bagian satu organ atau sistem kejiwaan.
Gangguan mental itu merupakan totalitas kestuan dari ekspresi
mental yang patologis terhadap stimuli sosial, dikombinasikan
dengan faktor-faktor penyebab sekunder lainnya.
Selain itu, mengutip definisi gangguan mental (mental disorder)
menurut perspektif Diagnostic Statistical Manual of Mental
Disorder (DSM). Adanya gangguan klinis yang bermakna berupa
sindrom atau pola perilaku dan psikologi, gejala klinis tersebut
menimbulkan “penderitaan” (distress), antara lain dapat berupa rasa
nyeri, tidak nyaman, tidak tentram, dan disfungsi organ tubuh.
Disamping itu, juga menimbulkan gejala “disabilitas” (disability)
dalam aktivitas kehidupan sehari-hari yang biasa dan diperlukan
untuk perwatan diri dan kelangsungan hidup.
Ada lebih dari 200 jenis mental illness yang telah diketahui,
dengan gejala dan tingkat keparahan yang beragam. Dari total
tersebut, jenis-jenis mental illness yang lebih umum meliputi:
1. Depresi
Depresi adalah jenis gangguan mental yang paling sering
terjadi. Jenis gangguan mental ini ditandai dengan kesedihan
yang terlalu lama hingga penderitanya bisa merasa putus asa,
bersalah, tidak berharga, tidak termotivasi, hingga berbagai
keluhan fisik yang tidak jelas penyebabnya.

3
2. Gangguan kecemasan
Gangguan kecemasan adalah perasan cemas yang sangat
kuat, berlebihan, serta berlangsung lama dan bisa memburuk
seiring waktu, hingga terasa sangat membebani. Jenis gangguan
ini meliputi serangan panik, gangguan obsesif kompulsif (OCD),
dan fobia.
3. Gangguan bipolar
Gangguan bipolar adalah penyakit mental yang ditandai
dengan perubahan suasana hati yang tidak biasa. Perubahan ini
bisa terjadi dari sangat bahagia menjadi sangat sedih dan putus
asa.
4. Gangguan makan
Gangguan makan adalah masalah mental yang melibatkan
pikiran Anda tentang makanan dan perilaku makan. Anda
mungkin makan lebih sedikit atau lebih banyak dari yang
dibutuhkan. Kondisi ini pun umumnya terkait dengan kecemasan
atau kekhawatiran berlebih terhadap berat dan bentuk tubuh.
5. Gangguan stres pascatrauma (PTSD)
Gangguan stres pascatrauma (PTSD) adalah gangguan
kesehatan mental yang terjadi setelah seseorang mengalami atau
melihat peristiwa traumatis. Peristiwa ini bisa berupa kejadian
yang mengancam jiwa, seperti bencana alam, kecelakaan mobil,
atau kekerasan seksual, atau pengalaman lain yang membuatnya
trauma.
6. Psikosis
Gangguan psikosis adalah tipe mental disorder parah yang
menyebabkan pemikiran dan persepsi seseorang tidak normal.
Kondisi ini ditandai dengan delusi dan halusinasi pada
penderitanya. Adapun skizofrenia merupakan salah satu jenis
gangguan psikosis yang umum terjadi.

4
B. Masyarakat Modern dan Kekalutan Mental
Semakin pesatnya usaha pembangunan, modernisasi, dan
industrialisasi yang berakibat semakin kompleksnya masyarakat,
memunculkan banyak masalah sosial dan gangguan mental di kota-
kota besar makin banyak warga masyarakat yang tidak mampu
melakukan adjustment atau penyesuaian diri dengan cepat terhadap
macam-macam perubahan sosial. Mereka banyak mengalami
frustrasi, konflik eksternal dan internal, ketegangan batin dan
menderita gangguan mental.
Individu-individu yang tidak mampu melakukan adaptasi juga
tidak dapat menyesuaikan tindakannya dengan norma dan kebiasaan
sosial. Mereka akan selalu mengalami banyak ketegangan dan
tekanan batin yang disebabkan oleh sanksi batin ataupun sanksi
sosial. Tuntutan sosial dari lingkungan sosial dan proses modernisasi
menjadi semakin banyak dan berat. Misalnya, pendidikan harus
menjadi semakin tinggi jika ingin mendapatkan pekerjaan. rumah
dan mobil harus menjadi semakin mewah kalau mau digolongkan ke
dalam kelompok elite dan seterusnya. Jika gangguan emosional dan
ketegangan batin itu berlangsung terus-menerus, akan menjadi
kronis dalam waktu panjang yang memunculkan macam-macam
gangguan mental.
Di tengah hiruk-pikuk kehidupan kota yang serba tergesa-gesa
dan banyak menuntut, orang harus selalu berpacu dan bersaing
dalam “perlombaan hidup”. Suasana kompetitif banyak diwarnai
oleh tingkah laku yang tidak wajar, yaitu tingkah laku criminal,
spekulatif, manipulative, licik, intrik-intrik atau tingkah laku
munafik dan cara hidup yang berbahaya lainnya. Hal ini
menimbulkan banyak ketakutan dan ketegangan batin bagi
penduduknya sehingga menjadi penyebab utama timbulya macam-
macam penyakit mental.
Kehidupan modern di kota-kota besar lebih menonjolkan
kepentingan diri sendiri dan indvidualisme sehingga mata dan hati

5
menjadi keras membeku terhadap kondisi orang lain. Kontak sosial
menjadi longgar, orang menjadi semacam atom-atom yang terlepas
satu sama lain dan terurai menjadi sayatan-sayatan fraksi yang
mengutamakan kebanggaan atau kesombongan diri. Dalam
masyarakat sedemikian ini orang selalu merasa cemas, merasa selalu
tidak aman, juga kesepian dan takut.
Lagi pula, oleh kemajuan-kemajuan yang pesat disebabkan oleh
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, mekanisasi,
industrialisasi dan urbanisasi, kehidupan modern menjadi semakin
terurai dalam spesialisasi-spesialisasi dan pengotakan-pengotakan
yang tidak terintegrasi. Sehingga mengakibatkan masyarakatnya
semakin terpecah-belah dan sulit diatur. Lalu menampilkan
symptom disintegrasi sosial dan disintegrasi diri pada perorangan
yang menjadi sebab utama bagi timbulnya gangguan mental.
Masyarakat modern yang banyak memburu keuntungan
komersial dan penuh rivalitas itu banyak mengandung unsur
eksplosif mudah pecah dan meledak dalam bentuk : tindak
kekerasan, nekad yang membahayakan diri sendiri maupun orang
lain, asusila, criminal, koruptif, memberontak, dan lain sebagainya.
Sebagai akibatnya, banyak penduduk menjadi tegang syarafnya dan
mengalami panik yang sewaktu-waktu bisa meletupkan fenomena
penyakit atau gangguan mental. Maka, kebudayaan modern penuh
dengan rivalitas, kompetisi dan pacuan ini selalu merefleksikan diri
dalam bentuk kebudayaan eksplosif atau kebudayaan tegangan tinggi
(high tension culture) dengan iklim perlombaan dan rebut-rebutan
yang sangat melelahkan jiwa-raga penduduknya dan menstimulir
banyak gangguan psikis.
Ditambah pula dengan pengaruh lingkungan dan media massa
seperti Koran, film, majalah dan iklan-iklan yang merangsang untuk
menuntut standar penghasilan tinggi dan kemewahan materiil. Jika
semua usaha memenuhi ini tidak berhasil karena kemampuan untuk
mencapainya tidak ada, sedangkan ambisi dan tuntutan semakin

6
menanjak maka akan muncul rasa malu, takut, bingung, kecewa dan
rendah diri.
Muncul pula agresivitas, ketakutan, serta kecemasan yang kronis
atau rendah diri yang dikompensasikan dalam bentuk pola-pola yang
membesarkan diri dan narsisme, serta semakin suburnya kebudayaan
tegangan tinggi yang sangat eksplosif. Karena bertumpuknya
macam-macam konflik dan tegangan sosial, serta banyak terjadi
disharmoni dan konflik sosial tanpa consensus di tengah rakyat.
Kemudian, berlangsung proses disorganisasi pribadi dan
disorganisasi sosial yang memunculkan gangguan mental.
Gangguan emosional dan mental juga banyak timbul dalam
masa-masa transisi, dimana berlangsung peralihan kebudayaan.
Misalnya dari periode agraris beralih ke fase mekanisasi. Ketika hal
itu terjadi menimbulkan diskontinuitas atau ketidaksinambungan
antara lompatan-lompatan cultural (loncatan antara dua periode
kebudayaan). Mengakibatkan tidak sedikit orang yang menjadi
bingung dan sangat ketakutan serta menderita gangguan mental, dari
stadium paling ringan hingga berat dari kegilaan.
Perubahan sosial yang serba cepat merupakan proses organis
yang sangat dinamis, yang menyebabkan banyak ketidakstabilan dan
kurang adanya kesepakatan antara masing-masing anggota
masyarakat mengenai pola kehidupan sehari-hari. Ini mengakibatkan
banyak individu dan kelompok yang menggunakan cara
penyelesaian masalah semaunya atau anarkis. Lembaga dan
organisasi sosial yang seharusnya mengatur dan melayani kebutuhan
masyarakat banyak yang tidak terkendali, lalu menjadi patologis
secara spikis atau sosial. Semua itu pada hakikatnya merupakan efek
samping dari modernisasi dan perkembangan zaman.
C. Tanda & gejala mental illness (gangguan mental)
Ciri-ciri, tanda-tanda dan gejala gangguan mental dan jiwa bisa
beragam, tergantung pada jenis, tingkat keparahan, dan faktor

7
lainnya. Kondisi ini umumnya memengaruhi emosi, pikiran, dan
perilaku seseorang.
1. Gejala umum mental illness
Berikut adalah tanda-tanda dan gejala mental illness atau
disorder yang umum terjadi:
a) Sering merasa sedih.
b) Kehilangan kemampuan untuk berkonsentrasi.
c) Ketakutan atau kekhawatiran yang berlebihan atau perasaan
bersalah yang menghantui.
d) Perubahan mood atau suasana hati yang drastis.
e) Tampak menarik diri dari teman dan lingkungan sosial.
f) Kelelahan yang signifikan, energi menurun, atau mengalami
masalah tidur.
g) Ketidakmampuan untuk mengatasi stres atau masalah sehari-
hari.
h) Paranoid serta delusi dan halusinasi.
i) Tidak mampu memahami situasi dan orang-orang.
j) Kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol secara
berlebihan atau menggunakan narkoba.
k) Perubahan besar dalam kebiasaan makan.
l) Perubahan pada gairah atau dorongan seksual.
m) Marah berlebihan dan rentan melakukan kekerasan.
n) Kerap merasa tak berdaya atau putus asa.
o) Berpikir untuk bunuh diri.
Selain gejala terkait mental, tanda-tanda terkait kesehatan fisik
pun kadang muncul pada penderita mental disorder. Ini termasuk
sakit perut, sakit atau nyeri punggung, sakit kepala, atau nyeri di
bagian lain dari tubuh yang tidak diketahui penyebab pastinya.

8
D. Penyebab & faktor risiko mental illness (gangguan mental)
Umumnya, gangguan kesehatan mental terjadi karena kombinasi
antara berbagai faktor. Berikut ini adalah beberapa kondisi yang bisa
menjadi penyebab mental disorder:
a) Faktor genetik.
b) Faktor biologis, seperti ketidakseimbangan kimiawi di
otak, cedera otak traumatik, atau epilepsi.
c) Faktor psikologis dari trauma yang signifikan, seperti
pelecehan, pertempuran militer, kecelakaan, kejahatan dan
kekerasan yang pernah dialami, atau isolasi sosial atau kesepian.
d) Faktor paparan lingkungan saat di dalam kandungan, seperti zat
kimia, alkohol, atau obat-obatan.
e) Faktor lingkungan lainnya, seperti kematian seseorang yang
dekat dengan Anda, kehilangan pekerjaan, atau kemiskinan dan
terlilit utang.
Apa yang meningkatkan risiko seseorang terkena mental illness?
Walaupun gangguan mental dapat menyerang siapa saja, ada beberapa
orang yang berisiko lebih tinggi, yaitu:
a) Orang-orang yang dilahirkan dengan kelainan pada otak atau
mengalami kerusakan otak akibat cedera serius.
b) Orang yang memiliki anggota keluarga atau keluarga dengan
gangguan mental.
c) Memiliki kondisi medis kronis, seperti kanker.
d) Orang-orang yang memiliki pekerjaan yang memicu stres,
seperti dokter dan pengusaha.
e) Orang yang memiliki masalah pada masa kanak-kanak atau
masalah gaya hidup.
f) Orang-orang yang mengalami kegagalan dalam hidup, seperti
sekolah atau kehidupan kerja.
g) Orang yang menyalahgunakan alkohol atau narkoba.
h) Orang yang pernah mengalami penyakit mental sebelumnya.

9
1. Komplikasi mental illness (gangguan mental)
Gangguan mental dan jiwa yang tidak diobati dapat
menyebabkan berbagai masalah pada kesehatan emosional, perilaku,
hingga fisik yang parah.
Komplikasi mental illness yang mungkin terjadi
Berbagai komplikasi yang perlu diwaspadai, antara lain:
a) Ketidakbahagiaan dan penurunan kenikmatan hidup.
b) Konflik keluarga.
c) Sulit berhubungan dengan orang lain.
d) Isolasi sosial.
e) Masalah tembakau, alkohol, dan obat-obatan lainnya.
f) Bolos kerja atau sekolah, atau masalah lain yang terkait
pekerjaan atau sekolah.
g) Masalah hukum dan keuangan.
h) Kemiskinan dan tunawisma.
i) Menyakiti diri dan merugikan orang lain, termasuk bunuh diri
atau membunuh orang lain.
j) Sistem kekebalan tubuh lemah, sehingga tubuh kesulitan
melawan infeksi.
k) Penyakit jantung dan kondisi medis lainnya.
2. Diagnosis untuk mental illness (gangguan mental)
Meskipun umum, gangguan mental harus didiagnosis oleh
dokter. Untuk mendiagnosis kesehatan mental, dokter dapat:
a) Menanyakan perasaan Anda beserta gejala yang Anda alami.
b) Menanyakan informasi seputar riwayat kesehatan keluarga.
c) Melakukan pemeriksaan fisik lengkap untuk mengesampingkan
masalah fisik yang mungkin dapat menjadi penyebab gejala
Anda.
d) Melakukan tes atau pemeriksaan diagnostik lain, seperti cek
fungsi tiroid atau skrining alkohol dan obat-obatan, untuk
memastikan apakah gejala Anda disebabkan oleh kondisi medis
lainnya.

10
e) Melakukan evaluasi psikologis, dengan menjawab berbagai
pertanyaan tentang pikiran, perasaan, dan perilaku Anda.
f) Setelah melakukan diagnosis, dokter dapat memberikan obat dan
saran mengenai cara untuk mengontrol emosi, atau
merekomendasikan psikiater untuk Anda.
E. Pengobatan mental illness (gangguan mental)
Pasien biasanya enggan untuk mencari bantuan profesional
terkait masalah mental illness. Padahal, pengobatan dari profesional
yang terlatih dapat membantu Anda dalam beberapa hal, seperti:
1. Menangani masalah tertentu yang menyebabkan gangguan
mental.
2. Mengatasi atau menghadapi pengalaman tertentu yang tidak
menyenangkan yang menjadi penyebab mental disorder.
3. Meningkatkan hubungan sosial Anda.
4. Mengembangkan cara hidup yang lebih bermanfaat dari hari ke
hari.
Sayangnya, belum ada obat yang dapat menyembuhkan semua
gangguan mental sekaligus. Setiap orang mungkin mengalami
gangguan mental yang berbeda-beda. Anda harus memilih
pengobatan atau kombinasi perawatan yang terbaik, sesuai kondisi
Anda.
Pilihan pengobatan mental illness
Beberapa pengobatan yang dapat dipilih, meliputi:
3. Psikoterapi
Pada psikoterapi, Anda dan ahli kesehatan mental akan
membicarakan kondisi dan masalah yang Anda alami, yang mungkin
mengganggu mental Anda. Melalui pembicaraan tersebut, ahli
kesehatan mental akan membantu Anda belajar tentang kondisi dan
suasana hati, perasaan, pikiran, dan perilaku Anda, serta bagaimana
mengatasi dan mengelola stres.
Psikoterapi memiliki beragam jenis. Salah satu yang sering
dilakukan, yaitu cognitive behavioral therapy (CBT).

11
4. Obat-obatan
Obat-obatan memang tidak dapat menyembuhkan gangguan
mental dan jiwa yang Anda alami. Meski demikian, obat-obatan
tertentu bisa mengurangi gejala secara signifikan serta membantu
pengobatan lainnya lebih efektif.
Jenis obat untuk mental illness ini beragam. Dokter akan
memberikan obat yang sesuai dengan kondisi masing-masing
penderitanya. Adapun beberapa obat yang umumya diberikan, yaitu:
a) Obat antidepresan, untuk mengatasi depresi dan gangguan
kecemasan.
b) Obat anti-anxiety atau antikecemasan, untuk mengatasi
gangguan kecemasan atau serangan panik. Ini juga termasuk obat
tidur untuk mengatasi masalah tidur Anda yang parah akibat
mental disorder.
c) Obat antipsikotik, untuk mengatasi skizofrenia atau psikosis.
d) Obat untuk membantu menstabilkan mood, untuk mengobati
gangguan bipolar.
5. Perawatan di rumah sakit jiwa
Selain dua jenis pengobatan mental illness yang umum di atas,
Anda pun mungkin membutuhkan bentuk perawatan lainnya. Ini
termasuk perawatan intensif di rumah sakit jiwa pada kondisi
gangguan mental yang sangat parah.
Umumnya, jenis perawatan ini disarankan bagi penderita yang
tidak dapat merawat diri sendiri dengan baik atau berada dalam
kondisi bahaya karena kecenderungan melukai diri sendiri atau
orang lain.
Anda juga mungkin bisa menggunakan terapi lainnya sebagai
pengobatan alternatif atau pelengkap untuk gangguan mental, seperti
yoga, akupunktur, meditasi, atau pengobatan herbal. Biasanya,
pengobatan alternatif ini dapat membantu Anda mengelola stres
serta gejala umum terkait masalah mental.

12
6. Pengobatan mental illness (gangguan mental) di rumah
Sebagian besar kasus mental illness tidak dapat membaik tanpa
adanya bantuan profesional. Meski demikian, ada beberapa cara
yang juga bisa Anda lakukan untuk membantu proses pengobatan
dan pemulihan dari gangguan mental yang Anda miliki.
Cara-cara ini umumnya terkait dengan perubahan gaya hidup,
perawatan di rumah, serta penyusunan rencana selama menjalani
pengobatan dan masa pemulihan.
Berikut cara-cara yang dapat dilakukan:
a. Jalankan terapi sesuai dengan yang disarankan dan tidak
melewatkan satu sesi pun, meski Anda sudah merasa lebih baik.
b. Hindari konsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang, yang dapat
menghalangi pengobatan.
c. Tetap aktif, seperti berolahraga, berkebun, atau aktivitas fisik
lainnya yang menyenangkan, dapat membantu mengatasi
gejala dan merupakan salah satu gaya hidup penderita depresi,
stres, dan gangguan kecemasan, yang perlu dilakukan.
d. Praktikkan gaya hidup sehat, seperti menerapkan pola makan
untuk kesehatan mental, istirahat dan tidur yang cukup, serta
aktivitas fisik yang teratur untuk menjaga kesehatan
mental Anda.
e. Jangan membuat keputusan penting saat gejala Anda sedang
parah, karena Anda sedang tidak bisa berpikir jernih.
f. Belajar bersikap positif dan fokus pada hal-hal positif yang
membuat hidup Anda lebih baik.
g. Bergabung dengan support group yang memiliki kondisi mental
serupa, untuk dapat membantu Anda mengatasi masalah yang
sama.
h. Cobalah utuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan berkumpul
dengan keluarga atau teman secara teratur.

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Semakin pesatnya arus perkembangan zaman dengan kemajuan
teknologi, mekanisasi, industrialisasi, dan urbanisasi menjadikan
ketidakmampuan masyarakat dalam beradaptasi terhadap keadaan ini
sehingga menyebabkan terjadinya gangguan mental (mental
disorder).
Mental Disorder merupakan bentuk gangguan dan kekacauan
fungsi mental (kesehatan mental), disebabkan oleh kegagalan
merekasinya mekanisme adaptasi dari fungsi-fungsi kejiwaan atau
mental terhadap stimulus eksternal dan ketegangan-ketegangan,
sehingga muncul gangguan fungsi atau gangguan struktur pada satu
bagian satu organ atau sistem kejiwaan.
Ekspresi dari kekalutan mental diantaranya banyak konflik batin,
komunikasi sosialnya terputus dan ada disorientasi sosial, ada
gangguan intelektual dan gangguan emosional yang serius. Masalah
kebutuhan manusia dan mental disorder yakni kebutuhan fisik
biologis, organis, atau kebutuhan vital, kebutuhan sosial, bersifat
kemanusiaan atau sosiokultural, kebutuhan metafisis, religius atau
transdental
B. Saran
Adapun yang menjadi saran-saran yang dapat penulis sampaikan
adalah sebagai berikut :
1. Kepada pihak pemerintah baik dikabupaten/kota agar selalu
memberi fasilitas dan berbagai program pendukung kepada
rumah sakit jiwa agar pelayanan di rumah sakit tersebut berjalan
dengan lancar.
2. Kepada setiap pribadi untuk selalu menjaga diri agar tidak
terjadinya retardasi mental (keterbelakangan mental) dengan cara

14
selalu melakukan hubungan baik sesama manusia dan dengan
penciptanya.
DAFTAR PUSTAKA

Kartono, Kartini, Patologi Sosial, Jilid I, (Jakarta, PT Raja Grafindo, 2007),


Ed. II, Cet. X
https://hellosehat.com/mental/penyakit-mental/?amp=1

15

Anda mungkin juga menyukai